BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

PERUBAHAN KOEFISIEN LIMPASAN (RUNOFF COEFFICIENT) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI ULAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode Rasional di Kampus I Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 39/Menhut-II/2009,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehilangan air pada suatu sistem hidrologi. panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau.

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI WILAYAH KABUPATEN GARUT SELATAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar, metode penelitian juga merupakan suatu cara

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

BAB III METODE PENELITIAN

Curah Hujan dan Reboisasi (Penghijauan Hutan Kembali) 6

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN. secara topografik dibatasi oleh igir-igir pegunungan yang menampung dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

The water balance in the distric X Koto Singkarak, distric Solok. By:

ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR KAYANGAN UNTUK SUPLESI KEBUTUHAN AIR BANDARA KULON PROGO DIY

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

DAERAH ALIRAN SUNGAI

Limpasan (Run Off) adalah.

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan April sampai

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Hidrologi

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN HELVETIA KOTA MEDAN

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Samudera, Danau atau Laut, atau ke Sungai yang lain. Pada beberapa

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian Sub DAS Cikapundung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. Umum Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam perjalanan ke laut sebagian akan menguap dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali ke sungai-sungai (disebut aliran intra). Tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di daerah-daerah yang rendah yang disebut dengan limpasan air tanah. Jadi, sungai itu mengumpulkan 3 jenis limpasan, yakni limpasan permukaan, aliran intra dan limpasan air tanah yang akhirnya akan mengalir ke laut. Singkatnya

ialah : uap dari laut dihembus ke daratan (kecuali bagian yang telah jatuh sebagai presipitasi ke laut), jatuh ke daratan sebagai presipitasi (sebagian jatuh langsung ke sungai-sungai dan mengalir langsung ke laut). Sebagian dari hujan atau salju yang jatuh di daratan menguap dan meningkatkan kadar uap di atas daratan. Bagian yang lain mengalir ke sungai dan akhirnya ke laut. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dianggap sebagai wilayah dari suatu titik tertentu pada suatu sungai dan dipisahkan dari DAS-DAS di sebelahnya oleh suatu pembagi (divide), atau punggung bukit/gunung yang dapat ditelusuri pada peta topografi. Semua air yang berasal dari daerah yang dikelilingi oleh pembagi tersebut dialirkan melalui titik terendah pembagi, yaitu tepat yang dilalui oleh sungai utama pada DAS yang bersangkutan. Pada umumnya dianggap bahwa aliran air tanah sesuai pula dengan pembagi-pembagi di atas permukaan tanah, tetapi anggapan ini tidaklah selalu benar, dan nyatanya banyak sekali air yang diangkut dari DAS yang satu ke DAS lainnya sebagai air tanah. II. Latar Belakang Dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, maka sumberdaya air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras. Ketersediaan sumberdaya air yang cenderung menurun tersebut juga dialami beberapa sungai sepanjang Daerah Aliran Sungai di Sumatera Utara. Tuntutan kemampuannya dalam menunjang sistem kehidupan masyarakat atas memanfaatkan sumberdaya air demikian besarnya baik bagian hulu maupun hilir.

Hujan yang jatuh pada suatu tata guna lahan akan menguap, meresap dan menjadi aliran/limpasan permukaan. Pemanfaatan lahan pada suatu DAS untuk berbagai penggunaan, akan mempengaruhi besarnya aliran yang terjadi di sungai. Hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya bagian hujan yang meresap ke dalam tanah tergantung pada masing-masing tata guna lahan di mana hujan jatuh. Sebagai contoh apabila lahan hutan pada suatu DAS berubah menjadi lahan pemukiman, tentu akan berpengaruh pada jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah. Air hujan yang masuk ke sungai menjadi lebih banyak. Akibatnya kebanjiran akan sering terjadi pada musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Di samping itu, adanya perubahan iklim juga mempengaruhi intensitas curah hujan pada suatu DAS, yang juga akan mempengaruhi limpasan dan debit sungai. III. Tujuan dan Manfaat III.1. Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui koefisien limpasan pada DAS Ular dengan data debit rata-rata sungai Ular sebagai parameter utama. 2. Mengetahui koefisien limpasan pada DAS Ular dengan parameter utama adalah data tata guna lahan pada DAS Ular. Kemudian dari hasil yang diperoleh dilakukan prediksi tata guna lahan pada tahun yang akan datang. 3. Berdasarkan nilai koefisien limpasan pada DAS Ular dengan data tata guna lahan sebagai parameter utama, maka dihitung debit banjir maksimum pada tiap tahun pengamatan.

III.2. Manfaat Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan, menambah pengetahuan dan wawasan akan kondisi DAS Ular bagi masyarakat dan pemerintah. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kita sebagai pengguna air mengenai pentingnya mengelola sumberdaya air. Dan semoga penelitian ini dapat menjadi pedoman atau bahan pertimbangan dalam penerapannya di lapangan. IV. Ruang Lingkup Pembahasan Pada tugas akhir ini, penulis akan membahas masalah pada aliran permukaan dengan Rumus Rasional. Q = C *i *A = 0,00277 C *i *A Dimana, Q = Debit banjir maksimum (m 3 /detik) C = Koefisien limpasan i = Intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba dari banjir (mm/jam) A = Daerah pengaliran (Ha) Nilai koefisien limpasan C menentukan bagian curah hujan yang akan mengalir sebagai air limpasan. Besar kecilnya nilai C tergantung pada permeabilitas dan kemampuan tanah dalam menampung air. Nilai yang kecil menunjukkan bahwa sebagian besar air ditampung untuk waktu tertentu. Sementara daerah dengan nilai C besar menunjukkan bahwa hampir semua air hujan akan menjadi air limpasan.

V. Pembatasan Masalah Pada tugas akhir ini, penulis membatasi masalah pada: 1. Air hujan yang menginfiltrasi tertahan sebagai kelembaban tanah di mana besarnya jumlah infiltrasi tersebut tergantung pada tata guna lahan. 2. Perhitungan limpasan permukaan hanya memperhitungkan curah hujan yang terjadi di wilayah tersebut tanpa memperhitungkan curah hujan dari tempat lain 3. Curah hujan terjadi dengan intensitas yang tetap dalam satu jangka waktu tertentu, setidaknya sama dengan waktu konsentrasi. 4. Koefisien run off dianggap tetap selama durasi hujan. 5. Luas DAS tidak berubah selama durasi hujan. VI. Sistematika Penulisan 1. Pendahuluan Merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan dilakukan meliputi tinjauan umum, latar belakang, tujuan dan manfaat, rung lingkup pembahasan dan metodologi penelitian. 2. Tinjauan Pustaka Merupakan penguraian berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian. Di dalamnya termasuk siklus hidrologi, hidrologi sungai dan limpasan (runoff). 3. Metodologi Penelitian

Merupakan penguraian mengenai DAS Ular, yang meliputi deskripsi wilayah, batas administrasi, luas wilayah, kependudukan, klimatologi dan kondisi fisik. 4. Pembahasan Memaparkan analisa dan hasil perhitungan koefisien limpasan dan debit banjir maksimum dari data-data yang diperoleh. 5. Kesimpulan dan Saran VII. Metodologi Penelitian Dalam menganalisa hasil study ini maka penulis mencari bahan-bahan dan data-data yang diperlukan melalui: 1. Mengumpulkan literatur dari beberapa buku yang berkenaan dengan Hidrologi Pengairan. 2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan yaitu data sekunder, yang diperoleh dari instansi terkait dalam pengelolaan DAS Ular. 3. Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut: Tahap I : a. Menentukan hujan harian maksimum rerata untuk tiap-tiap tahun data. b. Menghitung koefisien limpasan dengan data debit sungai yang tersedia. c. Menghitung perkiraan koefisien limpasan tahun berikutnya dengan menggunakan Regresi Linear.

Tahap II: a) Menghitung luasan tata guna lahan dari data tahun pertama. b) Menghitung luasan tata guna lahan dari data tahun kedua. c) Menghitung perkiraan tata guna lahan tahun berikutnya dengan menggunakan Regresi Linear. d) Menghitung nilai koefisien limpasan gabungan dari luasan tata guna lahan pada data tahun pertama. e) Menghitung nilai koefisien limpasan gabungan dari luasan tata guna lahan pada data tahun kedua. f) Menghitung nilai koefisien limpasan gabungan dari luasan tata guna lahan pada data tahun berikutnya. Tahap III : a) Menentukan hujan harian maksimum rerata untuk tiap-tiap tahun data. b) Menentukan parameter statistik dari data yang telah diurutkan dari besar ke kecil, yaitu: Mean, Standard Deviation, Coeffisient of Variation, Coeffisient of Skewness, Coeffisient of kurtosis. c) Menentukan jenis distribusi yang sesuai berdasarkan parameter statistik yang ada. d) Menganalisa Frekuensi dan probabilitas dan melakukan uji kecocokan dengan paremeter chi-kuadrat. e) Menghitung intensitas hujan yang diturunkan dari data curah hujan harian. intensitas hujan (mm/jam) dapat diturunkan dari data curah hujan harian (mm) empirik menggunakan metode mononobe.

f) Menghitung debit banjir maksimum dengan menggunakan data koefisien limpasan pada tahap II.