FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

Perpsepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi (studi kasus di Surakarta dan Yogyakarta) Oleh:

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin. mengancam eksistensi profesi akuntan indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan profesionalismenya. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di dunia maju sekarang ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

Etika Bisnis & Profesi

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pengacara dalam melaksanakan keahliannya akan memperoleh fee dari klien

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi dasar atau aturan bagi seseorang dalam menjalankan profesinya. Etika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ADVERTENSI JASA AKUNTAN PUBLIK (SURVEY DI UNIVERSITAS SE- SURAKARTA)

Persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Auditor Mengenai Kode Etik Akuntan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

bagi kehidupan modern, khususnya bisnis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

KUESIONER PENGARUH PERSEPSI ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. auditing masih sangat begitu kuat. Hal ini tampak dengan banyaknya bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya profesi akuntan telah banyak diakui oleh berbagai kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Jenjang Strata I Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: DEWANGGA YULIE FIRMANTO B 200 030 067 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional. Alasan yang mendasar diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Pada umumnya masyarakat sangat awam dengan yang dilakukan oleh suatu profesi, hal ini mengingat kompleksnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh profesi. Masyarakat tentunya akan menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena dengan demikian masyarakat akan terjamin memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan. Jika masyarakat pemekai jasa tidak memiliki kepercayaan terhadap suatu profesi misalnya dokter, pengacara ataupun akuntan, maka layanan profesi tersebut kepada klien dan masyarakat pada umumnya menjadi tidak efektif (Mulyadi dan Puradiredja, 1996:45). Dari sekian banyak profesi yang ada, salah satu profesi yang berkembang cukup pesat sekarang ini adalah akuntan. Sebagai bukti bahwa profesi akuntan berkembang dapat dilihat dari jumlah akuntan publik di Indonesia yang terus mengalami peningkatan dari tahun-ketahun (www.djlk.depkeu.go.id).

Sebagaimana profesi yang lain, profesi akuntan di indonesia pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat. Untuk persiapan yang berkaitan dengan profesionalisme profesi mutklak diperlukan. Seseorang akuntan dikatakan profesional apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu: berkeahlian (skill), berpengetahuan, dan berkarakter Machfoedz (1997) dalam Maryani dan Ludigdo (2001). Karakter menunjukkan personality seorang profesional, yang di antaranya diwujudkan dalam tindakan etisnya. Tindakan etis akuntan akan sangat menentukan keberadaannya dalam peta persaingan di antara rekan seprofesi, baik dari dalam negeri maupun dengan negara lainnya. Berkembangnya profesi akuntan yang telah banyak mendapat pengakuan dari berbagai kalangan seperti dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jasa akuntan. Di samping itu, perkembangan profesi akuntan publik juga didorong dengan adanya peraturan-peraturan pemerintah. Perusahaan yang berkeinginan go public di pasar modal salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah laporan keuangannya sudah diperiksa oleh akuntan publik dua tahun terakhir berturut-turut dengan pendapatan wajar. Meskipun demikian, masyarakat belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan. Krisis kepercayaan yang menimpa akuntan di Indonesia semakin terlihat jelas seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia. Masalah utama yang paling sering dipersoalkan berkaitan dengan kepercayaan masyarakat luas terhadap profesi akuntan adalah etika profesi dari para akuntan tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya.

Etika profesi dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). IAI adalah satu-satunya organisasi profesi akuntan Indonesia yang beranggotakan auditor dari berbagai tipe (auditor pemerintah, auditor intern dan auditor independen), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja sebagai pendidik, serta akuntan yang bekerja di luar profesi auditor, akuntan manajemen dan pendidik. IAI telah berupaya untuk melekukan penegakan etika profesi bagi akuntan. Namun demikian, Perilaku tidak etis dari para akuntan masih tetap ada. Hal ini terlihat dari laporan Dewan Kehormatan IAI untuk tiap-tiap periode selalu adanya kasus pelanggaran etika. Seperti misalnya pada kongres IAI ke-viii untuk periode tahun 1994-1998 dilaporkan bahwa pelanggaran tentang obyektivitas, komunikasi, standar teknis dan kerahasiaan. Di samping diketahui dari laporan Dewan Kehormatan IAI, pelanggaran-pelanggaran etika yang terjadi kadang kala tidak sempat dilaporkan atau diadukan atau bahkan lolos dari pengawasan pihak yang berkompeten. Memperlihatkan apa yang terjadi tersebut, dan mengingat bahwa masalah utama yang paling sering dipersoalkan berkaitan dengan etika profesi dari para akuntan tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya, maka perlu kiranya dilakukan kajian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku etis auditor. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis akuntan di mana

survei dilakukan pada para akuntan di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lima urutan teratas faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis akuntan adalah faktor religiusitas (67,46%), faktor pendidikan (17,75%), faktor organisasional (15,38%), faktor emotional quotient (10,65%), dan faktor lingkungan keluarga (7,69%). Hasil penelitian Maryani dan Ludigdo (2001) ini mendorong penulis untuk kembali melakukan penelitian serupa dengan beberapa perbedaan, di antaranya: (1) survey difokuskan pada para akuntan yang berada di Surakarta dan Yogyakarta, (2) analisis terhadap faktor-faktor penentu perilaku etis akuntan tidak secara deskriptif saja, tetapi menggunakan uji regresi sehingga bisa dilihat secara statistik mana faktor yang berpengaruh dan seberapa besar pengaruhnya terhadap perilaku etis akuntan. Perlu dikemukakan di sini bahwa perilaku etis seorang akuntan dikaitkan dengan kode etik akuntan publik. Dengan demikian akuntan dituntut untuk berperilaku etis dalam melaksanakan kode etik akuntan publik yang telah ditetapkan oleh IAI. Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survei pada auditor di Surakarta dan Yogyakarta). B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap perilaku etis auditor?

2. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap perilaku etis auditor? 3. Bagaimana pengaruh organisasional terhadap perilaku etis auditor? 4. Bagaimana pengaruh emotional quotient terhadap perilaku etis auditor? 5. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap perilaku etis auditor? C. Pembatasan Masalah Pembatasan ruang lingkup penelitian ditetapkan agar dalam penelitian berfokus pada pokok permasalahan yang ada beserta pembahasannya, sehingga tujuan penelitian tidak menyimpang dari sasaran. Berdasarkan perumusan masalah dan relevansinya dengan judul penelitian yang telah dikemukakan, maka ruang lingkup ini hanya dibatasi pada masalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis auditor yaitu: religiusitas, pendidikan, organisasional, emotional quotient, dan lingkungan keluarga. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka objek penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa KAP yang ada di Surakarta dan Yogyakarta. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh religiusitas terhadap perilaku etis auditor. 2. Mengetahui pengaruh pendidikan terhadap perilaku etis auditor. 3. Mengetahui pengaruh organisasional terhadap perilaku etis auditor. 4. Mengetahui pengaruh emotional quotient terhadap perilaku etis auditor. 5. Mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap peilaku etis auditor.

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu: 1. Bagi para auditor, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku etis auditor khususnya auditor di Surakarta dan Yogyakarta. 2. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan penulis dalam mengaplikasi pengetahuan teoritis ke dalam situasi empirik. 3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khasanah ilmu serta sebagai referensi yang berguna bagi peneliti selanjutnya. 4. Bagi Universitas, semoga hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan khasanah pustaka bagi perpustakaan. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran singkat, penelitian ini dibagi dalam lima bab yang secara garis besarnya bab demi bab disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulusan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan etika dan etika profesi akuntan, perilaku etis auditor, faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku etis auditor, tinjauan penelitian terdahulu, serta perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, populasi, sampel, dan metode pengambilan sampel, data dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel-variabel penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya, serta metode analisis data yang digunakan. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum responden; hasil pengujian validitas dan reliabilitas variabel penelitian; hasil pengujian asumsi klasik regresi berganda; pengaruh religiusitas, pendidikan, organisasional, emotional quotient dan lingkungan keluarga terhadap perilaku etis auditor di Surakarta dan Yogyakarta, serta pembahasan atas analisis data. BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dapat diambil dari analisa yang terdapat pada bab-bab sebelumnya, beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, dan saran-saran untuk penelitian berikutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN