BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular

BAB I PENDAHULUAN. James Naismith. Dalam pelaksanaannya setiap regu dituntut untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, dirancang dan

BAB I PENDAHULUAN. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu yang populer dan menarik

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. jasmani untuk materi tembakan bebas (free throw) bola basket pada siswa kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. praktek kehidupan yang lebih cocok dengan situasi yang sedang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rafdlal Saeful Bakhri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menempatkan pendidikan sebagai suatu yang penting dan utama.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

materi dan kebutuhan pembelajaran yang akan disampaikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu darinya.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidkan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menuju kedewasaan baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan jasmani sebagai alat perantaranya. Pendidikan jasmani tidak lepas dari usaha pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani, usaha tersebut berupa kegiatan jasmani atau fisik yang diprogram secara ilmiah, terarah, dan sistematis, yang disusun oleh lembaga pendidikan yang berkompeten. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, kesehatan, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang bagi anak didik. Dalam international charter of physical education and sport dari UNESCO disebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang baik sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik, melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan,

kecerdasan, dan membentuk watak. hal tersebut menunjukan betapa eratnya hubungan jasmani dan rohani dalam pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani sering ditemukan suatu keadaan dimana siswa dituntut untuk bertindak jujur, adil, serta bersikap sportif sebagai ciri khas dari olahraga yang diperoleh dalam pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sekolah juga dipercaya sebagai wadah pendidikan agar manusia dapat hidup lebih baik dimasa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada proses belajar mengajar, Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk membawa peserta didik pada perubahan sifat dan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini kelihatan cukup simpel dan sederhana, akan tetapi bila pengertian ini ditelaah lebih dalam, maka akan terlihat lebih rumit dan begitu kompleksnya proses yang dituntut dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal ini bisa dipahami karena membawa peserta didik ke arah perubahan yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran di sekolah terdapat banyak unsur yang saling berkaitan dan menentukan dalam proses belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut adalah pendidik (guru), peserta didik (siswa), kurikulum pengajaran,sarana prasarana dan lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran tersebut juga sangat berperan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Slameto (2010 : 2) menyatakan Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Proses kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil belajar yang baik maka yang paling berperan adalah guru sebagai pendidik dan siswa itu sendiri yang sedang belajar. Keberhasilan dalam belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan salah satu ukuran terhadap penguasaan materi pelajaran yang disampaikan. Peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa penting sekali untuk diketahui, Dalam rangka membantu siswa mencapai hasil belajar yang seoptimal mungkin. Dalam proses belajar mengajar, Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa Sebagai pembimbing guru diharapkan mampu untuk mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok, memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang diperlukan dalam proses belajar, memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan kepribadiannya, membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang di hadapinya dan menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya. Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi

belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efesien. Apabila seorang guru dapat menerapkan peran-peran proses pembelajaran di atas maka segala kegiatan dalam pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setidak-tidaknya mencapai tingkat optimal. sikap dan perilaku pada siswa dapat terbentuk dengan meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam segala bentuk aktivitas olahraga termasuk olahraga permainan seperti permainan bola basket. Permainan bola basket merupakan permainan yang gerakannya cukup kompleks,yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan unsur lainnya. Untuk melakukan gerakan-gerakan dalam permainan bola basket secara baik diperlukan kemampuan fisik yang baik. dengan kondisi fisik yang baik akan memudahkan melakukan gerakan-gerakan yang lebih kompleks dan memudahkan menguasai tekhnik-tekhnik dasar seperti tekhnik (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), Permainan bola basket merupakan salah satu materi pelajaran yang terdapat di kurikulum pendidikan jasmani baik ditingkat SD, SMP, SMA maupun SMK. Bola basket merupakan salah satu olahraga yang cukup populer di dunia pada saat ini. Bola basket diciptakan oleh DR. James A. Naismith atas arahan DR.Luther Gullick. Keduanya adalah pengajar di YMCA di Springfield, Amerika Serikat. Dalam pembelajaran bola basket terdapat berbagai teknik dasar meliputi mendribel (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), gerakan merayah (lay - up), dan gerakan pivot.

Shooting adalah usaha memasukkan bola kedalam keranjang lawan baik dengan menggunakan satu tangan maupun dengan dua tangan. Jenis atau teknik gerakan shooting dalam permainan bola basket antara lain tembakan satu tangan diatas kepala ( one hand set shoot), tembakan lay-up, menangkap bola dilanjutkan dengan lay-up, tembakan meloncat dengan dua tangan ( jump shoot), dan tembakan kaitan. Tanpa adanya usaha untuk melakukan shooting maka permainan basket tidak akan menjadi sebuah permainan yang menarik. Dalam melakukan shooting sangat penting penguasaan teknik dasar, agar usaha melakukan tembakan mencapai target yaitu bola dapat masuk ke dalam basket. Sama halnya seperti di sekolah-sekolah tingkat SMA lainnya, bola basket merupakan salah satu salah satu cabang olahraga yang tidak pernah lepas dari materi pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Gebang yang beralamat di Kabupaten Langkat pada tanggal 21 Januari 2014 pada jam pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan pokok bahasan bola basket materi shooting, siswa melakukan shooting masih kurang baik. Dimana kekurangannya adalah pada saat shooting cara melemparkan bola ke ring basket tidak benar sehingga tidak masuk atau tidak tepat sasaran, Informasi yang diperoleh dari guru pendidikan jasmani mengatakan masih rendahnya hasil belajar shooting, khususnya shooting jump shot bola basket siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gebang Tahun ajaran 2014/2015 dari 37 siswa yang ada dari kelas XI IPA-1 hanya ada 13 siswa yang lulus. Berarti dari data tersebut hanya sekitar 35% yang memahami shooting bola basket. Namun nilai itu belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal secara klasikal yang ditetapkan sekolah yaitu sekitar 85% dari keseluruhan siswa. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yaitu rendahnya nilai nilai siswa yang terlihat pada KKM yang diterapkan disekolah untuk pelajaran pendidikan jasmani adalah 2,50 (Permendikbud No 81A Tahun 2013). padahal ditinjau dari sarana prasarana di SMAN 1 Gebang memilki 1 lapangan bola basket yang cukup baik, ring bola basket yang sudah permanen, serta memiliki bola basket yang cukup banyak dan layak untuk digunakan, ini disebabkan belum efektifnya pelaksanaan proses pembelajarannya. Model gaya mengajar yang dipergunakan cenderung berpusat pada guru, Dimana para siswa melakukan gerakan-gerakan atau latihan ketrampilan berdasarkan intruksi guru. Latihan-latihan atau ketrampilan berdasarkan inisiatif siswa hampir tidak pernah dilakukan, menerapakan gaya mengajar yang berpusat pada guru dalam mengajarkan tekhnik dasar bermain bola basket, siswa terlihat kurang merangsang semangat belajarnya, cepat bosan atau jenuh, padahal dalam pembelajaran pendidikan jasmani hal yang paling esensial adalah mengutamakan unsur bermain, kegembiraan, pedagogis, membina kesehatan dan rasa percaya diri bagi siswa dalam bersosial supaya siswa-siswa tidak bosan. Untuk memecahkan masalah tersebut diatas, sangat diperlukan inovasi dan karakteristik materi yang diajarkan. Peran guru pendidikan jasmani dalam upaya membina siswa dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai tekhnik-tekhnik dasar bermain bola basket sangat tergantung pada kreaktifitas guru dalam memilih dan mententukan gaya mengajar yang tepat. Menurut peneliti, perlu dicari solusi yang yang tepat dalam masalah ini, agar setiap siswa dapat melakukan tekhnik-tekhnik dasar dalam melakukan

shooting bola basket secara benar. Dalam hal ini salah satu alternative yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan memilih gaya mengajar yang tepat. Gaya mengajar pada umumnya dapat diartikan sebagai segala sesuatu cara atau strategi dalam menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Gaya adalah segala sesuatu cara yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi. Gaya juga diartikan sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar (http://www.edu-articles.com/mengenal-gaya-mengajar/2005). Melihat perkembangan olahraga bola basket tersebut dan pentingnya peranan gaya mengajar yang sesuai dalam meningkatkan ketrampilan tekhnik dasar dalam permainan bola basket. Maka perlu untuk menentukan gaya mengajar yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada tekhnik dasar shooting dalam permainan bola basket. Beranjak dari hal tersebut di atas, peneliti merasa tertarik untuk menerapkan gaya mengajar resiprokal terhadap salah satu teknik dasar bola basket (shooting) pada siswa SMA Negeri 1 Gebang. Karena gaya mengajar resiprokal yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik seketika tanpa ditunda-tunda, sehingga siswa secara individu akan memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mencoba dan berlatih shooting dengan teman sebayanya. Sehingga diharapkan dengan gaya mengajar ini siswa akan lebih termotivasi dalam belajar teknik dasar gerakan shooting dalam permainan bola basket. Peneliti berasumsi bahwa dengan cara ini maka hasil belajar shooting bola basket siswa akan meningkat.

Dari uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan mengangkat judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Shooting Dalam Permainan Bola Basket Melalui Penerapan Gaya Mengajar Resiprokal Pada Siswa Kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di buat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, yang menjadi identifikasi masalah adalah:1). Rendahnya minat belajar siswa, 2). Gaya mengajar yang monoton, 3). Kurangnya pengelolaan kelas terhadap siswa, 4). Waktu yang tersedia cukup terbatas untuk mengevaluasi siswa, 5). Tidak kreatifnya guru dalam memilih gaya mengajar yang tepat, 6). Rendahnya prestasi belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam memahami ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini maka penulis membatasi masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas maka permasalahan ini dibatasi hanya pada Upaya meningkatkan hasil belajar Jump Shoot dalam permainan bola basket melalui penerapan gaya mengajar resiprokal pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian, latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah yang diteliti adalah: Apakah Gaya

Mengajar Resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar Jump Shoot dalam permainan bola basket pada siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 1 gebang Tahun Ajaran 2014 / 2015? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Jump Shoot dalam permainan bola basket pada siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 1 gebang Tahun Ajaran 2014 / 2015 dengan menggunakan Gaya Mengajar Resiprokal. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan, wawasan dan menciptakan pembelajaran shooting dalam permainan bola basket lebih menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Penelitian ini diharapkan, membantu guru pendidikan jasmani SMA Negeri 1 Gebang, agar dapat memilih gaya mengajar yang tepat dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti apa yang diharapkan. 3. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang berdampak pada peningkatan hasil belajar sehingga dapat tercapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan oleh pihak

sekolah, yaitu peningkatan hasil belajar siswa dengan meningkatkan keberhasilan siswa berarti meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.