Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

EVALUASI MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA AKTIVITAS PEMBATIKAN MENGGUNAKAN METODE BRIEF SURVEY

Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI. Tingkat Risiko MSDs Pekerja Konstruksi. Keluhan MSDs. Gambar 3.1. Kerangka Konsep. 32 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

Universitas Indonesia

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA INDUSTRI GENTENG DI KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

Anggit Paramitha, Hendra. Dept. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO PADA SAAT MELAKAKUKAN PEKERJAAN DENGAN METODE MANUAL TASKS RISK ASSESSMENT

Analisis Problem Muskuloskeletal Pekerja Industri Kecil Makanan

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Data Produksi Tahun Sumber : PT.Karya Kita. Gambar I.2 Alur Proses Produksi PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PERAJIN KERUPUK SEKTOR INFORMAL, JAKARTA SELATAN TAHUN 2013

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. X merupakan gabungan antara perusahaan swasta nasional dan

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

BAB I PENDAHULUAN I-1

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL TASK MENGGUNAKAN METODE VISUAL MANAGEMENT (STUDI KASUS: PRODUSEN DANDANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR SEKUNDER YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PEKERJA LAUNDRY DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini telah dapat

Transkripsi:

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia. Email: dahen@ui.ac.id, Telp: +62-21-78849033, Fax: +62-21-7863487 INTISARI Aktivitas penanganan barang secara manual merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya penyakit akibat kerja terkait ergonomi. Bahwa aktivitas kerja seperti manual handling, bekerja dengan gerakan yang cepat, sikap kerja yang tidak alamiah (sikap statis dalam waktu lama, gerakan memutar dan menunduk yang berulang), bekerja dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan, gerakan yang berulang (repetitive) merupakan pemicu terjadinya ganguan MSDs. Kaitan antara aktivitas manual handling seperti mengangkat (lifting), mendorong (pushing), menarik (pulling), dan membawa (carrying) serta posisi atau postur janggal dengan timbulnya MSDs tidak hanya disebabkan oleh beratnya beban, tetapi juga disebabkan oleh durasi pekerjaan yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar tingkat risiko dan distribusi keluhan MSDs di Departemen Operasional PT. X pada seluruh pekerja yang melakukan aktivitas manual handling dalam proses kerjanya dengan menggunakan metode BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factors) dan kuesioner survei keluhan MSDs. Terdapat 6 jenis aktivitas manual handling yang paling dominan yang dilakukan pekerja, yaitu mengoper barang, mengangkat barang, menggunakan hand pallet, melakukan van scan dokumen dengan posisi jongkok, van scan barang, dan van scan dokumen dengan posisi duduk. Hasil analisis tingkat risiko MSDs terkait postur, beban, durasi dan frekuensi, maka diketahui bahwa bagian tubuh seperti tangan dan pergelangan tangan baik kiri maupun kanan, bahu kiri dan kanan, leher serta punggung mempunyai tingkat risiko MSDs tinggi. Sedangkan pada bagian siku kiri dan kanan serta kaki mempunyai tingkat risiko MSDs sedang dan rendah. Hasil survei keluhan MSDs dari 9 bagian tubuh yang dinilai pada 27 pekerja, didapatkan hasil mayoritas keluhan pada bagian leher yaitu sebesar 81%, punggung 78%, kaki 63%, dan bahu kanan 41%. Sedangan keluhan paling yang paling sedikit dirasakan adalah siku kiri dan kanan (7%). Keyword : manual handling, musculoskeletal disorder, BRIEF Pendahuluan Postur terbaik pada saat bekerja adalah dengan menjaga tubuh tetap pada dalam posisi netral, yaitu; tulang belakang berada pada posisi alami, membentuk huruf S, siku berada dekat dengan tubuh dan bahu dalam keadaan rileks, serta pergelangan tangan dalam posisi netral (Patterson, 1995). Penerapan postur kerja yang tidak tepat akan mengakibatkan timbulnya masalah atau kerugian yang dapat berupa cidera dan gangguan otot rangka/musculoskeletal Disorders (MSDs). Keluhan MSDs adalah keluhan otot rangka yang dirasakan apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam kurun waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada otot, saraf, tendon, persendian, kartilago, dan discus intervetebralis (Tarwaka dkk, 2004). Para pakar fisiologi kerja juga mengemukakan bahwa sikap kerja yang tidak alamiah (sikap statis dalam waktu lama, gerakan memutar dan menunduk yang berulang), bekerja dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan, gerakan yang berulang (repetitive), pengangkatan secara manual, bekerja dengan gerakan yang cepat, getaran pada seluruh tubuh, dan lain sebagainya merupakan pemicu terjadinya ganguan MSDs. MSDs tidak hanya disebabkan oleh beratnya beban, tetapi juga disebabkan oleh durasi pekerjaan yang lama (Bridger, 1993). ISBN:

Penelitian Enviromental Health Sciences dari University of Minnesota didapatkan data bahwa cidera musculoskeletal yang menyebabkan hilang waktu kerja sekitar 21% pada perusahaan manufacturing dan sektor pelayanan jasa dan mayoritas terjadi pada operator ataupun pekerja kasar. (http://enhs.umn.edu/2004injuryprevent/back/backinjury.html). NIOSH menyebutkan bahwa sekitar 500.000 pekerja menderita cedera akibat penggunaan tenaga yang berlebih, 60% disebabkan aktivitas mengangkat, 20% karena mendorong dan menarik. Aktitas manual handling yang paling sering menyebabkan cedera adalah mengangkat (lifting) dan membawa (carrying) objek (61,3%). 60% dari jumlah tersebut menderita cidera/nyeri punggung (Bridger, 1995). Profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukan bahawa sekitar 40.5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap 482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umunnya berupa gangguan muskuloskeletal (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%) dan ganggan THT (1.5%). hasil studi laboratorium Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB pada tahuan 2006-2007 diperoleh data bahwa sebanyak 40-80% pekerja melaporkan keluhan pada muskuloskeletal sesudah bekerja. (Yassierili, 2008) PT. X sebagai penyedia jasa pelayanan pengiriman barang baik domestik maupun internasional mempunyai banyak aktivitas penanganan barang secara manual yaitu mengangkat, mendorong, menarik, membawa box-box maupun paket barang dengan posisi janggal, frekuensi yang sering dan durasi kerja yang lama. Observasi lapangan khususnya di Departemen Operasional menunjukan bahwa aspek ergonomi merupakan salah satu faktor risiko yang ada sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui besar tingkat risiko keluhan MSDs yang dirasakan oleh pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dan keluhan MSDs pada pekerja Departemen Operasional di PT. X Tahun 2009. Secara spesifik penelitian ini juga melihat distribusi keluhan berdasarkan bagian tubuh terkait penanganan secara manual yang dirasakan oleh pekerja. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada perusahaan sebagai data-base dalam melakukan perbaikan, pengelolaan dan pengendalian secara teratur dan terencana serta berkelanjutan mengenai pelaksanaan aktivitas manual handling, baik sarana prasarana ataupun kondisi lingkungan kerja yang menunjang kegiatan manual handling. Metodologi Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis tingkat risiko MSDs pekerjaan dilakukan dengan survey dan observasi menggunakan metode BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factors). Sedangakan keluhan MSDs dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada seluruh pekerja yang berjumlah 27 orang. Pengumpulan data dilaksanakan selama bulan April sampai Mei 2009. Hasil observasi survei BRIEF dilakukan analisis postur per pekerjaan pada 9 bagian tubuh, kemudian dilakukan penentuan beban yang ada, durasi serta frekuensi dan kemudian dilakukan scoring untuk mendapatkan nilai tingkat risiko. Sedangkan hasil survei keluhan MSDs dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis keluhan MSDs juga dilihat berdasarkan unit kerja dan lama kerja. Hasil dan Pembahasan Dari hasil observasi diketahui bahwa di Departemen Operasional terdapat 6 aktivitas manual handling yang paling dominan dilakukan, yaitu mengoper barang, mengangkat barang, menggunakan hand pallet, melakukan van scan dokumen dengan posisi jongkok (van scan 1), van scan dokumen dengan posisi duduk (van scan 3), dan van scan barang (van scan 2). Dari 27 orang pekerja di Departemen Operasional PT. X, terdistribusi menjadi 3 kelompok yaitu; staf operasional 9 orang, courir bike 6 orang dan courir van 12 orang. Sedangkan menurut lama kerja diketahui bahwa pekerja dengan lama kerja 0 5 tahun berjumlah 13 orang, 6 10 tahun terdapat 7 orang, 11 15 tahun terdapat 4 orang, dan lebih dari 15 tahun terdapat 3 orang.

a. Analisis Tingkat Risiko MSDs Aktivitas mengoper barang dilakukan dalam pekerjaan menurunkan maupun menaikkan barang ke kendaraan operasional baik truk maupun van. Aktivitas mengangkat barang dilakukan pada saat menaikkan dan menurunkan barang baik dari kendaraan maupun tempat lainnya dan merupakan salah satu aktivitas yang dominan dilakukan pada setiap tahan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja. Aktivitas menggunakan hand pallet dilakukan oleh pekerja untuk memudahkan dalam proses pemindahan barang, namun jika salah dalam menggunakannya akan menjadi aktivitas yang berisiko. Aktivitas van scan adalah aktivitas untuk pendataan baik barang maupun dokumen dengan menggunkan alat laser scan. Gambaran aktivitas yang dilakukan terlihat pada gambar berikut: Gambar 1. Aktivitas mengoper dan mengangkat barang Gambar 2. Aktivitas menggunakan hand pallet Gambar 3. Aktivitas van scan 1dan van scan 3 Gambar 4. Aktivitas van scan 2

Hasil analisis tingkat risiko MSDs yang dilakukan dengan menggunakan metode BRIEF dengan memperhatikan postur, gaya, durasi, dan frekuensi diperoleh bahwa sebagian besar bagian tubuh pekerja mempunyai risiko yang tinggi untuk mengalami MSDs. Hanya bagian siku dan kaki yang umumnya mempunyai tingkat risiko MSDs sedang dan rendah. Hasil lengkap perhitungan tingkat risiko MSDs 9 anggota tubuh terlihat pada tabel berikut. Tabel I. Tingkat Risiko MSDs per Bagian Tubuh Pada Enam Jenis Aktivitas Tingkat Risiko Aktivitas Tangan dan Pergelangan Siku Bahu Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Leher Punggung Kaki Mengoper Barang 3 3 2 2 4 4 3 3 2 Mengangkat Barang 3 3 2 2 4 4 3 3 2 Menggunakan Hand Pallet 3 3 3 3 4 4 0 2 2 Van scan 1 3 3 2 2 3 3 3 3 1 Van scan 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 Van scan 3 3 3 1 2 2 2 3 3 1 Keterangan: Tinggi Sedang Rendah Hasil analisis BRIEF memperlihatkan tangan dan pergelangan tangan baik kanan maupun kiri mempunyai tingkat risiko MSDs yang tinggi pada semua jenis aktivitas. Disamping itu aktivitas pemindahan barang dengan menggunakan hand pallet memperlihatkan bahwa risiko MSDs yang rendah pada leher dan sedang pada punggung, sedangkan aktivitas lainnya mempunyai risiko yang tinggi terhadap leher dan punggung. Namun pekerjaan pemindahan barang dengan hand pallet berisiko tinggi terutama pada siku. Hal ini disebabkan proses kerja dengan hand pallet membutuhkan kekuatan siku yang berlebihan. Risiko MSDs pada bahu umumnya tinggi pada semua jenis aktivitas kecuali aktivitas van scan 3 mempunyai tingkat risiko sedang. Dari seluruh jenis pekerjaan manual handling dengan tingkat risiko tinggi dilakukan oleh pekerja dengan durasi dan frekuensi yang lama pada tiap postur janggal. Secara umum, pekerjaan yang berisiko tinggi terhadap MSDs mempunyai durasi 10 detik dan frekuensi 2 kali per menitnya. Hal tersebut sesuai teori yang ada bahwa postur janggal merupakan faktor risiko apabila berdurasi 10 detik dan frekuensi 2 kali/menit (Humantech, 1995). b. Analisis Keluhan MSDs Berdasarkan hasil survei keluhan yang dirasakan oleh responden pada 9 anggota tubuh yang berisiko seperti terlihat pada gambar 5, diketahui bahwa hanya 22% pekerja yang mengalami keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kiri. Sedangkan jumlah responden yang mengalami keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kanan lebih tinggi yaitu 33%. Prosentase keluhan terkecil yang dirasakan oleh pekerja adalah pada daerah siku baik kanan maupun kiri yaitu masing-masing hanya dirasakan oleh 7% pekerja. Hasil survei menunjukkan bahwa prosentase keluhan tertinggi yang dirasakan oleh pekerja adalah pada daerah leher (81%) yang diikuti oleh pinggang (78%) dan kaki (63%). Apabila dibandingkan dengan hasil analisis tingkat risiko MSDs berdasarkan BRIEF, maka terlihat suatu kesesuaian antara tingkat risiko MSDs dengan keluhan yang dirasakan. Perbedaan antara

tingkat risiko MSDs dengan keluhan yang dirasakan hanya terdapat pada kaki dimana tingkat risiko MSDs berdasarkan BRIEF adalah rendah sampai sedang, namun 63% pekerja mengalami keluhan pada kaki. Fenomena ini sangat dimungkinkan karena pekerjaan umumnya dilakukan dengan posisi berdiri, bahkan beberapa pada posisi jongkok atau bertumpu pada satu kaki. % 90 80 81 78 Tangan & Pergelangan Tangan Kiri Tangan & Pergelangan Tangan Kanan Siku kiri 70 63 Siku kanan 60 Bahu kiri 50 40 30 22 33 30 41 Bahu kanan Leher 20 10 0 7 7 Pinggang Kaki Gambar 5. Prosentase Keluhan MSDs per Bagian Tubuh c. Analisis Keluhan MSDs menurut Unit Kerja dan Lama Kerja Keluhan MSDs pada tangan dan pergelangan tangan kiri dirasakan oleh 33,3% staf operasional, 16,7% pekerja courier bike dan courier van. Hal ini disebabkan karena staf operasional menangani barang untuk keseluruhan area pengiriman, sedangkan pada kelompok courier hanya menangani barang untuk area antar mereka masing-masing. Sedangkan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kanan dikeluhkan oleh 33,3% semua kelompok pekerjaaan. Hal tersebut dapat disebabkan tangan kanan lebih dominan dalam melakukan aktivitas kerja. Keluhan MSDs pada bagian siku baik kiri maupun kanan lebih banyak dikeluhkan oleh courier bike yaitu sebesar 16,7%. Pada keseluruhan kelompok kerja keluhan MSDs pada bagian siku relatif kecil sesuai dengan studi dari NIOSH dalam Baron et al (1991) menyatakan bahwa gejala MSDs yang dialami pekerja pada bagian siku tidak berhubungan dengan pekerjaan. Pada bahu kiri keluhan mayoritas dirasakan oleh courier van yaitu sebanyak 41,7%. Sedangkan pada bahu kanan mayoritas dikeluhan oleh staf operasional sebesar 44,4%. Keluhan pada leher merupakan keluhan terbanyak yaitu dirasakan oleh semua staf operasional, 83,3% oleh pekerja courier bike dan 66,7% oleh courier van. Disribusi keluhan pada punggung dirasakan oleh semua pekerja courier bike, 88,9% pada staf operasional, dan 58,3% pada pekerja courier van. Keluhan MSDs pada kaki mayoritas dirasakan oleh courier bike dan courier van yaitu masing-masing sebesar 66,7%. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pada kedua kelompok pekerjaan lebih dari 30% jam kerja mereka mengemudikan kendaraan ataupun mengendarai sepeda motor Distribusi keluhan MSDs berdasarkan lama didapatkan hasil bahwa pekerja yang bekerja lebih dari 15 tahun 33,3% merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan baik kiri maupun kanan, siku kiri dan kanan, 66,7% merasakan keluhan pada bahu, dan 100% merasakan keluhan pada bagian kaki. Keluhan pada bagian leher, mayoritas dirasakan oleh responden yang bekerja antara 0 sampai 5 tahun yaitu sebesar 84,6%. Keluhan pada bagian punggung, mayoritas dirasakan oleh pekerja yang telah bekerja selama 6-10 tahun yaitu sebesar 85,7%.

Kesimpulan 1. Hasil survei BRIEF pada enam jenis aktivitas manual handling didapatkan tingkat risiko MSDs paling tinggi pada tangan dan pergelangan tangan, bahu kiri dan kanan, leher serta punggung. Sedangkan siku dan kaki mempunyai tingkat risiko MSDs sedang bahkan rendah. 2. Keluhan MSDs terbanyak yang dirasakan oleh 27 pekerja adalah leher, punggung, dan kaki yang dirasakan lebih dari 60% pekerja. 63% pekerja merasakan keluhan meskipun tingkat risiko MSDs pada kaki tergolong sedang bahkan rendah. Hal ini dikarenakan hampir semua aktivitas yang dilakukan bertumpu pada kaki. Hanya aktivitas van scan 3 yang dilakukan dalam posisi duduk. 3. Berdasarkan kelompok pekerjaan diketahui bahwa keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kiri lebih banyak dirasakan oleh staf operasional. Sedangkan pada tangan dan pergelangan tangan kanan dikeluhkan oleh 33,3% semua kelompok pekerjaaan. Keluhan pada bahu kiri dirasakan oleh courier van sebanyak 41,7%, sedangkan staf operasional merasakan keluhan pada bahu kanan (44,4%) dan 100% keluhan pada leher. Keluhan pada punggung dirasakan oleh semua pekerja courier bike dan pada bagian kaki mayoritas dirasakan oleh courier bike dan courier van (66,7%). 4. Berdasarkan lama kerja diketahui pekerja yang lebih dari 15 tahun mempunyai keluhan pada tangan dan pergelangan tangan baik kiri maupun kanan sebesar 33,3%, pada siku kiri dan kanan sebesar 33,3%, pada bahu baik kiri dan kanan sebesar 66,7%, dan keluhan pada kaki sebesar 100%. Keluhan pada bagian leher, mayoritas dirasakan oleh pekerja antara 0 sampai 5 tahun yaitu sebesar 84,6%. Keluhan pada bagian punggung, mayoritas dirasakan oleh pekerja yang telah bekerja selama 6-10 tahun yaitu sebesar 85,7%. Daftar Pustaka. 1. Bernard, B, P. 1997, Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors, diakses 9 April 2009, www.cdc.gov/niosh 2. Bridger, R. S. 2003, Introduction to Ergonomics, 2 nd.ed., Tailor & Francis Group, London 3. Bridger, R.S. 1995. Introduction to ergonomics. International Editions. Singapore: McGraw-Hill Book Co. 4. Canadian Centers for Occupational Health & Safety. 2005. WMSDs, diakses 2 juni 2009, http://www.ccohs.ca/oshanwers/ergonomics/riks.html 5. E. Bird, Jr., Frank and L. Germain.2005. Kepemimpinan Pengendalian, dan Kerugian Praktis, Edisi Ke-3. Terjemahan oleh W. Abdullah. Jakarta: PT. Denvegraha. 6. Gunawan, K. 1993. Ergonomi dan Penerapannya: Kumpulan Bahan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. ILO & SPSI. 7. Hakkanen, M. et al. 2001. Job Experience, Work Load, and Risk of Musculoskeletal Disorders, Occupational Environment Med, 58:129-135 8. Humantech. 1995, Humantech Applied Ergonomics Training Manual, 2 nd.ed., Berkeley, Australia. 9. ILO, 1998. Work Organization and Ergonomics. Geneva. 10. Kroemer, KHE and Grandjean.1997. Fitting the Task to the Human 5th Edition. London. 11. Kumar, S. 1999, Biomechanics in Ergonomics, Tailor & Francis, United Kingdom 12. NIOSH.1997.Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors: A Critical Review of Epidemiologic Evidence for Work Related Musculoskeletal Disorders. NIOSH: Centers for Disease Control and Prevention. 13. Oborne, D. J. 1995, Ergonomics at Work, 3 th. ed., John Wiley & Sons Ltd., England 14. Pheasant, S. 1991, Ergonomics, Work and Health, Aspen Publishers Inc, USA 15. Santoso, Gempur, Dr., Drs., M.Kes. 2004. Ergonomi: Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher 16. Suma mur, P.K., Rd., MSc. 1989 Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV. Haji Masagung 17. Tarwaka, dkk. 2004.Ergonomi untuk Kesehatan, Keselamatan & Produktivitas. Edisi Edisi I, Cetakan I. Surakarta: UNIBA Press. 18. Yassierli. 2009. Peningkatan Kinerja K3 dengan Ergonomi, diakses 1 Mei 2009, http://www.ergoinstitute.com/index.php.