Pengendalian Air Hujan di bangunan

dokumen-dokumen yang mirip
Air Hujan. Siklus hidrologi

TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI

Drainase P e r kotaa n

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

KONSEP DRAINASE DI LAHAN RAWA Oleh: Rusdi HA

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

PIPA VENT (PIPA UDARA)

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

DRAINASE PERKOTAAN SUMUR RESAPAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

RC TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

BAB III LANDASAN TEORI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

Drainase Lapangan Olahraga

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

Structure As Aesthetics of sport

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-1- KETENTUAN TEKNIS SPAM BJP

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK

5- PEKERJAAN DEWATERING

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

PERANCANGAN BANGUNAN PELENGKAP DRAINASE GORONG-GORONG. Disusun untuk Memenuhi. Tugas Mata Kuliah Drainase. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

RETAINING WALL DAN BASEMENT

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lingkungan Masjid Al-Wasi i Universitas Lampung

resapan paling kritis dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Malang. Air hujan yang teresap ke dalam tanah di Kecamatan Klojen hanya sebesar

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR HUJAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN PERSILNYA


5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berat basah per tahun [1] dan sudah terkumpul di industri pengolahan minyak sawit.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAMBING F.45...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

menyebabkan kekeringan di musim kemarau,

SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

Transformasi pada objek

PERHITUNGAN DAYA POMPA SUPLAI AIR BERSIH, PERENCANAAN SEPTIK TANK DAN PERENCANAAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

Transkripsi:

Air Hujan Hujan turun ke lingkungan binaan manusia yang di penuhi oleh gedung, jalan, tempat parkir, taman dan mencari jalan ketujuannya secara alami, sebagian lagi mengalir di permukaan mencari daerah yang lebih rendah, ke sungai, danau, ke laut atau menggenangi daerah dataran rendah.

Siklus hidrologi Dengan demikian, masalah utama dari air hujan adalah : Mengalirkan air hujan yang tidak di inginkan yaitu air hujan di atap, air permukaan dan air dalam tanah agar menjauh dari bangunan. Mengalirkan air permukaan dan air dalam tanah keluar dair tapak, ke pembuangan umum agar tidak terjadi genangan atau banjir. Mengendalikan aliran air hujan agar tidak terjadi erosi atau perubahan permukaan tanah.

Pengendalian Air Hujan di bangunan Pada atap datar air di kumpulkan ke beberapa titik pembuangan dengan membuat kemiringan atap paling tidak 1%. Pada titik pembuangan / turun di pasangkan saringan (roof drain) agar kotoran tidak masuk ke talang vertikal (leader) yang dapat di letakaan di luar atau di dalam bangunan. Air hujan yang masuk ke balkon juga di saring (floor drain) terlebih dahulu dan di alirkan ke pipa pembuangan utama atau bak penampung air hujan di bawah lantai, kemudian di buang ke saluran air hujan umum.

Bila kapasitas air hujan yang di resapkan kecil, upaya yang di lakukan untuk menjauhkan dan meresapkan air hujan adalah : Dengan membuat rabat di sekeliling bangunan air hujan mengalir menjauh dari bangunan. Namun cara ini harus di dukung dengan pengolahan kemiringan tanah di sekitar bangunan (grading) agar tidak terjadi genangan di sekitar rabat. Membuat sumur resapan langsung di bawaqh talang tegak. Cara ini hanya berhasil bila kemampuan resap tanah (faktor perkolasi) tinggi. Membuang air hujan melaui pipa-pipa ke sumur resapan.

Komponen untuk meresapkan dan menjauhkan aliran air hujan dari bangunan.

Pembuangan Air Hujan dari Atap Membuang air hujan dari atap secepat mungkin ke saluran pembuangan kota atau ke tanah (bila daya resap tanah memungkinkan) Pipa talang horisontal maupun vertikal harus cukup besar agar dapat menyalurkan dan sesuai kapasitas air dan luas dari atap dengan cepat. Penggunaan gutter untuk atap miring, di samping harus cukup kapasitasnya, sebab makin besar sudut atapnya maka makin cepat pula alairan airnya. Pipa-pipa pembuangan tidak mudah tersumbat. Untuk itu perlu di pasangakan saringan-saringan (roff drain, floor drain) agar kootran ltidak masuk ke dalam pipa. Pipa air hujan horisontal di dalam bagunan harus mudah di bersihkanm, karena itu di pasangkan clean out Aliran dalam pipa pembuangan tidak boleh terhambat, karena itu di hindari sebanyak mungkin pembelokan pipa, bahkan penggunaan sambungan pipa

Drainase tapak Setiap pembangunan di tapak biasanya mengubah pola drainase asal yang ada dan menambah jumlah aliran air hujan akibat tertutupnya tanah yang poreus oleh bangunan atau perkerasan. Dalam perancangan tapak, arsitek harus memperhatikan pola drainase ekisting yang ada di tapak dan memperhitungkan bertambahnya jumlah aliran air hujan (run off) yang tak dapat meresap dalam tanah dan menciptakan drainase positip; yaitu mengarahkan aliran air hujan menjauhi bangunan atau daerah-daerah kegiatan (parkir, jalan) agar tidak terjadi banjir, erosi atau genangan air.

1. Drainase permukaan Drainase permukaan meliputi sheet flow,pembuatan saluransaluran terbuka untuk jalan dan tempat parkir; pembuatan alur/lekuk tanah dan bukit kecil yang merupakan bagian rancangan lanskap tapak.

Sheet flow dan alat perlengkapannya Sheet flow, dimaksudkan sebagai drainase yang terjadi karena adanya kemiringan permukaan tanah, perkerasan atau taman. Aliran air semacam ini biasanya diarahkan dan ditampung oleh saluran terbuka atau bak penampung; kemudian diteruskan ke saluran air hujan lingkungan atau tempat pembuangan lainnya (sungai, danau, kolam buatan dsb).

3 bentuk alat pengumpul air hujan a. Area drain, yang berfungsi seperti corong, menangkap air dari suatu daerah berukuran tertentu dan sekedar mengarahkan air dari permukaan langsung kedalam pipa. Kelemahannya, adalah dalam jangka waktu yang panjang sering kali pipa tersumbat oleh kotoran atau tanah yang terbawa oleh aliran air hujan. Kelemahan lainnya adalah bahwa elevasi dari area drain tidak fleksibel, harus merupakan titik terendah dari semua bidang miring aliran. b. Bak pengumpul; fungsinya serupa dengan area drain, menangkap air permukaan suatu daerah tertentu. Tetapi, dikembangkan lebih lanjut dengan fungsi tambahan, yaitu fungsi penangkap tanah dan kotoran. Karena adanya fungsi ganda inilah, maka bak pengumpul ini menjadi sangat disukai dan digunakan. c. Pipa pengumpul, atau pengumpul berbentuk linier. Bentuk ini mempunyai kelebihan, yaitu elevasinya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti berbagai ketinggian tanah, jalan, atau tempat parkir.

Bak pengumpul air hujan berukuran besar sangat diperlukan pada lanskap yang memakai perkerasan dalam ukuran yang luas ( mis. plaza). Sebab permukaan perkerasan yang luas disamping memerlukan pengeringan yang cepat, juga mempunyai koefisien aliran air yang tinggi sehingga seringkali bak kontrol biasa atau saluran-saluran terbuka kurang mampu menampungnya.pada contoh aplikasi pada suatu perkerasan berukuran 100ft x 200 ft, dengan menerapkan satu, dua dan empat buah bak penampung untuk luas yang sama,

Bak kontrol air ditempatkan pada : a. perubahan saluran pipa b. perubahan ukuran pipa saluran c. perubahan kerniringan pipa saluran d. pertemuan dua atau lebih pipa saluran e. jarak /interval antar bak kontrol berkisar antara 100 sampai 150 m

2 Drainase bawah tanah Tujuan drainase bawah tanah adalah : Mengumpulkan dan membuang air hujan yang jatuh di atap, jalan, ruang terbuka kedalam pipa bawah tanah yang berfungsi sebagai drainase utama lingkungan. Melindungi tanah di 'kaki' bangunan dengan pengadaan footing drain, menurunkan permukaan air tanah dan mengurangi tekanan hidrostatik pa0a dinding-dinding dibawah.tanah (basement- kolam. renang dsb.) Pembuangan aliran air permukaan yang dengan sengaja tidak dialirkan di permukaan ( mis. lapangan golf, sepak bola, tenis dsb) dengan pipa resapan.

a. Drainase lingkungan Sistim pembuangan air bujan dari lingkungan a) saluran tepi jalan b) saluran dari rumah-rumah c) saluran dari perkerasan lingkungan d) pembuangan ke sungai/danau buatan e) pagar pengaman (terhadap anak-anak, pembuangan sampah).

b. Foolting Drain Pencegahan erosi pada pondasi (footing drain) a) posisi bangunan b)talang turun dari atap c) pipa pencegah erosi footing drain d) pipa pembuangan e) peresapan melalui saringan kerikil dan head wall.

Axonometri dari footing drain

Drainase untuk dinding penahan tanah.

Contoh aplikasi drainase tapak Drainase permukaan

Drainase bawah tanah