SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

I. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

Dosen pengasuh: Ir. Martono Anggusti.,S.H.,M.M,.M.Hum

Winardi 1 Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OP-030 Uji Validasi Program Caline4 terhadap Dispersi Gas NO2 dari Sektor Transportasi di Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA)

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

Transkripsi:

SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kadar Nitrogen Dioksida (NO₂) dan Karbonmonoksida (CO) di udara ambien Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Objek pada penelitian ini yaitu udara ambien dengan parameter NO 2 dan CO di 4 Titik Lokasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis Griess Saltzman untuk pengukuran (NO₂) dan analisis Nondispersive Analyzer untuk analisis (CO). Hasil analisis diperoleh bahwa konsentrasi kadar NO₂ di Titik 1 yaitu 43,53 g/m 3, Titik 2 yaitu 56,88 g/m 3, Titik 3 yaitu 55,29 g/m 3 dan hasil pada Titik 4 yaitu 54,82 g/m 3. Kadar CO di Titik 1 yaitu 17.143 g/m 3, Titik 2 yaitu 14.742 g/m 3. Titik 3 yaitu 14.587 g/m 3 dan pada Titik 4 yaitu 14.514 g/m 3. Dapat disimpulkan bahwa kualitas udara ambien di Kota Gorontalo saat ini belum melebihi nilai ambang batas berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 dengan standar baku mutu NO₂ yaitu 400 g/m 3 dan baku mutu CO yaitu 30.000 g/m 3. Saran untuk Pemerintah yaitu melaksanakan pemantauan lingkungan secara rutin di tempat-tempat yang berbeda agar dapat diketahui kadar pencemar udara dari masing-masing tempat tersebut, memperbanyak jalur-jalur hijau (penanaman pohon) disekitar jalan-jalan utama, diharapkan juga kepada pemerintah untuk dapat menerapkan kembali kendaraan angkutan umum. Untuk masyarakat diharapkan agar dapat menciptakan upaya sadar lingkungan dan menanam pepohonan di lingkungan sekitar. Kata kunci: Nitrogen Dioksida (NO₂),Karbonmonoksida (CO), Udara Ambien

PENDAHULUAN Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukung bagi mahkluk hidup untuk hidup secara optimal (Djuraidah, 2006). Pencemaran udara akan terjadi jika ke dalam udara itu masuk sejumlah bahan pencemar seperti asap, gas, debu, dan sebagainya dalam jumlah dan bentuk tertentu yang dapat menimbulkan gangguan terhadap kehidupan. Udara yang tercemar pada mulanya akan mengganggu saluran pernafasan, namun ada pula yang dapat menyebabkan kematian. Bahan penting yang mencemari udara antara lain Nitrogen Dioksida yang berasal dari kendaraan bermotor dan industri, Karbon Monoksida terutama yang dikeluarkan kendaraan bermotor (Daryanto, 2004). Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara yang di lakukan oleh Badan Lingkungan Hidup, Riset, dan Teknologi Informasi di Provinsi Gorontalo khususnya Kota Gorontalo pada tahun 2009-2011 bahwa telah terdeteksi mengalami peningkatan. Untuk kadar CO yang terukur di beberapa titik telah terdeteksi 4.216-19.265 g/m 3 dan yang mengalami peningkatan signifikan oleh kadar CO ini yaitu pada jalur perbelanjaan, dengan kadar yang terdeteksi yaitu 19.265 g/m 3 (Balihristi, 2011). Dampak yang ditimbulkan pada kesehatan apabila tingginya karbonmonoksida antara lain dapat menyebabkan seseorang keracunan gas CO, Akibat lebih lanjut yaitu dapat terjadi pula pada penurunan berat janin, berkurangnya intelegensi otak anak, bahkan dapat menyebabkan kematian (Susanta, 2007). Hasil pengukuran oleh Balihristi tahun 2009-2011 di beberapa titik terdeteksi kadar NO₂ yaitu 16,8-21,6 g/m 3, menunjukkan bahwa semakin banyaknya aktivitas yang dilakukan masyarakat maka peningkatan oleh parameter pencemar udara pun akan semakin meningkat. Gangguan perekonomian dapat pula terjadi akibat tercemarnya udara, NO₂ merupakan penyebab berkurangnya hasil produksi, Benda-benda dapat menjadi rusak atau hancur karena adanya polutan yang bersifat asam. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Satria Nugroho (2009) tentang analisis kualitas udara, dimana hasil analisis data kualitas udara yang dilakukan dijumpai beberapa kali lonjakan pada parameter kimia tertentu. Hal tersebut dapat disebabkan oleh tingkat kepadatan lalu lintas yang terjadi pada lokasi pengukuran. Beberapa parameter kimia yang diukur dan dinilai menjadi ancaman yang berbahaya bagi makhluk hidup antara lain gas Sulfur Dioksida (SO₂), Karbonmonoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO₂), Ozon (O₃), dan Timah Hitam (Pb). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian terhadap kualitas udara ambien di

Kota Gorontalo dengan judul Analisis Kadar Nitrogen Dioksida (NO₂) dan METODE PENELITIAN Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima Agusalim), Titik 2 (kompleks Universitas Negeri Gorontalo), Titik 3 (kompleks Pasar Sentral), dan Titik 4 yaitu (kompleks Toko Madina Baru) Kota Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dimana untuk memberikan gambaran tentang kadar Nitrogen Dioksida (NO₂) dan Karbonmonoksida (CO) di udara ambien Kota Gorontalo. Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu udara ambien Karbonmonoksida (CO) Di Udara Ambien Kota Gorontalo dengan parameter kadar Nitrogen Dioksida (NO₂), dan Karbonmonoksida (CO) di udara ambien Kota Gorontalo. Obyek dalam penelitian ini yaitu udara ambien dengan parameter yang diukur yaitu kadar Nitrogen Dioksida (NO 2 ) dan Karbonmonoksida (CO) di 4 titik lokasi yaitu Titik 1 (Simpang Lima Agusalim), Titik 2 (kompleks Universitas Negeri Gorontalo), Titik 3 (kompleks Pasar Sentral), dan Titik 4 yaitu (kompleks Toko Madina Baru) Kota Gorontalo. Dimana ke 4 titik lokasi ini termasuk dalam kriteria SNI 19-7119.6-2005. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengukuran Kadar Nitrogen Dioksida (NO₂) Di Jalur Transportasi dan Perbelanjaan Konsentrasi Kadar NO₂ Di Jalur Transportasi dan Perbelanjaan Kota Gorontalo 60 50 40 30 20 10 0 43,53 56,88 55,29 54,82 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 400 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Standar Baku Mutu NO 2 Sumber: Data Primer Secara umum hasil pengukuran yang diperoleh baik titik yang mewakili jalur transportasi dan jalur perbelanjaan di Kota Gorontalo ratarata konsentrasi kadar NO 2 berkisar antara 43,53 µg/nm 3-56,88 µg/nm 3. Dimana dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar NO₂

paling tinggi di jalur transportasi terdapat di Titik 2 (Universitas Negeri Gorontalo) dengan konsentrasi yaitu 56,88 µg/nm 3. Sedangkan hasil dari kadar NO₂ tertinggi di jalur perbelanjaan terdapat di Titik 3 (kompleks Pasar Sentral) Kota Gorontalo dengan konsentrasi 55,29 µg/nm 3. Untuk konsentrasi NO₂ yang paling rendah terdapat di titik lokasi Simpang Lima Agusalim dengan konsentrasi yaitu 43,53 µg/nm 3. Oksida nitrogen (NO x ), yang terdiri dari Nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO₂), dihasilkan dari sumber alamiah, kendaraan bermotor dan proses pembakaran bahan bakar. NO x diemisikan dari pembakaran pada temperatur tinggi, sebagai hasil reaksi nitrogen dan oksigen. Nitrogen monoksida (NO) dihasilkan dari hasil buangan proses pembakaran transportasi dan akan segera teroksidasi di atmosfer membentuk NO 2 (Susanta, 2007). Hal ini pula sejalan dengan penelitian Subaid (2002), dimana suhu udara yang tinggi dapat menyebabkan naiknya massa udara, yang menyebabkan ikut naiknya gasgas yang ada dipermukaan sehingga konsentrasi gas-gas yang ada di permukaan berkurang. Dengan demikian semakin tinggi suhu udara maka dapat menyebabkan konsentrasi gas-gas dipermukaan berkurang. Tingginya konsentrasi NO 2 disebabkan jumlah kendaraan bermotor pada ruas-ruas jalan utama, dan ramainya aktivitas kendaraan bermotor pada jam-jam tertentu di titik pengukuran. Kemacetan lalu lintas biasanya terjadi di titik lokasi tersebut biasanya pada pagi hari sekitar jam 07.00, sore hari pada jam 05.00 sampai dengan jam 19.00 Wita. Sedangkan rendahnya konsentrasi NO 2 disebabkan oleh sedikitnya aktivitas kendaraan pada saat pengukuran berlangsung. Efek yang dapat ditimbulkan apabila kadar gas NO 2 tinggi yaitu seseorang yang terpapar terlalu lama oleh gas ini, dapat mengalami peradangan paruparu, dan pada konsentrasi yang normal hanya akan menimbulkan iritasi yang tidak membahayakan. Hal ini menunjukkan bahwa zat pencemar NO₂ untuk saat ini tidak berdampak buruk bagi kesehatan manusia karena masih berada dalam kategori baik atau masih berada dibawah nilai ambang batas yang ditentukan Berdasarkan PP. RI Nomor 41 tahun 1999 dengan nilai baku mutu NO 2 adalah 400 µg/nm 3 dan waktu pengukuran selama 1 jam atau pengukuran sesaat.

2. Hasil Pengukuran Kadar Karbon Monoksida (CO) Di Jalur Transportasi dan Perbelanjaan Kota Gorontalo 30000 Konsentrasi Kadar CO Di Jalur Transportasi dan Perbelanjaan Kota Gorontalo 30.000 25000 20000 15000 10000 5000 0 17.143 14.742 14.857 14.514 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Standar Baku Mutu CO Sumber: Data Primer Hasil pengukuran kadar CO di jalur transportasi dan perbelanjaan Kota Gorontalo rata-rata konsentrasi kadar CO berkisar antara 14.514 µg/nm 3-17.143 µg/nm 3. Konsentrasi CO yang paling tinggi terdapat di Titik 1 (Simpang Lima Agusalim) dengan konsentrasi 17.143 µg/nm 3. Sedangkan untuk hasil pengukuran kadar CO tertinggi di jalur perbelanjaan terdapat di Titik 3 (kompleks Pasar Sentral) dengan hasil yaitu 14.587 µg/nm 3 dan konsentrasi CO yang rendah terdapat pada Titik 4 (kompleks Toko Madina Baru) dengan hasil yaitu 14.514 µg/nm 3 dengan standar baku mutu CO yaitu 30.000 µg/nm 3 dan waktu pengukuran yang dilakukan yaitu selama 1 jam. Gas CO yang terdapat di udara terbentuk dari salah satu proses misalnya pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon, reaksi antara karbondioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi, dan pada suhu tinggi pula CO₂ terurai menjadi CO dan O₂. pembebasan CO ke udara sebagai aktivitas manusia lebih nyata misalnya dari transportasi. Konsentrasi CO di udara satu hari dipengaruhi oleh kesibukankesibukan atau aktivitas-aktivitas kendaraan bermotor yang ada, semakin ramai kendaraan bermotor yang ada, maka semakin tinggi polusi CO di udara (Daryanto,2004). Hal ini pula sejalan dengan hasil penelitian Sayoga, bahwa dapat dilihat dengan semakin tua umur (masa pakai) kendaraan maka semakin banyak gas CO yang dihasilkan, karena semakin tua umur sepeda motor maka komponenkomponen mesin (yang berperan penting pada proses pembakaran) telah banyak mengalami keausan sehingga kadar CO di udara pun ikut meningkat. Keadaan Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi

tergantung dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari. Dengan hasil tersebut dapat di ketahui bahwa sumber pencemar udara paling banyak di Kota Gorontalo yaitu Karbonmonoksida (CO) yang di keluarkan oleh kendaraan. Tingginya konsentrasi CO di Titik 1 (Simpang Lima Agusalim), karena pada saat pengukuran berlangsung, aktivitas kendaraan di lokasi ini cukup ramai, sehingga mengakibatkan kadar gas CO di udara pun ikut meningkat dan disebabkan pula oleh suhu, SIMPULAN Kadar Nitrogen Dioksida (NO₂) di Kota Gorontalo untuk saat ini belum melebihi nilai ambang batas berdasarkan PP. RI No. 41 tahun 1999 dengan standar baku mutu udara ambien untuk parameter NO₂ yaitu 400 µg/nm 3. Kadar Karbonmonoksida (CO) belum SARAN Untuk Pemerintah, diharapkan agar kiranya dapat bekerja sama dengan lintas sektor untuk dapat melaksanakan pemantauan lingkungan secara rutin di tempattempat yang berbeda agar dapat diketahui kadar pencemar udara dari masing-masing tempat tersebut, menata transportasi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, memperbanyak jalur-jalur hijau (penanaman pohon) disekitar jalanjalan utama untuk menekan penyebaran gas pencemar udara, kelembaban, arah angin, dan kecepatan angin. Efek yang akan ditimbulkan jika konsentrasi CO berada pada kondisi tertentu seseorang akan mengalami kerusakan otot jantung dan Susunan Syaraf Pusat dengan keluhan yang dapat dirasakan yaitu merasa pusing, penglihatan menjadi kabur. Bahkan pada konsentrasi yang tinggi sampai berujung pada kematian. tetapi dari semua hasil pengukuran CO yang dilakukan, konsentrasi untuk setiap titiknya belum melebihi nilai ambang batas yang ditentukan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 Tentang Standar Baku Mutu Udara Ambien. melebihi nilai ambang batas atau masih memenuhi standar berdasarkan PP. RI No. 41 tahun 1999 dengan standar baku mutu udara ambien untuk parameter Karbonmonoksida yaitu 30.000 µg/nm 3. diharapkan juga kepada pemerintah untuk dapat menerapkan kembali kendaraan angkutan umum yang memenuhi syarat, serta uji emisi pada semua kendaraan. Untuk Masyarakat, diharapkan agar dapat menciptakan upaya sadar lingkungan dengan memperhatikan kondisi lingkungan misalnya dengan melakukan perawatan terhadap kendaraan pribadi dan menanam pepohonan di lingkungan sekitar untuk mengurangi pencemaran udara sehingga dapat tercipta lingkungan yang nyaman dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA Balihristi, 2007. Status Lingkungan Hidup Daerah. Balihristi Provinsi Gorontalo. Badan Standarisasi Nasional, SNI 19-7119-6-2005 Lokasi Pemantauan Udara. (http://sisni.bsn.go.id/. Diakses Tanggal 07 Maret 2013). Daryanto, 2004. Masalah Pencemaran. Bandung: Tarsito. Djuraida, A. 2006. Optimasi Penetuan Lokasi Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien Di Kota Surabaya. Skripsi Jurusan Statistik Institut Teknologi 10 November, Surabaya. Nugroho, S. 2009. Analisis Kualitas Udara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tahun 2002-2008 Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas VII SLTP/MTs. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sayoga, Adi Made I. 2006. Pengaruh Masa Pakai Dan Tingkat Transmisi terhadap Kadar Emisi Gas Buang Sepeda Motor Honda Astrea Grand. Skripsi. Universitas Mataram NTB Jurusan Tehnik Mesin. Subaid, Sheryl M. 2002. Pengaruh Suhu Udara, Curah Hujan, Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin Terhadap Fluktuasi Konsentrasi Gas-gas NO₂, O₃ dan SO₂ Di Area PLTP Gunung Salak Sukabumi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Institut Pertanian Bogor Geofisika dan Meteorologi. Susanta, G dan Sutjahjo, H. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan Global. Jakarta: Penebar Swadaya.