PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS NANAS. (Ananas comosus L.merr) PADA BERBAGAI. KONSENTRASI TERHADAP Streptococcus mutans

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS. ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) PADA BERBAGAI. KONSENTRASI TERHADAP Streptococcus mutans

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI DARI JUS BELIMBING (Averrhoa carambola) TERHADAP Streptococcus mutans PADA WAKTU KONTAK DAN KONSENTRASI YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans PENYEBAB KARIES GIGI

Disusun oleh : Belina Arum Wijaya NIM : G2A004040

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS STROBERI (Fragaria vesca L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP Streptococcus mutans

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI AIR SEDUHAN DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP Streptococcus mutans PADA WAKTU KONTAK DAN KONSENTRASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERIAL BERBAGAI KONSENTRASI DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI. EKSTRAK BAWANG PUTIH ( Allium sativum Linn ) TERHADAP BAKTERI. Staphylococcus aureus IN VITRO. Artikel Karya Tulis Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. RI tahun 2004, prevalensi karies gigi mencapai 90,05%. 1 Karies gigi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 86%-nya menderita penyakit periodontal (Arif, 2013). Menurut (Carranza, dkk., 2006), actinomycetemcomitans merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS APEL (Pyrus malus) JENIS GRANNY SMITH PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS

Kata kunci: Infusa Siwak, Staphylococcus aureus, konsentrasi, waktu kontak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI. EKSTRAK BAWANG PUTIH ( Allium sativum Linn ) TERHADAP BAKTERI. Escherichia coli IN VITRO. Artikel Karya Tulis Ilmiah

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

Kata kunci: Air perasan jeruk nipis, Streptococcus viridans

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Aggregatibacter actinomycetemcomitans

PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus) TERHADAP BAKTERI Fusobacterium nucleatum PENYEBAB GINGIVITIS (in vitro)

BAB 1 PENDAHULUAN. mulut dan bersama grup viridans lainnya umum terdapat di saluran pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

UJI MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

Kata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

PERBEDAAN EFEKTIFITAS ANTARA KEJU CHEDDAR DAN YOGHURT PLAIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS SECARA IN VITRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERIAL EKSTRAK BUAH CACAO (Theobroma caccao) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANTS ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan utama

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan

EFEK BAKTERISID DARI BERBAGAI KONSENTRASI MINYAK CENGKEH DALAM SEDIAAN OBAT KUMUR DENGAN TWEEN 80 SEBAGAI SURFAKTAN TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS

Efek Teh Hijau pada ph Medium

Uji konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia Steenis) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans

BAB 5 HASIL PE ELITIA

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1. Hasil tes serial dilusi Streptococcus mutans terhadap infusum Kismis Konsentrasi

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

ABSTRAK. EFEK INHIBISI EKSTRAK ETANOL BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi SECARA In Vitro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 90% dari populasi dunia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam rongga mulut. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (2006) menunjukan

PENGARUH TABLET HISAP VITAMIN C TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans (Penelitian Eksperimental Laboratoris) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal (Manson

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional (>25,9%) dan sebanyak

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KENDALI (Hippobroma longiflora [L] G. Don.) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK GAMBIR ( Uncaria gambir Roxb ) TERHADAP Streptococcus mutans PADA KONSENTRASI DAN WAKTU KONTAK YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PE ELITIA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM. (Eugenia polyantha W) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI. Streptococcus mutans In Vitro SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA. 1. Riset Kesehatan Dasar Nasional Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008 Available from

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI OBAT KUMUR EKSTRAK ETANOL DAUN CIPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans In Vitro

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Porphyromonas gingivalis PENYEBAB NEKROSIS PULPA

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

EFEK ANTIBAKTERI SUPERNATAN JUS ANGGUR MERAH YANG DIISOLASI DENGAN KECEPATAN SENTRIFUGASI rpm TERHADAP PERTUMBUHAN S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI JUS ANGGUR

Transkripsi:

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS NANAS (Ananas comosus L.merr) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP Streptococcus mutans ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Disusun oleh: Adi Putra Rakhmanda NIM. G2A 003 002 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

HALAMAN PENGESAHAN PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS NANAS (Ananas comosus L.merr) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP Streptococcus mutans Disusun oleh: Adi Putra Rakhmanda G2A003002 Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji akhir/artikel Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang pada tanggal 25 Agustus 2008 dan telah diperbaiki sesuai dengan saransaran yang diberikan. TIM PENGUJI AKHIR/ARTIKEL Semarang, 28 Agustus 2008 Penguji, dr. Helmia Farida, Sp.A NIP. 132.296.247 Pembimbing pendamping, dr. Helmia Farida, Sp.A NIP. 132.296.247 Ketua Penguji, drg. Gunawan Wibisono, Msi. Med NIP.132.233.167 Pembimbing Utama, drg. Susanti Munandar, MDSc, Sp.Orth NIP. 132.233.167

Perbandingan Efek Antibakteri Jus Nanas (Ananas comosus L.merr) Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus mutans Adi Putra Rakhmanda*, Helmia Farida**, Susanti Munandar*** ABSTRAK Latar Belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang mempunyai prevalensi cukup tinggi, dan Streptococcus mutans dianggap sebagai agen penyebab utamanya. Kandungan nanas yang sangat kompleks dan kemampuannya dalam mengurangi pembentukan plak diharap dapat mengurangi angka kejadian karies gigi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek antibakteri jus nanas terhadap S. mutans secara in vitro. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Metode yang digunakan dalam uji efek antibakteri adalah metode dilusi cair. Uji ini dibagi menjadi empat kelompok perlakuan dan tiga kelompok kontrol. Masingmasing kelompok perlakuan diberi jus nanas dengan konsentrasi berbedabeda mulai dari 100%, 50%, 25%, dan 12,5%. Dan tiga kelompok kontrolnya yaitu: kontrol sampel, kontrol negatif, dan kontrol positif. Kadar Hambat Minimum (KHM) dinilai dengan tingkat kejernihan visual jus nanas dalam media Brain Heart Infusion Broth (BHIB), sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) dinilai dengan tumbuh tidaknya S. mutans pada media Blood Agar (BA). Analisis data menggunaka uji KruskalWallis dilanjutkan dengan uji MannWhitney. Hasil: Jus nanas mampu menghambat pertumbuhan S. mutans pada konsentrasi 25% dan membunuh pada konsentrasi 100%. Kesimpulan: Jus nanas bersifat bacteriostatic dan bactericidal terhadap S. mutans. KHM jus nanas terhadap S. mutans adalah pada konsentrasi 25% dan KBM pada konsentrasi 100%. Kata kunci: Jus nanas (Ananas comosus L.merr), Streptococcus mutans, efek antibakteri, Kadar Hambat Minimum (KHM), Kadar Bunuh Minimum (KBM). * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro *** Staf Pengajar Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RS Dr. Kariadi Semarang

The Comparison of Antibacterial Effect Pineapple Juice (Ananas comosus L.merr) in Various Concentration on Streptococcus mutans Adi Putra Rakhmanda*, Helmia Farida**, Susanti Munandar*** ABSTRACT Background: A high prevalence of dental caries is a problem of health in Indonesia for along time, and Streptococcus mutans is considered as one of the etiological factor. The complexity of pineapple s contents which has an ability to decrese plaque forming, is supposed to be able to lower the prevalence of dental caries. Objective: The purpose of this study was to measure the antibacterial effect of pinepple juice on S. mutans in vitro. Metode: This study was an experimental study using post test only control group design. The method used for antibacterial effect test was dilution methode. They were devided into four test groups and three control groups. The test groups were treated with differrent concentration of pineapple juice of 100%, 50%, 25%, and 12,5%. The control groups acted as sample control, negative control, positive control. Minimum Inhibitory Concentrations (MIC) was determined by visual clearity of pineapple juice on Brain Heart Infusion Broth (BHIB), whereas Minimum Bactericidal Concentrations (MBC) was determined by finding of S. mutans colonies in Blood Agar (BA). Statistic analysis was done by KruskalWallis Test and followed by MannWhitney Test. Result: Pineapple juice could inhibited S. mutans at 25%, as well as eliminated them at 100% of concentrations. Conclusion: Pineapple juice has bacteriostatic and bactericidal effects on S. mutans. MIC for S. mutans was 25% and MBC was 100%. Keywords: Pineapple juice (Ananas comosus L.merr), Streptococcus mutans, Antibacterial effect, Minimum inhibitory Concentrations (MIC), Minimum Bactericidal Concentrations (MBC). * Students of Medical Faculty of Diponegoro University ** Lecturer of Medical Microbiology Departement Faculty Diponegoro University *** Lecturer of Dental Departement Medical Faculty Diponegoro University / Dr. Kariadi Hospital Semarang

PENDAHULUAN Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai dalam masyarakat dan mempunyai prevalensi cukup tinggi. Berdasarkan SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) 2004, prevalensi penderita karies sebesar 90,05%. 1 Terdapat tiga faktor utama yang berperan dalam terbentuknya karies, yaitu: pejamu (gigi dan saliva), makanan (terutama karbohidrat) dan bakteri. Selain ketiga faktor diatas, waktu juga mempunyai peran dalam terbentuknya karies.2 Streptococcus mutans merupakan bakteri yang paling banyak menyebabkan karies, karena kemampuannya memfermentasi karbohidrat menjadi asam yang berakibat turunnya ph permukaan gigi. Salah satu cara yang bisa dilakukan mencegah karies gigi adalah dengan menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik, sehingga terbentuknya koloni bakteri yang semakin luas dan produksi asam dapat dikurangi.3,4,5 Penggunaan antiseptik mulut bisa dijadikan pilihan, baik yang bersifat menghambat pertumbuhan maupun membunuh bakteri target.6 Nanas merupakan buah yang mempunyai kandungan sangat kompleks, kaya akan mineral baik makro maupun mikro, zat organik, air dan juga vitamin. Kandungan klor, iodium, fenol dan enzim bromealin pada nanas mempunyai efek menekan pertumbuhan bakteri, sehingga nanas diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai antiseptik mulut. Dalam penelitian terdahulu, didapatkan buah nanas dapat mengurangi pembentukan plak.7,8 Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui apakah buah nanas mempunyai efek antibakteri terhadap S. mutans, sehingga dapat mengurangi angka kejadian karies gigi.

METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian berupa jus nanas yang dibuat dari nanas jenis Palembang yang diperoleh dari salah satu supermarket di Semarang. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK UNDIP Semarang. Pembuatan jus nanas dengan cara buah nanas dimasukkan kedalam juicer. Jus yang dihasilkan disaring dengan menggunakan kain dan kasa perban yang telah disterilkan. Setelah disaring, jus dipusingkan dengan kecepatan 4000 rpm selama 30 menit, kemudian diambil supernatant dari jus nanas yang telah dipusingkan. Supernatant kemudian dicampur dengan bahan media Brain Heart Infusion Broth (BHIB) kemudian disterilkan dengan cara filtrasi menggunakan micro filter. Penelitian ini menggunakan metode dilusi yang dibagi menjadi 7 kelompok: Kelompok perlakuan 1 (P1): 1 cc jus nanas dengan konsentrasi 100% dalam 1 cc media BHIB yang ditambah 0,1 cc suspensi bakteri dengan konsentrasi 105/µl. Kelompok perlakuan 2 (P2): 1 cc jus nanas dengan konsentrasi 50% dalam 1 cc media BHIB yang ditambah 0,1 cc suspensi bakteri dengan konsentrasi 105/µl. Kelompok perlakuan 3 (P3): 1 cc jus nanas dengan konsentrasi 25% dalam 1 cc media BHIB yang ditambah 0,1 cc suspensi bakteri dengan konsentrasi 105/µl.

Kelompok perlakuan 4 (P4): 1 cc jus nanas dengan konsentrasi 12,5% dalam 1 cc media BHIB yang ditambah 0,1 cc suspensi bakteri dengan konsentrasi 105/µl. Kelompok kontrol sample (Ks): 1 cc jus nanas dengan konsentrasi 6,25% dalam 1 cc media BHIB. Kelompok kontrol negatif (K): 1 cc jus nanas dengan konsentrasi 3,125% dalam 1 cc media BHIB yang ditambah 0,1 cc suspensi bakteri dengan konsentrasi 105/µl dan 0,1 cc formalin. Kelompok kontrol positif (K): 1 cc media BHIB ditambah 0,1 cc suspensi bakteri dengan konsentrasi 105/µl. Masingmasing kelompok dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Tabung diinkubasi pada suhu 370 C selama 20 jam, kemudian diamati, dibandingkan antara kelompok perlakuan dengan kontrol. Larutan sampel dengan konsentrasi terkecil yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri (ditandai dengan kejernihan secara visual yang dinilai oleh tiga pengamat secara independent) dinyatakan sebagai Kadar Hambat Minimum (KHM) / Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM) / Minimum Bactericidal Concentration (MBC) jus nanas terhadap S. mutans, larutan tadi digoreskan pada media Blood Agar. Kemudian diinkubasi pada suhu 370 C selama 20 jam. Konsentrasi terkecil dimana pada media tidak terdapat pertumbuhan koloni kuman, ditetapkan sebagai KBM.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi jus nanas. Sedangkan variabel tergantungnya adalah kejernihan suspensi secara visual yang dinilai oleh tiga pengamat secara independent sebagai indikator kemampuan hambat bakteri (bacteriostatic) dan ada tidaknya pertumbuhan koloni kuman sebagai indikator kemampuan bunuh bakteri (bactericidal). Data diuji dengan KruskalWallis dan dilanjutkan uji MannWhitney. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS 15.0 for windows. HASIL PENELITIAN Pada tabel 1 ditampilkan hasil uji efek antibakteri untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) jus nanas terhadap S. mutans dengan 4 kelompok perlakuan dan 3 kelompok kontrol. Tabel 1. Kadar Hambat Minimum Jus Nanas Terhadap S. mutans P1 (100%) Perlakuan P2 P3 (50%) (25%) Ks (Kontrol sampel) P4 (12,5%) Kontrol K(Kontrol negatif) K (Kontrol positif) Uji KruskalWallis menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.05) dalam kemampuan menghambat pertumbuhan kuman menurut perbedaan tingkat konsentrasi. Kemudian dilanjutkan dengan uji MannWhitney (tabel 2). Secara

statistik, Kadar Hambat Minimum (KHM) ditentukan pada konsentrasi terkecil dimana terdapat perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol positif. Tabel 2. Hasil Uji MannWhitney Untuk Kadar Hambat Minimum Jus Nanas Terhadap S. mutans P1 (100%) P2 (50%) P3 (25%) P4 (12,5%) Ks (Kontrol sampel) K(Kontrol negatif) K (Kontrol positif) P1 P2 P3 P4 0.003* 0.003* 0.003* Ks 0.003* K 0.003* K 0.003* 0.003* 0.003* * : Terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) 0.003* 0.003* Pada uji MannWhitney terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) pada konsentrasi 100% (P1), 50% (P2), dan 25% (P3) bila dibandingkan dengan kontrol positif (K). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi terkecil yang masih mampu menghambat pertumbuhan S. mutans adalah pada konsentrasi 25%, sehingga didapat KHM jus nanas adalah 25%. Pada tabel 3 ditampilkan uji efek antibakteri yang menunjukkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) jus nanas terhadap S. mutans dari 4 kelompok perlakuan dan 3 kelompok kontrol. Tabel 3. Kadar Bunuh Minimum Jus Nanas Terhadap S. mutans

P1 (100%) Perlakuan P2 P3 (50%) (25%) P4 (12,5%) Kontrol K(Kontrol negatif) Ks (Kontrol sampel) K (Kontrol positif) : Terdapat pertumbuhan bakteri : Tidak terdapat pertumbuhan bakteri Uji distribusi data dengan menggunakan KruskalWallis didapatkan perbedaan bermakna (p<0.05) dalam hal kemampuan bunuh antara berbagai tingkat konsentrasi. Kemudian dilanjutkan dengan uji MannWhitney (tabel 4). Secara statistik, Kadar Bunuh Minimum (KBM) ditentukan pada konsentrasi terkecil dimana terdapat perbedaan tidak bermakna (p>0.05) bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Tabel 4. Hasil uji MannWhitney Untuk Kadar Bunuh Minimum (KBM) Jus Nanas Terhadap S. mutans

P1 (100%) P2 (50%) P3 (25%) P4 (12,5%) Ks (Kontrol sampel) K(Kontrol negatif) K (Kontrol positif) P1 P2 0.050 P3 0.003 0.134* P4 0.003 0.134* * Ks * 0.050 0.003 0.003 K * 0.050 0.003 0.003 * K 0.003 0.134* * * 0.003 * : Terdapat perbedaan tidak bermakna (p>0.05) 0.003 Pada uji MannWhitney terdapat perbedaan tidak bermakna (p>0.05) dalam kemampuan membunuh pada konsentrasi 100% (P1) dibandingkan dengan kontrol negatif (K). Dari hasil tersebut diketahui bahwa konsentrasi terkecil yang masih mampu membunuh S. mutans adalah pada konsentrasi 100%, sehingga didapat KBM jus nanas adalah 100%. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian ini, nanas (Ananas comosus L.merr) mempunyai efek sebagai antibakteri, baik menghambat (bacteriostatic) maupun membunuh (bactericidal) bakteri penyebab karies. Konsentrasi minimal jus nanas yang masih dapat menghambat bakteri adalah 25%, sedangkan pada konsentrasi 100% jus nanas mempunyai efek membunuh bakteri. Semakin tinggi konsentrasinya, semakin besar efek antibakteri dari jus nanas. Jadi dapat disimpulkan, Kadar Hambat Minimum (KHM) jus nanas terhadap S. mutans adalah 25% dan Kadar Bunuh Minimumnya (KBM) adalah 100%.

Nanas merupakan buah yang mempunyai kandungan zat yang sangat kompleks, tentunya dengan khasiat yang beraneka ragam. Buah ini mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, klor, iodium, fenol, vitamin A dan C, fosfor, magnesium, besi, natrium, dan kalium. 8,13 Kandungan nitrogen dan asam amino yang tinggi pada nanas dapat menurunkan pertumbuhan bakteri dalam mulut, sehingga pembentukan plak dapat berkurang. Klor, iodium dan fenol menurut penelitian terdahulu mempunyai efek sebagai antiseptik. 8 Klor bereaksi dengan air membentuk hipoklorit yang bersifat bactericidal, dan dalam konsentrasi kecil dapat dengan cepat membunuh kebanyakan bakteri. Pada ph basa, efeknya menurun, begitu juga dengan adanya zat organik, dan klor sangat tidak stabil. Iodium merupakan salah satu zat bactericidal terkuat, bekerja dengan cepat dan hampir semua kuman patogen dapat di bunuh. Mekanisme kerjanya secara pasti belum diketahui, tapi dipercaya dapat menggumpalkan protein. Fenol merupakan salah satu antiseptik tertua (Lister, 1870) dengan khasiat bactericidal. Mekanisme kerja fenol yaitu dengan denaturasi protein sel bakteri sehingga sifat khasnya hilang. Dengan adanya zat organik, khasiat fenol menjadi berkurang. Begitu juga dengan hadirnya sabun, karena dengan alkali akan terbentuk fenolat inaktif.11 Efek antibakteri klor dan fenol berkurang dengan hadirnya zat organik. Sedangkan pada rongga mulut, zat organik yang berperan penting dalam terbentuknya karies adalah karbohidrat. Dengan ini perlu dicari seberapa besar pengaruh karbohidrat terhadap efek antibakteri jus nanas. Nanas juga mengandung enzim bromealin yang dapat digunakan sebagai antiseptik. Cara kerja enzim bromealin adalah menurunkan tegangan permukaan

bakteri dengan cara menghidrolisis protein saliva dan glikoprotein yang merupakan mediator bakteri untuk melekat pada permukaan gigi. Selain itu juga, enzim bromealin ikut berperan dalam metabolisme asam. Kandungan air dan serat pada nanas yang cukup tinggi dapat membantu fungsi saliva dalam pembersihan rongga mulut, sehingga menghambat pertumbuhan plak. Sedangkan natrium dan fosfor dapat digunakan sebagai kontrol plak.8,9 Setelah diketahui berapa besar konsentrasi yang mampu menghambat maupun membunuh bakteri penyabab karies, perlu diketahui juga waktu kontak yang dibutuhkan buah nanas untuk mendapatkan efek antibakteri yang maksimal, karena setiap zat kimia memiliki kecepatan menghambat atau membunuh yang berbedabeda terhadap bakteri. Upaya ini dilakukan agar penggunaan nanas sebagi antiseptik mulut bisa lebih efektif. Selain itu juga terdapat bebarapa syarat ideal yang perlu dipenuhi suatu zat bisa digunakan sebagai antiseptik, antara lain: mulai kerjanya cepat dan bertahan lama, berkhasiat antibakteri yang luas (broad spectrum), toksisitasnya rendah dan daya absorbsinya rendah, tidak merangsang kulit atau selaput lendir, dan daya kerjanya tidak dikurangi oleh zat organik.11,12 Hasil penelitian ini diharap dapat digunakan sebagai acuan masyarakat untuk mengkonsumsi jus nanas sebagai antiseptik mulut dalam kehidupan seharihari dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

KESIMPULAN 1. Jus nanas (Ananas comosus L.merr) mempunyai efek antibakteri terhadap S. mutans, baik bersifat bacteriostatic maupun bactericidal. 2. KHM jus nanas terhadap S. mutans adalah pada konsentrasi 25% dan KBM pada konsentrasi 100%. 3. Peningkatan konsentrasi jus nanas berpengaruh terhadap efek antibakteri. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan buah nanas apabila diaplikasikan langsung sebagai produk antiseptik mulut. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui waktu kontak yang diperlukan buah nanas untuk menghambat pertumbuhan S.mutans. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kepada drg. Susanti Munandar, MDSc, Sp.Orth dan dr. Helmia Farida Sp.A selaku pembimbing dalam penelitian dan penulisan arrtikel karya tulis ilmiah ini. Seluruh staf Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan staf Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut RS. Dr. Kariadi. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini.

LAMPIRAN (GAMBAR) Streptococcus mutans Nanas (Ananas comosus L.merr) Minimum Bactericidal Concentrations (MBC) Blood Agar (K) Blood Agar (K) Blood Agar (MBC, 100 %) Blood Agar (Ks)

Minimum Inhibitory Concentrations (MIC) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Replikasi 5

DAFTAR PUSTAKA 1. Anonymous. Peluncuran Gerakan Nasional Senyum Indonesia Senyum Pepsodent 2007. Available from: URL; http://www.medicastore.com/med/berita. date: 12 Maret 2008 2. Samaranayake LP, MJ Brian. Essential Mycrobiology for Dentistry. London: Churchill Livingstone, 2002 3. Angela A. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Beresiko Karies Tinggi. Available from: URL; http://www.journal.unair.ac.id/login/jurnal/filter/dentj38307 date: Desember 2 2007 4. Gani AB, Tanzil A, Mangundjaja S. Aspek Molekuler Sifat Virulensi Streptococcus mutans. Indonesian Journal of Dentistry.2006;13.p107114 5. Amelia F. Perbedaan Jumlah S. mutans Dalam Saliva Wanita Menopause dan Wanita Usia Subur. Jurnal PDGI. Vol.56. No2. 2006;p7074 6. McDonnell G, Russell DA. Antiseptic and Disinfectans: Activity, Action, and Resistence. Available from: URL; http://pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid 7. Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Available from: URL; http://www.pdpersi.co.id date: Desember 2 2007 8. Ilyas Muhammad. Daya Hambat Minimal Ekstrak Bonggol Nanas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dalam Plak Gigi. Jurnal PDGI. 2005;p193197

9. Herjulianti E, Laela SD. Pengaruh Konsumsi Buahbuahan Berserat Tinggi Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Bandung. Available from: URL; http://lppmpoltekkesbdg.blogspot.com date: June 18 2008 10. Anonymous. Khasiat Buahbuahan dan Sayuran. Available from: URL; http://bluejack.binus.ac.id042viewtopic.phpt=494.htm. date: June 18 2008 11. Hoan Tjay T, Rahardja K. Obatobat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efekefek Sampingnya. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo, 2002 12. Cappuccino JG, Sherman N. Microbiology: A laboratory Manual. San Francisco: Benjamin Cummings, 2001 13. Anonymous. Tanaman Obat Indonesia. Available from: URL; http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat