BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Laporan Tugas Akhir Perancangan Pabrik Butil Asetat Dari Butanol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol Dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

PRA RANCANGAN PABRIK ETHYL ACRYLATE DARI ETHYL 3-ETHOXY PROPIONATE KAPASITAS TON / TAHUN

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak berdirinya pabrik kimia di Indonesia. Kebutuhan produk

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Prabrik Isopropil Asetat dari Asam Asetat dan Isopropanol Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

Prarancangan Pabrik Butanol dari Molasses Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil Klorida dengan Proses Hidroklorinasi Etanol Kapasitas Ton/Tahun

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Amil Asetat Dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

Prarancangan Pabrik Etil Akrilat dari Asam Akrilat dan Etanol Kapasitas ton/tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus molekul : C2H5OH

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Agus Dwi Harjanto (D )

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

MODUL SENYAWA KARBON ( Alkohol dan Eter )

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting. Kegunaan dari dietil eter yaitu sebagai bahan penunjang industri lain di antaranya sebagai pelarut untuk minyak, lemak, getah, resin, mikroselulosa, parfum, alkaloid, dan sebagian kecil dipakai dalam butadiena. Kegunaan lainnya yaitu sebagai media ekstraksi untuk memisahkan asam asetat maupun asam organik. Dietil eter juga banyak digunakan pada industri obat-obatan, selain itu dietil eter juga digunakan sebagai pelarut untuk bahan yang mempunyai titik didih rendah. Dalam produksinya, dietil eter tersedia dalam berbagai tingkatan yaitu untuk bahan baku produk lain, pelarut, ataupun untuk obat bius. Peran dietil eter dalam perkembangan industri suatu negara begitu banyak ditunjukkan dengan kebutuhan dietil eter yang cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir nilai impor dietil eter cenderung menurun, tetapi penurunannya tidak terlalu signifikan sehingga diperkirakan masih bisa meningkat lagi di tahun yang akan datang. 1.2. Kapasitas Rancangan Pemilihan kapasitas dietil eter ini terdapat beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan yaitu: 1. Proyeksi kebutuhan dietil eter dari tahun ke tahun di Indonesia 2. Ketersediaan bahan baku 3. Kapasitas minimal pabrik yang telah berproduksi 1

2 Tabel 1. Impor Dietil eter di Indonesia No. Tahun Harga (US$) Berat (Kg) 1. 2002 26.096 6.995 2. 2003 48.076 12.674 3. 2004 84.579 21.755 4. 2005 54.342 29.154 5. 2008 153.601 27.952 6. 2009 146.226 24.951 Sumber: Biro Pusat Statistik (2009) 1.3. Pemilihan Lokasi Ketepatan pemilihan lokasi sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan pabrik di masa datang. Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang kita rancang bisa mendatangkan keuntungan besar. Adapun kriteria tersebut adalah penyediaan bahan baku, pemasaran produk, fasilitas transportasi, utilitas dan tenaga kerja. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut maka lokasi pabrik dietil eter dipilih di daerah Lampung dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Penyediaan Bahan Baku Bahan baku merupakan faktor penentu utama dalam pemilihan lokasi pabrik. Dipilihnya Lampung sebagai lokasi pendirian pabrik dengan pertimbangan dekat dengan bahan baku etanol yakni dari PT.Bukitmanikam Subur Persada dan PT.Indo Lampung Distillerie dengan kapasitas total kedua pabrik tersebut adalah 108.000 kilo liter. 2. Pemasaran Produk Daerah Lampung adalah daerah industri kimia yang besar dan terus berkembang dengan pesat, hal ini menjadikan Lampung sebagai tempat pemasaran yang baik bagi dietil eter.

3 3. Transportasi Transportasi dibutuhkan sebagai penunjang utama untuk pemasaran dan transportasi untuk pemasaran dietil eter dapat dilakukan lewat darat maupun laut. 4. Utilitas Kota Lampung merupakan kawasan industri, karena itu kebutuhan utilitas pabrik seperti air telah tersedia sehingga penyediaannya tidak mengalami kesulitan. 5. Tenaga Kerja Kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi dari daerah sekitar lokasi pabrik ataupun didatangkan dari Jawa. 6. Iklim dan Geografi Berdasarkan letak geografisnya Lampung dapat dikatakan bebas dari bencana alam seperti banjir, gempa, dan lain-lain serta mampu dikembangkan sebagai daerah industri dietil eter. Dengan pertimbangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kawasan Lampung layak untuk dijadikan lokasi pabrik dietil eter di Indonesia. 1.4. Tinjauan Pustaka Dietil eter (C 2 H 5 OC 2 H 5 ) adalah anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang penting, dietil eter dikenal sejak tahun 1851 oleh Alexander Williamson. Dietil eter merupakan cairan yang tak berwarna, mudah menguap dan mudah terbakar, baunya harum menyengat. Seperti eter pada umumnya, dietil eter merupakan senyawa yang inert.

4 1.4.1. Macam-macam Proses Proses pembuatan dietil eter dalam industri dapat melalui dengan berbagai cara, antara lain: 1. Dehidrasi Katalitik Etil Alkohol oleh Asam Sulfat Dehidrasi Etil Alkohol (C 2 H 5 OH) secara kontinyu dengan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) pertama-tama diuraikan oleh Boullay, tetapi kemudian ditetapkan sebagai Proses Baret (Kirk & Othmer, 1982). Dalam proses ini konsentrasi alkohol dimasukkan ke dalam reaktor dengan perbandingan tiga bagian H 2 SO 4 per bagian etil alkohol. Reaksi dimulai dengan pemanasan campuran antara 125 140 C dalam pemanas uap. Umpan alkohol secara kontinyu masuk ke dalam campuran asam alkohol dengan pemanasan terlebih dahulu mendekati suhu 127 o C. Untuk menghilangkan sulfur dioksida dan asam sulfat, campuran dari reaktor dilewatkan caustic scrubber. Hasil yang mengandung sedikit larutan alkali, dietil eter, alkohol dipisahkan dengan kolom fraksi. Setelah pemisahan terjadi, alkohol yang tidak bereaksi dengan air di recycle, dan dietil eter sebagai hasil disimpan pada tangki-tangki penyimpanan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: C 2 H 5 OH + H 2 SO 4 C 2 H 5 HSO 4 + H 2 O...(1) C 2 H 5 OH + C 2 H 5 HSO 4 C 2 H 5 OC 2 H 5 + H 2 SO 4...(2) 2C 2 H 5 OH + H 2 SO 4 C 2 H 5 OC2H5 + H2O + H2SO4...(3) (Kirk & Othmer, 1982) Dengan proses dehidrasi ini dietil eter yang dihasilkan adalah 94% dari etanol yang diproses umpan segar. 2. Hidrasi Etilen oleh Asam Sulfat Etilen (C 2 H 4 ) yang diperoleh dari proses petroleum cracking diabsorbsi oleh asam sulfat pada tekanan tinggi dan suhu tertentu yang akan menghasilkan campuran hidrogen sulfat dan dieter sulfat.

5 Biasanya campuran ini mengandung 1 1,5 mol Etilen per mol asam sulfat. Campuran ini kemudian dihidrolisa oleh air untuk memproduksi etil alkohol dan dietil eter sebagai produk samping. Tetapi bila yang diinginkan adalah dietil eter maka dietil eter dapat dijadikan produk utama. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: C 2 H 4 + H 2 SO 4 C 2 H 5 OSO 3 H...(4) 2C 2 H 4 + H 2 SO 4 (C 2 H 5 ) 2 SO...(5) C 2 H 5 OSO 3 H + H 2 O C 2 H 5 OH+ H 2 SO 4... (6) (C 2 H 5 )2SO4 + 2H 2 O 2C 2 H 5 OH+H 2 SO 4... (7) C 2 H 5 OH+ C 2 H 5 OSO 3 H C 2 H 5 OC 2 H 5 +H 2 SO 4...(8) C 2 H 5 OH+(C 2 H 5 ) 2 SO 4 C 2 H 5 OC 2 H 5 +C 2 H 5 OSO 3 H...(9) (Kirk & Othmer, 1982) 3. Proses dehidrasi etanol Pada proses dehidrasi ini yaitu mereaksikan etanol melalui tumpukan katalisator pada suhu 120 o C dengan memakai katalis alumina pada fase uap sehingga akan dihasilkan Dietil eter dan air. Kemudian uap yang dihasilkan dilakukan pemurnian dengan menggunakan distilasi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 2C 2 H 5 OH C 2 H 5 OC 2 H 5 + H 2 O (10) Dari ketiga proses diatas dipilih cara proses yang ketiga sebab: a. Biaya produksi murah karena alat yang digunakan sederhana. b. Mempunyai kontrol temperatur yang maksimum dan menghasilkan konversi yang maksimum.

6 1.4.2. Kegunaan Produk Kegunaan dietil eter dalam industri kimia yaitu: untuk bahan baku produk lain, pelarut, ataupun untuk obat bius. Dietil eter sangat penting untuk bahan penunjang industri lain di antaranya sebagai pelarut untuk minyak, lemak, getah, resin, mikro selulosa, parfum, alkaloid, dan sebagian kecil dipakai dalam Butadiena (C 4 H 6 ). Kegunaan lainnya yaitu sebagai media ekstraksi untuk memisahkan Asam Asetat (CH 3 COOH) maupun asam organik. Dietil eter juga banyak digunakan pada industri obat-obatan dan yang lainnya sebagai pelarut untuk bahan yang mempunyai titik didih rendah. 1.4.3. Sifat Fisik dan Kimia a. Bahan baku (etanol) Etanol (methyl alcohol) dengan rumus molekul C 2 H 5 OH adalah zat kimia yang tidak berwarna, berbentuk cair pada temperatur kamar, mudah menguap dan sedikit berbau ringan. Sifat fisik etanol : Berat molekul : 46,069 gram/mol Titik beku : -114,1 C Titik didih (pada 760 mmhg) : 78 C Densitas (pada 20 o C) : 0,789 g/ml Viskositas : 0,53443 cp Temperatur kritik : 243,1 C Tekanan kritik : 63 atm Panas penguapan (pada T.D.) : 38770 kj/mol (Kirk & Othmer, 1998) Sifat kimia etanol : Etanol adalah alkohol alifatik yang reaktivitasnya ditentukan oleh gugus hidroksilnya. Reaksi terjadi melalui pecahnya ikatan C O atau O H dan bercirikan reaksi substitusi dari gugus H atau OH.

7 Reaksi-reaksi dengan etanol adalah : 1. Reaksi Eterifikasi (pembentukan senyawa eter) C 2 H 5 OH + C 2 H 5 OH H 2 SO 4 C 2 H 5 OC 2 H 5 + H2O...(11) Etanol etanol dietil eter air C 2 H 5 OH + i-c 4 H 8 H 2 SO 4 C 2 H 5 OC 2 H 5 + H 2 O... (12) Etanol isobutena ETBE air 2. Reaksi Esterifikasi Yaitu reaksi antara alkohol dan asam karboksilat membentuk senyawa eter. C 2 H 5 OH + CH 3 COOH CH 3 COOC 2 H 5 + H 2 O...(13) Etanol asam asetat etil asetat air 3. Reaksi oksidasi C 2 H 5 OH C 2 H 4 O + H 2 O...(14) 4. Reaksi dengan fosfor iodida menghasilkan etil iodida 3C 2 H 5 OH + PI 3 3C 2 H 5 I + P(OH) 3...(15) 5. Reaksi dehidrasi C 2 H 5 OH C 2 H 4 + H 2 O...(16) (Kirk & Othmer, 1998) b. Produk (dietil eter) Dietil eter dibuat secara sintesis dengan proses dehidrasi etanol dengan katalisator asam sulfat atau silika alumina. Sifat fisik dietil eter : Rumus molekul : C 4 H 10 O Berat molekul : 74,12 g/mol Titik beku : -117,4 C Titik didih (pada 760 mmhg) : 34,5 C Densitas (pada 20 C) : 0,7133 g/ml Konstanta Dielectrik : 4,33 at 20 C Viscositas : 0,24 cp at 20 C

8 Solubilitas in water : 6,89% at 20 C Solubilitas air pada etil ether : 126% at 20 C Panas pembakaran (25 C) : -561,5 kj/mol Panas penguapan (-19,2 C) : 23,32 kj/mol Kapasitas panas, Cp (25 C) : 35,425 J/mol K Panas pelarutan (23 C) dalam air : -62 kj/mol dalam metanol : -62,8 kj/mol dalam 1-propanol : -59,5 kj/mol dalam 1-butanol : -62,4 kj/mol 1.4.4. Tinjauan Proses secara Umum Proses sintesis dietil eter dilakukan dengan proses dehidrasi etanol yang merupakan proses penghilangan air dari suatu senyawa. Proses dehidrasi ini pada umumnya dilakukan pada alkohol untuk membentuk eter. Pembentukan dietil eter dengan metode dehidrasi etanol dilakukan dengan reaksi berkatalis alumina (Al 2 O 3 ) dan silika (SiO 2 ) yang disusun dalam reaktor fixed bed dengan suhu 120 C dan tekanan 4 atm merupakan reaksi yang tidak menghasilkan reaksi samping dan berlangsung sesuai reaksi: 2C 2 H 5 OH (g) C 4 H 10 O (g) + H 2 O (g)...(17) (Turton, 2003)