PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA MAGELANG

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

Struktur dan Konstruksi II

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

METODE PEKERJAAN BORE PILE

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

PENGANTAR PONDASI DALAM

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT


KATA PENGANTAR. Dalam makalah ini saya membahas mengenai macam-macam Pondasi Dangkal beserta karakteristik Pondasi Dangkal.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

Dinding Penahan Tanah

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

FANY NUR AFIFAH, 2013 PERENCANAAN CAMPURAN APLIKASI MAT FOUNDATION PADA TOWER E APARTEMEN GREEN BAY PLUIT

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Teori Umum


Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PITER WILSON JALAN SIDODADI BARAT NO 21 SEMARANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN ANTARA GAMBAR KERJA DENGAN SNI 7394:2008 PADA PEMBANGUNAN RUKO R2 NO

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

Transkripsi:

METODE PELAKSANAAN BANGUNAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) Dosen Pengampu : Ibu Atika Ulfah Jamal S.T., M.Eng., M.T. Oleh: Fildzah Adhania J. Paransa / 13 511 178 / Kelas B JURUSAN TEKNK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015 1

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Pondasi Rakit (Raft Foundation) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Atika Ulfah Jamal S.T., M.Eng., M.T. selaku Dosen mata kuliah Metode Pelaksanaan Bangunan yang telah memberikan tugas ini kepada saya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pondasi rakit. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Yogyakarta, April 2015 Penulis 2

DAFTAR ISI COVER.... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1.1. LATAR BELAKANG... 1.2. RUMUSAN MASALAH... 1.3. TUJUAN...... BAB II PEMBAHASAN... 2.1. PENGERTIAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)... 2.2. PENGGUNAAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)... 2.3. JENIS-JENIS PONDASI RAKIT... 2.4 METODE PELAKSANAAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)... 2.4.1. Tahapan Pekerjaan Pelaksanaan Pondasi Rakit... 2.4.2. Alat-alat yang Digunakan Dalam Metode Pelaksanaan Raft Foundation... 2.4.3. Kebutuhan Sumber Daya... 2.4.4. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pekerjaan Pondasi Rakit... 2.5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION).. BAB III PENUTUP... 3.1. Kesimpulan... LAMPIRAN GAMBAR... DAFTAR PUSTAKA... 1 2 3 4 4 4 5 6 6 6 7 8 8 10 10 10 11 12 12 13 15 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang berada di atasnya dan gaya gaya dari luar. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata melebihi dari batas batas tertentu. Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, antara lain beban yang direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis seperti biaya konstruksi, dan waktu konstruksi. Jenis pondasi yang dipilih harus mampu menjamin kedudukan struktur terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu, tanah pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung yang cukup untuk memikul beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan. Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar bangunan, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung pondasi. Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi bangunan tersebut harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata. Jenis pondasi dibagi menjadi 2, yaitu : Pondasi dangkal, dan Pondasi dalam. Pondasi dangkal adalah pondasi yang digunakan pada kedalaman 0.8 1 meter, karena daya dukung tanah telah mencukupi. 1.2.RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang disebut dengan pondasi rakit (raft foundation)? 2. Bagaimana pondasi rakit (raft foundation) digunakan? 3. Apa saja jenis-jenis pondasi rakit (raft foundation)? 4. Bagaimana metode pelaksanaan pondasi rakit (raft foundation)? 5. Apa kelebihan dan kekurangan pondasi rakit (raft foundation)? 4

1.3.TUJUAN Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita semua tentang pondasi rakit, penggunaannya, jenis-jenisnya, metode pelaksanaannya, beserta kekurangan dan kelebihannya. 5

BAB II PEMBAHASAN 2.1.PENGERTIAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) Pondasi rakit (raft foundation) adalah salah satu tipe pondasi bangunan gedung bertingkat. Jika pada umumnya, pondasi gedung merupakan gabungan antara tiang pancang / bored pile, pile cap / poor dan tie beam, maka sistem raft foundation menghilangkan pile cap dan tie beam diganti dengan sebuah pondasi masif yang menyatukan seluruh pile cap atau bored pile yang ada. Jika disederhanakan, raft foundation bisa juga disebut sebagai pile cap raksasa, yang menggabungkan bukan hanya 4/5 tiang pancang / bored pile, melainkan semua bagian gedung. Pondasi rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan di bawahnya. Sebuah pondasi rakit bisa digunakan untuk menopang tangki-tangki penyimpanan atau digunakan untuk menopang beberapa bagian peralatan industri. Pondasi rakit biasanya digunakan di bawah kelompok silo, cerobong, dan berbagai konstruksi bangunan. 2.2.PENGGUNAAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) Sebuah pondasi rakit bisa digunakan di mana tanah dasar mempunyai daya dukung yang rendah dan/atau beban kolom yang begitu besar, sehingga lebih dari 50 % dari luas bangunan diperlukan untuk pondasi telapak sebar konvensional agar dapat mendukung pondasi. Disarankan penggunaan pondasi rakit sebab lebih ekonomis karena dapat menghemat biaya penggalian dan penulangan beton. Pondasi rakit biasanya juga dipakai untuk ruang-ruang bawah tanah (basement) yang dalam, baik untuk menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan untuk memberikan lantai buat ruang bawah-tanah. Keuntungan khusus untuk ruang bawah-tanah yang berada pada atau di bawah muka air tanah ialah karena merupakan penyekat air. Bangunan bawah tanah yang lantainya terletak beberapa meter di bawah tanah, dibangun dengan cara menggali tanah sampai kedalaman dasar pondasi. Berat tanah yang digali untuk ruang tanah ini, untuk setiap pengurangan tekanan per satuan luas sebesar 0,5 kg/cm2 (50 kn/m2) kira-kira setara dengan bangunan kantor berlantai 3 sampai 4. Jadi 6

bangunan sebesar ini dapat didukung oleh ruang bawah tanah yang tanah dasarnya berupa lempung sangat lunak dan muda mampat, yang secara teoritis beban tersebut tidak akan mengakibatkan penurunan. Pondasi rakit bisa ditopang oleh tiang-pancang, di dalam keadaan seperti air tanah yang tinggi (untuk mengontrol gaya apung) atau di mana tanah dasar mudah terpengaruh oleh penurunan yang besar. Perencana harus memperhatikan bahwa sebagian dari tegangan sentuh pondasi telapak yang akan menembus tanah ke kedalaman yang lebih besar, atau mempunyai intensitas yang lebih besar pada kedalaman yang lebih dangkal. yaitu: 2.3.JENIS-JENIS PONDASI RAKIT Pondasi rakit terbagi lagi dalam beberapa jenis yang lazim atau sering digunakan, 1. Pelat rata 2. Pelat yang ditebalkan di bawah kolom 3. Balok dan pelat 4. Pelat dengan kaki tiang 5. Dinding ruang bawah tanah sebagai bagian pondasi telapak Gambar 1 Jenis-jenis pondasi rakit Pada gambar pondasi rakit di atas menggambarkan pondasi rakit yang mungkin dapat dibuat. Perancangan rakit yang paling lazim terdiri dari sebuah pelat beton rata dengan tebal 0,75-2 m, dan dengan alas serta dengan penulangan dua arah atas dan bawah yang menerus. 2.4.METODE PELAKSANAAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) 7

Pondasi rakit dapat dipakai pada tanah dengan kapasitas dukung rendah atau jika jarak kolom atau beban lain sangat dekat dalam kedua arah sehinggan seluruh telapak bersentuhan satu sama lain sehingga jika menggunakan pondasi telapak luasan besar (tidak ekonomis).. Pondasi rakit sangat bermanfaat untuk mengurangi perbedaan penurunan dalam berbagai tanah. Pondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. 2.4.1. Tahapan Pekerjaan Pelaksanaan Pondasi Rakit 1. Persiapan Peralatan a. Menentukan peralatan apa saja yang akan digunakan dalam pekerjaan pengecoran, peralatan tersebut harus memiliki daya jangkau dan daya angkut yang memadai. b. Semua peralatan harus telah diperiksa dan diinspeksi secara rutin dan ketika akan melakukan pengecoran. c. Pipa penghubung harus dipasang dengan jarak 2 meter dengan spesi 1 meter terhadap tumpuan. d. Menyediakan penerangan yang baik di lokasi pengecoran apabila pekerjaan dilakukan di malam hari. e. Menyiapkan terpal (tarpaulin) penutup untuk mengantisipasi bila terjadi hujan dan mengarahkan air hujan ke luar lokasi pengecoran. f. Pompa beton harus berada dekat dengan lokasi pengecoran untuk menghindari terlalu banyaknya sambungan pipa. 2. Persiapan Pengecoran Beton a. Sebelum memulai pekerjaan, persetujuan dan izin kerja harus diberikan oleh Sub Kontraktor dan semua inspeksi harus sudah dilaksanakan dan disetujui oleh Supervisor Sub Konsultan. b. Ketinggian beton yang akan dituangkan harus diberi tanda dengan jelas di sekitar formwork. c. Lokasi pengecoran selanjutnya dibersihkan menggunakan udara terkompresi dan membuang sisa-sisa kawat pengikat serta disiram dengan air bersih yang kemudian dialirkan keluar lokasi pengecoran. d. Pagar pengaman atau barikade pengaman harus sudah terpasang agar proses pengecoran tidak mengganggu pekerjaan yang lain. e. Untuk pemesanan beton, jumlah beton dihitung berdasarkan shop drawing yang telah disetujui. Untuk pengecoran skala kecil, pemesanan dilakukan sesuai perhitungan. Untuk pengecoran skala besar, jumlah pemesanan ditambah 3% dari total beton yang dibutuhkan dan harus dikalkulasi berulang kali untuk mencegah pemesanan berlebih. f. Peralatan cadangan harus siap di posisi yang ditentukan dan telah diperiksa serta telah disetujui oleh Sub Konsultan sebelum pengecoran berlangsung. 3. Pengecekan Beton 8

a. Surat pengantaran beton harus dicek untuk memastikan mix design, kuantitas, dan slump tepat. b. Waktu pembuatan beton harus dicek dan dipastikan pengecoran sebelum 2 jam setelah pembuatan. c. Tes slump harus dikerjakan menurut sampel kubus yang diambil. d. Metode pengambilan sampel : Pondasi rakit, pelat lantai dan balok = setiap 25m3 harus diambil 1 set sampel (3 silinder). Bila jumlah beton melebihi 100m3 1 set sampel diambil setiap 100m3. Kolom dan dinding = setiap truk mixer harus diambil 1 set sampel. 1 set sampel berisi 3 silinder. 1 silinder untuk pengujian kuat tekan beton 7 hari, 1 silinder untuk pengujian kuat tekan beton 28 hari, dan 1 silinder untuk cadangan. 4. Pelaksanaan Pengecoran Pondasi Rakit a. Tidak boleh ada penambahan air pada beton. b. Memastikan semua platform dan jalan pekerja telah terpasang di sekitar lokasi pengecoran. c. Pengecoran harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pengecoran tidak rata, segregasi, terbuangnya material, serta rusaknya formwork. d. Beton haruslah terbentuk sedekat mungkin dengan hasil akhir sehingga tidak membutuhkan pekerjaan lain setelahnya. e. Beton haruslah dicor secara berlapis sesuai ukuran vibrator, kecuali untuk area basemen yang dicor langsung hingga level final. f. Beton tidak boleh digerakkan secara lateral oleh vibrator. g. Beton harus digetarkan sesuai pola yang ditentukan untuk memastikan kepadatan beton. h. Ketukan ataupun getaran lain dari luar tidak diperbolehkan. i. Beton tidak boleh jatuh bebas, lebih dari 1,5m untuk pekerjaan tertutup dan 0,9m untuk pekerjaan terbuka. j. Lapisan beton horizontal yang telah dipadatkan tidak boleh melebihi 0.3m spasi harus diatur agar tidak terjadi segregasi. k. Setelah ketinggian beton mencapai batas yang diinginkan, dilakukan pengukuran level dan finish dibuat sesuai standar desain. l. Bila beton akan dituang ke lokasi yang bersinggungan dengan beton yang sudah ada sebelumnya, tembok beton yang telah ada akan disiram air atau dilapisi cairan pengikat yang telah disetujui. m. Setelah beton mengeras dan formwork telah dilepas, beton diselimuti dengan karung goni basah dengan overlap 100mm dan tidak dibuka setidaknya selama 7 hari. 2.4.2. Alat-alat yang Digunakan Dalam Metode Pelaksanaan Raft Foundation 1. Beton ready mix 2. Pagar pembatas = dia. 2 inch, tinggi 1100 mm. 9

3. Perlengkapan curing = karung goni 4. Truk mixer = sesuai volume beton 5. Pompa beton = disesuaikan 6. Mobile crane = disesuaikan (biasanya cukup 1 unit) 7. Converter 2-3 sockets = disesuaikan (biasanya 1-2 unit) 8. Dumper = 1unit 9. Theodolit dan perlengkapan leveling = disesuaikan 10. Penyemprot air = 1 unit 11. Kompressor : disesuaikan 12. Bucket beton = 1 unit 13. Vibrator : disesuaikan 2.4.3. Kebutuhan Sumber Daya Untuk keseluruhan pengecoran digunakan sumber daya tenaga kerja berupa tenaga kerja untuk leveling (survei), tenaga kerja untuk pekerjaan jidar, tenaga kerja untuk vibrator, tenaga kerja untuk pengecoran, dan tenaga kerja untuk curing. 2.4.4. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pekerjaan Pondasi Rakit 1. Izin kerja alat dan pekerja 2. Pengawasan pengujian slump 3. Pengawasan pengujian tekan 4. Perlengkapan K3 yang digunakan 5. Pengawasan K3 dalam pekerjaan 6. Alur keluar-masuk truk mixer 2.5.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) 2.5.1. Kelebihan Pondasi Rakit (Raft Foundation) 1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya. 2. Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya. 3. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal disbanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan, dan lain-lain. 2.5.2. Kekurangan Pondasi Rakit (Raft Foundation) 1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (persiapan lebih lama). 2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/sesuai umur beton). 3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya. 4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur. 5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah. 10

BAB III PENUTUP 3.1.KESIMPULAN Pondasi rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan di bawahnya. Raft foundation digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur. Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi pad saling berinteraksi. Pondasi raft biasanya terdiri dari pelat beton bertulang yang membentang pada luasan yang ditentukan. Pondasi raft memiliki keunggulan mengurangi penurunan setempat dimana plat beton akan mengimbangi gerakan diferensial antara posisi beban. Pondasi raft sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan rendah karena pondasi radft dapat menyebarkan beban di area yang lebih besar. 11

LAMPIRAN GAMBAR Bagian-bagian pondasi rakit : Contoh proyek yang menggunakan raft foundation : 12

Metode pelaksanaan pondasi rakit : 13

DAFTAR PUSTAKA Scribd (YUDHA PONDASI I) https://www.scribd.com/doc/220962793/yudha- Pondasi-i, April 2015 14

Dmercy Corporation (PENGERTIAN RAFT FOUNDATION YANG MEMBUTUHKAN MASS CONCRETE DI DALAM PROYEK KONSTRUKSI) http://www.dmercy-corporation.com/2012/02/apakah-itu-raft-foundation.html, April 2015. April 2015. Sang Pencari (PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)) http://bit.ly/1huvo13, Jefri Hutagalung (METODE PELAKSANAAN MAT FOUNDATION (PONDASI RAKIT)) http://bit.ly/1go7b9d, April 2015. 15