HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

dokumen-dokumen yang mirip
JUJUR GUNAWAN MANULLANG

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA PERGURUAN WADOKAI DOJO UNIMED

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Menurut Arikunto Suharsimi (2010:203) metode penelitian adalah

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata (X) dan simpangan baku (s)

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA ( )

Umar. Abstrak. ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan antara daya ledak otot

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk melakukan aktifitas fisik, mengembangkan fungsional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Journal of Sport Sciences and Fitness

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

Transkripsi:

17 HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN 2015 Rahman Situmeang Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh karateka Dojo Capital Karate Club Tahun 2015 dengan jumlah sampel 17 orang yang diambil dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah standing broad jump dan tes kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa koefisien korelasi power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan adalah sebesar -0,5130 yang menjelaskan bahwa power otot tungkai memberikan korelasi yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui power otot tungkai mempunyai hubungan sebesar 26,31% terhadap kecepatan mawashi gery chudan.. Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung = -2,31. Pada taraf α = 0,05 dan dk = 17, Dari daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1-½ α = 0,975 dengan dk n-2= 15 diperoleh harga t (0,975) = 2.13. Dalam kriteria pengujian hipotesis dua arah dinyatakan bahwa pada t hitung > t tabel dimana -2,31> - 2,13 sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai (X) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Dojo Capital Karate Club Tahun 2015 Kata kunci : Power otot Tungkai, Kecepatan Mawashi Gery Chudan PENDAHULUAN Karate merupakan cabang olahraga bela diri yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat bahkan telah banyak yang menjadi tenaga profesional baik itu sebagai pelatih, wasit dan juga atlet. Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang mempertandingkan dua nomor yaitu nomor kata dan kumite. Nomor kata adalah jurus yang mempertandingkan kemampuan seseorang untuk mendemontrasikan dalam penguasaan ilmu beladiri karate tradisional dengan harmonisisasi gerak yang mencerminkan kekuatan, kecepatan dan keindahan. Sedangkan nomor kumite mempertandingkan kemampuan seseorang dalam suatu pertarungan satu lawan satu sesuai dengan peraturan yang berlaku baku berdasarkan badan karate dunia yaitu World Karate Federation (WKF). Dalam olahraga beladiri karate tentu banyak teknik mulai dari pukulan, tendangan, sikap berdiri dan juga tangkisan. Adapun teknik teknik tersebut Rahman Situmeang adalah Dosen Fakultas Imu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan

disebut kihon. Dalam M. Nakayama (2002:65) mengatakan bahwa Kihon adalah latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis Dalam pertandingan karate baik itu kumite maupun kata sangat dituntut memiliki kondisi fisik yang baik untuk mendukung kemampuan teknik yang sempurna. Berpikir dengan cepat dan tepat dapat mengontrol emosi serta menguasai keadaan lingkungan sekitar menjadi pelajaran penting yang harus dipahami oleh setiap karateka. Karateka yang dapat mengumpulkan poin lebih banyak dari lawan dinyatakan sebagai pemenang. Pentingnya kondisi fisik bagi para karateka saat bertanding, baik secara teoritis maupun empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988:153) bahwa, Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dukungan kondisi fisik diperlukan untuk cabang olahraga beladiri, terutama berkaitan dengan penampilan atlet saat pertandingan Unsur unsur dari kondisi fisik yang mendukung kemampuan teknik dan taktik karate adalah daya tahan anaerobik, kelincahan, power otot lengan dan tungkai, kelentukan dan kecepatan. Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karena tanpa dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akan sulit terwujud. Komponenkomponen kondisi fisik tersebut tersebut dominan dibutuhkan baik pada saat menyerang maupun bertahan. Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum (Widiastuti, 2011 : 16). Power otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai menggabungkan kecepatan dan kekuatan pada saat melakukan tendangan sehingga lawan tidak sempat menghindar dan tendangan tepat mengenai sasaran tanpa sempat dihalau atau ditangkis. Dengan demikian maka akan menghasilkan point, hal inilah yang diharapkan bisa terjadi pada saat pertandingan berlangsung. Upaya dalam meningkatkan unsur daya ledak dapat dilakukan dengan cara : a) meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau menitik beratkan pada kekuatan; b) meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau menitik beratkan pada kecepatan; c) meningkatkan kedua duanya sekaligus, kekuatan dan kecepatan dilatih secara 18

simultan (Jessen, Schultz dan Bangertes, 1984 : 17) Mawashi gery chudan adalah salah satu bentuk tendangan dalam karate dimana tendangan ini dilakukan dengan posisi menyerang lawan dari arah samping. Tendangan dilakukan dengan mengangkat satu kaki lalu dengan cepat diarahkan ke sasaran baik itu kaki pinggang dan juga maksimal untuk masuk menyerang pertahanan lawan sehingga tidak bisa dihalau dan bisa menghasilkan point. Dojo Capital Karate Klub berdiri sejak tahun 2002 dan telah banyak atlet yang menunjukkan prestasinya di tingkat kabupaten. Pada pertandingan di tingkat propinsi atlet Dojo Capital Karate Klub belum bisa menunjukkan hasil yang kepala. Setelah mengenai sasaran lalu maksimal hal tersebut disebabkan oleh dengan secepatnya kaki dilipat dan kembali ke posisi siap. Oyama dikutip dalam Sajoto (1995) mengatakan bahwa : sekitar 70% bela diri menggunakan teknik tendangan dan kekuatan tendangan kurang lebih lima kali lebih besar dari pukulan. kemampuan teknik dan kemampuan fisik atlet Dojo Capital Karate Klub masih kurang baik. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan pelatih dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap atlet Dojo Capital Dalam melakukan gerakan tersebut Karate Klub. Kemampuan teknik dan dibutuhkan power otot tungkai khusunya kemampuan fisik atlet Dojo Capital pada saat pertandingan. Menentukan arah yang tepat lalu memulai serangan dengan posisi yang tepat sehingga lawan tidak bisa menghindari serangan. Pada saat melakukan tendangan dibutuhkan kekuatan Karate Klub masih dalam kategori rendah. Sehingga perlu pengkajian yang ilmiah antara power otot tungkai terhadap tendangan kecepatan mawashi gery chudan. yang maksimal dan juga kecepatan yang METODE Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Populasi menurut Najir ( 1983 : 25) merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri ciri yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini Random Sampling, sebanyak 17 orang. Desain penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen Power otot seluruh Karateka Dojo Capital Karete Club (CKC) Medan yang berjumlah 32 orang. Sampel penelitian diambil menggunakan tungkai, Instrumen Kecepatan Gery Chudan Mawashi 19

Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi 1) sampel diambil secara acak (random ), data pada setiap variabel adalah berdistribusi normal dan mempunyai regresi yang linier, Supardi (2013: 168).. Data yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan prosedur statistic. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data Power otot tungkai dan Kecepatan Mawashi Gery Chudan Hasil uji analisis data power otot tungkai dan kecepatan Mawashi Gery Chudan dapat dilihat seperti dalam tabel di bawah ini. Tabel 1 Deskripsi Data Power Otot Tungkai Dan Kecepatan Mawashi Gery Chudan Deskripsi data Power otot tungkai Kecepatan Mawashi Gery Chudan Rentang 160 290 5,86 11,58 Nilai rata- rata 211,94 7,92 Simpangan 37,28 1,62 baku Koefisien Korelasi -0,5130 Koefisien determinasi 26,31% Uji t -2,31 Dari hasil uji analisis dengan statistik diperoleh rentang data power otot tungkai 160 290 cm dengan nilai ratarata 211,94 dan simpangan baku 37,28. Dari data kecepatan mawashi gery chudan didapat rentan 5,86 11,58 detik dengan nilai rata rata 9,92 dan simpangan baku 1,62. Dari kedua data tersebut dihitung koefisien korelasi sebesar -0,5130, koefisien determinasi 26,31% dan uji t sebesar -2,31. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Linieritas Regresi Setelah dilakukan uji kelinieran regresi dengan uji statistik ditarik kesimpulan : F hitung < F tabel (- 0,34 > 3,38) sehingga H 0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa persamaan regersi adalah Ẏ = 12,63 + (-0,0222)X adalah berpola linier. Uji normalitas Tabel 2. Uji Normalitas Data Variabel Power Otot Tungkai Kecepatan Mawashi gery chudan Rata rata dan Simp. Baku Pretest X i =211,94 S= 37,28 Pretest X i =7,92 S= 1,62 L o L tabel Ket 0,1670 0,1320 0,2060 0,05 Pengujian normalitas data dengan mengunakan uji Lilifors, dari kolom power otot tungkai didapat L o = 0,1670 dan L table 0,2060 dengan n=17 dan taraf nyata Normal =0,05. Karena L hitung < L tabel dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari 20

populasi yang normal. Pengujian normalitas pada kolom kecepatan mawashi gery chudan didapat L o = 0,1320 dan L table 0,2060 dengan n=17 dan taraf nyata =0,05. Karena L hitung < L tabel dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang normal Pengujian Hipotesis Hasil perhitungan statisitk diperoleh koefisien korelasi pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan jumlah responden 17 sebesar ( -0,5130). Hal tersebut menjelaskan bahwa power otot tungkai memberikan korelasi yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan yaitu sebesar 0,5130 dimana korelasi tersebut merupakan korelasi atau hubungan yang negatif dalam pengertian setiap peningkatan power otot tungkai maka nilai kecepatan tendangan mawashi gery chudan akan semakin kecil atau semakin cepat. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui power otot tungkai mempunyai hubungan sebesar 26,31% terhadap kecepatan mawashi gery chudan. Untuk mengetahui hubungan tersebut dikatakan signifikan dapat dilakukan dengan uji t. Hasil pengujian statistik uji t diperoleh t hitung = -2,31 dan t tabel = 2,13. Dari daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1- ½ α = 0,975 dengan dk n-2= 15 dinyatakan bahwa t hitung > t tabel dimana -2,31 > 2,13 sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai (X) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Dojo Capital Karate Club Tahun 2015. PEMBAHASAN Power adalah kemampuan otot melakukan kerja dengan cepat dengan menggunakan tenagan yang maksimal. Sajoto (1995 :58), mengemukakan bahwa power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, terhadap usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Dalam hal ini dikatakan bahwa daya ledak otot atau power adalah kekuatan kali kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Dari beberapa pengertian daya ledak diatas ada dua komponen utama yang tidak dapat dipisahkan yaitu kekuatan dan kecepatan otot untuk mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan dalam waktu. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa daya ledak adalah kemampuan otot untuk menggerakkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat. 21

Secara umum kemampuan daya ledak dikenal sebagai salah satu komponen fisik yang sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga, namun kemampuan daya ledak bukan unsur penentu satu-satunya melakukan aktivitas olahraga agar nampak terampil dalam pencapaian prestasi puncak, akan tetapi saling menunjang satu sama lain dari berbagai unsur potensi fisik yang ada, kekuatan tetap merupakan dasar untuk menentukan daya ledak. Sebelum latihan daya ledak atlet harus memiliki suatu tingkatan otot yang baik. Seorang atlet tidak cukup sekedar berlatih untuk meningkatkan kekuatan saja, akan tetapi kekuatan haruslah ditingkatkan menjadi apa yang disebut dengan daya ledak. Oleh karena daya ledak ditentukan oleh unsur kekuatan dan kecepatan, maka metode latihan daya ledak tidak terlepas dari metode latihan kecepatan dan kekuatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa daya ledak otot tungkai lebih diperlukan dalam melakukan tendangan karate. Selain itu daya ledak otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting pada karate dimana bisa melakukan tendangan dengan cepat dan tepat atau mengerahkan tenaga secara meledak dalam waktu yang terbatas. Daya ledak menurut Suharno HP, (1998 : 36) adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan keepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Daya ledak ini harus ditunjukan oleh perpindahan tubuh, dimana otot-otot harus mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang tinggi, agar dapat membawa tubuh pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat mencapai suatu jarak. Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Teknik tendangan mawashi adalah teknik tendangan yang ditujukan ke arah kepala, leher, perut, dada, paha dan kaki lawan bagian samping. Tendangan ini menggunakan punggung kaki yang diarahkan dari samping. Dengan tendangan ini maka otot otot yang bekerja lebih banyak dan tenaga yang dihasilkan akan lebih besar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik tendangan adalah menendang dengan cepat, keras dan segera ditarik ke posisi semula. Tempo atau waktu yang tepat dalam melancarkan serangan dengan teknik tendangan sehingga bisa mengenai sasaran dengan tepat. Teknik tendangan mawashi dilakukan dengan memulai kudakuda kibadachi dimana kaki yang akan melakukan tendangan berada di belakang kaki tumpuan. Lalu kaki tersebut diangkat menyiku ke samping dan dengan secepat mungkin meluruskan kaki ke arah sasaran, setelah mengenai sasaran maka kaki ditarik 22

secepat cepatnya kembali ke pisisi awal. Dalam pertandingan karate yaitu kumite dibutuhkan kondisi fisik dan kemampuan teknik yang baik sehingga bisa memenangkan pertanding. Kondisi fisik yang mendukung terlaksananya kemampuan teknik harus dapat dipadukan dengan baik sehingga tercipta gerakan gerakan yang berkualitas. Dalam melakukan tendangan khusunya tendangan mawashi dibutuhkan power otot tungkai yang baik dimana pada saat pelaksanaanya tendangan mawashi dilakukan dengan kekuatan maksimal dan juga kecepatan maksimal. Kekuatan maksimal diharapkan dapat memberikan perkenaan yang penuh terhadap sasaran sehingga bisa merobohkan lawan sedangkan kecepatan maksimal dibutuhkan untuk menghindari tangkisan dari lawan sehingga tendangan bisa mengenai lawan dengan telak. Dengan demikian semakin banyaknya serangan yang masuk ke arah lawan akan menghasilkan nilai yang besar dan dapat memenangkan pertandingan. Power otot tungkai menjadi dasar yang kuat untuk dapat melakukan tendangan mawashi yang baik. Dimana tendangan yang baik itu adalah tendangan yang tepat mengenai sasaran tanpa bisa dihalau oleh lawan dan juga mengenai bagian tubuh lawan dengan telak. Pada saat melakukan serangan dibutuhkan power otot tungkai dimana gerakan harus dilakukan dengan kekuatan maksimal dan kecepatan maksimal. Power otot tungkai sangat mendukung pergerakan atlet dalam bergerak cepat ke segala arah untuk menghindar serangan lawan dan membangun seranggan sehingga bisa menghasilkan poin. Dalam penelitian ini terbukti bahwa power otot tungkai mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kecepatan mawashi gery chudan pada karateka Dojo Capital Karate Club Tahun 2015.. PENUTUP Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan pada karateka Dojo Capital Karate Club Tahun 2015. Saran Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan diharapkan kepada pelatih, instruktur karate dan juga guruguru olahraga di lapangan khususnya agar 23

meningkatkan power otot tungkai atletnya agar keceptan tendangan semaikin baik. Untuk lebih memantapkan hasil penelitian ini, kepada pihak- pihak yang ingin melakukan penelitian agar melakukan penelitian dengan judul yang sama, pada kelompok sampel yang lain. Kepada pelatih atau guru olahraga di sekolah agar memperhatikan bentuk lain yang sesuai dengan peningkatan prestasi siswa. Kepada para pelatih agar memperhatikan bentuk latihan dalam program latihan yang di buat sesuai dengan tujuan latihan yang ingin dicapai.. DAFTAR PUSTAKA Harsono. ( 1998). Coahcing dan Aspek Aspek Psikologis Dalam Coachig. Jakarta: Cv. Tambak Kusuma Jassen, Schultz & Bangertes. Phsycal Conditioning. Illionis :Sport Kinetics Nakayama, M. (2002). Best Karate, Tokyo : Tokyo Publisher Najir, M. ( 1998). Metode Penelitian, Jakarta : Ghalio Indonesia Sajoto, M. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga : IKIP Semarang Suharno HP. ( 1998). Melatih Kondisi Fisik, Jakarta. Rineka Cipta. Supardi. ( 2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Jakarta : Smart Widiastuti. (2011). Tes dan pengukuran Olahraga: PT. Bumi Timur Jaya. 24