BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan simulasi dan analisis perbandingan unjuk kerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB III METODE PENELITIAN. studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dengan ini penulis berusaha untuk

Journal of Control and Network Systems

Gambar 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Control and Network Systems

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI. routing, dan pengujian terhadap parameter-parameter QoS, serta hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Journal of Control and Network Systems

5. QoS (Quality of Service)

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB II LANDASAN TEORI. UDP merupakan protokol yang bersifat connectionless oriented. Artinya,

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input

BAB I PENDAHULUAN. juga tidak menyediakan fitur koreksi kesalahan (Sofana, Cisco CCNA & Jaringan

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. QoS, yaitu : pengujian terhadap Delay, pengujian terhadap Jitter, pengujian

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang

telah diaplikasikan oleh vendor router pada produkproduknya

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI LAYANAN VOICE OVER IP PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP,SCTP,DAN TFRC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

e. Sebuah Mikrotik RB750r2 f. Sebuah TP-LINK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM :

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL)

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN HASIL

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

Perbandingan Kualitas Layanan Wireless VOIP pada Codec G.711, G.723 dan G.729

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN

Ridwansyah, ST MT. Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNM

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Tahapan NDLC

BAB I PENDAHULUAN. terutama dengan semakin luasnya jangkaun internet hingga ke pelosok-pelosok pedesaan.

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

METODE PENELITIAN. Studi Pustaka. Proses Simulasi. Analisis Hasil. Gambar 11 Metode penelitian.

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA PROTOKOL TCP, UDP, DAN SCTP MENGGUNAKAN SIMULASI LALU LINTAS DATA MULTIMEDIA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Analisis Kualitas VoIP yang Berjalan di Atas Protokol Datagram Congestion Control Protocol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

I. PENDAHULUAN. Jaringan sensor nirkabel (wireless sensor network) terdiri atas sejumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA


BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Content Delivery Network adalah sebuah sistem yang berfungsi sebagai

: ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

BAB 4. Evaluasi Performansi

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

Analisis Performansi TCP-Friendly Multicast Congestion Control (TFMCC) Pada Jaringan Broadband Wireline

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

Bab III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

Analisa Karakteristik Teori Antrian pada Jaringan IP Multimedia Subsystem (IMS) Menggunakan OPNET Modeler 14.5

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan simulasi dan analisis perbandingan unjuk kerja protokol dan DCCP dengan menggunakan data multimedia, dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak dengan kondisi tertentu agar simulasi dapat berjalan dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini ditinjukkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core Duo T2450 Memori 2.50 GB Sistem Operasi Ubuntu 12.04 Tabel 4.2 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat Lunak Uraian Network Simulator 2 Aplikasi yang digunakan untuk menjalankan proses simulasi Perl Aplikasi yang digunakan untuk mengolah file.tr yang merupakan data output dari simulasi. LibreOffice Calc Aplikasi yang digunakan untuk mengolah hasil dari perl dan membuat grafik dari data hasil simulasi. Data simulasi dijalankan pada protokol dan DCCP. Data simulasi menggunakan data multimedia VoIP dan video conference seperti yang dijelaskan pada bab dua. Paket dijalankan bersamaan dengan data seperti pada Tabel 4.3. 45

46 Tabel 4.3 Data Simulasi Percobaan Data Multimedia Ukuran Paket Bit rate Bottleneck link 1 VoIP 160 kb 64 kb 100 kb 2 Video conference 1300 kb 256 kb 384 kb Bit rate dan ukuran paket data menggunakan standar codec G.711 (Newport Networks, 2005) untuk data VoIP dan standar codec H.264 (Simpson, 2008) untuk data video conference. 4.2 Hasil Pengujian pada percobaan 1 dan 2 (Tabel 4.3) dilakukan sebanyak dua kali. Pengujian pertama, protokol dijalankan mulai detik ke-0.5 kemudian pada detik ke-5 protokol DCCP dijalankan. Sebaliknya pada pengujian kedua, protokol DCCP dijalankan terlebih dahulu mulai detik ke-0.5 kemudian disusul protokol pada detik ke-5. Pengujian ini dilakukan untuk mencari tahu adakah perbedaan hasil uji coba antara kedua protokol jika salah satu protokol berjalan lebih dahulu daripada protokol yang lain.. 4.2.1 Hasil Utilisasi Bandwidth Grafik utilisasi bandwidth untuk data multimedia VoIP ditunjukkan pada Gambar 4.1 sedangkan untuk data video conference ditunjukkan pada Gambar 4.2.

47 Utilisasi Bandwidth (%) 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% DCCP-ID2 DCCP-ID3 0.00% Gambar 4.1 Utilisasi Bandwidth VoIP Saat Berjalan Lebih Dahulu 80.00% 70.00% Utilisasi Bandwidth (%) 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% DCCP ID-2 DCCP-ID3 0.00% Gambar 4.2 Utilisasi Bandwidth Video conference Saat Berjalan Lebih Dahulu Tampak garis solid dan garis putus-putus pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Maksud garis solid tersebut adalah grafik utilisasi bandwidth protokol pada saat berjalan bersama dengan DCCP CCID2 sedangkan Garis putus-putus adalah grafik utilisasi bandwidth protokol pada saat berjalan bersama dengan DCCP CCID3.

48 Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 adalah grafik utilisasi bandwidth dimana protokol berjalan lebih dahulu sedangkan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 adalah grafik utilisasi bandwidth dimana protokol DCCP berjalan lebih dahulu. Utilisasi Bandwidth (%) 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% DCCP-ID2 40.00% 3 30.00% DCCP-ID3 20.00% 10.00% 0.00% Waktu (Detik) Gambar 4.3 Utilisasi Bandwidth VoIP Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu Utilisasi Bandwidth (%) 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Gambar 4.4 Utilisasi Bandwidth Video conference Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu Grafik pada Gambar 4.1 - Gambar 4.4 memiliki pola yang saling terkait antara kedua protokol yaitu membentuk pola yang berlawanan. Grafik utilisasi bandwidth naik ketika utilisasi bandwidth DCCP menurun dan sebaliknya. DCCP-ID2 3 DCCP-ID3

49 Misalnya pada detik ke-13 di Gambar 4.4 grafik dengan DCCP-ID2, utilisasi bandwidth berangsur naik sampai detik ke-15 kemudian menurun pada detik ke-16 sampai detik ke-19 dan pada saat yang bersamaan utilisasi bandwidth DCCP-ID2 berangsur turun sampai detik ke-15 kemudian naik pada detik ke-16 sampai detik ke-19. 4.2.2 Hasil Packet loss Grafik packet loss untuk data VoIP ditunjukkan pada Gambar 4.5 ( berjalan lebih dahulu) dan Gambar 4.7 (DCCP berjalan lebih dahulu) sedangkan grafik packet loss untuk data video conference ditunjukkan pada Gambar 4.6 ( berjalan lebih dahulu) dan Gambar 4.8 (DCCP berjalan lebih dahulu). Tampak garis solid dan garis putus-putus pada gambar. Maksud garis solid tersebut adalah grafik packet loss protokol pada saat berjalan bersama dengan DCCP CCID2 sedangkan garis putus-putus adalah grafik packet loss protokol pada saat berjalan bersama dengan DCCP CCID3. 6000 5000 Packet loss (byte) 4000 3000 2000 1000 DCCP-ID2 DCCP-ID3 0 Gambar 4.5 Packet loss Data VoIP Saat Berjalan Lebih Dahulu

50 Packet loss (byte) 20000 18000 16000 14000 12000 CCID-2 10000 8000 6000 DCCP-ID3 4000 2000 0 Gambar 4.6 Packet loss Data Video conference Saat Berjalan Lebih Dahulu Pada Gambar 4.5, packet loss CCID2 tinggi hingga mencapai angka 5000 bytes pada detik ke-6 kemudian berangsur menurun hingga detik ke-12. Packet loss menunjukkan packet loss kurang dari 500 bytes pada detik ke-9 hingga detik ke-11, lebih kecil daripada CCID2. 6000 5000 Packet loss (byte) 4000 3000 2000 1000 DCCP-ID2 DCCP-ID3 0 Gambar 4.7 Packet loss Data VoIP Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu

51 Packet loss (byte) 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 DCCP-ID2 DCCP-ID3 Gambar 4.8 Packet loss Data Video conference Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu 4.2.3 Delay dan Jitter Pada uji coba ini, delay dan jitter data VoIP ditunjukkan pada Tabel 4.4-4.5 ( berjalan lebih dahulu) dan Tabel 4.8-4.9 (DCCP berjalan lebih dahulu). Sedangkan delay dan jitter data video conference ditunjukkan pada Tabel 4.6-4.7 ( berjalan lebih dahulu) dan Tabel 4.10-4.11 (DCCP berjalan lebih dahulu). Tabel 4.4 Rata-rata Delay dan Jitter VoIP dengan DCCP CCID2 Saat Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-2 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0282 0.0282 0.0000 0.0000 6 10 0.5508 0.5226 0.4964 0.4964 11 15 0.5842 0.0334 0.5876 0.0911 16 20 0.5853 0.0011 0.5877 0.0001 21 25 0.5971 0.0118 0.5998 0.0121 26-30 0.5992 0.0021 0.5997 0.0001 Rata-rata 0.4908 0.0999 0.4785 0.1000

52 Tabel 4.5 Rata-rata Delay dan Jitter VoIP dengan DCCP CCID3 Saat Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-3 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0282 0.0282 0.0000 0.0000 6 10 0.0323 0.0041 0.0344 0.0344 11 15 0.0322 0.0001 0.0347 0.0004 16 20 0.0321 0.0001 0.0349 0.0002 21 25 0.0321 0.0000 0.0350 0.0000 26-30 0.0321 0.0001 0.0345 0.0004 Rata-rata 0.0315 0.0054 0.0289 0.0059 Rata-rata hasil delay menunjukkan bahwa adanya peningkatan selama proses simulasi. Misal pada Tabel 4.4, detik ke 1-5 delay bernilai 0.0282 detik, pada detik ke 6-10 meningkat menjadi 0.5508 detik dan seterusnya. Sama halnya dengan delay CCID2 yang meningkat selama proses simulasi. Hal ini dikarenakan paket mengalami proses menunggu dalam buffer dan pada gilirannya akan dikirim jika jalur bisa digunakan atau paket akan dibuang jika kapasitas buffer penuh (The VINT Project, 2011). Tabel 4.6 Rata-rata Delay dan Jitter Video conference dengan DCCP CCID2 Saat Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-2 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0403 0.0403 0.0000 0.0000 6 10 0.6180 0.5777 0.6758 0.6758 11 15 1.2016 0.5836 1.1981 0.5223 16 20 1.2420 0.0404 1.2348 0.0367 21 25 1.2348 0.0072 1.2281 0.0067 26-30 1.2272 0.0076 1.2206 0.0075 Rata-rata 0.9273 0.2095 0.9262 0.2082

53 Tabel 4.7 Rata-rata Delay dan Jitter Video conference dengan DCCP CCID3 Saat Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-3 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0403 0.0403 0.0000 0.0000 6 10 0.6346 0.5943 0.5959 0.5959 11 15 0.5090 0.1255 0.4972 0.0987 16 20 0.4884 0.0206 0.4931 0.0041 21 25 0.6411 0.1527 0.6453 0.1522 26-30 0.7277 0.0866 0.7307 0.0854 Rata-rata 0.5069 0.1700 0.4937 0.1561 Tabel 4.8 Rata-rata Delay dan Jitter VoIP dengan DCCP CCID2 Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-2 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0000 0.0000 0.0325 0.0325 6 10 0.5545 0.5545 0.5118 0.4793 11 15 0.5854 0.0309 0.5877 0.0759 16 20 0.6227 0.0373 0.6228 0.0351 21 25 0.5687 0.0540 0.5723 0.0505 26-30 0.5651 0.0036 0.5642 0.0081 Rata-rata 0.4827 0.1134 0.4819 0.1136 Hasil rata-rata jitter menunjukkan nilai yang selalu berubah dari detik ke1-5 sampai detik ke 26-30 karena nilai delay berubah setiap waktu. Hasil rata-rata jitter dan CCID2 pada Tabel 4.8 misalnya, termasuk dalam kategori sedang karena bernilai kurang dari 0.125 detik. Tabel 4.9 Rata-rata Delay dan Jitter VoIP dengan DCCP CCID3 Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-3 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0000 0.0000 0.0312 0.0312 6 10 0.0322 0.0322 0.0348 0.0036 11 15 0.0320 0.0002 0.0350 0.0001 16 20 0.0321 0.0000 0.0347 0.0003 21 25 0.0318 0.0003 0.0355 0.0008 26-30 0.0318 0.0000 0.0349 0.0006 Rata-rata 0.0267 0.0055 0.0344 0.0061

54 Tabel 4.10 Rata-rata Delay dan Jitter Video conference dengan DCCP CCID2 Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-2 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0403 0.0403 0.000 0.000 6 10 0.6104 0.5701 0.594 0.594 11 15 0.7584 0.1481 0.772 0.178 16 20 0.7705 0.0121 0.791 0.018 21 25 0.7559 0.0147 0.752 0.038 26-30 0.7039 0.0520 0.715 0.037 Rata-rata 0.6066 0.1396 0.6040 0.1442 Tabel 4.11 Rata-rata Delay dan Jitter Video conference dengan DCCP CCID3 Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu Waktu (s) DCCP CCID-3 Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) 1 5 0.0000 0.0000 0.0403 0.0403 6 10 0.0322 0.0322 0.5805 0.5402 11 15 0.0320 0.0002 0.6659 0.0854 16 20 0.0321 0.0000 0.6246 0.0413 21 25 0.0318 0.0003 0.7337 0.1091 26-30 0.0318 0.0000 0.8109 0.0772 Rata-rata 0.0267 0.0055 0.5760 0.1489 4.2.5 Fairness Grafik fairness untuk data multimedia pada saat berjalan lebih dahulu seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9. Sedangkan grafik fairness untuk data multimedia pada saat DCCP berjalan lebih dahulu, Gambar 4.10. Garis solid pada grafik menunjukkan grafik fairness antar-protokol menggunakan data multimedia VoIP. VoIP-ID2 adalah protokol dengan DCCP CCID-2 sedangkan VoIP-ID3 adalah protokol dengan DCCP CCID- 3. Sedangkan garis putus-putus menunjukkan grafik fairness antar-protokol menggunakan data multimedia video conference. Keterangan Vconf-ID2 adalah protokol dengan DCCP CCID2 sedangkan Vconf-ID3 adalah protokol dangan DCCP CCID-3.

55 1.100 1.000 Fairness 0.900 0.800 0.700 0.600 0.500 VoIP-ID2 VoIP-ID3 Vconf-ID2 Vconf-ID3 0.400 Gambar 4.9 Grafik Fairness Saat Berjalan Lebih Dahulu Gambar 4.9 menunjukkan nilai Fairness (JFI) selama proses transmisi berlangsung. Nilai JFI rata-rata paling kecil dimiliki oleh protokol dengan CCID-3 menggunakan data VoIP yaitu sekitar 0.835 sedangkan nilai JFI protokol dengan CCID-3 menggunakan data video conference yaitu sekitar 0.912. Hal ini dikarenakan data VoIP yang kecil berjalan dengan mekanisme TFRC sehingga throughput berjalan lebih smooth. 1.1 1 Fairness 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 VoIP-ID2 VoIP-ID3 Vconf-ID2 Vconf-ID3 0.4 Gambar 4.10 Grafik Fairness Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu

56 Gambar 4.10 menunjukkan nilai JFI ketika DCCP berjalan lebih dahulu. Nilai JFI yang ditunjukkan pada Gambar 4.9 dan 4.10 di atas memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. 4.3 Pembahasan Setelah mengetahui hasil dari masing-masing percobaan maka didapatkan hasil secara keseluruhan yang akan dijelaskan pada masing-masing parameter uji pada pembahasan berikut ini. 4.3.1 Pembahasan Utilisasi Bandwidth Berdasarkan pengujian yang dilakukan, keseluruhan utilisasi bandwidth seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.1 Gambar 4.4 dalam waktu 25 detik (dimulai dari detik kelima) ditunjukkan pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13. Tabel 4.12 Utilisasi Bandwidth dengan DCCP CCID2 Utilisasi Bandwidth CCID2 VoIP 1st 61.80% 37.12% DCCP1st 61.39% 37.50% Vconf 1st 62.78% 35.66% DCCP1st 62.63% 35.88% Tabel 4.13 Utilisasi Bandwidth dengan DCCP CCID3 Utilisasi Bandwidth CCID3 VoIP 1st 62.72% 24.03% DCCP1st 62.77% 24.18% Vconf 1st 63.23% 35.37% DCCP1st 63.28% 35.59% Tabel 4.12 menunjukkan bahwa utilisasi bandwidth dengan protokol CCID2 sekitar 62% () dan 36% (CCID2) sedangkan pada Tabel 4.13 nilai utilisasi bandwidth dengan CCID3 sekitar 62% () dan 24% (CCID3) untuk data VoIP serta 63% () dan 35% (CCID3) untuk data video conference.

57 Utilisasi bandwidth dengan CCID3 memliki nilai yang lebih tinggi pada data video conference karena besaran paket yang lebih besar daripada data VoIP. Grafik pada Gambar 4.1 - Gambar 4.4 memiliki pola yang saling terkait antara kedua protokol yaitu membentuk pola yang berlawanan. Grafik utilisasi bandwidth naik ketika utilisasi bandwidth DCCP menurun dan sebaliknya. Misalnya pada detik ke-13 di Gambar 4.4 grafik dengan DCCP-ID2, utilisasi bandwidth berangsur naik sampai detik ke-15 kemudian menurun pada detik ke-16 sampai detik ke-19 dan pada saat yang bersamaan utilisasi bandwidth DCCP-ID2 berangsur turun sampai detik ke-15 kemudian naik pada detik ke-16 sampai detik ke-19. Secara keseluruhan utilisasi bandwidth lebih besar karena protokol DCCP memiliki congestion control yang tidak dimiliki oleh protokol sehingga DCCP menyesuaikan penggunaan bandwidth yang tersedia pada jalur tersebut. 4.3.2 Pembahasan Packet loss Pada Gambar 4.5 misalnya, packet loss CCID2 tinggi pada detik ke-6 kemudian berangsur menurun karena CCID2 memiliki mekanisme congestion control untuk menghitung congestion window sehingga seiring berjalannya waktu, CCID2 bisa mengurangi paket yang hilang seminimal mungkin. Sedangkan packet loss pada CCID3 lebih kecil daripada CCID2 karena CCID3 memiliki mekanisme congestion control yang menggunakan tingkat pengiriman data TCP- Friendly dengan meminimalisasi tingkat perubahan kecepatan transmisi pengiriman, smooth transmission.

58 Ringkasan hasil packet loss kedua data multimedia dalam bentuk prosentase ditunjukkan pada Tabel 4.14 untuk packet loss dengan DCCP CCID2 dan Tabel 4.15 untuk packet loss dengan DCCP CCID3. Tabel 4.14 Packet loss dengan DCCP CCID2 Packet loss CCID2 VoIP 0.34 % 8.89 % Video conference 1.32 % 10.69 % Tabel 4.15 Packet loss dengan DCCP CCID3 Packet loss CCID3 VoIP 0.65 % 10.25 % Video conference 2.17 % 10.50 % Berdasarkan data VoIP dan video conference pada Tabel 4.14, packet loss mengalami peningkatan sebesar 0.98 % sedangkan CCID2 sebesar 1.8 %. Peningkatan ini akibat dari lebih besarnya ukuran paket dan bit rate data video conference daripada data VoIP. Pada Tabel 4.15, kenaikan packet loss sebesar 1.52 % sedangkan CCID3 sebesar 0.25 %. Peningkatan packet loss CCID3 jauh lebih kecil daripada protokol lainnya karena mekanisme TFRC-nya. 4.3.3 Pembahasan Delay dan Jitter Peningkatan Delay Hal ini dikarenakan paket mengalami proses menunggu dalam buffer dan pada gilirannya akan dikirim jika jalur bisa digunakan atau paket akan dibuang jika kapasitas buffer penuh (The VINT Project, 2011). Berdasarkan tabel hasil rata-rata delay dan jitter keseluruhan pada saat kedua protokol berjalan bersama didapatkan kesimpulan bahwa protokol dan

59 DCCP CCID3 memiliki nilai delay dan jitter yang lebih bagus daripada dan DCCP CCID2 pada data VoIP dan Video conference. Lihat ringkasan Tabel 4.16 dan Tabel 4.17. Tabel 4.16 Rekapitulasi Delay dan Jitter dengan CCID2 Data DCCP CCID-2 Multimedia Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) VoIP 0.581 0.125 0.573 0.125 Vconf 0.912 0.201 0.918 0.211 Tabel 4.17 Rekapitulasi Delay dan Jitter dengan CCID3 Data DCCP CCID-3 Multimedia Delay(s) Jitter(s) Delay(s) Jitter(s) VoIP 0.032 0.004 0.035 0.004 Vconf 0.316 0.101 0.638 0.179 4.3.4 Pembahasan Fairness Nilai fairness yang paling buruk adalah 0.5 dan nilai yang paling baik adalah 1. Nilai 0.5 menandakan bahwa hanya satu protokol saja yang menggunakan link tersebut sehingga protokol yang lain tidak bisa menggunakan link untuk proses transmisi atau paket datang dari protokol lain banyak yang dibuang. Nilai 1 maka protokol tersebut menggunakan link dengan fair dengan protokol lainnya. Berikut nilai JFI yang telah disederhanakan melalui Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 antara protokol dengan DCCP secara keseluruhan. Tabel 4.18 Tingkat Fairness VoIP Protokol dengan DCCP Fairness VoIP dan CCID2 dan CCID3 Lebih Dahulu 0.928 0.835 DCCP Lebih Dahulu 0.933 0.837

60 Tabel 4.19 Tingkat Fairness Video conference Protokol dengan DCCP Fairness Video conference dan CCID2 dan CCID3 Lebih Dahulu 0.915 0.910 DCCP Lebih Dahulu 0.917 0.915 Tingkat fairness antara dengan DCCP CCID2 rata-rata bernilai 0.93 untuk data VoIP (Tabel 4.18) dan 0.916 untuk data video conference (Tabel 4.19). Kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa penggunaan jalur akses pada bottlenecklink antara kedua protokol tersebut seimbang dan bagus karena tidak didominasi oleh satu protokol saja. Sedangkan pada data VoIP tingkat fairness dengan DCCP CCID3 rata-rata bernilai 0.836 yang berarti penggunaan jalur akses pada bottleneck-link lebih banyak digunakan oleh salah satu protokol saja.