III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN SALURAN PEMASARAN AGROINDUSTRI KERIPIK BELUT DI KABUPATEN KLATEN

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON DAN DENDENG SAPI DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

II. LANDASAN TEORI A.

BAB III METODE PENELITIAN. Penetuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive sampling) di Desa

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI ABON AMPEL DI KABUPATEN BOYOLALI. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Program Studi Agrobisnis

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

METODE PENELITIAN. set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK TALAS PRIANGAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DARMATIAN PRODUCT DI KOTA PALU

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS NILAI TAMBAH EGGROLL WALUH PADA INDUSTRI SKALA RUMAH TANGGA Studi Kasus di Desa Ngroto Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

ADDED VALUE ANALYSIS OF SINGKONG CHIPS ON FAMILY BUSINESS GROUP SIPARE-PARE VILLAGE

BAB III METODE PENELITIAN

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS KEUNTUNGAN PENGRAJIN TAHU (Studi Kasus Industri Rumah Tangga di Kecamatan Telaga)

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

METODE PENELITIAN. manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ANEKA PRODUK (KASUS PT. SUMBER UTAMA LESARI KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA)

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH IKAN LELE PADA INDUSTRI MAKANAN OLAHAN LELE AL-FADH KABUPATEN BOYOLALI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

IV. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK BELUT SAWAH (Monopterus albus zuieuw) DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS RESIKO DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KELAPA DI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara. dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa :

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI DAN PEMASARAN PRODUK GULA AREN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN SALURAN PEMASARAN AGROINDUSTRI KERIPIK BELUT DI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI. Oleh Agnes Listyawati H

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

ANALISIS NILAI TAMBAH EGG ROLL UBI UNGU DI HOME INDUSTRY SHASA KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang serta masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 2004:140). Data yang diperoleh digambarkan untuk kondisi saat ini dan berlaku saat penelitian dilaksanakan. Teknik pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian adalah teknik survey. Menurut Surakhmad (2004:141-143) menyatakan bahwa teknik survey yaitu teknik pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan. Teknik survey dapat berupa sensus maupun sampling tergantung jumlah data yang akan diteliti. B. Metode Pengambilan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1989:169). Lokasi penelitian yang sengaja dipilih adalah Kabupaten Klaten dengan pertimbangan bahwa daerah ini terdapat suatu agroindustri olahan ikan yang mengolah belut menjadi keripik belut dan masih terus berproduksi hingga saat ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten Tahun 2015 (Tabel 1), agroindustri keripik belut di Kabupaten Klaten merupakan agroindustri olahan ikan yang memiliki volume terbanyak dalam peredaran ikan olahan dan memiliki harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Klaten. Adanya industri pengolahan belut menjadi keripik belut di Kabupaten Klaten dapat menghasilkan nilai tambah bagi produsen. 31

32 Tabel 3. Jumlah Kelompok Sentra Industri, Jumlah Unit Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja Industri Pangan di Kabupaten Klaten, 2014 No Bidang Usaha Sentra Jumlah Tenaga Kerja (Unit) (Usaha) (Orang) 1. Gula Merah 7 128 256 2. Karak 7 134 405 3. Tembakau Rajang 9 164 773 4. Tembakau Asepan 6 103 1005 5. Emping Melinjo 9 277 420 6. Soon 2 72 434 7. Roti/Kue kering 3 39 113 8. Tempe 6 164 431 9. Tahu 6 98 397 10. Aneka Keripik 8 94 290 11. Keripik Belut 2 20 80 12. Kacang Asin/Oven 2 22 31 13. Pati Aren/Midro 2 72 434 14. Pengeringan Tembakau 11 156 1.558 15. Jamu Jawa 4 74 229 16. Kue Basah 2 21 64 17. Kecambah 1 10 25 Sumber : Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Klaten, 2015 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah industri keripik belut di Kabupaten Klaten sebanyak 25 unit usaha agroindustri dan hingga saat ini masih memproduksi keripik belut. Jumlah industri keripik belut di Kabupaten Klaten dari tahun ke tahun hanya meningkat sedikit dan hampir stagnan dikarenakan adanya kekurangan modal dalam pengusahaannya dan kesulitan dalam mencari bahan baku utama berupa belut pada saat musim kemarau. 2. Metode Pengambilan Responden Pengambilan responden dilakukan dengan cara sensus yaitu dengan cara mencatat elemen yang diselidiki. Jadi dalam hal ini menyelidiki semua gejala, semua kejadian atau peristiwa. Hasil dari sensus adalah karakteristik yang sesungguhnya (true value). Kumpulan dari seluruh elemen (responden) dinamakan populasi atau universe (Marzuki, 2002:41).

33 Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan sensus pada kecamatan penghasil keripik belut di Kabupaten Klaten. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten tahun 2015, diketahui agroindustri keripik belut yang masih berproduksi di Kabupaten Klaten sebagai berikut: Tabel 4. Jumlah Unit Usaha Agroindustri Keripik Belut di Kabupaten Klaten, 2015 No Kecamatan Desa Produsen 1. Wedi Kalitengah, Canan, Gambiran 10 2. Gantiwarno Ceporan 4 3. 4. 5. Karanganom Delanggu Polanharjo Troso Pacaran Trucuk 3 6 2 Jumlah 25 Sumber: Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten, 2015 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa agroindustri keripik belut yang masih berkembang di Kabupaten Klaten, tersebar di lima kecamatan yaitu Kecamatan Wedi, Kecamatan Gantiwarno, Kecamatan Karanganom, Kecamatan Delanggu dan Kecamatan Polanharjo. Dari data tersebut, pengambilan data dari penelitian ini dilakukan pada seluruh produsen keripik belut yang ada di lima kecamatan tersebut dan semua produsen keripik belut yang berjumlah 25 orang diambil sebagai responden. Hal itulah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk menggunakan metode sensus dalam pengambilan responden agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan sesungguhnya. C. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan daftar kuesioner yang sudah dipersiapkan. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Data primer dalam penelitian ini meliputi, identitas responden,

34 biaya produksi keripik belut, penggunaan tenaga kerja dalam pengolahan, jumlah produksi keripik belut, harga jual keripik belut, serta data-data lain yang menunjang tujuan penelitian ini melalui kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi, kondisi umum lokasi penelitian dan jumlah produsen keripik belut di tingkat Kecamatan serta data-data lain yang menunjang tujuan penelitian yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten, BPS Kabupaten Klaten dan Kantor Kecamatan Wedi, Kantor Kecamatan Gantiwarno, Kantor Kecamatan Karanganom, Kantor Kecamatan Delanggu, Kantor Kecamatan Polanharjo beserta masingmasing Kepala Desa. D. Teknik dan Pengumpulan Data 1. Wawancara Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. 2. Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan diteliti. 3. Pencatatan Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

35 E. Metode Analisis Data 1. Analisis keuntungan, profitabilitas dan efisiensi agroindustri keripik belut a. Analisis keuntungan agroindustri keripik belut Menurut Soekartawi (1994:73), keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi sesuai dengan tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada penggunaanya yang terbaik. Rumus : π = TR TC π = Keuntungan usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) TR = Penerimaan usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) TC = Biaya total usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) Untuk biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Rumus : TC = TFC + TVC TC = Biaya total usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) TFC = Biaya tetap usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) TVC = Biaya variabel usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) (Boediono, 2002:81) Untuk menghitung penerimaan dihitung dengan menggunakan rumus : TR = Q x P TR = Penerimaan total agroindustri keripik belut (Rp/bulan) P = Harga produk keripik belut (Rp) Q = Jumlah produk keripik belut (kg/bulan) (Firdaus, 2008:64) b. Analisis profitabilitas dan efisiensi usaha agroindustri keripik belut 1) Profitabilitas Menurut Riyanto (2001:37), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba selang periode tertentu. Nilai

36 profitabilitas dihitung dengan membandingkan antara keuntungan pada industri keripik belut yang diperoleh dengan total biaya yang telah dikeluarkan dan dikalikan 100%. Secara matematis profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Profitabilitas = = Keuntungan usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) TC = Biaya total agroindustri keripik belut (Rp/bulan) Kriteria yang diperhitungkan dalam profitabilitas adalah : Profitabilitas > 0 berarti industri yang diusahakan menguntungkan Profitabilitas = 0 berarti industri yang diusahakan mengalami BEP Profitabilitas < 0 berarti industri yang diusahakan tidak memberi menguntungkan 2) Efisiensi Usaha Efisiensi agroindustri keripik belut yang telah dijalankan selama ini dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan R/C yaitu singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal dengan nisbah antara penerimaan dan biaya. Efisiensi industri keripik belut dapat dihitung dengan membandingkan besarnya penerimaan industri keripik belut dengan biaya yang digunakan untuk produksi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : R/C = TR = Penerimaan total agroindustri keripik belut (Rp/bulan) TC = Biaya total usaha agroindustri keripik belut (Rp/bulan) Kriteria : R/C > 1 berarti agroindustri keripik belut efisien R/C = 1 berarti agroindustri keripik belut belum efisien atau mencapai titik impas R/C < 1 berarti agroindustri keripik belut tidak efisien. (Soekartawi, 2001:70)

37 2. Analisis nilai tambah belut menjadi keripik belut Nilai tambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan penolong (Tarigan, 2004:28). Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi a. Nilai Tambah Bruto NTb = Na BA = Na (Bb + Bp) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) Na = Nilai produk akhir keripik belut (Rp) BA = Biaya antara (Rp) Bb = Biaya bahan baku keripik belut (Rp) Bp = Biaya bahan penolong (Rp) b. Nilai Tambah Netto (NTn) NTn = NTb NP NP = NTn = Nilai tambah netto (Rp) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) NP = Nilai penyusutan (Rp) c. Nilai Tambah per Bahan Baku NTbb = NTb : Σ bb NTbb = Nilai tambah per bahan baku yang digunakan (Rp/kg) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) Σ bb = Jumlah bahan baku yang digunakan (kg) d. Nilai Tambah per Tenaga Kerja NTtk = NTb : Σ TK

38 NTtk = Nilai tambah per tenaga kerja (Rp/JKO) NTb = Nilai tambah bruto (Rp) ΣTK = Jumlah jam kerja (JKO) 3. Pola Saluran Pemasaran Pada penelitian ini untuk mengetahui pola saluran pemasaran keripik belut di Kabupaten Klaten dilakukan dengan menelusuri saluran pemasaran keripik belut di Kabupaten Klaten. Penelusuran pola saluran pemasaran melibatkan produsen keripik belut, lembaga pemasaran sampai konsumen keripik belut di dalam Kabupaten Klaten. 4. Analisis Biaya, Keuntungan dan Margin Pemasaran Untuk mengetahui biaya pemasaran dan marjin pemasaran keripik belut di tingkat lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran di Kabupaten Klaten, digunakan analisis biaya dan marjin pemasaran yaitu dengan menghitung besarnya biaya, keuntungan, dan marjin tiap lembaga perantara pada berbagai saluran pemasaran terpilih. a. Biaya pemasaran Bp = Bp1 + Bp2 +... + Bpn Bp = Biaya pemasaran keripik belut (Rp/Kg) Bp1, Bp2,... Bpn = Biaya pemasaran keripik belut di tiap lembaga pemasaran (Rp/Kg) (Soekartawi, 1993:156) b. Keuntungan pemasaran Kp = Kp1 + Kp2 +... + Kpn Kp = Keuntungan pemasaran keripik belut (Rp/Kg) Kp1, Kp2,...Kpn = Keuntungan pemasaran keripik belut di tiap (Soekartawi, 1993:157) lembaga pemasaran (Rp/Kg)

39 c. Marjin pemasaran M = Pr Pf M = Marjin pemasaran keripik belut (Rp/Kg) Pr = Harga keripik belut yang ditingkat konsumen (Rp/Kg) Pf = Harga keripik belut yang ditingkat produsen (Rp/Kg) Marjin pemasaran merupakan penjumlahan dari biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran M = Kp + Bp M = Marjin pemasaran keripik belut (Rp/Kg) Kp = Keuntungan pemasaran keripik belut (Rp/Kg) Bp = Biaya pemasaran keripik belut (Rp/Kg) (Sudiyono, 2004:94)