BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap pada tahun dasar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri ( capital flight)

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INDEKS HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks harga saham adalah ukuran yang disalurkan pada perhitungan statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap pada tahun dasar. Indeks harga saham individual sering sekali dipakai sebagai ukuran investor untuk menentukan perkembangan suatu perusahaan yang terefleksi dari indeks harga sahamnya. Sedangkan indeks harga saham gabungan sering sekali dipakai sebagai indikator untuk mengukur situasi umum perdagangan efek. Apakah perdagangan efek dalam keadaan bearish atau dalam keadaan bullish. Indeks harga saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh terutama fenomena-fenomena ekonomi. Bahkan dewasa ini indeks harga saham dijadikan barometer kesehatan ekonomi suatu negara (Lubis, 2008). Data empiris memperlihatkan bahwa terjadi fluktuasi padan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG 2003-2012) tapi cenderung mengalami kenaikan. Penurunan suku bunga, membuat investor memindahkan uangnya dari tabungan ke investasi, karena investasi dianggap lebih menguntungkan. Para investor berinvestasi ke pasar modal sehingga terjadi peningkatan pembelian saham, yang berarti kenaikan pada IHSG. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro dimasa mendatang akan sangat berguna

dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu dalam membuat keputusan investasinya. Indikator ekonomi makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah flukutasi tingkat bunga, inflasi, kurs rupiah dan pertumbuhan PDB (Pendapatan Domestik Brutto). Secara Teori, tingkat bunga dan harga saham memiliki hubungan yang negatif (Tandelilin, 2010). Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan dan juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Inflasi merupakan kecendrungan terjadinya kenaikan harga produk secara keseluruhan, sehingga menaikan pendapatan dan biaya perusahaan. Kenaikan biaya produksi yang lebih besar daripada kenaikan harga, akan mengakibatkan keuntungan investor dan return investasi menurun, sehingga kurang menarik akbatnya harga saham akan menurun. Menurut (Nanga, 2001). Inflasi didefenisikan sebagai suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Berdasarkan defenisi tersebut, kenaikan harga umum (general price level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan inflasi. Ada tiga komponen agar dapat dikatakan inflasi, yaitu : a). Adanya kecendrungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti bisa saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, akan tetapi tetap menunjukkan tendensi yang meningkat. b). Bahwa

kenaikan tingkat harga tersebut meningkat secara terus menerus (sustained), yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya. c). Bahwa tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga secara umum, yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum. Melemahnya kurs akan mengakibatkan mengalirnya dana ke pasar valas yang bersumber dari pasar uang maupun pasar modal, aliran dana dari pasar uang akan mengakibatkan likuiditas rupiah ketat sehigga suku bunga meningkat yang mengakibatkan penurunan harga saham pada pasar modal karena aksi jual. Menurut (Granger et. al, 1998) secara teoritis perbedaan arah antara kurs dan harga saham dapat dijelaskan dengan pendekatan tradisional dan model protofolio balance. Pendekatan tradisonal mengatakan bahwa hubungan kurs dan harga saham adalah positif, dimana perubahan nilai tukar mempengaruhi kompetitifnya suatu perusahaan. Hal ini sebagai suatu efek dari fluktuasi nilai tukar yang mempengaruhi pendapatan dan biaya operasional perusahaan, yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan pada harga sahamnya, dengan kata lain, pergerakan nilai tukar mempengaruhi nilai pembayaran (penerimaan) masa depan suatu perusahaan yang didominasi oleh mata uang luar negeri. Sedangkan pendekatan portofolio balance mengasumsikan bahwa saham sebagai bagian dari kekayaan, sehingga dapat mempengaruhi prilaku nilai tukar melalui hukum demand for money yang sesuai dengan model moneteris dari determinasi nilai tukar. Pendekatan ini mengasumsikan terdapat hubungan yang negatif antara harga saham dan nilai tukar, dengan arah kausalitas dari pasar saham ke pasar uang,

sesuai dengan interaksi pasar keuangan yang cepat. Hal ini terjadi karena hubungan antara kedua pasar terjadi dalam periode waktu yang pendek. Kondisi perekonomian Indonesia pada semester pertama tahun 1997 masih menunjukkan dinamika perekonomian yang tinggi. Laju inflasi cenderung semakin rendah sehingga mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi dunia usaha. Kegairahan dunia usaha yang didukung oleh kondisi makroekonomi yang setabil telah mengundang lebih banyak modal asing masuk, khsusnya disektor swasta. Pemicu terjadinya krisis ekonomi di Indonesia adalah efek dari krisis nilai tukar Thailand pada awal Juli 1997 (contagious effect) yang melanda pasar valuta asing dikawasan Asia dan mempengaruhi pasar valas di Indonesia yang beroperasi dalam perekonomian nasional yang mengidap berbagai kelemahan struktural. Proses penularan berkembang cepat menjadi krisis yang melanda semua aspek kehidupan masyarakat kerena pasar keuangan domestik sudah terintegrasi ke dalam pasar keuangan global. Krisis di Indonesia menjadi sangat parah karena baik dari sumber asalnya maupun struktur ekonomi nasional memang menyebabkan terjadinya proses deteriorisasi secara sistemik, sehingga menimbulkan dampak yang sangat besar. Gejolak ekstern pada pasar valas merupakan dampak penekanan nilai mata uang dikawasan, setelah terjadi perubahan sentimen pasar dari optimisme yang berlebihan menjadi pesimisme yang berlebihan. Sementara itu, ekonomi nasional diwarnai dengan struktur keuangan, terutama perbankan, pada ekonomi biaya tinggi. Kedua unsur ini menyebabkan krisis yang terjadi menjadi sangat dahsyat sehingga dampaknya juga sangat luas

Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh maupun hubungan antara suku bunga, inflasi, dan nilai tukar terhadap harga saham diantaranya adalah sebagai berikut: Hasil penelitian (Sharma, 2010) menemukan bahwa inflasi dan pertukaran mata uang asing tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian (Zohaib, 2012) menemukan bahwa tingkat bunga dan inflasi tidak berdamapak signifikan terhadap harga saham. Penelitian (Bar, 2012) juga menemukan bahwa tidak adanya hubungan yang kuat antara suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap harga saham. Penelitian (Emmanuel, 2012) menunjukkan bahwa hubungan antara inflasi akan harga saham memiliki hubungan yang lemah. Sedangkan hasil penelitian (Mousa et. al, 2012) menyimpulkan bahwa tidak keseluruhan perusahaan mampu bertahan melawan inflasi, sebahagian perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap inflasi, sehingga terkadang hubungan inflasi dan harga saham hasilnya bisa positif maupun negatif. Penelitian (Singh, 2012) menunjukkan hasil yang berbeda, bahwa nilai tukar dan inflasi secara signifikan mempengaruhi harga saham di BSE Sensex. Karena ada perbedaan hasil penelitian antara satu peneliti dengan peneliti lainnya, dan adanya perbedaan fenomena antara beberapa hasil penelitian dengan apa yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998, untuk itulah penulis merasa tertarik untuk meneliti Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia, Inflasi dan Kurs Dolar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian dimulai dari tahun 2003-2012.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu; apakah Suku Bunga Bank Indonesia (SBI), inflasi dan nilai tukar dolar Amerika berpengaruh negativ terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2003 2012 secara parsial dan simultan?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan seberapa besar pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia, inflasi dan nilai tukar dolar Amerika terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2003 2012 secara parsial dan simultan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi ; 1. Peneliti selanjutnya; yaitu penelitian ini diharapkan dapat manambah wawasan bagi penulis serta pengetahauan yang didukung dengan bukti empiris mengenai pengaruh SBI, inflasi dan nilai tukar dolar Amerika terhadap IHSG pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003 2012. 2. akademisi; hasil peneltitian yang disimpulkan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti dimasa mendatang serta mendukung

teori, menjadi referensi, baik bagi peneliti dibidang pasar modal atau pun bidang lain. 3. Bagi investor dan emiten; diharapkan bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Sehingga mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi investor dan manajemen perusahaan. 1.5 Originalitas Penelitian Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian terdahulu (Amperaningrum, 2011) tentang Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Mata Uang dan Tingkat Inflasi terhadap Perubahan Harga Saham Subsektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia dimana periode pengamatan yang dilakukan penelitian (Amperaningrum, 2011) dimulai dari tahun 2005-2009 dengan menggunakan data skunder, yang terdiri dari 14 sampel bank secara bulanan. Alasan peneliti terdahulu melakukan penelitian periode 2008-2009 terhadap saham sub sektor perbankan yaitu, peneliti memandang bahwa gejolak perubahan saham yang terjadi di Indonesia dipandang dipengaruhi emiten-emiten pada subsektor perbankan yang dapat memberikan input berarti terhadap fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan, sehingga kegiatan subsektor perbankan ini cukup memiliki kaitan erat dengan iklim investasi sektor riil yang terjadi di Indonesia. Perbedaan yang mendasar antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu (Amperaningrum, 2011) dengan penelitian saat ini, yaitu jumlah data, dimana sampel data yang digunakan peneliti saat ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari sebanyak 447 perusahaan, selain itu juga peneliti menambahkan periode penelitian dengan kurun waktu 2003

2012 dengan data amatan secara bulanan untuk masing masing variabel dependen maupun independen, dan perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaaan pada varibel dependen, dimana (Amperaningrum, 2011) menggunakan data saham secara parsial, yaitu saham-saham subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan sebagai sampel dan data amatan, sedangkan peneliti saat ini menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan sampel. Persamaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini, yaitu jenis data yang digunakan adalah sama-sama menggunakan data skunder, dan persamaan yang paling mencolok adalah untuk masing-masing variabel independen yaitu SBI, inflasi, dan nilai tukar mata uang menggunakan varibel indpenden yang sama. Alasan mengapa peneliti melakukan penelitian terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah, peneliti ingin membuktikan bahwa SBI, inflasi dan nilai tukar tidak hanya berpengaruh terhadap saham-saham subsektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, akan tetapi SBI, inflasi dan nilai tukar berpengaruh terhadap keseluruhan saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.