BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), tetapi juga perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi barang yang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (profit), tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat (people) dan bumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Enterprise Value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut, dunia usaha pun semakin menyadari bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sustainability. Perusahaan yang telah go public akan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (1977). Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan

Nim : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal, sebagai sarana untuk mematuhi peraturan pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada maksimalisasi laba telah berkurang. Menurut Elkington dalam

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. ini para pemegang saham. Di tengah persaingan global dunia usaha yang semakin

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis dan usaha saat ini, corporate governance atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders). Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Martono dan Harjito, 2005). Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai asset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Pada umumnya, faktor keuangan merupakan kunci utama yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Faktor keuangan berbicara tentang bagaimana perusahaan mencari dana, mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut agar efisien dalam penggunaannya.

Namun dewasa ini, didalam menilai kinerja sebuah perusahaan tidak hanya menilai dari faktor keuangannya saja, namun dari faktor non keuangan juga sangat berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan yang berdampak terhadap nilai perusahaan di mata investor. Corporate social responsibility dan good corporate governance merupakan faktor non keuangan yang sekarang ini perlu dipertimbangan oleh perusahaan. Daniri (2008b) menyatakan bahwa pelaksanaan corporate social responsibility di Indonesia sangat tergantung pada pimpinan puncak korporasi, artinya kebijkan corporate social responsibility tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan kebijakan corporate social responsibility yang benar. Sebaliknya, jika orientasi pimpinannya hanya berpusat kepada kepentingan kepuasan pemegang saham (produktifitas tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan corporate social responsibility hanya sekedar kosmetik. Daniri (2008c) menyebutkan bahwa pemahaman perusahaan tentang konsep corporate social responsibility masih beragam yang salah satunya disebabkan minimnya literatur yang ada. Sampai saat ini, pemahaman mengenai corporate social responsibility masih belum merata. Banyak perusahaan yang menjadikan caritas (charity) sebagai bentuk corporate social responsibility mereka. Padahal

corporate social responsibility seyogyanya merupakan kebijakan strategis dengan tujuan jangka panjang dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Simon dan Fredrik (2009) mengemukakan bahwa corporate social responsibility menghasilkan sesuatu yang positif bagi semua orang yang terlibat, jika dijalankan dengan pertimbangan. Corporate social responsibility telah menciptakan kesadaran yang lebih besar di Indonesia pada isu-isu lingkungan dan isu sosial. Bisnis dapat terhubung dengan lingkungan setempat dan memperoleh reputasi yang baik dan legitimasi untuk menjalankan bisnis mereka. Melalui corporate social responsibility perusahaan memperoleh keamanan dan lebih menarik sebagai perusahaan, dan di pasar dunia. Apa yang mungkin dianggap sebagai efek negatif, adalah hukum yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan corporate social responsibility. Akibatnya, beberapa perusahaan melakukan corporate social responsibility dengan memberikan amal dan kegiatan sembrono yang menciptakan lingkungan bisnis yang tidak sehat dan masyarakat lokal menjadi tergantung pada perusahaan. Seperti biasa tidak ada definisi yang jelas tentang konsep corporate social responsibility, keliru dan kesalahpahaman dengan mudah bisa timbul. Karena itu beberapa komunitas lokal mengharapkan perusahaan untuk meningkatkan standar hidup mereka, karena dianggap sebagai kewajiban pemerintah. Corporate social responsibility di Indonesia sudah menjadi suatu kewajiban karena dinyatakan dengan tegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Disebutkan bahwa

perseroan yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). Peraturan lain yang menyebutkan corporate social responsibility adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karitatif seperti pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di negara-negara berkembang, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development. Prinsip-prinsip good corporate governance, seperti fairness, transparency, accountability, dan responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan program corporate social responsibility. Praktik dan pengungkapan corporate social responsibility merupakan konsekuensi logis dari implementasi konsep good corporate governance, yang prinsipnya antara lain menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders-nya, sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerja sama yang aktif dengan stakeholders demi kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan dan mekanisme good corporate governance di perusahaan dapat

dijadikan sebagai infrastruktur pendukung terhadap praktik dan pengungkapan corporate social responsibility di Indonesia. Dengan adanya mekanisme good corporate governance akan dapat mengurangi asimetri informasi. Konsep dari good corporate governance dilatar belakangi oleh masalah pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan didalam perusahaan, yang selanjutnya dimodelkan dengan agency theory. Dalam mekanisme good corporate governance, pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan merupakan upaya yang sangat penting untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Riyanto dan Toolsema (2007) yang meneliti corporate social responsibility didalam framework good corporate governance menggambarkan bagaimana tanggung jawab sosial dari pemegang saham dan ancaman tekanan oleh aktivis mempengaruhi tingkat stres direktur dan pemegang saham, mengingat bahwa corporate social responsibility dapat memungkinkan pemegang saham berkomitmen untuk mengurangi upaya pengawasan dan dapat menyebabkan manajer untuk bekerja dan berusaha meningkatkan profit setinggi-tingginya sehingga dapat membantu memecahkan masalah keagenan. Corporate social responsibility mempunyai keterkaitan erat dengan good corporate governance. Seperti dua sisi mata uang, keduanya memiliki kedudukan yang kuat dalam dunia bisnis namun berhubungan satu sama lain. Corporate social responsibility berorientasi kepada para stakeholders hal ini sejalan dengan salah satu prinsip dari empat prinsip utama good corporate governance yaitu

responsibility. Masalah etika bisnis dan akuntabilitas bisnis makin mendapat perhatian masyarakat di beberapa negara maju, yang biasanya sangat liberal dalam menghadapi perusahaan mulai terdengar suara bahwa karena self-regulation terlihat gagal, maka diperlukan peraturan baru yang akan memberikan higher standards for corporate pratice dan tougher penalties for executive misconduct. Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif antara corporate social responsibility, good corporate governance dan nilai dari perusahaan. Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi corporate social responsibility sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Apabila perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk maka akan muncul keraguan dari investor sehingga direspon negatif melalui penurunan harga saham (Almilia dan Wijayanto, 2007).

Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Rasio Tobin s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik dalam mengetahui nilai perusahaan, karena dalam Tobin s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Gambar 1.1 dibawah ini merupakan grafik perhitungan nilai perusahaan dengan menggunakan Tobin s Q terhadap beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Gambar 1.1 Nilai Perusahaan

Dari gambar diatas nilai perusahaan dihitung dengan Tobin s Q. Perhitungan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan perubahan yang bervariasi dan perubahan tiap tahun menunjukkan gejala yang sama di semua perusahaan. Hasil penelitian Harjoto dan Jo (2007) menemukan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dahlia dan Siregar (2008) menemukan bahwa aktivitas corporate social responsibility terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan tapi tidak berpengaruh pada kinerja pasar perusahaan. Namun demikian, hasil penelitian diatas bertentangan dengan penelitian Alexander dan Buchloz (1978) yang tidak menemukan adanya pengaruh antara pengungkapan sosial dengan harga saham. Selain itu, hasil penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) juga tidak menemukan adanya pengaruh corporate social responsibility dengan nilai perusahaan. Rustiarini (2010) mengungkapkan bahwa corporate social responsibility dan good corporate governance mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Menurut Nurkhin (2009) perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang diproksikan dengan ROE yang tinggi akan mengungkapkan informasi corporate social responsibility yang telah dilakukan. Hal ini mungkin dikarenakan persepsi atau anggapan bahwa aktivitas corporate social responsibility bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi keberlangsungan perusahaan. Aktivitas corporate social responsibility merupakan

langkah strategis jangka panjang yang akan memberikan efek positif bagi perusahaan. Seperti yang dinyatakan oleh Alexander dan Bucholdz (1978) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan (Sembiring, 2003). Pengungkapan corporate social responsibility dan pengungkapan good corporate governance di Indonesia bukan lagi pengungkapan yang bersifat sukarela, tetapi sudah menjadi kewajiban karena sudah ada dasar hukumnya. Namun hukum yang ada belum disertai dengan standar yang baku untuk semua perusahaan yang ada di Indonesia karena itu masih sering terjadinya salah tafsir terhadap pelaksanaan corporate social responsibility. Good corporate governance didalam pengungkapan oleh perusahaan juga masih belum ada standar yang baik, karena itu tingkat pengungkapan good corporate governance perusahaan di Indonesia masih rendah serta banyaknya perbedaan-perbedaan penelitian terdahulu, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Moderating Variabel Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010.

1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010?. 2. Apakah Profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010?. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang: Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 dan Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010.

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: 1. Bagi pihak manajemen keuangan perusahaan, hasil penelitian ini sebagai bahan acuan perusahaan untuk melaksanakan pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance serta melihat pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. 2. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kajian akademik tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating variabel. 3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating variabel. 1.5. Originalitas Penelitian tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan tetapi belum menghasilkan bukti empiris yang konsisten. Penelitian ini juga masih

baik untuk diteliti karena masih beragamnya interpretasi terhadap pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance. Rustiarini (2010) yang meneliti tentang pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Penelitian ini mereplikasi penelitian Rustiarini (2010). Adapun perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah pada penelitian ini tahun penelitian adalah dari tahun 2007 sampai dengan 2010 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam kelompok LQ45 (liquid 45). Pada penelitian Rustiarini (2010) menggunakan corporate social responsibility sebagai variabel independen dan corporate governance sebagai variabel moderatingnya, sedangkan penelitian ini menggunakan corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai variabel independen dan profitabiliatas sebagai variabel moderating. Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk melakukan praktek good corporate governance dan mengungkapkan kepada pemegang saham program corporate social responsibility secara lebih luas. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan termasuk

informasi corporate social responsibility dan good corporate governance. Profitabilitas digunakan sebagai variabel moderating dalam penelitian ini karena secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi pula pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance yang dilakukan. Keterbatasan pada penelitian sebelumnya adalah data corporate social responsibility yang digunakan dalam penelitian sebagian besar berasal dari laporan tahunan perusahaan sehingga tidak semua item diungkapkan secara jelas. Item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang digunakan penelitian terdahulu juga masih mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring pada tahun 2005. Berdasarkan keterbatasan di atas, maka penelitian ini menganalisis aktivitas corporate social responsibility perusahaan berdasarkan indikator global reporting initiatives (GRI) yang merupakan aturan internasional yang telah diakui perusahaan di dunia dan diambil dari laporan tambahan (sustainability report).