PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

Oleh: Regil Julian Pandie I Ketut Sudiartha Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA DENPASAR

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GIANYAR DALAM PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA ALAM AIR TERJUN TEGENUNGAN

KATA PENGANTAR. Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nyalah penulisan

Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring majunya perkembangan jaman, seiring itu pula perkembangan terjadi di

Oleh Ida Bagus Indra Dwi Putra Nengah Suharta Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEWENANGAN KEPALA DAERAH DALAM PENETAPAN IZIN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN BADUNG

SURAT IZIN MENGEMUDI SEMENTARA BAGI WISATAWAN ASING YANG BERKENDARA DI BALI

Ni Nyoman Triari Puri I Ketut Markeling. Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU

UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MENGATASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA DENPASAR

KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANGLI Oleh : I Dewa Gede Herman Yudiawan I Wayan Parsa Kadek Sarna

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING (IMTA) DI PROVINSI BALI

WEWENANG KEPOLISIAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI POLDA BALI

EFEKTIVITAS PENGATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UNIVERSITAS UDAYANA

Implementasi Alih Fungsi Penggunaan Tanah dari Lahan Pertanian di Kabupaten Klaten...

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR

I Ketut Partha Cahyadi I Made Arya Utama Kadek Sarna. Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH :

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUNGUT BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PENGAWASAN PELANGGARAN BANGUNAN-BANGUNAN DI KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF

PENERAPAN PERDA TATA RUANG KABUPATEN BANGLI TERKAIT KETENTUAN SEMPADAN JURANG DI SEPANJANG JALAN RAYA PENELOKAN KINTAMANI

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK DI KABUPATEN BADUNG

PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR

KETERTIBAN UMUM. Oleh I Gusti Agus Yuda Trisna Pramana I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEDUDUKAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011

INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA SINGARAJA

TINDAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG DALAM MENEGAKKAN IZIN GANGGUAN (HO) UNTUK CLUB MALAM

SKRIPSI OLEH : I GUSTI NGURAH AGUNG DARMASUARA NIM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI

PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH PEMERINTAH DAERAH (SUATU STUDI DI PROVINSI BALI)

URGENSI KEBERADAAN PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH PERKOTAAN

PELAKSANAN PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL KEMASYARAKATAN DI PROVINSI BALI

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DALAM MENGENDALIKAN PEMBANGUNAN VILLA

PELAKSANAAN PENERTIBAN PEDAGANG ACUNG DI KAWASAN PARIWISATA KUTA KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH PADA SATUAN RUMAH SUSUN

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

Oleh: I Putu Yoko Sunarmayasa ** I Nyoman Suyatna *** Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati ****

BAB 3 PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

Peran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang. Ati Yuniati. Abstrak

MEKANISME PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PUSAT DAN KEUANGAN DAERAH YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) ABSTRACT

PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DI KABUPTEN BANGLI (STUDY KASUS DI BPN KABUPATEN BANGLI)

UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali)

PERAN KEPALA DAERAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

PERJANJIAN KERJASAMA DI BIDANG JASA ANTARA HOTEL PATRA BALI DENGAN BIRO PERJALANAN WISATA (BPW) PT. SERUM TRANSPORT

Keywords: Bali, Reclamation, Conservation Areas, Bali Governor s Decree ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENGATURAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DALAM UPAYA MENINGKATKAN INVESTASI DI PROVINSI LAMPUNG. Jurnal Ilmiah RAISA HARLY RUNIDA AGUSTINE

SKRIPSI PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Oleh: I Putu Yogi Indra Permana I Nyoman Suyatna Kadek Sarna. Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENGENDALIAN TATA RUANG DALAM PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN TATA KOTA Oleh :

UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DITINJAU DARI PERDA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015

PENGATURAN PENGKAPLINGAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KABUPATEN TABANAN

PENGATURAN KEWENANGAN DESA DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA

TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MELINDUNGI KEBERADAAN AIR TANAH DI KOTA DENPASAR

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI TEMPAT HUNIAN DAN PERHOTELAN DI YOGYAKARTA YENI WIDOWATY

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK EKSKLUSIF PEMILIK MEREK DI INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN MEREK DALAM BENTUK PERJANJIAN LISENSI

AKIBAT HUKUM ATAS DIBATALKANNYA PERATURAN DAERAH MELALUI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

SKRIPSI TINDAKAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MENANGGULANGI BERKURANGNYA TANAH PERTANIAN DI KOTA DENPASAR

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL TERBATAS BAGI TENAGA KERJA ASING DI WILAYAH BALI

UPAYA PENERTIBAN PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA DENPASAR

KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA LAUNDRY

Oleh : I Putu Sabda Wibawa I Dewa Gede Palguna Program Kekhususan: Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

JURNAL. Diajukan oleh : DHENNIA AUDRI HERLANDINA

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM MENETAPKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Rencana Umum Tata Ruang Kota yang telah ditetapkan;

Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KABUPATEN BADUNG

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA MASUK BAGI ORANG ASING DI KANTOR IMIGRASI DENPASAR

PELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LOKASI

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN MEREK YANG TELAH TERDAFTAR OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK ABSTRACT

Krisis Perizinan sebagai Pemicu Bencana Banjir

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

PROBLEMATIKA YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA GEDUNG MILIK PEMERINTAH ANTARA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

JURNAL ILMIAH. Oleh : BAIQ AYU KARTIKA SARI D1A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN BANGUN-BANGUNAN

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH TAHU DI TUKAD BADUNG DENPASAR TERKAIT PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI

PENEGAKAN AWIG-AWIG LARANGAN BERBURU BURUNG DI DESA PAKRAMAN KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI

EFEKTIFITAS PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA REGIONAL SARBAGITA

Transkripsi:

PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG Oleh : Made Yuni Lestari I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas Udayana Abstrak Penelitian ini berjudul Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Untuk Lahan Permukiman di Kabupaten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian hukum empiris dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan fakta dan pendekatan analisis konsep hukum. Terdapat permasalahan yaitu bagaimanakah pengaturan alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung dan apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung. Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu pengaturan alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung mengacu pada UU No.26 Tahun 2007 tenang penataan ruang, Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang RTRW Provinsi Bali dan Perda Kabupaten Badung No. 26 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Badung. Faktor-faktor pendukung alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung yaitu faktor hukumnya sendiri, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan sedangkan faktor penghambat alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung yaitu faktor penegak hukumnya, faktor sarana dan fasilitas dan faktor kebudayaan. Kata Kunci : Kewenangan, Alih Fungsi, Lahan Pertanian, Lahan Permukiman Abstract The titled of this research is The Regulation of Agricultural Land Conversion to Residential Area in Badung Regency. The method used in this research is empirical legal research with the statue approach, the fact approach and law concept analysis approach. There are problems which is how does the arrangement of agricultural land conversion to residential area in Badung and what are trigger factors and inhibiting the conversion of agricultural land to residential area in Badung Regency. The conclusion that can be drawn in this research is regulation of agricultural land conversion to residential area in Badung regency refers to Act No.26 of year 2007 about Spatial Planning, Regional Regulation Province of Bali No.16 of year 2009 about the Regional Landscaping Plann the province of Bali, Regional Regulation of Badung Regency No. 26 of year 2013 about the Regional Landscaping Plann the Badung Regency. That trigger factors the conversion of agricultural land to residential area in Badung regency are legal substance factors, community factors and cultural factors while the inhibiting factors of the conversion of agricultural land to residential area in Badung regency are law enforcer factors, equipment and facilities factors and cultural factor. Keywords: Authority, Transfer functions, Agricultural Land, Residential Area 1

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut FAO lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan keadaan vegetasi alami (Natural Vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. 1 Akibat meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya pariwisata di Badung menarik banyak penduduk bermigrasi ke Badung yang menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin meningkat terutama lahan untuk tempat tinggal, tempat melakukan usaha, pemenuhan akses umum, fasilitas lain yang menyebabkan lahan yang tersedia semakin menyempit. Akibat dari penggunaan lahan yang semakin meningkat di Kabupaten Badung maka cenderung terjadi alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman. Salah satu permasalahan yang sering terjadi pembangunan permukiman kadang kala berada pada kawasan hijau, pertanian, dan perkebunan. 1.2 Tujuan Penulisan Dari latar belakang diatas tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menganalisa pengaturan alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung dan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yaitu penelitian hukum empiris dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan fakta dan pendekatan analisis konsep hukum. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Pengaturan dan Pemberian Izin Penggunaan Tanah Pertanian ke Permukiman Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah di dalam Pasal 14 ayat (2) Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dalam urusan otonomi daerah yaitu dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang. Menurut 1 I Nyoman Rai dan Gede Menaka Adnyana, 2011, Persaingan Pemanfaatan Lahan dan Air, Udayana University Press, Bali, h.2. 2

Fernandes, otonomi daerah adalah pemberian hak, wewenang dan kewajiban kepada daerah yang memungkinkan daerah tersebut mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. 2 Terkait dengan pengaturan alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman Kabupaten Badung mengacu pada UU No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang RTRW, Perda Badung No. 26 Tahun 2013 tentang RTRW namun lebih lanjut Kabupaten Badung belum memiliki Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan yang merupakan kewenangan dari Bupati dan DPRD Badung membuat rancangannya. Selain itu dalam hal hubungan koordinasi antara Bappeda dan BPN terkait dengan RTRW dan maraknya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Badung yaitu hubungan koordinasi peta yang dibuat masing-masing pihak, Bappeda memiliki peta tata ruang dan BPN memiliki peta kepemilikan lahan. Kedua peta tersebut saling berkaitan dan merupakan acuan terkait dengan pemberian izin perubahan tanah. Dalam hal pemberian izin perubahan penggunaan tanah pemohon mengajukan permohonannya kepada BPN dan kemudian panitia pertimbangan teknis pertanahan mengadakan peninjauan lokasi. Apabila tanah yang dimohonkan untuk mengubah tanah pertanian ke non pertanian guna pembangunan rumah tempat tinggal pribadi dengan luas 5000 m 2 maka yang diberikan adalah izin perubahan penggunaan tanah dan apabila tanah yang dimohonkan tersebut merubah penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk dibangun perumahan oleh sebuah badan hukum atau pengembang dengan luas tanah melebihi 1 Ha maka izin yang diberikan yaitu izin lokasi. Pemerintah Daerah melalui SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) melakukan upaya pengendalian yaitu melalui mekanisme pemberian izin dan upaya pengawasan yaitu melaluitindakan pemantauan, evaluasi dan tindakan pelaporan. Apabila dilapangan ditemukan pelanggaran oleh masyarakat maka dapat dikenakan disinsentif, dan apabila pelanggaran tersebut disebabkan oleh Pejabat Pemerintah Daerah yang memberikan izin maka dapat dikenakan sanksi pidana maupun hukuman pendisiplinan. 2 Dharma Setyawan Salam, 2003, Otonomi Daerah Dalam Perspektif Lingkungan, Nilai, dan Sumber Daya, Djambatan, Jakarta, h. 82. 3

2.2.2 Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Alih Fungsi Lahan Pertanian Untuk Lahan Permukiman di Kabupaten Badung Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa faktor yang mempengaruhi penegakkan hukum yaitu pertama, Faktor hukumnya sendiri yaitu undang-undang. Kedua, Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum. Ketiga, Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Keempat, faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Kelima, faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 3 Faktor pendukung terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupan Badung yaitu faktor hukumnya sendiri belum memiliki Renca Detail Tata Ruang Kecamatan (RDTRK) sehingga belum dapat menentukan suatu arahan pemanfaatan ruang yang disesuaikan dengan daya dukung kawasan masing-masing kecamatan. Kedua, faktor masyarakat yaitu masyarakat yang menjual lahan pertaniannya kepada investor maupun pengembang dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih banyak. Ketiga, faktor kebudayaan yaitu budaya masyarakat Bali yang sudah menikah biasanya ingin hidup mandiri terlepas dari orang tuanya sehingga memerlukan tempat tinggal yang baru dengan memanfaatkan lahan milik generasitua dan juga pengaruh dari pesatnya perkembangan pariwisata yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Badung. Sedangkan untuk faktor penghambat terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung ada 3 faktor yaitu pertama, faktor dari penegak hukumnya yaitu petugas yang bertugas melakukan peninjauan lokasi dan instansi terkait yang memberikan izin perubahan penggunan tanah sudah mengetahui secara jelas peraturan-peraturan yang ada. Kedua, faktor sarana dan fasilitas yaitu Kabupaten Badung memiliki peta penunjang dalam menentukan perencanaan tata ruang dan alat-alat ukur tanah dan alat pengukur topografi yang cukup memadai. Ketiga, faktor kebudayaan yaitu kepercayaan masyarakat Badung terkait adanya Dewi Sri di lahan pertanian menghambat mengalihfungsikan lahan pertanian mereka. 3 Soerjono Soekanto, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.8. 4

III. KESIMPULAN Pengaturan terhadap alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung yaitu mengacu pada UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang RTRW Provinsi Bali dan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Badung. Faktor pendukung alih fungsi lahan pertanian untuk lahan permukiman di Kabupaten Badung yaitu faktor hukumnya sendiri karena belum memiliki RDTRK sehingga belum dapat menentukan arahan pemanfaatan masing-masing kecamatan, faktor masyarakat yaitu masyarakat menjual lahan pertaniannya untuk mendapat pendapatan yang lebih besar dan faktor kebudayaan akibat bertambah jumlah penduduk sehingga generasi baru memerlukan tempat tinggal baru dan juga akibat berkembangnya sektor pariwisata sedangkan faktor penghambat yaitu faktor penegak hukum dalam hal pemberian izin sudah mengetahui peraturan-peraturan secara jelas, faktor sarana dan fasilitas yaitu Kabupaten Badung memiliki peta penunjang dan alat-alat ukut tanah yang memadai dan faktor kebudayaan yaitu kepercayaan masyakarat terkait dengan keberadaan Dewi Sri sehingga mempertahankan lahan pertaniannya. DAFTAR PUSTAKA Buku Rai, I Nyoman dan Gede Menaka Adnyana, 2011, Persaingan Pemanfaatan Lahan dan Air, Udayana University Press, Bali. Dharma Setyawan Salam, 2003, Otonomi Daerah Dalam Perspektif Lingkungan, Nilai, dan Sumber Daya, Djambatan, Jakarta. Soekanto, Soerjono 2011, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, Cetakan kesepuluh, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4725). Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25). Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25). 5