BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. melalui interaksi kemampuan berbahasa. Hal ini dimaklumi karena berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bercerita merupakan salah satu bentuk kemampuan berbicara. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum KTSP. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) saat ini menganut pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Tarigan (2005:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain. Karena seseorang akan terlihat terampil, jika mereka dapat menguasai empat keterampilan tersebut. Menulis merupakan kegiatan untuk melatih kegiatan berpikir menjadi lebih kreatif, produktif dan ekspresif. Menyadari pentingnya kemampuan menulis bagi pendidikan oleh karenanya disediakan waktu yang cukup untuk pembinaan keterampilan menulis, tetapi waktu yang cukup saja tidak cukup untuk meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga dengan adanya buku paket selain itu juga dengan adanya model dalam pembelajaran. Menulis membutuhkan ketekunan, agar dapat mengembangkan suatu kerangka karangan yang baik. Keterampilan menulis harus dilatih secara terus menerus karena menulis tidaklah mudah, harus ada latihan dan praktik yang berkelanjutan dan dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur karena menulis bukanlah hal yang mudah. 1

2 Di antara keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan bahasa yang paling sulit dikuasai. Nurgiyantoro (2001:296) mengatakan, dibandingkan kemampuan berbahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur ahli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Semi (1990:7) berpendapat menulis tidaklah sulit, tetapi tidak pula gampang. Setiap orang yang tidak buta aksara mesti pernah menulis untuk dibaca dan dipahami orang lain. Namun seringkali pula menulis itu dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sulit, karena menulis itu dikaitkan dengan seni atau kiat, sehingga tulisan tersebut dirasakan enak dibaca, akurat, jelas dan singkat. Penguasaan keterampilan menulis memo yang harus dimiliki oleh siswa sudah tercantum dalam standar isi kurikulum dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi dasar, yaitu menulis memo dengan menggunakan kalimat yang efektif dan memperhatikan santun bahasa terdapat pada standar kompetensi. Menulis yaitu mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan memo terdapat pada kompetensi dasar nomor 12.2 menulis memo sesuai dengan isi dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.

3 Pada dasarnya Pemerintah telah menetapkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan zamannya. Kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang ditetapkan sebagai kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun 2006. Kurikulum ini juga diterapkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada kenyataanya, kompetensi tersebut belum tercapai. Siswa kurang mampu menulis memo. Keterampilan menulis memo dengan menggunakan kalimat yang efektif dan memperhatikan santun bahasa merupakan hal yang sulit, ini ditandai dari nilai siswa yang belum tuntas memenuhi KKM dengan nilai 80. Hal ini dapat kita lihat pada penelitian yang dilakukan Yuniarti (2011) dalam skripsinya. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa Peningkatan pembelajaran keterampilan menulis memo sebenarnya telah banyak dilakukan guru, tetapi strategi pembelajaran yang digunakan selama ini masih kurang tepat, guru hanya menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan teori menulis memo, dan tentang pengertian menulis memo, sehingga nilai yang dicapai siswa dalam menulis memo belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yaitu 63, masih dibawah standar dari kriteria yang sudah ditetapkan. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis memo khususnya memo resmi di sekolah disebabkan beberapa faktor. Salah satu di antaranya yang dianggap relevan adalah kurang tepatnya penggunaan metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan guru masih satu arah dan monoton, sehingga

4 tidak dapat membantu semangat, minat, serta kreativitas siswa dalam mengungkapkan gagasan/ide secara lisan maupun tulisan dalam rangka memecahkan masalah. Demikian juga dengan penelitian yang telah dilakukan Sulastri (2013) dalam skripsinya. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dalam pembelajaran menulis memo, masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran konvensional salah satunya metode ceramah, adapun kelemahan dari pembelajaran konvensional yaitu saat pembelajaran berlangsung, yang memperhatikan guru hanya sebagian siswa saja. Hal ini tentunya tidak efektif, karena pembelajaran menulis memo harus mendengarkan kemudian menulis. Menurut Tarigan (2005:4), Keterampilan menulis sangat dibutuhkan di era kehidupan modern ini, kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Namun terkadang yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, aspek menulis yang dinilai sangat penting tidak sejalan dengan kemampuan siswa. Berdasarkan hasil observasi awal penulis terhadap siswa SMP Negeri 35 Medan khususnya kelas VII, serta hasil wawancara yang dilakukan terhadap salah satu guru bidang studi Bahasa Indonesia. Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran menulis memo, kalimat efektif dan santun bahasa siswa masih sangat rendah, kemudian fasilitas sekolah yang belum memadai. Selain itu dari hasil wawancara penulis dengan siswa menunjukkan

5 pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, dengan menggunakan metode ceramah yang lebih dominan, sehingga siswa merasa bosan dan merasa ngantuk, dan siswa sangat mengharapkan pembelajaran yang sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu penulis juga diperkenankan oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia untuk melihat langsung bagaimana cara penulisan siswa, saat penulis melakukan observasi awal, penulis dapat melihat langsung bahwa masih banyak siswa yang menulis tidak sesuai EYD, dan siswa yang masih bercerita dengan temannya dan tidak memperhatikan guru di depan, masih banyak masalah-masalah lain yang diamati penulis, dan menurut penulis hal ini disebabkan karena guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis, siswa masih kurang memperoleh contoh tulisan yang ingin dipelajarinya apalagi menyangkut menulis memo ataupun memorandum yang dalam keseharian tidak dekat dengan siswa bahkan dikatakan sangat jarang dengan kehidupan siswa. Walaupun demikian, menulis memo merupakan keterampilan menulis yang membutuhkan latihan dan praktik. Dari permasalahan di atas, penulis dapat menyimpulkan keterampilan menulis merupakan keterampilan yang harus dilatih secara terus menerus, karena tidak semua siswa senang dan mempunyai bakat dalam menulis, oleh karena itu guru harus mempunyai siasat untuk merangsang dan membuat siwa aktif dalam pembelajaran, baik dengan adanya media, model dan lain-lain.

6 Dalam hal ini penulis menawarkan sebuah terobosan baru untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran, untuk itu diperlukan sebuah terobosan baru dalam menghasilkan hasil belajar sastra para siswa, penulis menawarkan model pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis memo yaitu dengan memilih model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs, yang mana model tersebut menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran, pembelajaran yang tidak monoton dan membosankan. Menurut Zaini,dkk (2008:90) jika tujuan pembelajaran adalah merubah sikap peserta didik, maka sebaiknya tidak menggunakan metode ceramah, ceramah tidak efektif jika digunakan untuk mengajar keterampilan. Dengan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dapat meningkatkan keberanian siswa untuk tampil mempraktekkan sesuatu di depan orang lain (peserta didik yang lain). Model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs adalah model sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Model pembelajaran ini bersifat langsung khusus dirancang untuk mengembangkan cara belajar peserta didik tentang menulis memo yang berisi pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Dari uraian di atas, maka penulis berpendapat menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs baik digunakan dalam rangka meningkatkan kerjasama antara siswa dan membiasakan siswa untuk banyak bekerja daripada berbicara, sehingga siswa mampu secara langsung mempraktekkan suatu ilmu pengetahuan.

7 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Terhadap Kemampuan Menulis Memo Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Pembelajaran 2013-2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul sebagai berikut. 1. Rendahnya keterampilan menulis siswa dan masih banyak penulisan yang tidak sesuai dengan EYD. 2. Penggunaan model pembelajaran yang masih jarang dimanfaatkan oleh guru, dan masih sering menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan. 3. Fasilitas sekolah yang masih kurang memadai. 4. Nilai KKM yang belum tercapai. C. Batasan Masalah Melihat banyaknya ruang lingkup masalah yang teridentifikasi serta keterbatasan kemampuan untuk meneliti keseluruhan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan guru yang belum menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran menulis memo, sehingga penulis menawarkan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis memo siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan. Pada dasarnya memo terbagi

8 2, memo resmi dan memo pribadi, dalam hal ini penulis hanya membatasi pada memo resmi. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Berapa rata-rata kemampuan menulis memo siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan tahun pembelajaran 2013/2014 yang diajari dengan model Practice Rehearsal Pairs? 2. Berapa rata-rata kemampuan menulis memo siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan tahun pembelajaran 2013/2014 yang diajari dengan metode Ceramah? 3. Adakah pengaruh model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs terhadap peningkatan kemampuan menulis memo siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan tahun pembelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menggambarkan berapa rata-rata kemampuan menulis memo siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan tahun pembelajaran 2013/2014 yang diajari dengan model Practice Rehearsal Pairs.

9 2. Menggambarkan berapa rata-rata kemampuan menulis memo siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan tahun pembelajaran 2013/2014 yang diajari dengan metode Ceramah. 3. Menggambarkan pengaruh model Practice Rehearsal Pairs terhadap peningkatan kemampuan menulis memo siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan tahun pembelajaran 2013/2014. F. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru Penelitian ini dapat memotivasi guru untuk mencari media pembelajaran yang lebih kreatif dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis memo. 2. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan mampu menstimulus siswa untuk berpikir aktif dan kreatif serta meningkatkan motivasi melalui pembelajaran menulis memo. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar, dan sebagai bahan bandingan untuk penelitian lebih lanjut, jika meneliti masalah yang sama. 4. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pengajaran menulis memo.