III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

Pengaruh Vitamin E Tokotrienol dan Gabungannya dengan Asam Askorbat terhadap Jenis Leukosit Tikus Putih (Rattus norvegicus L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

Lampiran 1. Road-map Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

Pengaruh Vitamin E Tokotrienol dan Gabungannya dengan Asam Askorbat Terhadap Jumlah dan Jenis Leukosit Tikus Putih (Rattus norvegicus L.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tabel 3 Jadwal penelitian Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan empat kelompok

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

MATERI DAN METODE. Materi

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAB III MATERI METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu 3.2. Bahan dan Alat Persiapan dan pemeliharaan mencit

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

Lampiran 1. Road-map Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

Teknik Pewarnaan Bakteri

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

3. METODE PENELITIAN

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

5 KINERJA REPRODUKSI

MATERI DAN METODE di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016,

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2010, di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH

II. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Hewan Percobaan

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Lokasi penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel darah yaitu obyek glass, cover glass, Haemicitometer, jarum suntik, pipet kapiler, mikroskop monokuler. Vitamin E tokotrienol yang digunakan merk Well- 3 dari CNI yang diproduksi oleh Capsugel Thailand Co, Ltd dan asam askorbat yang digunakan adalah asam askorbat murni merk VWR yang diproduksi di Belgia. Untuk studi in vivo, digunakan tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan dengan kondisi sehat berumur 1 bulan. Tikus Putih ( Rattus norvegicus L.) dipilih sebagai hewan uji obyek penelitian representatif dan responsible untuk diekstrapolasikan pada manusia karena susunan struktur fisiologi dan anatomi identik dengan manusia. Bahan yang digunakan untuk perlakuan adalah vitamin E tokotrienol dan Asam askorbat. Bahan yang digunakan untuk membuat sediaan apus yaitu sampel darah segar dari kapiler atau vena pada tikus putih, larutan zat warna Wright, Larutan Turk, larutan EDTA, minyak emersi, HCL, Na2HPO4 dan KH2PO4 sebagai larutan penyangga ph 6,4 dan aquadest.

Perlakuan Secara in vivo Pada Tikus Putih dan Sampling Sebelum perlakuan, 30 ekor tikus putih jantan umur 30 hari dengan berat badan rata-rata 56 gram, yang telah diadaptasikan di lingkungan laboratorium tempat percobaan selama 1 minggu. Setelah masa adaptasi, tikus dibagi dalam 3 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor, dengan pemberian makan dan air ledeng sebagai minumannya, secara et libitum. Selanjutnya vitamin E tokotrienol dan Asam askorbat diberikan pada tikus putih dengan tiga variasi perlakuan, yaitu (1) pemberian Vitamin E tokotrienol; dan (2) pemberian Vitamin E tokotrienol + Asam ascorbat; (3) kontrol (tanpa perlakuan). Dosis pemberian optimal Vitamin E pada hewan percobaan adalah 1mg/100gBB tikus putih (Silalahi, 2010). Sedangkan dosis optimal Asam ascorbat pada hewan percobaan adalah 5mg/100gBB (Yew, 1978). Apabila berat badan tikus adalah 56g maka dosis Vitamin E yang diberikan adalah (56x1)/100= 0,56mg/ekor/hari, sedangkan dosis asam askorbat yang diberikan adalah (56x5)/100= 2,8mg/ekor/hari. Vitamin E tokotrienol dan Asam askorbat diberikan pada tikus jantan secara oral. 20

Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan mengambil 3 ekor tikus putih (dengan ukuran relatif sama). Pengambilan sampel darah sebanyak 4 kali yaitu pada minggu ke 0 (sebelum perlakuan), Minggu ke-2 (7 hari perlakuan), Minggu ke-3 (Akhir perlakuan), dan Minggu ke-4 (7 hari setelah perlakuan) (Tabel 1). Darah diambil dari pembuluh darah vena yang berada di pangkal ekor dengan menggunakan spet sebanyak 2-3 cc lalu dimasukkan ke dalam botol yang mengandung antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic acid) agar tidak mudah beku. Pemeriksaan darah meliputi perhitungan total leukosit dan differensiasi leukosit. 21

Tabel 1. Proses Pemberian Perlakuan Asam Askorbat dan Vitamin E Tokotrienol, dan Pengambilan Sampel Perlakuan Hari Penelitian 0 1-6 7 8-13 14 15-20 21 Kontrol Vitamin E Tokotrienol Vitamin E Tokotrienol + Asam Askorbat Keterangan Gambar : : Pemberian Vitamin E Tokotrienol : Pemberian Vitamin E Tokotrienol + Asam Askorbat : Hari Pengambilan Sampel Darah Menghitung Leukosit Jumlah leukosit dihitung per satuan volume darah dengan membuat pengenceran dari darah 22

terlebih dahulu dalam pipet leukosit. Pengenceran darah yang biasanya dipakai untuk menghitung jumlah leukosit adalah 20 kali. Pipet leukosit diisi dengan darah sampai pada garis tanda 0,5 tepat. Setelah itu, pada ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan Turk sambil menahan darah pada garis-garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut kemiringan 45 0 dan larutan Turk dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11. Kemudian, pipet tersebut dikocok selama 15-30 detik. Setelah pengenceran, sampel dimasukkan ke dalam kamar hitung dengan cara menempatkan ujung pipet pada tepi cover glass sehingga larutan darah masuk antara gelas penutup dengan kamar hitung. Setelah itu, biarkan selama 2 atau 3 menit agar leukosit dapat mengendap. Sampel tersebut dihitung dengan menggunakan faktor konversi jumlah leukosit per μl darah (Gandasoebrata 1985). Pembuatan Sediaan Apus Darah Tepi (SADT) Tehnik pembuatan preparat ulas darah tipis adalah dua buah gelas objek yang telah direndam dengan alkohol 70 % kemudian dilap bersih, kering dan bebas lemak. Sediaan apus darah dilakukan dengan cara sampel darah diteteskan pada kaca objek glass 23

dengan posisi mendatar dengan menggunakan pipet kapiler. Gelas objek kedua (tepi masih datar) diletakkan didepan tetesan darah membentuk sudut 30-45 o dengan gelas objek pertama sehingga darah menyebar disepanjang tepi gelas objek kedua.. Setelah darah menyebar, dengan hati-hati tanpa mengangkat gelas objek dan dengan sudut yang tetap, gelas objek kedua didorong kearah depan dengan cepat sehingga terbentuk usapan darah tipis di atas gelas objek pertama. Hasil akhir lapisan tipis pada kaca obyek glass, dikeringkan selama 10 menit dan kemudian dapat diwarnai dengan pengecatan yang sesuai. Metode Pengecatan Pengecatan Wright digunakan untuk mengetahui kenampakan Leukosit (sel darah putih) dilakukan dengan cara meneteskan metanol pada sediaan hingga memenuhi sediaan dan didiamkan selama 5 menit. Larutan metanol yang kelebihan dibuang dan kemudian wright yang sudah diencerkan selama 20 menit sebelumnya diteteskan pada sediaan sebanyak 20 tetes, dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan. Jumlah dan jenis sel darah putih dihitung dengan menggunakan hemositometer dibawah 24

pengamatan mikroskop dengan perbesaran 40X. Selanjutnya dilakukan penghitungan persentase tiaptiap jenis leukosit dari 100 leukosit yang ditemukan pada setiap sediaan (Fox 1990). Metode Pemeriksaan Perhitungan jumlah leukosit dilakukan pada bidang persegi, yang disebut kotak W dengan lensa objektif 10 kali. Dilakukan kalkulasi sebagai berikut : Misalkan jumlah leukosit yang diperoleh pada bidang persegi adalah N, maka volume keempat bidang persegi tersebut 4 X 0,1mm3 = 0,4 mm3. Pengenceran yang dilakukan adalah 20 kali, maka jumlah leukosit per mm3 darah adalah (1 : 0,4) X 20 = 50 N (Dharmawan 2002). Perhitungan jenis leukosit menggunakan preparat ulasan darah yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali dengan minyak emersi. Hitungan dilakukan pada 100 jenis leukosit yang didiferensiasikan menjadi netrofil, eosinofil, basofil, limfosit dan monosit (Gandasoebrata 2005). Perlu diperhatikan adanya penyebaran leukosit yang tidak merata, sehingga perhitungan diusahakan dapat mewakili distribusi dari leukosit. 25

Analisis Data Data kuantatif hitung jenis leukosit diperoleh dengan menghitung tiap jenis leukosit pada tiap kelompok perlakuan, dan data yang diperoleh reratanya dibandingkan dengan hitung jenis leukosit normalnya, menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988). serta Jacoby dan Fox (1984) untuk mengetahui perbandingan hitung jenis leukosit tikus putih yang diperlakukan dengan pemberian vitamin E kaya tokotrienol dari kelapa sawit dan vitamin E (tokotrienol) sintetik serta vitamin C, maupun hitung jenis leukosit normal tikus putih. Sehingga dapat diketahui hubungan antara kedua jenis sumber vitamin E dan jenis leukosit. Selain itu, Data hitung jenis leukosit diolah dengan uji sidik ragam menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diuji. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data yang menunjukkan pengaruh nyata selanjutnya diuji dengan uji BNT taraf 5%. 26