Oleh : Muh. Khamim N I M : Q

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17).

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

ABSTARCT. Key words: management, KKG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

Suwarsi : Q

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian dan hasil analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi usaha awal pembinaan dan pengembangan SDM. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi gutu itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara profesional terus-menerus mencapai tujuan sesuai dengan. dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Depdiknas, 2008: 4).

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

SKRIPSI. Oleh : Nama : Yusevi Nim : A

kompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Negara. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan professional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

MUHAMMAD DAROBI A

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

PENINGKATAN MINAT BERTANYA DENGAN TEKNIK BERMAIN ULAR TANGGA SISWA KELAS XI IPA-2 SMAN MOJOGEDANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

Berdasarkan hasil temuan penelitian temngkap bahwa pelaksanaan. biasa telah berjalan dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan

HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA DENGAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA CHART

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

PENGARUH KOMITE, PENGAWAS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMAN 7 PURWOREJO TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas pendidikan diangkat dengan tugas melakukan pembinaan dan

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau sederajat. Pendidikan

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMP NEGERI 2 KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mengajar melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam pendidikan memiliki peranan utama untuk menciptakan

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PROGRAM KKG DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh : Muh. Khamim N I M : Q.100.080.139 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan mutu pendidikan khususnya sekolah dasar merupakan salah satu fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah Dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dam kemampuan dasar serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut komponen sekolah mempunyai peranan dalam menentukan tujuan yang ditetapkan, untuk itu kualitas profesi tenaga kependidikan perlu ditingkatkan. Dalam proses pendidikan guru memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta didik kea rah kedewasaan, kematangan, dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan sebagai ujung tombak pendidikan. Peranan guru menyelenggarakan proses belajar mengajar yaitu membantu dan memfasilitasi peserta didik agar mengalami dan melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Peran tersebut menempatkan guru pada posisi sebagai pemegang kendali dalam menciptakan dan mengembangkan interaksinya dengan peserta didik, agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Sagala, 2007: 99). Intinya, guru ideal adalah harus orang yang memiliki seluruh sifat-sifat baik dan sempurna dalam segala hal, baik dalam keilmuan sikap maupun tingkahlakunya (Tilaar, 2004: 30). 1

2 Sekolah Dasar sebagai sebuah lembaga pendidikan menganut sistem guru kelas, namun pada giliranya setiap guru harus mampu melaksanakan tugas mengajar pada setiap jenjang kelas. Hal tersebut secara tidak tersurat berlaku di Sekolah Dasar mengingat setiap tahun diperlukan rotasi memegang kelas baik sebagai akibat penerapan sistem rotasi sebagai upaya penyegaran dalam melaksanakan tugas. Guru memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran guna menetukan dan mengarahkan segala kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar tersebut diarahkan dan diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan, bukan sekedar formalitas saja akan tetapi harus diikuti dengan kemampuan pendidik itu sendiri sesuai tugas-tugasnya. Seorang guru yang berinteraksi dengan anak didik di sekolah tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan melainkan juga menanamkan sikap serta nilai-nilai moral dan keterampilan yang baik. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar. Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman, setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya

3 menyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikkan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat (Fattah, 2003: 1). Keberhasilan suatu proses belajar mengajar erat kaitanya dengan pola dan strategi pendidikan yang diterapkan oleh guru dalam mengorganisasikan dan mengelola kelas. Seorang guru yang berinteraksi dengan anak didik di sekolah tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan melainkan juga menanamkan sikap serta nilai-nilai yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut maka wawasan, pengetahuan serta keterampilan mengajar guru harus terus ditingkatkan melalui pola pembinaan profesional baik secara vertikal maupun horizontal. Mengingat hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem pembinaan profesional dalam suatu pola dan mekanisme yang lebih dinamis dengan dilandasi suatu cita-cita untuk menjadi lebih baik. Dalam sistem pembinaan profesional ini terdapat berbagai program atau pola pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar, baik sikap, kemampuan, pengetahun maupun keterampilan sehingga memberikan dampak positif dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar murid, salah satu sistem pembinaan profesional tersebut adalah program KKG (Kelompok Kerja Guru).

4 Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui sistem pembinaan profesional, pembentukan gugus sekolah dan pembinaan professional di masing-masing sekolah. Pada setiap gugus SD/MI dibentuk Kelompok Kegiatan Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan di SMP/MTs disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Walaupun gugus sekolah sudah dibentuk dan kegiatan kelompok kerja guru melalui KKG dan MGMP telah berjalan, namun pelaksanaan kegiatan ini sering kurang memadai sebagai forum untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. KKG adalah suatu wadah bagi guru yang bergabung dalam organisasi gugus sekolah yang bertujuan menjadikan guru lebih profesional dalam upaya peningkatan pendidikan SD melalui pendekatan sistem pembinaan professional dan kegiatan belajar mengajar aktif. KKG merupakan bengkel dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam kaitanya dengan hal tersebut, guru dikelompokan dalam wadah KKG sesuai dengan minat masing masing. Ada kelompok yang didasarkan atas bidang studi ada juga kelompok yang didasarkan atas kelas sesuai dengan status guru sebagai guru kelas. Melalui wadah KKG inilah guru dalam suatu gugus sekolah berkumpul, berdiskusi membicarakan hal yang berkaitan dengan tugas mengajar/mendidik. KKG mengadakan pertemuan berkala yang berfungsi untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar.

5 Keberadaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) dalam Sistem Pembinaan Profesional khususnya di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak, secara organisatoris telah ada dan berfungsi. Namun terkadang, sistem pelaksanaannya kurang efektif sehingga tujuan yang diharapkan tidak dapat tercapai secara optimal. Kegiatan KKG yang lazim diadakan tiap hari Sabtu ternyata belum sesuai dengan harapan bagi sementara guru yang menganggap bahwa kegiatan KKG hanya merupakan serangkaian kegiatan klasik, dari "datang, duduk, dengar, makan, canda dan pulang" tanpa membawa hasil. Bahkan ada kecenderungan, para guru yang mengikuti KKG dilandasi rasa "terpaksa" lantaran "takut" dengan Kepala Sekolah atau Pengawas, bukan dilandasi motivasi yang tinggi akan pentingnya wawasan dan pengetahuan guna meningkatkan kompetensi. Dari fenomena yang ditemui dilapangan, mayoritas Peserta KKG hadir dalam setiap pelaksanaan KKG, meski begitu ada beberapa peserta KKG yang hadir setelah jam pelaksanaan KKG dimulai, peserta KKG terlihat tidak aktif dalam pelaksanaan KKG, narasumber dalam pelaksanaan KKG berasal dari perangkat gugus, dan narasumber menyajikan materi dengan metode ceramah dan diskusi. Namun itu hanyalah gambaran secara umum, bagai mana dengan realitanya di lapangan, dan bagaimana pandangan guru selaku subjek dari program KKG ini. Untuk itulah penulis mencoba mengkaji lebih jauh tentang Efektivitas Program KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.

6 B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah Bagaimana karakteristik pengelolaan program KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak?. Fokus tersebut kemudian dijabarkan dalam tiga subfokus. 1. Bagaimanakah ciri-ciri aktivitas pra KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak? 2. Bagaimanakah ciri-ciri aktivitas KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak? 3. Bagaimanakah ciri-ciri evaluasi KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji efektifitas pengelolaan program KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. Adapun tujuan yang akan dicapai tersebut dijabarkan menjadi tiga tujuan. 1. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri aktivitas pra KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. 2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri aktivitas KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. 3. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri evaluasi KKG di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis, meliputi: diperoleh gambaran mengenai ruang lingkup kegiatan KKG, proses pembelajara, berbagai kondisi kultural-psikologis yang mendasari kedisiplinan guru, kemampuan tutor/pemandu dalam menyampaikan materi, dan interaksi yang terjadi dalam pelaksanaan KKG. 2. Manfaat praktis, sebagai bahan masukan yang penting bagi penyelenggara pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) E. Daftar Istilah 1. Efektivitas Efektivitas menunjukkan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan sebagaimana yang telah ditetapkan. Parameternya dapat dinyatakan sebagai angka nilai rasio antara jumlah hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu berbanding dengan jumlah yang diproyeksikan atau ditargetkan dalam kurun waktu tersebut. 2. Kelompok Kerja Guru Kelompok kerja Guru adalah wadah pertemuan para guru yang bersifat aktif, dan dinamis dalam membahas berbagai masalah profesional keguruan dengan prinsip dari guru, oleh guru, dan untuk guru.