I. PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH DI SMAN 1 NATAR

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

Kata kunci : minat belajar siswa, pembelajaran sejarah, think talk write.

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB V PENUTUP. konvensional, seperti metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab, siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

FAKROR YANG MENYEBABKAN TURUNNYA PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO ARTIKEL. Oleh DESI RAHMAWATY LOKO NIM.

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE BRAINSTORMING JURNAL OLEH SEPTI WULANDARI SUGIYANTO SYAIFUDDIN LATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PAKEM DENGAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DASAR POKOK BAHASAN MEKANIKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAN MODEL KOTA JAMBI

UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP. Muhamad Kurnia Sugandi 1

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

HUBUNGAN KETERAMPILAN HITUNG, PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR, CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. (transfer ilmu) kepada siswa. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dalam UUSPN No. 20 tahun 2013 diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN dalam Syaiful Sagala, 2013: 3). Di sekolah, pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran, hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami siswa. Didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam suatu proses belajar mengajar maka guru memiliki peran penting dalam mengelola kegiatan pembelajaran tersebut. Kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal apabila pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan model-model pembelajaran tepat dan sesuai dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karakteristik siswa, sarana dan prasarana dan kemampuan guru dalam menerapkan secara tepat guna pendekatan, metode, strategi dan model-model pembelajaran (La Iru dan La Ode 2012:1).

2 Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Peraturan Pemerintah, 2005) mengamanahkan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (dalam La Iru dan La Ode, 2012: 2). Hal ini dimaksudkan agar setiap proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan mampu memperoleh hasil belajar yang optimal. Meskipun demikian, hingga sekarang pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Masih banyak kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas diantaranya mengenai minat belajar siswa. Menurut Slameto minat didefinisikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010: 180). Di dalam proses belajar, minat memiliki pengaruh yang besar dalam pencapaian keberhasilan belajar peserta didik. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2012: 56). Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa (Syaiful Bahri Djamrah 2011: 167). Siswa yang sikap belajarnya positif (berminat) akan belajar lebih aktif dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibanding siswa yang sikap belajarnya negatif (Djaali, 2008: 116). Hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS di SMAN 1 Natar menyatakan bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran sejarah, guru

3 menggunakan metode ceramah dan diskusi namun penerapan berbagai teknik mengajar masih terbilang minim. Demikan dengan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran bahwa tidak semua siswa antusias saat proses pembelajaran berlangsung (wawancara Bpk. Drs. Sumarno, 1 September 2014). Hasil observasi peneliti pada 3 September 2014 juga menunjukkan bahwa proses pembelajaran sejarah di kelas belum sepenuhnya berjalan optimal. Hal ini nampak pada bagaimana aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung kurang relevan dengan kegiatan belajar. Misalnya respon siswa yang masih rendah terhadap pertanyaan dan penjelasan guru, siswa kurang antusias saat proses pembelajaran dan interaksi belajar antar siswa pun terbilang minim. Keadaan inilah yang masih menjadi hambatan dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Salah satu asumsi penyebab rendahnya antusiasme dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar tersebut adalah kurangnya minat belajar siswa. Hal ini seperti apa yang diungkapkan Djamrah bahwa siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran maka juga akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarannya (Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 117). Keadaan ini diduga karena metode yang dipilih dan diterapkan guru kurang tepat saat proses pembelajaran. Penggunaan metode ceramah yang pada dasarnya mentransfer pengetahuan secara utuh dari guru ke siswa menjadikan kegitan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dan siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa jenuh dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

4 Solusi dari permasalahan di atas, maka guru menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa, memberdayakan siswa dengan mengelola kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa itu sendiri. Hal ini berartikan bahwa aktivitas belajar siswa seharusnya menjadi titik tekan pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak jenuh saat belajar. Penggunaan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar oleh guru akan mampu mendorong peserta didik lebih aktif, bersemangat dan menambah minat belajar pada peserta didik (Sardiman, 2007: 95). Melalui proses belajar yang demikian, diharapkan siswa akan lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran sehingga lambat laun minat belajar siswa dapat meningkat. Model pembelajaran Gallery Walk adalah bagian dari model pembelajaran aktif (active learning) yang pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa. Pembelajaran aktif (active learning) adalah saat belajar aktif banyak melakukan kegiatan. Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan permasalahan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat dan terlibat secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik (Silberman dalam Jamal Ma ruf Asmani, 2011: 59). Menurut Ismail, model pembelajaran Gallery Walk memiliki kelebihan antara lain mampu mengaktifkan fisik dan metal siswa selama proses pembelajaran (Ismail dalam Deki Priasih, 2012: 13). Dalam model pembelajaran Gallery Walk ini siswa akan bekerja secara kolaboratif, berdiskusi, saling mengoreksi pemahaman dan berpresentasi, sehingga siswa akan terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar

5 di kelas. Selain itu siswa juga akan saling menguatkan pemahaman mereka dengan saling mengoreksi terhadap hasil pemahaman materi yang dipelajari. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Gallery Walk diduga dapat berpengaruh positif dalam meningkatkan minat belajar siswa karena mampu meningkatkan aktivitas-aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Diharapkan dengan membangkitkan minat belajar siswa tersebut maka siswa juga mampu memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. 1.2. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti membatasi masalah pada Pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. 1.3. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015?.

6 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015?. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti; Menambah pengetahuan dalam menggunakan model pembelajaran Gallery Walk sebagai bekal untuk menjadi calon guru yang profesional. 2. Bagi Guru; Memberikan informasi mengenai variasi model pembelajaran sebagai salah satu alternatif dan bahan pertimbangan guru untuk memilih model pembelajaran dalam mengajar sejarah. 3. Bagi Siswa; Membantu siswa dalam proses belajar sejarah guna meningkatkan hasil belajar yang optimal dan meningkatkan daya tarik dalam belajar sejarah. 4. Bagi Sekolah; Memberikan informasi tentang variasi penggunaan model pembelajaran dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan mutu sekolah.

7 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ruang lingkup Subjek Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IIS 3 semester ganjil di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Ruang lingkup objek Objek penelitian adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Ruang lingkup wilayah Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Natar yang berlokasi di Jalan Dahlia III Natar Lampung Selatan. 4. Ruang lingkup waktu Waktu penelitian pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. 5. Ruang lingkup ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan.

8 REFERENSI Saiful, Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Halaman 3 La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Halaman 1 Ibid. Halaman 2 Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 180. Dalyono, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56 Syaiful, Bahri Djamrah. 2011. Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 167 Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 116 Op.Cit. Halaman 117 Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 95 Jamal, Ma ruf Asmani. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Pres. Halaman 59 Deki, Priasih. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan di SMA Al-Kautsar Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Pendidikan MIPA. Universitas Lampung. Halaman 13