PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

dokumen-dokumen yang mirip
Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS 3 KG DAN 4 KG TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN CONTINUOUS CIRCUIT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

PENGARUH PELATIHAN BAYANGAN (SHADOW) BULUTANGKIS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN REAKSI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

Kadek Ari Sujana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Gd Doddy Tisna MS. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIC SIDE JUMP SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRICS ZIG-ZAG DRILLS TERHADAP DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Luh Eka Eliani, I Nym Sudarmada, Ni Luh Kadek Alit Arsani. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN FARTLEK DAN OBSTACLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT DENGAN RASIO KERJA:ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN LATERAL CONE HOPS DAN DEPHT JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

Pengaruh Repetition Sprint dan Skipping Rope terhadap Power Otot Tungkai Ekstrakurikuler Bola Voli

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN THREE CORNER DRILL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN POWER

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Nym Budiarsa, I Nym Kanca, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT

PENGARUH PELATIHAN LARI 800 M DAN LARI 1500 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016)

PENGARUH PELATIHAN LARI TIGA SUDUT DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR

PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PELATIHAN LARI SPRINT 60 METER DAN HEXAGONALOBSTACLE SPRINT TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH PELATIHAN BERMAIN BULUTANGKIS OVERHEAD CLEAR DRILL TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS DAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

PENGARUH PELATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KELENTUKAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

I Pt. Adi Gunawan*, I.A.Kd. Arisanthi Dewi **, Ngurah Adi Santika***

PENGARUH PELATIHAN SLALOM DRIBBLING TERHADAP KELINCAHAN DAN VO 2 MAKS SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

PENGARUH PELATIHAN SIT-UP BESAR SUDUT 45 0, 90 0, DAN TERHADAP KEKUATAN OTOT PERUT. Made Meiriawati

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN TANGGA DAN LATIHAN HURDLE JUMP

PENGARUH PELATIHAN BEBAN LEG PRESS TERHADAP KECEPATAN LARI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN LARI 60 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

Pengaruh Pelatihan Alternate Leg Bound dan Knee Tuck Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN

PENGARUH PELATIHAN 30 SECOND BOX DRILL DAN 60 SECOND BOX DRILLTERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DENGAN RASIO KERJA DAN ISTIRAHAT 1:1 DAN 1:2 TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULER. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

BAB III METODE PENELITIAN

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

Pengaruh Side Hop dan Box Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Ekstrakurikuler Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN WAKTU REAKSI

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

PENGARUH PELATIHAN RUNNING INTERVAL 30 METER DENGAN RASIO KERJA ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 PENINGKATAN KARDIOVASKULER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

JPOS (Journal Power Of Sports), 1 (1) 2018, (1-11) Available at:

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) Abstrak

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seminggu dan dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dengan Asesmen Otentik Teknik Saling Silang terhadap Pemahaman Konsep Microteaching

BAB III METODE PENELITIAN

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Made Galih Hari Cahyadi Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia e-mail: galihharicahyadi@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap daya ledak otot tungkai. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan the nonrandomized control goup pre-test post test design. Subjek penelitian adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler bola voli SMAN 1 Selemadeg Tabanan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang. Daya ledak otot tungkai diukur dengan vertical jump. Data dianalisis dengan uji Anava dengan program SPSS 16,0 dengan hasil daya ledak otot tungkai kelompok pelatihan jump service dengan awalan serta jump service tanpa awalan pada signifikansi 0,000, signifikansi α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai diterima. Dilanjutkan dengan uji LSD untuk memperoleh perbandingan, hasil uji LSD kelompok pelatihan jump service dengan awalan (6,80) lebih baik dibandingkan jump service tanpa awalan (2,80) terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan; (1) jump service dengan awalan dan tanpa awalan berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai, (2) terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap daya ledak otot tungkai, dimana pelatihan jump service dengan awalan lebih baik dari pelatihan jump service tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Abstract This research aimed to determine the effect of jump service training with the prefix and without the prefik of the leg muscle explosive power. This research type is a quasi-experimental research design with nonrandomized control goup the pre-test post-test design. The subjects were men's students volleyball extracurricular participants in SMA Negeri 1 Selemadeg Tabanan school year 2012/2013 as many as 30 people. Explosive leg muscle power is measured by using a vertical jump test. Data were analyzed by Anava with SPSS 16.0 the results variable leg muscle explosive power to jump service training group with and without the prefix with a significance of 0.000, significance is smaller than α (Sig <0.05), so the research hypothesis " jump service training with and without prefix effect on the increase in leg muscle explosive power "acceptable. And was followed by a further LSD test for comparison, the results of group jump service training with the prefix (6.80) is better than jump service training without the prefik (2.80) to increase leg muscle explosive power. From these results it can be concluded that: (1) jump service with and without the prefix affect the increase in leg muscle explosive power, (2) there is a difference between the effect of jump service training with the prefix and jump service without the prefik to the explosive power of the leg muscles, which jump service training the prefix is better than jump service training without the prefix to increase leg muscle explosive power. Kata kunci: Pelatihan jump service dengan dan tanpa awalan, daya ledak otot tungkai 1

Servis merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam permainan bola voli karena servis merupakan awal serangan. Tanpa didahului servis dengan mematuhi segala peraturan yang berlaku, maka sebuah permainan bola voli tidak dapat dimulai. Selain merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan, namun jika ditinjau dari taktik, servis juga merupakan serangan yang diharapkan dapat langsung menghasilkan nilai atau setidak-tidaknya membuat tekanan terhadap pertahanan lawan dan lawan tidak dapat dengan mudah melakukan serangan. Dalam permainan bola voli, saat ini banyak pemain yang melakukan jump service, karena servis jenis ini akan menghasilkan pukulan servis yang menukik dengan tajam dan keras sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi tim lawan penerima servis. Jump service merupakan teknik servis baru yang perlu dilatihkan dan dapat digunakan untuk memulai serangan dalam permainan bola voli. Selain itu dalam melakukan jump service juga dapat dilakukan tanpa menggunakan awalan. Kita dapat melakukan gerakan vertical jump dalam melakukan jump service tanpa harus menggunakan awalan. Dikatakan bahwa seorang yang memukul bola tenis (tennis serve) atau melakukan smash bola voli membutuhkan waktu yang tepat (timming) yang artinya pola gerakan yang dipakai sedemikian rupa sehingga tiap-tiap golongan otot si pemain berperan secara optimal (Surja Widjaja, 1998 : 29). Dari pendapat tersebut diatas maka seorang atlet dapat melakukan jump service tanpa menggunakan awalan tetapi harus memiliki timming yang tepat pada saat memukul bola. Dengan adanya fase meloncat pada saat melakukan jump service, daya ledak otot tungkai sangat berperan terhadap hasil dari jump service. Daya ledak (power) adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengerahkan seluruh kekuatan dalam waktu yang singkat (Nala, 1998: 8). Dengan daya ledak yang maksimal maka akan dapat menghasilkan lompatan yang tinggi saat melakukan jump service. Pelatihan dalam upaya peningkatan komponen kondisi fisik yaitu daya ledak otot tungkai perlu berhubungan langsung dengan cabang olahraga yang akan dikembangkan yaitu olahraga bola voli. Hal ini bertujuan agar pelatihan tidak menyimpang jauh dari olahraga bola voli dan juga tidak mengakibatkan kejenuhan saat berlatih. Di Bali, khususnya didaerah Kabupaten Tabanan, perkembangan prestasi siswa menurun terutama di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu yang bisa dipakai acuan adalah 2

SMA Negeri 1 Selemadeg. Pada tahun 2012 prestasi dari siswa SMA Negeri 1 Selemadeg dalam bidang olahraga, khususnya pada cabang olahraga bola voli mengalami penurunan ini terbukti dengan menurunnya perolehan prestasi pada saat Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) Kabupaten Tabanan tahun 2012 dan SMAKER CUP VII tahun 2012 berlangsung. Menurut pengamatan yang dilakukan pada saat observasi, penurunan prestasi siswa ini disebabkan oleh kurangnya pembinaan teknik-teknik dalam permainan bola voli serta pelatihan peningkatan komponen kondisi fisik. Seperti yang diketahui pencapaian prestasi yang optimal akan dapat dicapai dengan penguasaan teknik-teknik permainan yang maksimal dan tingkat kondisi fisik yang baik tersebut dapat dimiliki dengan dilakukannya pelatihan yang mengarah pada penguasan teknik permainan bola voli khususnya pada penguasaan teknik servis serta pelatihan komponen kondisi fisik. Pelatihan teknik yang diberikan masih umum dan monoton yang mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Hal tersebut secara tidak langsung berdampak pada penurunan prestasi olahraga khususnya bola voli di SMA Negeri 1 Selemadeg. Pada penelitian ini, peneliti mengambil data pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Selemadeg Tabanan tahun pelajaran 2012/2013, karena siswa-siswa tersebut sedang berada pada masa adolesensi (rentangan umur 15-17 tahun) dimana pada masa menjelang adolensensi dan adolensensi yang berkisar dari umur 12 sampai 20 tahun, gerak yang makin kompleks bisa dikuasai dengan kemampuan memanfaatkan keterampilan gerak sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu berbagai organ tubuh dan fisik mencapai puncak kematangannya. Disinilah berbagai prestasi yang memerlukan keterlibatan fisik secara total dapat dilakukan secara maksimal (Swadesi, 2009: 6). Dengan melihat fenomena yang ada, peneliti mencoba menawarkan suatu pelatihan fisik agar dapat memberikan solusi dari permasalahan yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Selemadeg Tabanan dengan pelatihan fisik yang sesuai dengan cabang olahraga yang akan dikembangkan. Salah satu pelatihan fisik yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah pelatihan jump service dengan awalan dan jump service tanpa menggunakan awalan. Pelatihan jump service dengan awalan dan jump service tanpa menggunakan awalan merupakan suatu bentuk pelatihan yang dapat meningkatkan salah satu komponen kondisi fisik yaitu komponen daya ledak otot tungkai. Daya 3

ledak otot tungkai dalam permainan bola voli sangat berperan penting dalam hasil gerakan jump service, smash (pukulan serang), dan block (bendungan). Selain itu pelatihan jump service dengan awalan dan jump service tanpa menggunakan awalan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis yang dapat menguntungkan dan menghasilkan poin dalam permainan bola voli. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Tujuan umum Untuk mengetahui adakah pengaruh pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap daya ledak otot tungkai. b. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pelatihan jump service dengan awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pelatihan jump service tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. 3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. METODE Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimen semu yaitu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Kanca, 2010: 93). Subjek dalam penelitian ini adalah putra peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Selemadeg Tabanan Tahun Pelajaran 2012/2013. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: the nonrandomized control goup pre-test post test design (Kanca, 2010: 94). Rancangan yang dimaksud adalah X1 K1 T2 X2 S T1 OP K2 T2 X0 K0 T2 Keterangan: S : Subjek Penelitian T 1 : Tes awal (pre-test) OP : Ordinal pairing K 1 : Kelompok perlakuan 1 K 2 : Kelompok perlakuan 2 K 3 : Kelompok kontrol X 1 : Perlakuan pelatihan jump service dengan awalan X 2 : Perlakuan pelatihan jump service tanpa awalan X 0 : Kontrol (Kegiatan olahraga yang konvensional, bermain bola voli) : Tes akhir (post-test) T 2 Subjek penelitian dibagi kedalam tiga kelompok setelah dilakukan pre-test (tes 4

awal) dengan teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing. Kelompok I diberikan perlakuan berupa pelatihan jump service dengan awalan, kelompok II diberikan perlakuan berupa pelatihan jump service tanpa awalan, dan kelompok III merupakan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loncat Tegak (vertical jump) untuk mengukur daya ledak otot tungkai Teknik pengumpulan data dilakukan dari data tes awal (pre-test), dan tes akhir (posttest) pada masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Tes akhir dilaksanakan setelah kelompok perlakuan diberikan pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan selama 12 kali latihan dengan tes yang sama seperti tes awal (pre-test). Selanjutnya dianalisis berdasarkan hasil pengukuran dari masing-masing kelompok. Subjek penelitian dari penelitian ini adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Selemadeg Tabanan Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang. Analisis data dilakukan dengan uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas data. Untuk hasil dari penelitian digunakan Uji Hipotesis yaitu terdiri dari uji Anava satu arah dan uji Least Significant Difference (LSD). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil pelatihan yang dilaksanakan selama 12 kali pertemuan dan pelaksanaan tes akhir (post_test) diperoleh data beda (gaint score) yang akan dianalisis untuk mengadakan uji hipotesis penelitian. Pada Kelompok Perlakuan Pelatihan Jump Service dengan Awalan dengan nilai pre-test memiliki nilai rata-rata 51,9 dan nilai rata-rata 60,9 post-test dengan demikian nilai rata-rata kelompok perlakuan dengan pelatihan jump service dengan awalan meningkat 9. Pada kelompok perlakuan pelatihan jump service tanpa awalan dengan nilai pre-test memiliki nilai rata-rata 51,5 dan nilai ratarata 56,5 post-test dengan demikian nilai rata-rata kelompok kontrol meningkat 5. Dan pada kelompok kontrol diperoleh nilai pre-test memiliki nilai rata-rata 51,5 dan nilai rata-rata 53,7 post-test dengan demikian nilai rata-rata kelompok kontrol meningkat 2,20. Dari hasil uji normalitas data dengan Instrumen Uji Lilliefors Kolmogorof- Smirnov program SPSS 16,0 diperoleh hasil untuk kelompok jump service dengan awalan 0,200 dengan signifikansi 0,200, sedangkan untuk kelompok jump service tanpa awalan 0,198 dengan signifikansi 0,200. Hasil untuk kelompok kontrol 0,151 dengan signifikansi 0,200. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi pada 5

kelompok jump service dengan awalan kelompok jump service tanpa awalan lebih besar dari pada α (sig > 0,05) sehingga data yang diuji merupakan data yang berdistribusi normal. Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Program SPSS 16,0 Sumber Data Daya Ledak Otot Tungkai 1. Perlakuan jump service dengan awalan 2. Perlakuan jump service tanpa awalan 3. Kontrol Kolmogorov-smirnov Statistik Df Sig Keterangan 0,200 0,198 0,151 10 10 10 0,200 0,200 0,200 Normal Normal Normal Sedangkan dari hasil uji homogenitas menggunakan instrumen uji levene dengan bantuan program SPSS 16,0 diperoleh nilai uji 0,094 dan signifikansi 0,911 untuk variabel daya ledak otot tungkai. Nilai signifikansi levene untuk variabel daya ledak otot tungkai lebih besar dari α (sig > 0,05) sehingga data yang diuji berasal dari data yang homogen. Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas Data dengan Instrument Uji Levene Gain t_sco re Levene Statistic df1 df2 Sig. Based on Mean.094 2 27.911 Based on Median.100 2 27.905 Based on Median and with adjusted df.100 2 26.444.905 Based on trimmed mean.084 2 27.920 Dari hasil uji anava didapat nilai F hitung sebesar 38,647 dengan signifikansi hitung (0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05). Karena signifikansi hitung ke dua pelatihan adalah (0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan jump service dengan awalan dan pelatihan jump service tanpa awalan berpengaruh terhadap daya ledak otot tungkai diterima. Tabel 4.3. Hasil Uji Anava df F Sig. Between Groups 2 38.647 0,000 Within Groups 27 Total 29 Karena terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok tersebut maka dilakukan uji lanjut atau uji pembanding Least Significant Difference (LSD) dengan bantuan SPSS 16,0. Tabel 4.3 Hasil Uji LSD (I) gaint score dengan awalan tanpa awalan Kontrol (J) gaint Score tanpa awalan Mean Difference (I-J) Dari hasil Mean Difference (I-J) pada uji LSD daya ledak otot tungkai antar Std. Error kelompok dapat disimpulkan : Sig. 95% Confidence Lower Bound Interval Upper Bound 4.00 *.777.000 2.40 5.60 kontrol 6.80 *.777.000 5.20 8.40 dengan awalan -4.00 *.777.000-5.60-2.40 kontrol 2.80 *.777.001 1.20 4.40 dengan awalan -6.80 *.777.000-8.40-5.20 tanpa awalan -2.80 *.777.001-4.40-1.20 6

- Pelatihan jump service dengan awalan lebih baik dibandingkan pelatihan jump service tanpa awalan dan kelompok kontrol terhadap daya ledak otot tungkai. - Pelatihan jump service tanpa awalan lebih baik dibandingkan kelompok kontrol terhadap daya ledak otot tungkai. PEMBAHASAN Hasil analisis dari penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk variabel daya ledak otot tungkai. Pada variabel daya ledak otot tungkai, kelompok kontrol maupun kedua kelompok perlakuan mengalami peningkatan nilai rata-rata. Dari deskripsi di atas, diketahui adanya peningkatan nilai variabel daya ledak otot tungkai baik pada kelompok kontrol maupun dari kedua kelompok perlakuan, dengan peningkatan kedua nilai rata-rata kelompok perlakuan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Peningkatan yang dialami oleh kedua kelompok perlakuan disebabkan pelatihan yang dilakukan. Bentuk pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan jump service dengan awalan dan jump service tanpa awalan dengan frekuensi dan lamanya pelatihan adalah sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan. Pelatihan Jump Service dengan Awalan dan Jump Service tanpa Awalan Berpengaruh Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Dari hasil analisis uji anava untuk kelompok jump service dengan awalan dan jump service tanpa awalan diperoleh nilai F hitung = 38.647 dengan nilai signifikansi 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung ke dua pelatihan lebih kecil dari nilai signifikansi α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan jump service dengan awalan dan jump service tanpa awalan berpengaruh terhadap tungkai diterima. daya ledak otot Secara teoritis hasil pelatihan jump service dengan awalan dan jump service tanpa awalan berpengaruh terhadap daya ledak otot tungkai dapat dijelaskan sebagai berikut: Daya ledak, terjemahan dari kata power, merupakan salah satu komponen biomotorik, yang diidentikkan dengan kekuatan explosive (explosive strength) (Nala, 1998: 58). Menurut Widiastuti (2011:16) daya ledak otot merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerah gaya otot maksimum. Power diartikan sebagai kemampuan otot untuk berkontraksi dengan kekuatan yang optimal dengan waktu yang singkat dalam 7

mengatasi beban yang diterima. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Yoda, 2006: 27). Daya ledak sangat penting dalam cabang-cabang olahraga yang mengharuskan untuk menolak seperti nomor lari sprint, voli (untuk melakukan smash), dan nomor-nomor yang diukur akselerasinya (percepatan). Dari beberapa pengertian yang di paparkan, maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan otot untuk megerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan merupakan metode yang tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik olahragawan khususnya peningkatan daya ledak otot tungkai. Pada metode latihan jump service dengan awalan terdapat fase melangkah kedepan dan lompatan menyongsong bola yang akan di pukul dan pada metode latihan jump service tanpa awalan terdapat gerakan loncatan dari posisi berdiri untuk menyongsong bola yang akan di pukul. Dengan melakukan pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan maka akan meningkatkan daya ledak otot khususnya peningkatan daya ledak otot tungkai. Peningkatan daya ledak otot tungkai menyebabkan hasil lompatan lebih maksimal sehingga mendukung kemampuan atlet dalam melakukan teknik jump service, smash, dan block dalam permainan bola voli. Pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan secara tidak langsung akan dapat meningkatkan tingkat kontraksi atau kinerja otot. Melalui peningkatan dalam tingkat kontraksi atau kinerja otot dengan demikian power yang dimiliki oleh otot tungkai akan meningkat yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam daya ledak otot tungkai secara maksimal. Ada Perbedaan Pengaruh Antara Pelatihan Jump Service dengan Awalan dan Jump Service tanpa Awalan Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Dari hasil analisis uji Anava satu arah diperoleh F hitung = 38.647 dengan signifikansi 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai signifikansi α (Sig < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Hasil uji lanjut Least Significant Difference (LSD). Kriteria pengambilan keputusan bisa dilihat pada output pada kolom Mean Difference. Dari hasil Mean Difference ratarata antar kelompok diperoleh perbandingan yaitu untuk pelatihan jump 8

service dengan awalan dengan jump service tanpa awalan sebesar 4,00 dan dengan kelompok kontrol sebesar 6,80. Untuk kelompok pelatihan jump service tanpa awalan jika dibandingkan dengan pelatihan jump service dengan awalan diperoleh sebesar 4,00, dan dengan kelompok kontrol sebesar 2.80, sedangkan untuk kelompok kontrol jika dibandingkan dengan pelatihan jump service dengan awalan diperoleh 6,80, dan dengan kelompok pelatihan jump service tanpa awalan sebesar 2,80. Dimana pelatihan jump service dengan awalan lebih baik dibandingkan pelatihan jump service tanpa awalan dan kelompok kontrol terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Secara teoritis hasil penelitian ada perbedaan pengaruh antara pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dapat dijelaskan sebagai berikut: Menurut Nala (1998: 1) pelatihan merupakan suatu gerakan fisik atau aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan individual, yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi fisiologi dan psikologi tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang optimal. Pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan memiliki mekanisme gerakan yang berbeda. Pelatihan jump service dengan awalan mekanismenya adalah gerakan jump sevice yang pada awalannya terdapat gerakan berlarisebelum mengambil ancang-ancang untuk melakukan tumpuan untuk melompat memukul bola. Pada pelatihan jump service dengan awalan yang ditekankan adalah melatih daya ledak pada saat melakukan lompatan. Pelatihan jump service dengan awalan akan dapat meningkatkan kemampuan otot tungkai untuk menghasilkan daya ledak yang maksimal. Prinsip pelatihan jump service dengan awalan adalah lama kerja ±60 menit, intensitas kerja 70% - 80%, waktu pemulihan 2 menit, dengan repetisi 10-14 kali., dan mekanisme gerakan pelatihan jump service tanpa awalan adalah melompat menyongsong bola dalam gerakan jump service tanpa adanya pengambilan ancang ancang berlari atau berpindah posisi. Hal ini mendorong atlet untuk melakukan lompatan semaksimal mungkin, sebagai tujuan utama latihan ini. Penekanan pelatihan ini adalah pada tingginya loncatan. Pola pelatihan jump service tanpa awalan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan lompatan tanpa awlan semaksimal mungkin. Dengan perbedaan mekanisme gerakan ini, maka terdapat 9

perbedaan pengaruh antara pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan dilaksanakan selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan dengan frekuensi 3 kali per minggu. Dengan frekuensi dan lamanya pelatihan yang telah diprogramkan tersebut, maka penelitian ini sudah mampu menjawab beberapa hipotesis yang ada. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh pelatihan jump service dengan awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai (p = 0,000). 2. Terdapat pengaruh pelatihan jump service tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai (p = 0,001). 3. Terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan jump service dengan awalan dan tanpa awalan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai, dimana pelatihan jump service dengan awalan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dibandingkan pelatihan jump service tanpa awalan. DAFTAR RUJUKAN Kanca, I Nyoman, 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Singaraja: Undiksha. Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: UNUD. Swadesi, I Ketut Iwan. 2009. Buku Ajar Perkembangan dan Belajar Motorik. Singaraja. Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta. PT Bumi Timur Jaya. Widjaja, Surja.1998, Kinesiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Yoda, I Ketut. 2006. Buku Ajar Peningkatan Kondisi Fisik. (Tidak diterbitkan). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. 10