PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR

PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIK MEREK TERDAFTAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP PRAKTEK PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MEREK TERKENAL ASING

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013 Online di

KAJIAN PEMBATALAN MEREK PUTUSAN NOMOR 08/HAKI/M/2007/ PN.NIAGA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ABSTRAK STUDI KASUS TERHADAP PENOLAKAN MEREK TERKENAL IKEA DI INDONESIA BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN MEREK YANG TELAH TERDAFTAR OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK ABSTRACT

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab III, maka dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. produk barang maupun jasa yang ditemukan di pasaran. Barang dan jasa yang

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEREK DAN PROSES PEMBUKTIAN

HAK MEWARIS ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM PERDATA

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan

UPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KARYA CIPTA MUSIK

PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keyword : Legal status, Applicant, Disputed Elections of Regional Heads, Constitutional Court ABSTRAK

ANALISA TERHADAP PUTUSAN NOMOR 66/MEREK/2012/PN.NIAGA.JKT.PST TENTANG MEREK DAGANG PT.WEN KEN DRUG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan:

PELANGGARAN HAK ATAS MEREK DAN MEKANISME PENYELESAIANNYA DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP DAFTAR MENU MAKANAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN HARGA

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID

KRITERIA PELANGGARAN HAK ATAS MEREK TERKENAL DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK EKSKLUSIF PEMILIK MEREK DI INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN MEREK DALAM BENTUK PERJANJIAN LISENSI

KARAKTERISTIK GUGATAN WARGA NEGARA ( CITIZEN LAWSUIT

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MELALUI MEKANISME GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK ( CLASS ACTIONS

BAB I Pendahuluan. suatu barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan diperlukan tanda

PENDAFTARAN MEREK : I

PENDAFTARAN KEMBALI HAK MEREK BARANG INDIKASI GEOGRAFIS

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVENTOR PICK UP GITAR ELEKTRIK DAN SANKSI TERHADAP PENDUPLIKASIAN INVENSINYA

UPAYA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BALI DALAM MENCEGAH PELANGGARAN HAK CIPTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kepustakaan dan hasil data di lapangan yang

LAMPIRAN II : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 600/PRT/M/2005 Tanggal : 23 Desember 2005

FAKTOR PENYEBAB PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN SECARA SEMPURNA (NON EXECUTABLE)

SETTLEMENT OF TRADEMARK DISPUTE. (Case Study Commersial Court Decision Nomor 82/Merek/203/PN.Niaga. Jkt.Pst)

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS MEREK TERKENAL YANG MEREKNYA DIDAFTARKAN OLEH PIHAK LAIN PADA KELAS BARANG DAN/ ATAU JASA TIDAK SEJENIS

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu?

ABSTRAK ABSTRACT. Key Word : , legal evidence, evidence

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara telah diatur didalam Undang-Undang Nomor

GUGATAN PEMBATALAN MEREK DAGANG TERKENAL YANG TELAH KADALUARSA JANGKA WAKTUNYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 S K R I P S I.

PENERAPAN PRINSIP MIRANDA RULE SEBAGAI PENJAMIN HAK TERSANGKA DALAM PRAKTIK PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

Oleh Ni Made Desika Ermawati Putri I Made Tjatrayasa Bagian Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana

EFEKTIVITAS PENERAPAN CLASS ACTION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN DI INDONESIA

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK

b. Merk jasa Merk jasa yaitu merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan

BAB I PENDAHULUAN. maupun memasarkan suatu produk haruslah ditingkatkan. Hal ini dikarenakan

RINGKASAN SKRIPSI AKIBAT HUKUM DARI PEMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP STATUS ANAK

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu?

JURNAL ILMIAH PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA FOTOGRAFI DALAM KAITANNYA DENGAN PELANGGARAN MELALUI INTERNET

KEDUDUKAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA

Herlina Ratna SN. Dosen Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung Jl. ZA Pagar Alam No 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung

Kata Kunci: Ekspresi budaya tradisional, Tarian tradisional, Perlindungan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. atas Kekayaan Intelektual (HAKI) juga berkembang pesat. Suatu barang atau jasa

HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

UPAYA HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN PERJANJIAN LISENSI MEREK

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE

PERLINDUNGAN HUKUM T ERHADAP KONSUME N AKI BAT PERSAING AN CURANG

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR Oleh: Made Passek Reza Swandira Ni Ketut Supasti Dharmawan Anak Agung Sri Indrawati Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak: Sengketa merek merupakan hal yang sangat sering terjadi didalam lingkup peradilan niaga. Indonesia telah memiliki pengaturan mengenai merek dan juga hukum acara perdata umum. Namun peraturan-peraturan ini belum mengatur secara jelas mengenai perlindungan terhadap pemilik merek terdaftar yang haknya dipermasalahkan, dan tidak diaturnya prosedur pembuktian didalam sengketa merek sehingga menyebabkan kekosongan norma hukum pada kedua peraturan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Pendekatan dalam penelitian ini digunakan dengan pendekatan kasus. Kata kunci: Merek, Sengketa, Pembuktian Abstract: Trademark dispute is frequent in scope of commercial law. Laws regarding trademark and procedural civil law had been ruled in Indonesia. However, these regulations doesn t have definite legislates on owner rights protection of the registered trademark disputed, and the lack of proofing procedure in trademark disputes, therefore both of these rules contains void legal norm. The type of research used in this paper are normative legal research and using a case approach. Keywords: Trademark, Dispute, Legal Proofing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan Intelektual merupakan perkembangan yang baru, namun di negara-negara maju telah berabad-abad lamanya dikenal dan diketahui memiliki manfaat ekonomi yang besar bagi pendapatan negara. 1 Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (selanjutnya disebut dengan Undang-undang Merek), merek 1 Eddy Damian, 2004, Hukum Hak Cipta, Alumni, Bandung, h.2 1

merupakan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Fungsi dari merek adalah sebagai suatu tanda pembeda antara barang atau jasa milik satu pihak atau perusahaan, dengan barang atau jasa milik pihak atau perusahaan lain. Selain itu merek juga berfungsi sebagai penjamin kualitas apabila merek dilekatkan pada produk asli yang diproduksi oleh pihak yang berhak. 2 Seiring dengan dimulainya pembangunan ekonomi Indonesia kasus-kasus Merek mulai mengalami peningkatan, dan perkara atau sengketa merek yang terjadi di Indonesia hingga saat ini lebih didominasi oleh perkara gugatan ganti rugi dan pembatalan Merek yang berkaitan dengan pelanggaran hak atas Merek terkenal. Pelanggaran terhadap penggunaan merek secara melawan hukum yang marak di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari mental dari para pengusaha yang tanpa usaha yang cukup untuk mengembangkan merek yang mereka buat sendiri, yang dinilai akan memakan waktu yang cukup lama. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum kepada pemilik merek terdaftar dan pembuktian didalam suatu sengketa merek terdaftar. II. ISI MAKALAH 2.1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian adalah analisis terhadap peraturan perundang-undangan. Jenis Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach) yaitu dengan mengkaji peristiwa hukum yang terjadi dalam bidang merek dan membandingkan penerapan hukumnya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama yang berkaitan dengan merek. Selain itu juga digunakan pendekatan kasus (Case Approach) yang bertujuan untuk mempelajari penerapan norma-norma atau Penaku, h.52 2 Henry Soelistyo, 2014, Hak Kekayaan Intelektual. Konsepsi, Opini, dan Aktualisasi, Jakarta, 2

kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum 3, dengan cara mengkaji kasus-kasus yang berkaitan dengan merek yang telah menjadi putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap. 2.2. Hasil dan Pembahasan 2.2.1. Perlindungan Hukum Pemilik Merek Terdaftar Terhadap Penggunaan Merek yang Mempunyai Persamaan dengan Merek Lain Secara umum, perlindungan terhadap pemilik merek terdaftar diatur dalam Pasal 28 Undang-undang Merek yang menyatakan bahwa: Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjang. Lebih lanjut, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk masa yang tidak ditentukan selama 10 (sepuluh) tahun sebagaimana diatur dalam Pasal 35 ayat (1) dengan pembayaran biaya. Permohonan perpanjangan tersebut harus diajukan secara tertulis dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perlindungan bagi merek terdaftar tersebut. Merek akan diperpanjang masa berlakunya hanya jika pemilik masih memakai merek tersebut dalam perdagangan barang dan/atau jasa (Pasal 36 huruf a dan b). Sementara perlindungan hukum bagi pemilik merek terdaftar secara preventif dapat dilihat dalam Pasal 6 Undang-undang Merek yang menyatakan bahwa permohonan harus ditolak oleh direktorat jenderal merek apabila merek tersebut: a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis; b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau sejenisnya; c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi geografis yang sudah dikenal. Perlindungan hukum bagi pemilik merek terdaftar secara represif dapat dilihat dalam Pasal 76 sampai dengan Pasal 84 mengenai penyelesaian sengketa, dan Pasal 90 sampai dengan Pasal 95 mengenai ketentuan pidana bagi pelaku pelanggaran merek. Malang, h. 321 3 Johnny Ibrahim, 2012, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia, 3

Meskipun perlindungan hukum telah diberikan sedemikian rupa kepada pemilik merek terdaftar, namun hal ini dirasa belum kuat karena dalam prakteknya masih saja dijumpai sengketa-sengketa merek terdaftar yang dapat dijumpai di pengadilanpengadilan niaga di Indonesia. 2.2.2. Pembuktian Kepemilikan Suatu Merek dalam Kasus Pelanggaran Merek Dalam ketentuan Undang- Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek tidak diatur secara konkrit mengenai proses pembuktian perkara Merek, namun hanya dijelaskan tentang tata cara gugatan pembatalan pendaftaran merek sebagaimana ditentukan dalam Pasal 80 Undang- Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, tetapi tidak diatur mengenai tata cara pembuktian dalam proses peradilan perkara sengketa merek. Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia juga belum diatur mengenai Pengadilan Niaga. Hal ini dapat ditemukan dalam Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, yang menyatakan bahwa tata cara pemeriksaan persidangan perkara HKI adalah sesuai dengan tata cara pemeriksaan perkara perdata biasa. Proses peradilan perdata sendiri masih mengacu kepada HIR (Reglemen Indonesia yang diperbaharui) peninggalan kolonial sebagai dasar hukum beracaranya. Oleh sebab itu, maka pembuktian dalam perkara sengketa merek sama dengan pembuktian acara perdata biasa. Namun di beberapa kasus juga digunakan alat bukti berupa tautan ke situs web pemilik merek maupun foto-foto dan iklan-iklan untuk membuktikan eksistensi merek tersebut di masyarakat. III. KESIMPULAN 1. Perlindungan hukum kepada pemilik merek terdaftar dinilai belum kuat. Dalam Undang-Undang Merek telah diatur secara preventif diberikan dalam Pasal 6 yang menyatakan bahwa permohonan pendaftaran merek harus ditolak oleh Direktorat Jenderal Merek apabla memiliki persamaan pada pokoknya maupun secara keseluruhannya dengan merek terdaftar lain untuk barang dan/atau jasa yang sejenis, merek terkenal untuk barang dan/atau sejenisnya maupun dengan indikasi geografis yang sudah dikenal. Perlindungan hukum bagi pemilik merek terdaftar secara represif dapat dilihat dalam Pasal 76 sampai dengan Pasal 84 mengenai penyelesaian sengketa, dan Pasal 90 sampai dengan Pasal 95 mengenai ketentuan pidana bagi pelaku pelanggaran merek. Namun aturan-aturan tersebut diatas masih belum 4

memberikan perlindungan yang memadai karena pada prakteknya masih banyak terjadi sengketa merek yang melibatkan merek terdaftar. 2. Pembuktian dalam sengketa merek menggunakan prosedur yang sama dengan hukum acara perdata pada umumnya, namun tidak ada peraturan yang secara eksplisit menentukan hal tersebut. Maka dari itu hakim niaga dalam memeriksa perkara HKI pada khususnya mengacu kepada Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung yang mengatur bahwa hukum acara yang digunakan dalam perkara HKI pada umumnya menggunakan hukum acara perdata yang diatur dengan HIR. Pada prakteknya di persidangan, dapat digunakan alat bukti lain untuk menguatkan dalil-dalil salah satu pihak, seperti lampiran iklan maupun hal lain yang membuktikan bahwa suatu merek terdaftar sudah eksis terlebih dahulu dan memiliki hak atas merek tersebut. DAFTAR BACAAN Buku-buku Damian, Eddy, 2004, Hukum Hak Cipta, Alumni, Bandung Ibrahim, Johnny, 2012, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia, Malang Henry Soelistyo, 2014, Hak Kekayaan Intelektual. Konsepsi, Opini, dan Aktualisasi, Jakarta, Penaku Mahkamah Agung Republik Indonesia, 2007, Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, Jakarta Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4132) 5