MEMORANDUM KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA DENGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~ ' REPUBLIK INDONESIA

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUBLIK 11'1>0NESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

Pasal 1 Tujuan Kerjasama

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN KAMBOJA

NOTA KESEPAKATAN ANT ARA PEMERINTAH PROVINS! SHAANXI REPUBLIK RAKYAT CHINA DAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI BANTUAN HIBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERJASAMA EKONOMI DANTEKNIK ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. MENGAKUI hubungan baik dan saling menguntungkan antara Republik Indonesia dan Republik Korea;

Tsinghua University batan LETTER OF INTENT ANTARA SADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN UNIVERSITAS TSINGHUA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

Mengingat Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA UNTUK IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

REPUBLIK INDONESIA. MEY AKINI perlunya kerja sama efektif dan berkesinambungan yang menjadi kepentingan dari Para Pihak;

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Maroko yang selanjutnya disebut "Para Pihak":

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM INDIA TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Sebagai tindak lanjut dari Pasal-Pasal diatas, para pihak menyetujui prinsipprinsip

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

~ REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

PENGATURAN ANT ARA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA DAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

''hd. pada kawasan yang dilanda konflik dan rawan konflik; manajemen konflik, serta mediasi kemanusiaan;

REPUBLIK INDONESIA. Mengakui kedekatan hubungan dan persahabatan yang telah terjalin di antara Para Pihak;

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

PERJANJIAN ANTARA KOMITE AKREDITASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN GULF COOPERATION COUNCIL ACCREDITATION CENTER DALAM KERJASAMA Dl BIDANG AKREDITASI

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA DENGAN THE NATIONAL SCHOOL OF ADMINISTRATION OF FRANCE DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (selanjutnya disebut "Kemenpan-RB") dan The National School of Administration of France (selanjutnya disebut "ENA"), untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut "Para Pihak". Berkeinginan untuk meningkatkan kerja sama, membangun saluran komunikasi yang efisien dan mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan antara Kemenpan-RB dan ENA. Merujuk pac:ja Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia dan Kementerian Reformasi Negara, Desentralisasi dan Pelayanan Publik Republik

Perancis mengenai Kerja Sama di Bidang Reformasi Birokrasi yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2013. Sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Negara maslngmasing. Telah mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut: Pasal 1 Tujuan dari Memorandum Kerja Sama ini (selanjutnya disebut "MKS") adalah untuk memberikan dasar dalam peningkatan kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan. Pasal2 1. ENA akan menawarkan program pendidikan yang ditujukan untuk pegawai negeri sipil Indonesia yang ditunjuk oleh Kemenpan-RB (selanjutnya disebut sebagai "peserta"). 2. ENA akan menunjuk "petugas"nya untuk mengawasi kerjasama dan berkoordinasi dengan Kemenpan-RB terkait seluruh peserta dari Pemerintah Indonesia dan program akademisnya. 3. Program bagi peserta pelatihan dari Kemenpan-RB di ENA dapat mencakup topik-topik sebagai berikut: Hubungan lnternasional, Administrasi Publik, Manajemen Publik, Studi Lokal dan Daerah, dan subyek lain yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pasal3 Para peserta dari Kemenpan-RB tidak akan dibebani dengan persyaratan tambahan untuk kurikulum yang diambil, tidak seperti siswa lain pada umumnya.

Pasal 4 Biaya pendidikan tidak boleh lebih besar dibandingkan dengan biaya pendaftaran program. PasalS 1. ENA bekerjasama dengan Kemenpan-RB akan mempromosikan program yang ditawarkan serta menyedlakan informasi dan materi terkait tentang tawaran pendidikan dalam rangka mendorong para pejabat pemeri ntah di bawah naungan kemenpan-rb untuk mengikuti program ini. 2. ENA akan mendorong para peserta untuk menghadiri konferensi, seminar dan kegiatan sekolah lainnya terkait dengan studi internasional selama periode pelatihannya. ENA akan menginformasikan mengenai hal tersebut terlebih dahulu kepada Kemenpan-RB. Pasal6 1. Petugas yang ditunjuk oleh ENA untuk bertanggungjawab dalam kerja sama dengan Kemenpan-RB akan membantu para peserta dalam pendaftaran program. 2. Petugas yang ditunjuk oleh ENA tersebut, dibantu oleh siswa dari ENA yang sedang mengikuti pelatihan magang di Kedutaan Perancis di Indonesia, akan membantu Kemenpan-RB dalam mempersiapkan kandidat potensial Indonesia yang merupakan pegawai negeri sipil untuk berpartisipasi dalam program pelatihan ENA. 3. Semua proses administrasi, termasuk pengiriman aplikasi akan ditangani oleh Kedutaan Perancis di Indonesia, dengan bantuan dari petugas ENA yang disebutkan di atas.

4. ENA akan menginformasikan kepada Kemenpan-RB mengenai alasan-alasan yang menjadi pertimbangan penolakan penerimaan peserta pelatihan. 5. Petugas ENA yang ditunjuk akan menglnformasikan kepada Kemenpan-RB mengenai perkembangan akademik para peserta dan hal-hal terkait lainnya dalam waktu yang wajar. Pasal7 Dalam keadaan darurat, peserta harus dapat berkomunikasi dengan perwakilan yang ditunjuk ol,eh Kemenpan-RB. Dalam hal ini ENA juga akan melakukan komunikasi dengan Kemenpan-RB dalam waktu yang wajar. Pasal8 1. Para Pihak akan membentuk Komite Pengarah yang bertugas untuk mengawasi jalannya program, mendiskusikan agenda-agenda yang relevan dan meningkatkan kualitas kerja sama. Komite pengarah ini terdiri dari orangorang yang ditunjuk oleh masing-masing Pihak. 2. Komite Pengarah akan bertemu secara reguler, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun untuk mengkaji program yang ditawarkan pelaksanaan MKS ini dan isu lain yang terkait. Pasal9 MKS ini mulai berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh kedua belah pihak. Atas permintaan salah satu pihak, MKS ini dapat diubah dengan perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Perubahan tersebut berlaku efektif pada tanggal yang disetujui kedua belah pihak.

Pasal 10 Setiap perbedaan yang timbul dari interpretasi dan implementasi MKSS ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi antara pihak. Pasal 11 MKS ini berlaku efektif selama 5 tahun dan akan diperbaharui secara otomatis untuk 5 tahun selanjutnya, kecuali jika salah satu pihak ingin mengakhiri MKS ini dengan memberikan pemberitahuan secara tetulis kepada pihak lainnya. Pengakhiran memorandum ini berlaku efektif dalam 3 bulan setelah pemberitahuan tertulis disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya. Dibuat dalam rangkap dua pada tanggal 22 September 2015 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa lnggris, semua naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah dalam Bahasa lnggris yang berlaku. Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Director of The National School of Administration of France Rini Widyantini Nathalie Loiseau

REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM OF COOPERATION BETWEEN THE MINISTRY OF ADMINISTRATIVE AND BUREAUCRATIC REFORMS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE NATIONAL SCHOOL OF ADMINISTRATION OF FRANCE IN THE FIELD OF EDUCATION AND TRAINING The Ministry of Administrative and Bureaucratic Reforms of the Republic of Indonesia (hereinafter referred to as "Kemenpan-RB) and the National School of Administration of France (hereinafter referred to as "ENA"), hereinafter referred to as "the Parties". Desiring to promote cooperation, establish efficient communication channels and develop a mutually beneficial relationship between Kemenpan-RB and ENA. Referring to the Memorandum of Understanding between the Ministry of Administrative and Bureaucratic Reforms of the Republic of Indonesia and the Ministry of State Reform, Decentralization and Public ~ervices of the French Republic on Cooperation in the Field of Bureaucratic Reform, signed in Jakarta on 1st August 2013.

Pursuant to the prevailing laws and regulations in their respective countries. Have reached the following understanding: Article 1 The purpose of this Memorandum of Cooperation (hereinafter referred to as "MOC") is to provide a framework for enhancing cooperation in education and training fields. Article 2 1. ENA will offer programs for Indonesian civil servants who are dispatched by Kemenpan-RB (hereinafter referred to as 'trainees'). 2. ENA will designate an 'officer' from its side to oversee cooperation and work closely with Kemenpan-RB regarding all Indonesian government trainees and their academic programs. 3. The programs for trainees of Kemenpan-RB at ENA may cover the following topics: International Relations, Public Administration, Public Management, Regional and Local Studies, and any other subject agreed upon by both Parties. Article 3 The trainees of Kemenpan-RB will have no additional requirements for the curriculum they take, as compared to other students. Article 4 Tuition should be no more than the customary amount charged for enrollment for the program.

Article 5 1. In cooperation with Kemenpan-RB, ENA shall promote programs and provide information and related materials about its pedagogical offer in order to encourage government's officials under the auspice of Kemenpan-RB to apply for the program. 2. ENA will encourage trainees to attend conferences, seminars or any other school events related to international studies during their training period. ENA may notify Kemenpan-RB of such events in advance. Article 6 1. The designated ENA officer in charge of the cooperation with Kemenpan-RB will assist trainees in applying for the program. 2. The designated ENA officer assisted by the ENA trainees who do an internship in the French embassy accredited to the Republic of Indonesia shall help Kemenpan-RB in preparing the Indonesia's potential candidates from the civil servants circle to participate in ENA's training program. 3. All administrative processes including submitting application forms will be dealt with by the French Embassy accredited to the Republic of Indonesia, with the assistance of the above-mentioned ENA officer. 4. ENA will inform Kemenpan-RB of the reasons if it considers denying admission of a trainee. 5. The designated ENA officer will inform Kemenpan-RB on the trainees' academic progress and any other related matters within a reasonable time.

Article 7 A trainee should be able to contact the officer designated for Kemenpan-RB at any time in the case of an emergency. In such cases, ENA should notify Kemenpan-RB within a reasonable time. Article 8 1. The Parties will set up a steering committee in order to oversee the programs, discuss any relevant agenda and improve the quality of the cooperation. The steering committee will comprise those who are designated by the Parties respectively. 2. The steering committee will meet on a regular basis, at least once a year to review course offerings, the implementation of this MoC and any other issues. Article 9 This MoC will come into effect on the date of signature by both Parties. At the request of either Party, the MoC may be amended by mutual written agreement signed by both Parties. An amendment will be effective on the date both Parties agree upon. Article 10 Any differences arising out of the interpretation and implementation of this MoC will be settled amicably through consultations and negotiations between the Parties. Article 11 This MoC will remain in effect for 5 years and will be automatically renewed for another 5 years unless either Party notifies the other in writing of its desire to terminate the MoC. The termination will be effective 3 months after one Party notifies the other.

Signed in duplicate on the 22nc1 of September 2015 in the Indonesian and English language, all texts are being equally authentic. In case of any divergence in the interpretation between the Parties, the English text will prevail. Deputy Minister for Institutional Affairs Director of The National School of and Governance Administration of France of Ministry of Administrative and Bureaucratic Reforms of The Republic of Indonesia, Rini Widyantini Nathalie Loiseau