ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK MODEL GK MENGGUNAKAN PROTOKOL TRS 277 DAN TRS 398

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398

KALIBRASJ KELUARAN BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100C NO. SERI 1402 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSA T Dr. SUTOMO, SURABA Y A

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

Assef Firnando Firmansyah, Nurman Rajagukuguk

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)

ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

PERSENTASE DOSIS KEDALAMAN (PDD) PADA PESAWAT TELETERAPI CO-60. Fisikawan medik Habib Syeh Az /

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

UNIVERSITAS INDONESIA

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

PENENTUAN DOS IS SERAP BERKAS ELEKTRON ENERGI NOMINAL 4 MeV DI DALAM FANTOM AIR MENGGUNAKAN DETEKTOR IONISASI KEPING SEJAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA

Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

KARAKTERISASI DETEKTOR IN VIVO UNTUK DOSIMETRI RADIOTERAPI EKSTERNA

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERBANDINGAN PENGUKURAN PDD DAN BEAM PROFILE ANTARA DETEKTOR IONISASI CHAMBER DAN GAFCHROMIC FILM PADA LAPANGAN 10 X 10 CM 2

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

BAB II LINEAR ACCELERATOR

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

MENGGUNAKAN PROTOKOL IAEA TRS No. 398

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Eni Suswantini PTKMR - BATAN

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 1-8

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

BAB IV PERBANDINGAN DATA DAN ANALISIS JUMLAH MONITOR UNIT OUTPUT SOFTWARE ISIS DENGAN OUTPUT SIMULASI MONTE CARLO

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN KULIT PADA PASIEN THORAX TERHADAP DOSIS RADIASI DI UDARA DENGAN SUMBER RADIASI PESAWAT SINAR-X

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

bahwa semakin besar jarak ukur maka dosis serap yang diterima semakin kecil. Kata kunci :Kalibrasi, survei meter, dosis serap, faktor kalibrasi

KALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR - BATAN

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PERAN FISIKAWAN MEDIS DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI BIDANG KESEHATAN: RADIOTERAPI, RADIODIAGNOSTIK, KEDOKTERAN NUKLIR

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA

Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir

KARAKTERISTIK KUAT KERMA DAN KONSTANTA LAJU DOSIS SUMBER Ir-192 mhdr BERDASARKAN SIMULASI MONTE CARLO

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

KALIBRASI ANTARWAKTU PESAWAT TELETERAPI 60 Co DI RSUD Dr. MOEWARDI: PENGUKURAN, PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

PERHITUNGAN EFISIENSI DAYA BERDASAR PROSEN- TASE KEDALAMAN DOSIS (PDD) PADA LINAC MEDIS RS DR. SARDJITO

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

RESPON DETEKTOR RADIODIAGNOSTIK TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS RADIASI PESAWAT SINAR-X PADA RENTANG RQA BERDASARKAN TECHNICAL REPORT SERIES NO.

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Homogenitas Elektron 6 MeV Pesawat LINAC Dengan Penggunaan Variasi Ketebalan Paraffin

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 Cacaelia Tuti Budiarti 1, Nurman Rajagukguk 2, Assef Firnando Firmansyah 3 1,2,3 Pusat Teknologi Keselamatan Metrologi Radiasi-BATAN, Jl.Lebak Bulus Raya No. 49 Kotak Pos 7043 JKSKL Jakarta 12070 Indonesia ABSTRAK ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566. Makalah ini menguraikan analisis kualitas radiasi dan kalibrasi luaran berkas foton 6 dan 10 MV dari pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566. Kualitas radiasi diperoleh dari kurva persentase dosis di kedalaman berkas radiasi foton yang diukur di dalam fantom air menggunakan sistem dosimeter PTW Tandem pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dengan lapangan radiasi di permukaan air yang bervariasi mulai dari 3 cm x 3 cm sampai dengan 40 cm x 40 cm. Kalibrasi luaran dilakukan menggunakan sistem dosimeter Farmer pada kondisi acuan dengan jarak sumber radiasi ke permukaan fantom air 100 cm, lapangan radiasi di permukaan fantom air 10 cm x 10 cm dan kedalaman detektor 10 cm. Perhitungan hasil pengukuran dilakukan menggunakan protokol dosimetri International Atomic Energy Agency yang terdapat dalam Technical Report Series No. 398. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas radiasi yang diperoleh sudah sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik dan publikasi dari British Journal of Radiology No. 25. Kalibrasi luaran mendapatkan faktor kalibrasi detektor monitor baik untuk berkas foton 6 dan 10 MV adalah 1,00 MU = 1,00 cgy ± 1,00 % Kata kunci : kualitas radiasi, kalibrasi luaran, pesawat pemercepat linier medik, berkas foton, persentase dosis di kedalaman ABSTRACT ANALYSIS OF RADIATION QUALITY AND OUTPUT CALIBRATION FOR 6 AND 10 MV PHOTON BEAM FROM THE VARIAN CLINAC CX 4566 LINEAR ACCELERATOR MACHINE. This paper describes the analysis of radiation quality and output calibration for 6 and 10 MV photon beams from The Variant Clinac CX 4566 linear accelerator machine. Beam radiation qualities are obtained from percentage depth dose curves. Measurement of percentage depth dose curves are carried out inside a water phantom using a PTW Tandem dosemeter system at a constant source to the water surface distance of 100 cm with various field sizes from 3 cm x 3 cm up to 40 cm x 40 cm. The output calibration are performed using a Farmer dosemeter system at the reference condition with the source to the water surface distance of 100 cm, field size of 10 cm x 10 cm and depth of 10 cm. Calculations are done with the International Atomic Energy Agency publication in the Technical Report Series No. 398. The result obtained shows that the radiation quality of the photon beams are in agreement with the manufacturer specifications and British Journal of Radiology No. 25. The output calibration shows that the calibration factor for the monitor detector both for 6 and 10 MV photon beams is 1.00 MU = 1.00 cgy ± 1.00 % Key words : radiation quality, medical linear accelerator machine, photon beam, percentage depth dose, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 166 Cacaelia Tuti Budiarti dkk

SEMINAR NASIONAL 1. PENDAHULUAN Pada awal tahun 2011 Rumah Sakit Kanker Dharmais memasang sebuah pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566. Pesawat ini dapat memancarkan berkas foton 6 dan 10 MV serta berkas elektron dengan energi nominal 6, 9, 12, 15 dan 18 MeV [1]. Pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566 dapat dilihat pada Gambar 1. Hal yang lazim dilakukan setelah sebuah pesawat pemercepat linier medik dipasang adalah melakukan beberapa pengukuran baik untuk kepentingan uji penerimaan, komisioning dan kalibrasi luaran berkas radiasi dari pesawat tersebut [2,3]. Pengukuran uji penerimaan meliputi : uji mekanik, kinerja radiasi terapi dan umum. Tujuan uji penerimaan ini antara lain untuk memastikan bahwa kinerja pesawat tersebut sesuai dengan permintaan pengguna dan parameter tertentu dari pesawat tersebut sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik serta pengoperasian pesawat tersebut dapat menjamin keselamatan pasien dan operator. Kegiatan komisioning dilakukan dalam rangka mempersiapkan berkas radiasi untuk penyinaran pasien yang meliputi akuisisi data berkas radiasi dan memasukkannya dalam komputer sistem perlakuan radioterapi (Radiotherapy Treatment Planning System), pembuatan prosedur operasi dan training kepada yang berkepentingan dalam pengoperasian pesawat baru tersebut. Kalibrasi luaran dilakukan untuk menentukan laju dosis serap air berkas radiasi pesawat tersebut pada kondisi acuan. Idealnya kegiatan ini merupakan kegiatan verifikasi yang dilakukan laboratorium kalibrasi terhadap pengukuran yang dilakukan oleh fisikawan rumah sakit. Namun karena kondisi yang belum memadai, maka pengukuran kalibrasi ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab laboratorium kalibrasi yang ditunjuk oleh badan pengawas tenaga nuklir. Sertifikat Kalibrasi yang dikeluarkan oleh laboratorium kalibrasi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh rumah sakit untuk izin penggunaan sumber radiasi tersebut [4]. Salah satu parameter dari berkas radiasi yang diukur dalam kegiatan komisioning adalah kurva persentase dosis di kedalaman berkas radiasi baik foton maupun elektron pada suatu kondisi pengukuran. Kurva persentase ini sangat penting karena dari kurva ini dapat ditentukan kualitas berkas radiasi tersebut. Disamping itu beberapa faktor koreksi yang diperlukan untuk menentukan dosis serap pesawat pemercepat linier tersebut diperoleh dari kurva ini. Demikian pula halnya dengan kedalaman acuan yang digunakan untuk menentukan dosis serap berkas foton dan elektron tersebut [5]. Disamping untuk mendapatkan beberapa faktor koreksi yang diperlukan dalam perhitungan dosis serap air, kurva persentase dosis di kedalaman ini dapat juga digunakan untuk melakukan verifikasi kualitas berkas radiasi dari pesawat tersebut terhadap spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik atau yang direkomendasikan oleh beberapa publikasi [6,7] Makalah ini menguraikan pengukuran kurva persentase dosis di kedalaman dan kalibrasi luaran berkas foton 6 dan 10 MV dari pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566 yang dilakukan di Unit Radioterapi Rumah Sakit Kanker Dharmais. Diuraikan juga analisis dari hasil pengukuran berkas radiasi tersebut di atas. Gambar 1. Susunan peralatan pada pengukuran persentase dosis di kedalaman berkas foton 6 dan 10 MV pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dengan lapangan radiasi yang bervariasi. 2. TEORI 2.1. Kualitas Radiasi Berkas Foton Energi Tinggi Untuk menyatakan kualitas radiasi berkas foton protokol Nordic dan IAEA yang terdapat dalam Technical Reports Series no. 277 menggunakan rasio dosis di kedalaman 10 cm dan 20 cm dengan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm pada jarak sumber radiasi ke permukaan fantom 100 cm [8]. Berdasarkan nilai rasio ini akan diperoleh beberapa faktor koreksi seperti: faktor koreksi pertubasi dan nisbah daya henti masa air terhadap udara yang digunakan dalam perhitungan laju dosis serap air berkas foton energi tinggi jika menggunakan protokol Technical Report Series No. 277. Jika perhitungan laju dosis serap air dilakukan menggunakan protokol Technical Report Series No. 398, maka dari kualitas radiasi ini akan diperoleh nilai koreksi kualitas radiasi detektor yang digunakan untuk pengukuran [9]. Selain dari pengukuran pada dua kedalaman tersebut di atas, kualitas radiasi berkas foton ini Cacaelia Tuti Budiarti dkk 167 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

dapat juga diperoleh dari kurva persentase dosis di kedalaman yaitu rasio persentase dosis pada kedalaman 10 cm dan 20 cm. Dari kurva ini dapat diperoleh juga kedalaman dosis mencapai nilai maksimum, R 100. Untuk mendapatkan kurva persentase dosis di kedalaman ini dapat dilakukan menggunakan pengukuran relatif. Sistem dosimeter untuk pengukuran relatif ini menggunakan dua buah detektor. Detektor yang pertama merupakan acuan yang diletakkan tetap pada medan radiasi di atas air, sedang detektor yang kedua dapat digerakkan di sepanjang sumbu utama mulai dari permukaan air sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan. 2.2. Kalibrasi Luaran Berkas Foton Untuk mengatur besarnya dosis yang dipancarkan dari pesawat ini, maka pada head pesawat pemercepat linier ditempatkan sepasang detektor transmisi/monitor yang bacaannya dalam besaran Monitor Unit ( MU ). Untuk menjamin kebenaran bacaan dari sistem monitor dosis ini, maka detektor ini dikalibrasi secara periodik terhadap detektor standar. Dalam pengukuran, faktor kalibrasi dari sistem ini diusahakan mendapatkan nilai 1 MU = 1 cgy ± 3 % pada kedalaman dosis mencapai maksimum [10]. Dalam pengukuran kalibrasi laju dosis serap air berkas foton dengan kualitas radiasi Q dapat ditentukan dengan pengukuran menggunakan detektor pengionan yang dikalibrasi dalam besaran dosis serap air dengan berkas sinar gamma Co- N, menggunakan Pers. 1 [9] 60 D w dengan D. w, Q MQ. ND, w kq (1) D w, Q : dosis serap berkas foton dengan kualitas Q (mgy) M : bacaan dosimeter terkoreksi terhadap Q temperatur, tekanan udara, polaritas, k pol dan rekombinasi ion, k s (nc ) N, : faktor kalibrasi detektor dengan berkas k Q D w sinar gamma Co-60 (mgy/nc ) : faktor koreksi kualitas radiasi berkas foton detektor ( Tabel 14 TRS 398 ) 3. PERALATAN DAN TATA KERJA 3.1. PERALATAN Sebagai sumber radiasi digunakan pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566. SEMINAR NASIONAL Pesawat ini dapat memancarkan berkas foton 6 dan 10 MV serta berkas elektron dengan energi nominal 4, 6, 9, 12, 15 dan 18 MeV. Sebagai alat ukur radiasi untuk pengukuran persentase dosis di kedalaman digunakan sistem dosimeter PTW Tandem dengan detektor pengionan volume 0,135 cc. Pengukuran dilakukan di dalam fantom air berukuran 80 cm x 80 cm x 80 cm. Sebagai alat ukur radiasi untuk pengukuran luaran digunakan sistem dosimeter Farmer dengan elektrometer NE 2570/1B dan detektor pengionan volume 0,6 cc. Pengukuran dilakukan di dalam fantom air berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm. Elektrometer PTW Tandem dan Farmer dapat dilihat pada Gambar 2. (a) (b) Gambar 2. Elektrometer PTW Tandem yang digunakan untuk pengukuran persentase dosis di kedalaman a) dan elektrometer Farmer untuk pengukuran keluaran b) 3.2. TATA KERJA 3.2.1. Pengukuran Persentase Dosis Di Kedalaman Pengukuran persentase dosis di kedalaman berkas radiasi foton dilakukan di dalam fantom air menggunakan sistem dosimeter PTW Tandem dengan detektor pengionan volume 0, 135 cc. Pertama permukaan air diletakkan pada jarak 100 cm dari sumber radiasi dengan posisi gantri pada sudut 0 sehingga berkas radiasi datang secara vertikal ke fantom air. Setelah itu lapangan radiasi diatur mulai dari yang kecil yaitu 3 cm x 3 cm. Selanjutnya detektor diletakkan pada kedalaman tertentu yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengukur persentase dosis di kedalaman ini, detektor disinari dengan berkas radiasi foton 6 MV, kemudian detektor tersebut digerakkan di sepanjang sumbu utama berkas radiasi sampai di permukaan air. Setelah itu hal yang sama dilakukan untuk lapangan radiasi lain yang lebih besar sampai dengan lapangan radiasi 40 cm x 40 cm. Setelah pengukuran menggunakan berkas foton 6 MV, maka dilanjutkan dengan foton 10 MV. Susunan peralatan dalam pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 168 Cacaelia Tuti Budiarti dkk

Dosis ( % ) SEMINAR NASIONAL 3.2.2. Kalibrasi Luaran Pengukuran kalibrasi berkas foton 6 dan 10 MV dilakukan di dalam fantom air menggunakan detektor pengionan volume 0,6 cc tipe 2571 no. seri 2491 yang dirangkaikan dengan elektrometer Farmer tipe 2570/1B no. seri 1182. Pertama gantri diletakkan pada posisi sudut 270 sehingga berkas radiasi datang dengan arah horizontal. Setelah itu permukaan fantom air diletakkan pada jarak 100 cm dari sumber radiasi dengan lapangan radiasi pada permukaan fantom air 10 cm x 10 cm. Selanjutnya detektor diletakkan pada kedalaman 10 cm dan dilakukan pengukuran ionisasi pada kedalaman tersebut untuk tiga buah data. Kemudian hal yang sama dilakukan pada kedalaman detektor 20 cm. Rasio ionisasi pada dua kedalaman ini merupakan kualitas radiasi dari berkas foton tersebut. Dari rasio ini akan diperoleh nilai TPR 10/20. Susunan peralatan pada pengukuran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Selanjutnya dilakukan pengukuran untuk mendapatkan faktor koreksi rekombinasi menggunakan metoda dua tegangan dan faktor koreksi polaritas dengan mengubah polaritas tegangan yang diberikan pada detektor. Setelah itu dilakukan kembali pengukuran ionisasi pada kedalaman 10 cm sebanyak lima buah data untuk menentukan luaran berkas tersebut. cm, D 10 dan 20 cm, dan rasionya yang disajikan pada Tabel 1. Rasio dosis pada kedalaman 10 cm dan 20 cm ini merupakan kualitas dari berkas radiasi tersebut yang nilainya akan menentukan besar faktor koreksi k Q pada Pers. 1. Kedalaman (mm) Gambar 4. Persentase dosis di kedalaman berkas foton 6 MV untuk jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dengan lapangan radiasi yang bervariasi dari 3 cm x 3 cm sampai dengan 40 cm x 40 cm. Tabel 1. Parameter berkas radiasi foton 6 MV jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm Lapangan radiasi D 10 (%) (%) /D 10 R 100 mm Gambar 3. Susunan peralatan dalam kalibrasi luaran berkas foton 6 dan 10 MV pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Persentase Dosis Di Kedalaman Berkas Foton Hasil penentuan persentase dosis di kedalaman berkas foton 6 MV dari pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566 untuk beberapa lapangan radiasi pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dapat dilihat pada Gambar 4. Selanjutnya dari Gambar 4 tersebut di atas dapat ditentukan parameter berkas radiasi foton 6 MV antara lain: kedalaman dosis mencapai maksimum, R 100, persentase dosis di kedalaman 10 3 cm x 3 cm 60,6 32.3 0.53 15 4 cm x 4 cm 61,6 33,1 0,54 14 5 cm x 5 cm 61,8 33,5 0,54 14 6 cm x 6 cm 61,8 33,5 0,54 14 8 cm x 8 cm 65,5 37,0 0,56 14 10 cm x 10 cm 66,7 38,8 0,58 15 12 cm x 12 cm 67,6 39,8 0,59 14 15 cm x 15 cm 68,7 41,1 0,60 13 20 cm x 20 cm 69,7 42,9 0,62 12 25 cm x 25 cm 70,3 43,4 0,62 12 30 cm x 30 cm 70,8 44,0 0,62 14 35 cm x 35 cm 70,9 44,4 0,63 11 40 cm x 40 cm 71,2 44,9 0,63 13 Dari Gambar 4 dan Tabel 1. dapat dilihat bahwa untuk berkas foton 6 MV pada lapangan radiasi acuan 10 cm x 10 cm, persentase dosis pada kedalaman 10 cm dan 20 cm masing-masing 66,7 % dan 38,8 % sehingga perbandingan antara dosis pada kedua kedalaman tersebut adalah 0,582. Tabel 5.4.1 pada BJR No. 25 yang banyak dijadikan acuan, mendapatkan harga 0,591. Dengan demikian hasil pengukuran ini mendapatkan perbedaan 1,5 %. Spesifikasi pabrik menyatakan bahwa untuk berkas foton 6 MV persentase dosis di kedalaman 10 cm adalah 67,5 % dengan deviasi maksimum adalah 2 %. Dengan demikian terdapat perbedaan yang Cacaelia Tuti Budiarti dkk 169 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Dosis ( % ) tidak signifikan sebesar 0,8 % antara hasil pengukuran dengan spesifikasi yang dinyatakan oleh pabrik. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kedalaman dosis mencapai maksimum berkas foton 6 MV, R 100 untuk lapangan acuan 10 cm x 10 cm mendapatkan nilai 15 mm, sedangkan spesifikasi pabrik menyatakan 1,6 cm ± 0,2 cm. Dengan demikian nilai yang diperoleh masuk dalam rentang nilai yang dikeluarkan oleh pabrik. Hasil penentuan persentase dosis di kedalaman berkas foton 10 MV dari pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566 untuk beberapa lapangan radiasi pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini, demikian juga parameter berkas radiasinya dapat dilihat pada Tabel 2. 3; 8; 20; 40 4; 10; 25 5; 12; 30 6; 15; 35 SEMINAR NASIONAL dan 45,8 %, sehingga perbandingan antara keduanya mendapatkan nilai 0,62. Dari Tabel 5.6.1 BJR No. 25 diperoleh harga 0,625. Dengan demikian terdapat perbedaan yang tidak signifikan sebesar 0,8 %. Spesifikasi pabrik menyatakan bahwa untuk berkas foton 10 MV persentase dosis di kedalaman 10 cm adalah 73 % dengan deviasi maksimum adalah 2 %. Dengan demikian terdapat perbedaan sebesar 0,2 % antara hasil pengukuran dengan spesifikasi yang dinyatakan oleh pabrik. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kedalaman dosis mencapai maksimum dari berkas foton 10 MV, R 100 untuk lapangan acuan 10 cm x 10 cm mendapatkan nilai 24,1 mm, sedangkan spesifikasi pabrik menyatakan 2,4 cm ± 0,2 cm. Dengan demikian nilai yang diperoleh masuk dalam rentang nilai yang dikeluarkan oleh pabrik. Dari Gambar 4 dan 5 serta Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa semakin besar lapangan radiasi, maka kedalaman dosis mencapai maksimum R 100 semakin mendekat ke permukaan air. hal ini disebabkan semakin besarnya hamburan yang sampai pada detektor. 4.2. Luaran Berkas Foton Kedalaman (mm) Gambar 5. Persentase dosis di kedalaman berkas foton 10 MV untuk jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm dengan lapangan radiasi yang bervariasi dari 3 cm x 3 cm sampai dengan 40 cm x 40 cm Tabel 2. Parameter berkas radiasi foton 10 MV pada jarak sumber radiasi ke permukaan air 100 cm Lapangan radiasi D 10 % % /D 10 R 100 mm 3 cm x 3 cm 69,5 41,1 0,59 24 4 cm x 4 cm 70,4 41,9 0,60 24 5 cm x 5 cm 70,4 41,8 0,59 24 6 cm x 6 cm 71,7 43,3 0,60 24 8 cm x 8 cm 72,7 44,4 0,61 24 10 cm x 10 cm 73,2 45,5 0,62 24,1 12 cm x 12 cm 73,8 46,3 0,63 23 15 cm x 15 cm 74,1 47,4 0,64 23 20 cm x 20 cm 74,9 48,7 0,65 23 25 cm x 25 cm 75,4 49,5 0,66 20 30 cm x 30 cm 75,8 50,2 0,66 20,0 35 cm x 35 cm 76,4 51,5 0,67 21,0 40 cm x 40 cm 76,7 51,7 0,67 21,1 Dari Gambar 3. Dapat dilihat juga bahwa untuk berkas foton 10 MV persentase dosis pada kedalaman 10 cm dan 20 cm masing-masing 73,1 % Hasil pengukuran ionisasi pada kedalaman 10 cm dan 20 cm pada kondisi acuan dengan jarak sumber radiasi ke permukaan fantom 100 cm dan lapangan radiasi 10 cm x 10 cm mendapatkan rasio 0,574 untuk berkas foton 6 MV dan 0,630 untuk berkas foton 10 MV. Hasil ini tidak berbeda secara signifikan dengan pengukuran pada Tabel 1 dan 2. Dengan nilai ini, maka nilai k Q pada Persamaan 1 adalah 0,9939 untuk berkas foton 6 MV dan 0,9863 untuk 10 MV. Hasil pengukuran K s dan K pol dapat dilihat pada Tabel 3, begitu pula dengan hasil pengukuran untuk penentuan luaran pesawat tersebut. Dengan demikian maka hasil penentuan luaran berkas foton 6 dan 10 MV yang dihitung menggunakan Persamaan 1 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luaran berkas foton 6 dan 10 MV pesawat permercepat linier medik Varian Clinac CX 4566 Foton MV M Q N D,W (nc/ (mgy/ 200MU) nc) k Q K s K pol * D 10 D PDD mak (mgy/ 10 (mgy/ (%) 200MU) 200MU) 6 29,500 45,2 0,9939 1,005 1,00095 1333,067 66,7 1998,60 10 32,812 45,2 0,9863 1,005 1,0016 1462,775 73,2 1998,33 *Ketidakpastian terentang ( expanded uncertainty ± 3,0 % ) untuk tingkat kepercayaan 95 % Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk luaran berkas foton 6 dan 10 MV mendapatkan masing- Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 170 Cacaelia Tuti Budiarti dkk

SEMINAR NASIONAL masing D mak = 199,860 cgy/200 Monitor Unit dan 199,833/200 MU yang berarti 1,00 Monitor Unit ~ 1,00 cgy. Hal ini menunjukkan nilai faktor kalibrasi detektor monitor yang diperoleh sudah bagus karena lebih kecil dari 1 %. 5. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa berkas radiasi foton 6 dan 10 MV sudah sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik maupun publikasi yang terdapat pada British Jourrnal of Radiology No. 25.Begitu juga halnya dengan faktor kalibrasi detektor monitor yang cukup baik. Dengan demikian secara teknis berkas radiasi ini sudah dapat digunakan untuk penyinaran pasien. Data awal ini dapat juga dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan kendali mutu dari pesawat pemercepat linier medik Varian Clinac CX 4566. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada staf Unit Radioterapi Rumah Sakit Kanker Dharmais sdr. Edy Suprapto dan kawan-kawan atas kerja samanya sehingga penulisan ini dapat terlaksana 7. DAFTAR PUSTAKA 1. High Energy C- Series Clinac, Costumer Acceptance test Procedure. VARIAN MEDICAL SYSTEM, Revision U, 2009. 2. WILLIAM, J.R., and TWAITES, D.I., Radiotherapy in practice, Oxford Medical Publication, 1993 3. JHON HORTON. Handbook Radiation Therapy Physics, Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J.,1987. 4. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Peraturan Kepala BAPETEN tentang kalibrasi alat ukur radiasi dan keluaran sumber radiasi, standardisasi radionuklida dan fasilitas kalibrasi, BAPETEN, Jakarta, 2007 5. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Absorbed Dose Determination in Photon and Electron Beams : An International Code of Practice, Technical Report Series No. 277, IAEA, Vienna, 1987 6. BRITISH INSTITUTE of RADIOLOGY, Central Axis Depth Dose Data for Use in Radiotherapy, British Journal of Radiology Supplement No. 25, British Institute of Radiology, London, 1986 7. AMERICAN ASSOCIATION OF PHYSICS IN MEDICINE, Code of practice of X-ray therapy linear accelerator, a protocol for the determination of absorbed dose from highenergy and electron beam, Medical Physics 10, 1983 8. INTERNATIONAL COMMISION ON RADIOLOGICAL UNITS AND MEASUREMENT. Radiation dosimetry : electron beams with energies between 1 and 50 MeV, ICRU Rep. 35, ICRU Publications, Bethesda, MD, 1984 9. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Absorbed Dose Determination in External Beam Radiotherapy ; An International Code of Practice for Dosimetry Base on Standards of Absorbed Dose to Water, Technical Report Series No.398, IAEA, Vienna 2000 10. Komunikasi dengan Dr. Wong, expert International Atomic Energy Agency dari Singapura Tanya-jawab. 1. Kiswanto : Kapan alat ini harus dikalibrasi ulang? C Tuti Budiantari : Pesawat ini dikalibrasi ulang setiap 2 tahun sekali dan sertifikatnya digunakan untuk memenuhi salah satu syarat ijin pemanfaatan sumber radioaktif. 2. Suliyanto : Bagaimana cara menentukan kedalaman detektor 10 cm pada waktu kalibrasi alat : C Tuti Budiantari : Jika menggunakan fantom air IAEA dengan gantri pada posisi 90 0 atau 270 o maka kedalaman detektor berada pada posisi lubang ke 4 karena jarak permukaan fantom ke tengahtengah lubang pertama 2,5 cm dan jarak antar lubang 2,5 cm. Dengan demikian jarak dari permukaan fantom ke tengah-tengah detektor adalah 10 cm. Tetapi jika digunakan fantom dengan tempat detektor yang dapat dinaikturunkan secara manual atau otomatis maka gantri dipasang pada posisi 0 o dan kedalaman air ditentukan dengan penggaris yang telah dipasang pada fantom dengan titik 0 berada pada permukaan air dan detektor digerakkan hingga pertengahan detektor berada pada posisi 10 cm di dalam air. Cacaelia Tuti Budiarti dkk 171 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN