PERBANDINGAN PENAMBAHAN PETIDIN 0,1MG/KGBB DENGAN 0,2MG/KGBB KE DALAM BUPIVACAIN HIPERBARIK 20 MG UNTUK MENCEGAH MENGGIGIL PADA ANESTESI INTRATEKAL TESIS RAHMAD DHANY PROGRAM MAGISTER KLINIK SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
PERBANDINGAN PENAMBAHAN PETIDIN 0,1MG/KGBB DENGAN 0,2MG/KGBB KE DALAM BUPIVACAIN HIPERBARIK 20 MG UNTUK MENCEGAH MENGGIGIL PADA ANESTESI INTRATEKAL TESIS Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif / M. Ked pada Fakultas Kedokteran RAHMAD DHANY PROGRAM MAGISTER KLINIK SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
JUDUL :PERBANDINGAN PENAMBAHAN PETIDIN 0,1 MG/KGBB DENGAN 0,2MG/KGBB KE DALAM BUPIVACAIN HIPERBARIK 20 MG UNTUK MENCEGAH MENGGIGIL PADA ANESTESI INTRATEKAL Nama Mahasiswa Program Magister Konsentrasi : Rahmad Dhany : Magister kedokteran Klinik : Anestesiologi dan Terapi Intensif Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II dr. Akhyar H Nasution, SpAn.KAKV dr. Asmin Lubis, DAF.SpAn.KAP.KMN NIP.19600701 198702 1 002 NIP. 19530121 197902 1 001 Ketua Program Magister Ketua TKP-PPDS dr. Hasanul Arifin, SpAn,KAP,KIC dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K) NIP. 19510423 197902 1 003 NIP. 19540620 198011 1 001
Telah diuji pada Tanggal : 19 februari 2011 PANITIA PENGUJI TESIS 1. Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn.KIC NIP. 19520826 198102 1 001 2. dr. Hasanul Arifin, SpAn.KAP.KIC NIP. 19510423 197902 1 003 3. Dr. dr. Nazaruddin Umar, SpAn.KNA NIP. 19510712 198103 1 002
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT karena atas ridho, rahmat dan karunia Nya kepada saya sehingga dapat mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran serta menyusun dan menyelesaikan penelitian ini sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan keahlian dibidang Anestesiologi dan Reanimasi. Shalawat dan salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat nya Radhiallahu anhum ajma in yang telah membawa perubahan dari zaman kejahiliyahan ke zaman berilmu pengetahuan seperti saat ini. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada: Bapak Rektor, Bapak Dekan Fakultas Kedokteran yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Program Pendidkan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Reanimasi di Universitas ini. Bapak Direktur RSUP H Adam Malik Medan, Direktur RS Pirngadi Medan dan Direktur RS Haji Mina Medan, Direktur RSUD FL.Tobing Sibolga, Direktur Rumkit Tk II Putri Hijau Medan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk belajar dan bekerja di lingkungan rumah sakit tersebut. Dengan penuh rasa hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn KIC sebagai ketua Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK USU/RSUP H Adam Malik Medan. Terima kasih yang sebesar besarnya juga saya sampaikan kepada dr. Hasanul Arifin, SpAn. KAP. KIC sebagai Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi.. Dr. dr. Nazaruddin Umar, SpAn. KNA sebagai Sekretaris Departemen Anestesiologi dan Reanimasi, dr. Akhyar Hamonangan Nasution, SpAn. KAKV sebagai Sekretaris Program Studi. Terima kasih saya sampaikan kepada dr. Akhyar Hamonangan Nasution, SpAn. KAKV sebagai pembimbing I penelitian ini, dr. Asmin Lubis, DAF. SpAn. KMN. KAP sebagai pembimbing II penelitian ini serta kepada dr. Arlinda Wahyuni, MKes sebagai pembimbing i
statistik yang banyak membantu dalam penelitian ini khususnya dalam hal metodologi penelitian dan analisa statistik. Rasa hormat dan terima kasih kepada semua guru guru kami, dr. A. Sani P. Nasution, SpAn.KIC, dr. Chairul M. Mursin, SpAn, Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn KIC, dr. Hasanul Arifin, SpAn. KAP. KIC, Dr. dr. Nazaruddin Umar, SpAn. KNA, dr. Asmin Lubis, DAF. SpAn, KAP. KMN, dr. Akhyar H. Nasution, SpAn. KAKV, dr. Yutu Solihat, SpAn. KAKV, dr. Nadi Zaini, SpAn, Dr. Soejat Harto, SpAn.KAP, dr. Muhammad A R, SpAn, dr. Syamsul Bahri, SpAn, dr. Walman Sitohang, SpAn, dr. Tumbur, SpAn, dr. Veronica HY, SpAn KIC, dr Tjahaya Indra Utama,SpAn, dr. Nugroho K.S, SpAn, dr. Dadik Wahyu Wijaya, SpAn, dr. M. Ihsan, SpAn, dr. Guido M. Solihin, SpAn. Terima kasih kepada seluruh teman teman residen Anestesiologi dan Reanimasi FKUSU terutama kepada dr.jalaluddin A.Chalil, dr. Ahmad Rusdy Nasution, dr. Muhammad Arsad, dr. cut meliza Zainumi, dr. Dewi Yusmeliasari dan dr. Rika Dhanu atas kerja sama dan bantuan serta dorongannya selama ini. Terima kasih kepada teman teman residen Ilmu Bedah, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, THT, Penyakit Mata dan bidang ilmu kedokteran lainnya yang banyak berhubungan dengan bidang Anestesiologi dan Reanimasi. Terima kasih kepada rekan rekan kerja perawat dan penata Anestesiologi, perawat ICU dan perawat lainnya yang banyak berhubungan dengan kami. Terima kasih juga kepada seluruh pasien dan keluarganya sebagai guru kedua kami dalam menempuh pendidikan spesialis ini. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya, Bapakku Sutrisno dan Mamakku Hadijah, terhadap kasih sayangnya tidak berkesudahan, pengorbanannya tidak terkira, jerih payahnya tidak terbalaskan. Terima kasih kepada istriku tercinta, dr.rona Hanani simamora atas pengorbanannya, kesabarannya dan kesetiaannya. Kepada anakanakku Iftah amnah Aliifah, Akmal Fikri Al Khalifi dan Dzakwan Shidqi Al Ghifari yang menginspirasi dan memberi dorongan untuk mewujudkan asa yang lebih baik. Demikian juga kepada adinda Sri Wardhany,SP dan adinda Tri Afrianty, SSi yang telah banyak memberikan bantuan moril maupun materil selama saya mengikuti program pendidikan ini. ii
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, kita berserah diri dan memohon rahmat dan pengampunan. Mudah mudahan ilmu yang didapat, bermanfaat sebanyak banyaknya untuk masyarakat, agama,bangsa dan negara. Medan, Februari 2011 Rahmad Dhany iii
DAFTAR ISI 4.1. Karakteristik sampel penelitian pada kedua kelompok...30 4.2. Jenis pekerjaan.pendidikan dan suku pada kedua kelompok penelitian...32 6.2 SARAN...58 iv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Alur Kontrol Termoregulasi 7 Gambar 2.2 Hubungan hipotermia dan hipotalamus 9 Gambar 2.3 Mekanisme Kontrol Termoregulasi 10 Gambar 2.4 Hubungan anestesi dengan penurunan core temperatur 10 Gambar 2.5 Ambang Termoregulator pada Manusia Normal 11 Gambar 2.6 Ambang termoregulator pada Manusia yang teranestesi 11 Gambar 2.7 Struktur kimiawi dari Petidin 17 v
DAFTAR TABEL Tabel 4.1.1 Karakteristik sampel penelitian pada kedua kelompok penelitian 30 Tabel 4.2.1 Jenis pekerjaan, pendidikan dan suku pada kedua kelompok penelitian 32 Tabel 4.3.1 Tinggi blok pada kedua kelompok penelitian 33 Tabel 4.4.1 Lamanya tindakan operasi pada kedua kelompok penelitian 34 Tabel 4.5.1 Jenis opeasi pada kedua kelompok penelitian 34 Tabel 4.6.1 Perubahan tekanan darah sistolik pada kedua kelompok penelitian 35 Tabel 4.7.1 Perubahan tekanan darah diastolic pada kedua kelompok penelitian 36 Tabel 4.8.1 Perubahan laju nadi pada kedua kelompok penelitian 37 Tabel 4.9.1 Perubahan laju nafas pada kedua kelompok penelitian 38 Tabel 4.10.1 Perubahan saturasi oksigen perifer pada kedua kelompok penelitian 39 Tabel 4.11.1 Perubahan temperatur ruangan pada kedua kelompok penelitian 40 Tabel 4.12.1 Perubahan temperatur core pada kedua kelompok penelitian 41 Tabel 4.13.1 Kejadian menggigil pada kedua kelompok penelitian 42 Tabel 4.14.1 Kejadian mual muntah pada kedua kelompok penelitian 43 vi
ABSTRAK Latar belakang dan tujuan : Kejadian menggigil selama anestesi spinal sekitar 40 60%. Menggigil mempunyai efek fisiologi yang merugikan seperti vasokonsstriksi perifer, meningkatnya kebutuhan oksigen 2 3 kali, meningkatnya produksi karbon dioksida, menurunnya saturasi oksigen arteri, metabolism obat yang menurun dan iskemik otot jantung. Ada beberapa cara untuk mengatasi dan mencegah menggigil perioperatif yaitu dengan intervensi mekanik seperti alat pemanas cairan infus dan dengan obat obatan opioid seperti petidin. Pada penelitian ini dibandingkan penambahan petidin 0.1 mg/kgbb dengan petidin 0.2 mg/kgbb ke dalam bupivacain hiperbarik 20 mg untuk mencegah terjadinya menggigil pada anestesi spinal. Metode : Setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik, dengan studi acak, tersamar ganda, dikumpulkan 160 orang sampel penelitian, umur 18 62 tahun, status fisik ASA 1 2 yang menjalani pembedahan dengan anestesi spinal. Terhadap 80 pasien pada kelompok A diberikan penambahan petidin 0.1 mg/kgbb pada bupivacain hiperbarik 20 mg dan 80 pasien kelompok B diberikan penambahan petidin 0.2 mg/kgbb pada bupivacain hiperbarik 20 mg. Parameter yang dicatat pra operasi dan setiap 15 menit selama operasi berlangsung meliputi menggigil, mual muntah dan karakteristik perubahan tekanan darah sistol, diastole, laju nadi, laju nafas dan saturasi oksigen. Data hasil penelitian di uji dengan uji t independent dan uji chi square. Hasil : Kejadian menggigil terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok pethidin A(0.1mg/kgBB) dan kelompok pethidin B(0.2mg/kgBB) menit 0, menit 15, menit 30, menit 45, menit 60 dan menit 75 dengan nilai P<0.05. Kejadian mual muntah tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok A(pethidin 0.1mg/kgBB) timbul mual muntah 2 orang, sedangkan kelompok B(pethidin 0.2mg/kgBB) timbul mual muntah 7 orang dengan nilai P>0.05. Kesimpulan : Penggunaan petidin intratekal dengan dosis 0.2mg/kgBB lebih baik untuk mencegah terjadinya menggigil akibat anestesi spinal dibandingkan dosis 0.1mg/kgBB. Akan tetapi penggunaan petidin intratekal akan menimbulkan efek mual muntah yang kejadiannya sama antara kedua kelompok penelitian. Kata Kunci : Anestesi spinal, petidin, menggigil, efek samping vii
viii
ABSTRACT Background and purpose: Shivering during spinal anesthesia occurred approximately 40 60%. Shivering have adverse physiological effects such as peripheral vasoconstriction, increased oxygen demand 2 3 times, increased carbon dioxide production, decreased arterial oxygen saturation, decreased drug metabolism and myocardial ischemia. There are several ways to overcome and prevent perioperative shivering by mechanical interventions such as intravenous heating fluids equipment and opioid drugs like pethidin. This study compared the addition of pethidin 0.1 mg.kg 1 with pethidin 0.2 mg.kg 1 to 20 mg hyperbaric bupivacain to prevent the occurrence of shivering in spinal anesthesia. Methods: After obtaining approval from the Ethics Committee, using a randomized doubleblind trial, 160 samples were collected, aged 18 62 years, with ASA physical status 1 2 who underwent surgery with spinal anesthesia. 80 patients in group A received pethidin 0.1 mg.kg 1 to 20 mg hyperbaric bupivacain while 80 patients in group B received pethidin 0.2 mg. kg 1 to 20 mg hyperbaric bupivacain. The patient s parameters were recorded pre surgery and every 15 minutes during surgery including shivering, nausea and vomiting and haemodynamic changes. Data were tested by independent t test and chi square test. Results : Incidence of shivering there is different in group A (pethidin 0.1mg.kgB 1 ) and group B (pethidin 0.2mg.kgBB 1 ) was measured at minute 0, minute 15, minute 30, minute 45, minute 60 and minute 75 with P value<0.05. Incidence of nausea and vomiting there is no different in group A (pethidin 0.1mg.kgBB 1 ) found in 2 people, while group B (pethidin 0.2mg/kgBB) found in 7 people with P value> 0.05. Conclusion : The use of intrathecal pethidin with dose 0.2mg/kgBB was better to prevent the occurrence of shivering due to spinal anesthesia compared 0.1mg/kgBB. However, the use of intrathecal pethidin will cause similar incidence of nausea and vomiting between the two study groups. Keyword : spinal anesthesia, pethidin, shivering, side effects ix