MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) MAGISTER ILMU HUKUM

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Pointers Hakim Konstitusi Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H.,M.S. Dalam Acara

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Sejarah pembentukan Pancasila: - Pembahasan dalam

UNDANG-UNDANG TERSENDIRI MENGENAI MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT: PERLUKAH? 1

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009.

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

Mata Pelajaran Wajib. Oleh 1. Yana Suryana 2. Khilya Fa izia 3. Wahyu Sri Handayani

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal

BAB II MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI BAGIAN DARI KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA. A. Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman Sebelum Perubahan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

Analisis Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Mengeluarkan Putusan Yang Bersifat Ultra Petita Berdasarkan Undang-Undangnomor 24 Tahun 2003

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONEIA

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Macam-macam konstitusi

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

Rancangan Pembelajaran Mata Kuliah Kewarganegaraan

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

KONSEPSI KAJIAN PKN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARANNYA

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

EKSISTENSI DAN KEWENANGAN MAHKAMAH KOSNTITUSI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

Majalah Hukum Forum Akademika

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

AKTUALISASI NILAI PANCASILA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai istilah baik rechtsstaat, rule of law, atau etat de droit. 2 Dalam konteks

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2012

Modul ke: PANCASILA 1FEB PENGANTAR PANCASILA. Fakultas. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi MANAJEMEN

KONSTITUSI EKONOMI (Ekonomi Pasar, Demokrasi, dan Konstitusi) Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

UNDANG UNDANG DASAR TAHUN 1945 AMANAH: MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

KISI -KISI UJIAN SEKOLAH (UTAMA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi negara yang lain secara distributif (distribution of power atau

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD)

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEWARGANEGARAAN PENDAHULUAN, KONTRAK KULIAH DAN TERMINOLOGI KEWARGANEGARAAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Kontak Dosen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

CONSTITUTIONAL COMPLAINT : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA. H. Muhamad Rakhmat. Abstract

Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

INDEPENDENSI BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. hukum dikenal adanya kewenangan uji materiil (judicial review atau

PROVINSI JAWA TENGAH

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

PENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. mengawal dan menjaga agar konstitusi sebagai hukum tertinggi (the supreme

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

ANALISIS PENGUJIAN PENGADUAN KONSTITUSIONAL (CONSTITUTIONAL COMPLAINT)

Transkripsi:

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Laporan Evaluasi Pemahaman Materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ustadz Muda Se-Indonesia Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Tahun 2016

Laporan Evaluasi Pemahaman Materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ustadz Muda Se-Indonesia A. Latar Belakang Pusdik Pancasila dan Konstitusi telah menjadi bagian dari fungsi Mahkamah Konstitusi dalam mengawal konstitusi (peran sebagai the guardian of constitution). Beriringan dengan fungsi tersebut, Mahkamah juga berfungsi dalam melindungi hak asasi manusia (the protector of the human rights) dan pelindung hak konstitusional warga negara (the protector of the constitutional citizen s rights) sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Sebagai konsekuensi dari wewenang dan fungsinya tersebut di atas, MK memiliki tanggungjawab dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai-nilai konstitusi dan hak-hak konstitusional warga negara. Nilai-nilai konstitusi bersumber dari nilai dasar (core value) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Pemahaman tentang nilai dasar yang dijabarkan sebagai nilai konstitusional akan membuka pemahaman masyarakat untuk melihat secara jelas keberadaan Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara dan ideologi nasional. Masyarakat akan semakin menyadari bahwa Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita kemerdekaannya. Pancasila merupakan ideologi terbuka yang harus senantiasa dijaga agar tetap menjadi open and living ideology. Sebagai ideologi terbuka Pancasila memiliki nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis. Oleh karena itu diperlukan upaya strategis guna menjaga dan melestarikan nilai dasar Pancasila dan perwujudannya dalam nilai instrumental dan nilai praksis seiring dengan perkembangan dan dinamika masyarakat bangsa Indonesia. Beberapa komponen yang termasuk penting untuk menjadi target peningkatan pemahaman hak konstitusional warga negara adalah kalangan mahasiswa pada perguruan tinggi dan ustadz muda pada pondok pesantren di Indonesia. Kelompok sasaran tersebut diharapkan bisa menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kewajiban dalam mencapai tujuan bangsa dan negara sesuai dengan Pembukaan UUD 1945. Mewujudkan tujuan tersebut, Mahkamah Konstitusi bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama untuk menyelenggarakan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ustadz Muda Se-Indonesia. Kegiatan ini utamanya ditujukan untuk membangun karakter pemuda yang berdasarkan Pancasila. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan tersebut, Pusdik Pancasila dan Konstitusi bermaksud untuk melaksanakan evaluasi tentang program pendidikan yang telah dijalankan selama ini. Lebih spesifik lagi, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengukur tingkat pemahaman hak konstitusional warga negara pada peserta pendidikan yang telah memperoleh pendidikan di Pusdik Pancasila dan Konstitusi. Hipotesis awal dalam pengukuran pemahaman mengenai materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi adalah bahwa materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi dapat meningkatkan pemahaman peserta akan Pancasila dan Konstitusi. 2

B. Karakteristik Peserta Peserta Sosialisasi merupakan Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ustadz Muda perwakilan perguruan tinggi dan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Jumlah keseluruhan peserta sebanyak 95 peserta. Dari keseluruhan peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi, sebanyak 95 peserta yang mengerjakan soal pretest. C. Materi Pendidikan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ustadz Muda Se-Indonesia diselenggarakan selama 3 (tiga) hari dengan penyampaian materi sebanyak 5 (lima) materi diklat sebagai berikut : 1. Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan 2. Hubungan Negara dan Agama dalam Perspektif Islam dan Konstitusi 3. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam dan Konstitusi 4. Konstitusi dan Negara Hukum Demokrasi 5. Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan D. Pengumpulan Data Pengukuran pemahaman materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada peserta Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ustadz Muda menggunakan metode Pretest dan Posttest. Soal Pretest dan Posttest disusun berdasarkan materi utama Pendidikan Pancasila dan Konstitusi, yang terdiri dari 5 (lima) pokok materi diklat sebagai berikut : 1. Pancasila 2. Konstitusi dan Konstitusionalisme 3. Negara Hukum dan Konstitusi 4. Sistem Pemerintahan Negara 5. Mahkamah Konstitusi Adapun konsep instrument (soal Pretest dan Posttest) yang disusun berdasarkan materi tersebut terdiri dari beberapa komposisi yang digambarkan dalam Tabel 1. Komposisi Instrumen Pretest dan Posttest.(Lampiran 1) E. Analisis Data Penghitungan skor pretest dan posttest menggunakan analisa T Hitung dengan signifikansi 0,05 yang berarti bahwa tingkat kepercayaan untuk memperoleh kebenaran dalam pengukuran adalah 90 %. Untuk mengetahui signifikansi hasil analisa menggunakan perbandingan antara hasil T Hitung dengan T Tabel. Jumlah responden yang bisa dianalisa sejumlah 95 (N), sehingga df (N-1) adalah 94. T Tabel untuk df (94) menunjukkan nilai 1,661. Hasil analisa T Hitung untuk df (94) diperoleh nilai 4,768. Apabila dibandingkan, terlihat bahwa nilai T Hitung (4,768) jauh melebihi T Tabel (1,661). Hal itu berarti bahwa ada peningkatan pemahaman peserta terhadap materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi dari sebelum Pendidikan dengan sesudah Pendidikan. Dari hasil tersebut tampak bahwa sesuai hasil analisa T Hitung, menunjukkan bahwa Hipotesis Awal (H 0) diterima. 3

Hasil Pretest dan Posttest menunjukkan beberapa temuan terhadap nilai masing-masing indikator materi diklat. Berikut analisa hasil Pretest dan Posttest berdasarkan indikator materi diklat. 1. Materi Pancasila Materi Pancasila terdiri dari 3 (tiga) indikator, diantaranya adalah Sejarah dan Hakekat Pancasila; Konsep, Prinsip, dan Nilai Pancasila; dan Implementasi dan Aktualisasi Pancasila. Diantara ketiga indikator tersebut, terdapat 1 soal untuk indikator pertama, sedangkan untuk indikator kedua dan ketiga terdapat 2 soal sehingga jumlah soal untuk materi diklat sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 95 orang, sebanyak 16,15 % yang menjawab benar dengan rincian, 19,23 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah dan Hakekat Pancasila; 18,85 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item pertama; 16,15 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item kedua; 27,69 % peserta pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item pertama; dan 3,85 % peserta pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item kedua. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 95 peserta menunjukkan hasil sebanyak 24,91 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 28,95 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah dan Hakekat Pancasila; 19,30 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item pertama; 22,81 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item kedua; 40,35 % pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item pertama; dan 13,16 % pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item kedua. Tampak bahwa terdapat peningkatan rata-rata jumlah peserta menjawab dengan benar Pancasila dalam hasil mengerjakan soal posttest sebesar 8,76 %. 2. Materi Konstitusi dan Konstitusionalisme Materi Konstitusi dan Konstitusionalisme terdiri dari 5 (lima) indikator, diantaranya adalah Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme; Sejarah Konstitusi Indonesia; Perkembangan Konstitusi; Supremasi Konstitusi; dan UUD 1945. Masing-masing indikator terdapat 1 item pertanyaan, sehingga jumlah soal untuk materi Konstitusi dan Konstitusionalisme sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 95 orang, sebanyak 22,15 % yang menjawab benar pada materi diklat Konstitusi dan Konstitusionalisme. Sangat sedikit sekali peserta yang menjawab dengan benar pada indikator Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme, yaitu hanya 6,92 % peserta. Sedangkan pada indikator Sejarah Konstitusi Indonesia sebanyak 16,15 % peserta. Terlihat hasil yang cukup besar pada indikator Perkembangan Konstitusi, yaitu sebanyak 31,54 % peserta menjawab benar. Diikuti pada indikator Supremasi Konstitusi sebanyak 30,77 % peserta. Dan 35,38 % peserta menjawab benar pada indikator UUD 1945. 4

Hasil posttest yang dikerjakan oleh 95 peserta menunjukkan hasil yang meningkat dari pretest, yaitu sebanyak 32,98 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masingmasing indikator adalah 7,89 % dari sebelumnya hanya 6,92 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme; 35,09 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi Indonesia; 35,96 % peserta pada indikator Perkembangan Konstitusi; 35,21 % pada indikator Supremasi Konstitusi; dan 51,75 % pada indikator UUD 1945. 3. Materi Negara Hukum dan Demokrasi Materi Negara Hukum dan Demokrasi terdiri dari 5 (lima) indikator, diantaranya adalah Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; Unsur-unsur negara hukum dan negara demokrasi; Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Masing-masing indikator terdiri dari 1 item pertanyaan, sehingga jumlah soal untuk materi diklat Negara Hukum dan Demokrasi sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 95 orang, hanya sebanyak 9,69 % yang menjawab benar dengan rincian, 13,85 % peserta menjawab benar pada indikator Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; 4,62 % peserta pada indikator Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; 20,77 % peserta pada indikator Unsur-unsur negara hukum dan negara demokrasi; 6,15 % peserta pada indikator Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan 3,08 % peserta menjawab benar pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Terdapat peningkatan terhadap hasil posttest yang dikerjakan oleh 95 peserta menunjukkan hasil rata-rata sebanyak 15,61 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 14,91 % peserta menjawab benar pada indikator Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; 8,77 % peserta pada indikator Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; 33,33 % peserta pada indikator Unsurunsur negara hukum dan negara demokrasi; 18,42 % pada indikator Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan 2,63 % pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Tampak hasil yang berbeda dengan item lain, pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia, tidak ada peningkatan jumlah peserta yang menjawab benar pada indikator tersebut. 4. Materi Sistem Pemerintahan Negara Materi Sistem Pemerintahan Negara terdiri dari 4 (empat) indikator, diantaranya adalah Pengertian sistem pemerintahan; Pembagian sistem pemerintahan; Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; dan Praktek sistem pemerintahan di Indonesia. Diantara empat indikator tersebut, terdapat 1 soal untuk indikator Pengertian sistem pemerintahan; Pembagian sistem pemerintahan; Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia, sedangkan untuk indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia terdapat 2 item pertanyaan. Jumlah soal untuk materi diklat Sistem Pemerintahan Negara sebanyak 5 item. 5

Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 95 orang, sebanyak 9,54 % yang menjawab benar dengan rincian, 5,38 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian sistem pemerintahan; 18,46 % peserta pada indikator Pembagian sistem pemerintahan; 10,77 % peserta pada indikator Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; 11,54 % peserta pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item pertama; dan 1,54 % peserta pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. Hal ini menunjukkan fakta yang menarik bahwa jauh kurang dari 50% dari jumlah peserta yang memiliki pemahaman terhadap materi Sistem Pemerintahan Negara. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 95 peserta menunjukkan hasil sebanyak 25,09 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 20,18 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian sistem pemerintahan; 28,95 % peserta pada indikator Pembagian sistem pemerintahan; 7,89 % peserta pada indikator Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; 26,32 % pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item pertama; dan 42,11 % pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. Terdapat peningkatan rata-rata jumlah peserta yang menjawab dengan benar pada materi diklat Sistem Pemerintahan Negara, terkecuali pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. 5. Materi Mahkamah Konstitusi Materi Mahkamah Konstitusi terdiri dari 3 (tiga) indikator, diantaranya adalah Sejarah Konstitusi; Wewenang Mahkamah Konstitusi; dan Putusan Mahkamah Konstitusi. Diantara ketiga indikator tersebut, terdapat masing-masing 2 soal untuk indikator Sejarah Konstitusi dan Wewenang Mahkamah Konstitusi, sedangkan untuk indikator Putusan Mahkamah Konstitusi terdapat 1 soal sehingga jumlah soal untuk materi diklat Mahkamah Konstitusi sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 95 orang, sebanyak 16,92 % yang menjawab benar dengan rincian, 9,23 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi item pertama; 22,31 % peserta pada indikator Sejarah Konstitusi item kedua; 2,31 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama; 32,31 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item kedua; dan 18,46 % peserta pada indikator Putusan Mahkamah Konstitusi. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 95 peserta menunjukkan hasil sebanyak 31,40 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 16,67 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi item pertama; 25,44 % peserta pada indikator Sejarah Konstitusi item kedua; 30,70 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama; 53,51 % pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item kedua; dan 30,70 % pada indikator Putusan Mahkamah Konstitusi. 6

F. Kesimpulan Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ustadz Muda Se-Indonesia telah terbukti memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan pemahaman hak konstitusional warga negara. Kontribusi tersebut terlihat dalam pengukuran pretest dan posttest terhadap materi pendidikan yang diberikan kepada peserta selama sosialisasi dilaksanakan. Cisarua, Juni 2016 Mengetahui, Kepala Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Kepala Sub Bidang Program dan Evaluasi Noor Sidharta 19640905 199002 1 004 Ardiansyah Salim 19790702 200604 1 003 7