Budi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMAKANAN (FEED) TERHADAP GEOMETRI DAN KEKERASAN GERAM PADA HIGH SPEED MACHINING PROCESSES

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PAHAT BUBUT HASIL PENGEMBANGAN

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MATERI PEMBEKALAN/DRILLING LKS SMK SE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2007

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi pemotongan yang

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 UNJUK KERJA VORTEX TUBE COOLER PADA PEMESINAN BAJA ST41

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

DISTRIBUSI TEMPERATUR AREA PEMOTONGAN PADA PROSES DRAY MACHINING BAJA AISI 1045

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Effect of Cutting Parameter Variation on Drilling of AISI 1045: Experimental and Simulation

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

PROSES PERMESINAN BUBUT PADA KACA

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur adalah salah satu industri yang berpeluang besar menguasai

Effect of Cutting Parameter Variation on Drilling of AISI 1045: Experimental and Simulation

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebenarnya sudah ada sejak zaman panjajahan Belanda ke

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida untuk Membubut Baja Paduan (ASSAB 760) dengan Metoda Variable Speed Machining Test

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP TEMPERATUR PEMOTONGAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BERBAGAI JENIS BAJA DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah

dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (τ r max).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

KARAKTERISASI PAHAT BUBUT HIGH SPEED STEEL (HSS) BOEHLER TIPE MOLIBDENUM (M2) DAN TIPE COLD WORK TOOL STEEL (A8)

I. PENDAHULUAN. Magnesium adalah salah satu jenis logam yang dikategorikan logam ringan, di

PENGARUH SUDUT ORIENTASI ANTARA PAHAT DAN BENDA KERJA TERHADAP BATAS STABILITAS CHATTER PADA PROSES BUBUT ARAH PUTARAN COUNTER CLOCKWISE

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS DIPONEGORO PROSES PERMESINAN BUBUT PADA KACA TUGAS AKHIR DIKA FAJAR PRATAMA SETIADI L2E FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN PADA PROSES EXTERNAL TURNING

BAB I PENDAHULUAN. ( Magnesium ditemukan dalam 60

KAJIAN PEMBENTUKAN GERAM AISI 4140 PADA PROSES PEMESINAN KERAS, KERING DAN LAJU TINGGI SKRIPSI

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED, FEED RATE, DAN DEPTH OF CUT TERHADAP GAYA POTONG PADA PROSES BUBUT DENGAN SIMULASI METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

PENGARUH VARIASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP GAYA POTONG PADA MESIN BUBUT KNUTH DM-1000A

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDY PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP GEOMETRI GERAM PADA PEMESINAN LAJU TINGGI, KERAS DAN KERING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

Proses Frais. Metal Cutting Process. Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Gambar I. 1 Mesin Bubut

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41

PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA PROSES BUBUT BEBERAPA MATERIAL DENGAN PAHAT HSS

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

PENGARUH VARIASI SUDUT UJUNG MATA POTONG KARBIDA TERHADAP KEKASARAN DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM Al 6061 PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES BUBUT

PENGARUH PERBEDAAN KEDALAMAN POTONG PADA PROSES BUBUT DAN PERLAKUAN PANAS NORMALIZING TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAJA KARBON MENENGAH (HQ 760)

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

PENGARUH PUTARAN SPINDEL UTAMA MESIN BOR TERHADAP KEAUSAN PAHAT BOR DAN PARAMETER PENGEBORAN PADA PROSES PENGEBORAN DENGAN BAHAN BAJA

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

Kerataan Permukaan dan Bentuk Geram

Transkripsi:

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMESINAN KECEPATAN TINGGI TERHADAP GEOMETRI DAN KEKERASAN GERAM UNTUK BEBERAPA LOGAM DENGAN VARIASI NILAI KEKUATAN TARIK Budi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3) Abstrak Meningkatnya permintaan untuk memperbesar produktivitas dengan biaya produksi rendah, menuntut untuk dilakukannya permesinan yang cepat maka dilakukan pemesinan dengan cara meningkatkan kecepatan pemesinan. Teknologi pemesinan kecepatan tinggi (high speed machining) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Dengan kecepatan potong dan pemakanan yang tinggi, maka volume pelepasan material dari material induk akan meningkat sehingga akan diperoleh penghematan waktu pemesinan yang cukup berarti. Tulisan ini meneliti pengaruh variasi kecepatan dengan geometri dan kekerasan geram. Dimana proses permesinan yang dilakukan adalah proses bubut semi otomatis dengan empat jenis benda kerja dengan kekuatan tarik berbeda. Geram yang dihasilkan di ukur geometri dan kekerasannya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa naiknya kecepatan akan mempengaruhi bentuk dan penampang geram yang dihasilkan, dan juga dengan naiknya kecepatan justru akan menurunkan kekerasan geram karena terjadi pemanasan yang tinggi sehingga terjadi proses annealing. Di samping itu sifat dan jenis dari kerja juga sangat berpengaruh terhadap geram yang dihasilkan.. PENDAHULUAN Meningkatnya permintaan untuk memperbesar produktivitas dengan biaya produksi rendah, menuntut untuk dilakukannya pemesinan yang cepat maka dilakukan pemesinan dengan cara meningkatkan kecepatan pemesinan. Teknologi pemesinan kecepatan tinggi (high speed machining) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas. dengan kecepatan potong yang tinggi, maka volume pelepasan material dari material induk akan meningkat sehingga akan diperoleh penghematan waktu pemesinan yang cukup berarti. Di samping itu pemesinan kecepatan tinggi mampu menghasilkan produk yang halus permukaannya serta ukuran yang lebih presisi. Sejauh ini penelitian untuk mengetahui mampu mesin dari material dilihat dari segi geram (chip) sebagai hasil dari proses pemesinan pada kecepatan tinggi jarang sekali dilakukan. Tulisan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh proses high speed machining terhadap mampu mesin (machinability) dari sebuah material. Dan yang diteliti adalah geram yang dihasilkan dari proses high speed machining mengenai geometri dan kekerasannya. TINJAUAN PUSTAKA Pembentukan geram (Chip Formation). Geram merupakan bagian dari material yang terbuang ketika dilakukan sebuah proses pemesinan. Dalam proses metal cutting akan selalu dijumpai istilah : kecepatan potong (Speed), kecepatan makan (Feed) dan kedalaman potong (Depth of Cut) untuk menjelaskan masalah tersebut ilustrasinya akan menggunakan proses bubut (turning). 1) & 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin FT-UNDIP 3) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin FT-UNDIP Geram terbentuk akibat timbulnya tegangan (stress) di daerah di sekitar konsentrasi gaya penekanan mata potong pahat. Tegangan pada benda kerja tersebut pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser (shearing stress) yang maksimum. Apabila tegangan geser ini melebihi kekuatan logam yang bersangkutan maka akan terjadi deformasi plastis (perubahan bentuk) yang menggeser dan memutuskan benda kerja di ujung pahat pada satu bidang geser (shear plane) Jenis Geram (chip) Proses terbentuknya chip (geram) Dilihat dari ukuran pajang pendeknya adalah : a. Chip Discontinous b. Geram Continous ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 21

c. Geram Continous dengan built up edge (BUE) kan sudut geser (shear angle) naik. Naiknya sudut geser justru akan menurunkan rasio pemampatan geram,. Rasio pemampatan geram sendiri merupakan perbandingan tebal geram yang dihasilkan dengan tebal geram mula-mula. d. BUE akan hilang dengan meningkatnya kecepatan Dilihat dari bentuk penampangnya 1. Straight Chips Pengaruh Kecepatan Potong Terhadap Sifat Mekanik Geram Dengan bertambahnya kecepatan pemoto-ngan akan menaikan temperatur pemotongan. Proses pemotongan pada pengerjaan dingin memiliki kondisi energi intern yang lebih tinggi dari pada logam yang tak dideformasi. Secara mekanik struktur sel dislokasi pada pengerjaan dingin mantap, namun bila dilihat secara termodinamis struktur sel tidak mantap. Bertambahnya temperatur akan menyebabkan terjadinya pelunakan oleh sebab tidak mantapnya struktur sel. Proses pelunakan ini dikenal dengan proses annealing. 2. Snarling Chips 3. Infinite Helix Chips Keterangan a = Regangan Iintern b = Kekuatan C = Keuletan d = Ukuran Butir Hubungan temperatur dan sifat material pada pengerjaan dingin 4. Full Turn Chips 5. Half Turn Chip 6. Tight Chips Pengaruh Kecepatan Terhadap Geometry Geram Kecepatan yang tinggi akan menyebabkan naiknya temperatur pemotongan sehingga menyebab- Mampu Mesin (Machinability ) Mampu mesin dapat didefinisikan dengan mudah tidaknya suatu material untuk di mesin atau dengan kata lain kemampuan material untuk di mesin. Mampu mesin suatu benda kerja sering diiukur dengan istilah jumlah komponen yang mampu dihasilkan perjam, biaya proses pemensinan, atau kualitas akhir dari proses pemesinan. Mampu mesin dari suatu material dapat diukur dengan salah satu faktor di bawah ini. Tool life : umur pahat. 1. Limiting rate pada metal removal hal ini berkaitan dengan laju maksimum material yang dapat dimesin dengan standar pendeknya umur pahat. 2. Gaya pemotongan (cutting force) menyatakan gaya yang bekerja pada pahat yang diukur dengan menggunakan dynamometer. 3. Permukaan Akhir (surface finish) menunjukkan permukaan akhir yang mampu dicapai pada kondisi pemesinan tertentu. 4. Geram yang terbentuk. ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 22

sudut geser yang berpengaruh pada penurunan luas penampang bidang geser. HUBUNGAN V DAN LUAS GERAM PADA FEED 0.18 0,60 LUAS GERAM (mm2) 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 STAINLES S 0,00 KECEPATAN (m/mesnit) Hubungan Kecepatan dan Rasio Pemampatan Geram HUBUNGAN V DAN RASIO PEMAMPATAN GERAM PADA FEED 0.18 3,0 Faktor yang mempengaruhi Machinability DATA HASIL PENELITIAN Hubungan Kecepatan Potong dengan Kekerasan Geram RASIO PEMAMPATAN GERAM 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 KECEPATAN (m/menit) STAINLESS Kekerasan Hubungan Kecepatan dan Kekerasa pada Feed 0.18 600 500 400 300 200 100 0 0 100 200 300 Kecepatan (m/mesnit) Stainless Baja BAja Baja Dengan bertambahnya kecepatan pemotongan akan menaikkan temperatur pemotongan. Proses pemotongan pada pengerjaan dingin (cold working) memiliki kondisi energi intern yang lebih tinggi dari pada logam yang tak dideformasi. Secara mekanik struktur sel dislokasi pada pengerjaan dingin mantap, namun bila dilihat secara termodinamis struktur sel tidak mantap. Bertambahnya temperatur akan menyebabkan terjadinya pelunakan oleh sebab tidak mantapnya struktur sel. Proses pelunakan ini dikenal dengan proses annealing. Hubungan Antara Kecepatan Potong dan Luas Penampang Bidang Geser Geram Grafik hubungan antara kecepatan dan luas geram dapat dilihat pada gambar disamping. Dari grafik terlihat bahwa naiknya kecepatan diikuti dengan penurunan luas penampang bidang geser geram, hal ini dikarenakan naiknya kecepatan justru akan menurunkan gaya pemotongan. Menurunnya gaya pemotongan akan berpengaruh terhadap peningkatan Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kecepatan potong yang semakin tinggi akan berdampak pada penurunan rasio pemampatan geram. Hal ini karena kecepatan potong yang tinggi justru akan menurunkan gaya pemotongan. Menurunnya gaya pemotongan akan berpengaruh terhadap penurunan luas penampang bidang geser. Penurunan luas penampang bidang geser akan menaikkan nilai sudut geser (shear angle). Naiknya sudut geser justru akan menurunkan rasio pemampatan geram. Dengan demikian kecepatan potong yang tinggi akan menurunkan rasio pemampatan geram. Rasio pemampatan geram sendiri merupakan perbandingan tebal geram yang dihasilkan dengan tebal geram mulamula Hubungan Kecepatan dan Shear Angle SHEAR ANGLE 50 40 30 20 10 HUBUNGAN KECEPATAN DAN SHEAR ANGLE 0 KECEPATAN Stainless Pada bab terdahulu telah disebutkan bahwa kecepatan yang tinggi akan berdampak pada penurunan gaya pemotongan, penurunan gaya pemotongan diikuti dengan penurunan luas ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 23

penampang bidang geram. Penurunan luas penambang geram akan mengakibatkan peningkatan shear angle. Penampang Geram Yang Dihasilkan Dari penelitian yang dilakukan di dapat jenis geram pada putaran 1230 rpm, 1500 rpm, 2500 rpm untuk harga feed 0.045 mm/putaran. 1. Putaran 1230 rpm pada feed 0.045 mm/putaran Stainless 2. Pada Putaran 1500 rpm feed 0.045 mm/putaran Stainless 3. Pada putaran 2500 rpm feed 0.045 mm/putaran STAINLESS Dalam proses pembubutan, pahat memiliki peran yang sangat penting. Untuk itu umur pahat menjadi masalah yang harus diperhatikan. Penyebab keausan pahat telah dibahas pada bab terdahulu. Pada pemesinan kecepatan tinggi keausan yang dominan disebabkan karena proses difusi, oksidasi, dan deformasi plastik. Proses difusi disebabkan karena adanya pelekatan antara material benda kerja dan pahat di bawah tekanan dan temperatur yang tinggi serta adanya aliran geram relatif terhadap pahat. Geram dengan bentuk serpihan (discontinous) akan menguntungkan, karena mempermudah pembuangan dan tidak mengganggu gerak pahat serta tidak membahayakan operator. Berbeda dengan geram continous yang akan ikut bergerak bersama pahat, hal ini akan mengakibatkan pahat cepat aus selain itu karena geram telah mengalami regangan yang tinggi, geram akan lebih keras daripada benda kerja dan juga sangat tajam serta mempunyai temperatur yang tinggi, sehingga akan membahayakan operator. ` Geram discontinous terdiri dari beberapa tipe berdasarkan ukuran radiusnya. Makin besar radius kurva dari geram, maka makin besar pula gaya yang dibutuhkan dalam proses pemesinan karena bidang kontak antara pahat dan geram semakin besar. Mampu mesin (machinability) dari benda kerja dapat diketahui dari umur pahat dan gaya pemotongan serta bentuk geram. Makin tinggi umur pahat maka mampu mesinnya akan semakin baik. Sedang untuk gaya pemesinan, makin rendah gaya yang dibutuhkan maka mampu mesinnya justru akan semakin baik. Namun kondisi pahat menjadi hal yang lebih dipertimbangkan, karena kalau pahat mengalami keausan justru akan menyebabkan timbulnya beberapa kerugian antara lain: - Gaya pemotongan akan naik - Kualitas permukaan benda kerja menurun/tidak halus - Perubahan dimensi produk Dari keempat benda kerja yang dipakai, dengan melihat bentuk geram yang dihasilkan pada feed yang sama dengan naiknya kecepatan bentuk geram yang terbentuk terlihat semakin berbentuk serpihan (discontinous). Hal ini menunjukkan bahwa dengan naiknya kecepatan maka akan diperlukan gaya yang lebih kecil. Dari keempat benda kerja yang digunakan pada putaran 2500 rpm geram yang terbentuk hampir semuanya berbentuk serpihan. Namun jika dilihat dari ukuran radius kurvanya terlihat stainless steel memiliki radius kurva yang lebih kecil. Sehingga dapat dikatakan bahwa stainless steel memiliki mampu mesin (machinability) yang lebih baik dibanding dengan benda kerja yang lain. KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: - Dari keempat benda kerja yang dipakai dari bentuk geram yang dihasilkan terlihat dengan naiknya kecepatan justru geram yang terbentuk semakin menunjukkan bentuk serpihan (discontinous). - Bentuk geram yang berupa serpihan akan menurunkan bidang kontak antara geram dengan pahat. Sehingga terjadinya keausan pahat akibat proses difusi sedikit banyak terkurangi, akibatnya umur pahat meningkat. - Dengan bentuk geram yang berupa serpihan, untuk benda kerja yang sama akan menurunkan gaya pemotongan karena luas geram yang terbentuk semakin kecil. - Pada stainless steel untuk kondisi pemesinan pada putaran 2500 rpm dan feed 0.045 mm/putaran terlihat geram yang terbentuk memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding dengan benda kerja yang lain.. Hal ini menunjukkan stainless steel memiliki mampu mesin yang lebih baik. - Dari hasil pengukuran, semakin tinggi kecepatan potong menjadikan kekerasan geram rata-rata mengalami penurunan. DAFTAR PUSTAKA 1. Rochim, Taufik, Teori dan Teknologi Prosesproses Pemesinan, Higher Education Development Support Project ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 24

2. E.M TRENT. PhD, Dmet, FIM, Metal Cutting,Third edition, 1991, Butterworth- Heinemann L.td 3. E.Diter, George, Djaprie, Sriati, Metalurgi Mekanik, edisi Ketiga, Erlangga,Jakarta, 1987 4. A. Schey, John, Introductin To Manufacturing Process, Second Edition, McGraw-Hill Book Company 5. http://machinetools.netfirms.com/01_chip_formation.htm 6. file:///d:/temporary%20internet%20files/conten t.ie5/w9yzoper/304,3,why Machining Process vs. Other Manufacturing Processes 7. http://electron.mit.edu/~gsteele/mirrors/www.nmi s.org/educationtraining/machineshop/physics/int ro.html 8. http://www.minicut.com/technicaldata/chipform ation.html 9. http://www.thirdwavesys.com/chipbreaking.pdf 10. http://www.mf-ze.unsa.ba/ekin/44.pdf 11. http://www.petra.ac.id/english/courses/productio n/machinin.htm 12. http://www.me.iastate.edu/me324_bahadur/secti on%203.2/chip%20formation.htm 13. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/m anufact/manufact-15.html 14. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/m anufact/manufact-16.html 15. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/m anufact/manufact-18.html#pgfid-155244 16. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/m anufact/manufact-19.html 17. http://www.efunda.com/processes/machining/chi p.cfm 18. Tug rul O zel, Taylan Altan, Determination of workpiece flow stress and friction at the chip tool contact for high-speed cutting 19. Ekinovic, Sabahudin, PhD, Dolinsek, Slavko, PhD, Brdrevic, Safet, phd, Kopac, Janez, phd, Chip Formation and Some Particularities of High-Sped Milling of Steel Material. ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 25