BAB I PENDAHULUAN. di lakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (an. dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dikarenakan dari hasil penyaluran pembiayaan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Kekomplekkan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal dalam suatu kegiatan usaha memegang peranan yang sangat

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah, salah satu filosofi dasar ajaran Islam dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, yaitu larangan untuk berbuat curang dan ladzim. Semua transaksi yang di lakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (an tara dīn minkum), dan tidak boleh ada pihak yang mendzalimi atau di dzalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan. Kegiatan financial bank syariah, setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk berbagai simpanan adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang memerlukannya 1. Menurut Jaih secara umum tentang penyaluran dana dalam perbankan yang menggunakan system konvensional adalah pemberian kredit. Sedangkan dalam perbankan syariah, penyaluran dana di lakukan dengan akad jual beli (al-bay ) dan bagi hasil(muqasamahfī al-ribh). Adiwarman Karim mengkategorikan produk-produk yang di tawarkan oleh perbankan syariah sebagai kegiatan financial, termasuk BPRS Mitra Harmoni Bandung 2.Pada dasarnya dapat di bagi menjadi 3 bagian besar, yaitu: 1. Produk Penghimpunan Dana (funding) 2. Produk Penyaluran Dana (financing) 3. Produk Jasa (service) 1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),h.91. 2 Adiwarman Karim, Bank Islam (Jakarta: Raja wali Pers, 2006),h.97.

2 Masyarakat menginginkan pembiayaan yang mudah dan praktis ketika mereka membutuhkan dana dan menghendaki proses yang tidak berbelit-belit. Sehingga mereka dapat memperoleh dari rentenir, meskipun dapat mengakibatkan bunga tinggi. BPRS menawarkan produk yang berbeda dengan prosedurnya yang mudah dan bagi hasil yang kecil sehingga masyarakat dapat ikut menggunakan jasa layanan dari produk pembiayaan yang di tawarkan di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung. PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung menawarkan produk unggulan dengan menawarkan pembiayaan khususnya pembiayaan yang berkaitan dengan konsep Murābahah. Pembiayaan Murābahah adalah jual beli pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Murābahah, penjual harus memberi tahu produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan 3. Pembiayaan Murābahah dalam konteks PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung, untuk memfasilitasi permohonan pembelian barang di mana dapat membantu nasabahnya dengan membiayai pembelian barang yang di butuhkan. PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung mendapatkan keuntungan dengan menentukan margin keuntungan. Dalam praktiknya, perbankan syariah dalam menentukan kebijakan harga jual yang di inginkan tidak terlepas dari rujukan (benchmark) kepada suku bunga konvensional tingkat pesaing (competitor) dan lain-lain. Perbankan syariah di anggap masih sama dengan kredit pada bank konvensional. Hal ini di dasarkan 3 Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Pres, 2001),h.101.

3 pada kenyataan bahwa proses penentuan harga jual beli pada bank syariah menggunakan metode pembebanan bunga yang mengacu pada SBI (Suku Bunga Bank Indonesia) dan prinsip cost of fund yang merupakan pikiran utama dalam perbankan konvensional 4. Dalam pelaksanaan pembiayaan Murābahahmodal kerja di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung pihak nasabah mengajukan pembiayaan Murābahah dengan akad Murābahah, lalu pihak nasabah dengan pihak PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung menyepakati tentang harga barang dan margin Murābahah. Dan apabila di perlukan jaminan nasabah kepada PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung jika pembelian barangnya di atas Rp. 3.000.000,- setelah disepakati semuanya, pihak PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung melakukan survey kepada pihak nasabah. Kemudian pihak nasabah menerima dana yang di butuhkan oleh nasabah. Akan tetapi dalam pelaksanaan di lapangan pihak marketing melakukan penyelewengan akad, di mana pihak marketing memberikan pinjaman dana kepada nasabah menggunakan akad pembiayaan Murābahah, tetapi pihak nasabah tidak mengetahui bahwa akad pembiayaan yang digunakan adalah akadmurābahah, yang terpenting bagi nasabah adalah bisa menerima pinjaman dana dengan mudah dan cepat prosesnya. Nasabah juga menggunakan dana tersebut untuk menggunakan kebutuhan sehari-hari dan pendidikan. Semua ini di lakukan karena pihak marketing hanya ingin mencapai target pembiayaan yang di berikan oleh pihak PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung 5. 4 Kasmir, Bank, h.152. 5 Wawancara dengan Abda Hadmid Al-Aziz,di kantor BPRS Mitra Harmoni Bandung, tanggal 22 Desember 2012, jam 14.00.

4 Sementara itu dalam Fatwa DSN dijelaskan bahwa penetapanmurābahah sebagai berikut: Fatwa DSN Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000 tentang Murābahah, ketetapan pertama butir 4 dan 6 menyatakan Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama Bank sendiri; dan pembelian ini harus sah dan bebas riba; Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara untung; Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 6 Dari uraian di ats penulis akan meneliti dan membahas apakah pelaksanaan akad pembiayaan Murābahah ini telah sesuai dengan fiqih muamalah dan fatwa DSN. Penulis akan membahas permasalahan pembiayaan Murābahah di BPRS Mitra Harmoni Bandung ini dengan lebih mendalami hal-hal teknis akad pembiayaan Murābahah sekaligus untuk di jadikan skripsi dengan judul Pelaksanaan Akad Murābahah di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan batasan masalah di atas, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur dan syarat-syarat pelaksanaan dalam melaksanakan akad pembiayaan Murābahah di BPRS Mitra Harmoni Bandung? 2. Bagaimana tinjauan fiqih muamalah dan Fatwa DSN tentang akad pembiayaan Murābahah di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung? 6 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI jilid 1 (Jakarta: CV Gaung Persada, 2006),h.24-25.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui prosedur dan syarat-syarat dalam melaksanakan akad pembiayaan Murābahah di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung 2. Untuk mengetahui analisis tinjauan fiqih muamalah dan fatwa DSN tentang akad pembiayaan Murābahahdi PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung D. Kerangka Pemikiran Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit 7. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran dapat dibagi tiga. 1. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara komersial menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung resiko kerugian, dan nasabah juga memberikan keuntungan. 2. Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk mencari keuntungan yang lebih ditujukan kepada orang yang membutuhkan(poor), sehingga tidak ada keuntungan yang dapat diberikan. 3. Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klaim terhadap pokok dan keuntungan 8. 7 Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160. 8 Ascara, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007), h.122-123.

6 Menurut ketentuan Bank Indonesia, pembiayaan dalam perbankan syariah atau dalam istilah teknisnya aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baikdalam rupiah maupun dalam valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta sertifikat wa diah Bank Indonesia 9. Sedangkan menurut UU RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan pasal 1 ayat12, yang telah direvisi menjadia UU perbankan No. 10 tahun 1998,pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang tagihan yang dapat di persamakan. Dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau pembagian hasil keuntungan 10. Analisis pembiayaan dilakukan untuk meyakinkan bank bahwa nasabah benar-benar dapat dipercaya.maka, sebelum pembiayaan disalurkan, bank terlebih dahulu mengadakan analisis pembiayaan.analisis pembiayaan mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan, serta factor-faktor lainnya.tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan pasti kembali 11. 9 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2004), h.196. 10 Kasmir, Manajemen Perbankan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h.73. 11 Ibid., h.73

7 Pembiayaan merupakan sumber pendapatan utama bank syariah. Tujuan pembiayaan uang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake holders adalah sebagai berikut: a. Pemilik Dari sumber pendapatan diatas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut; b. Pegawai Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya; c. Masyarakat a. Pemilik Dana Sebagaimana pemilik, masyarakat pemilik dana mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil b. Para debitur, dengan penyediaan dana baginya mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sector produktif) c. Masyarakat Umum Masyarakat umum yang berhubungan dengan bank akan dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan. d. Pemerintah Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan Negara. Disamping akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan yang diperoleh dari bank dan juga debitur);

8 e. Bank Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang di layaninnya. Ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat penerima, diantaranya 12 : 1) Meningkatkan daya guna uang; 2) Meningkatkan daya guna barang; 3) Meningkatkan peredaran uang; 4) Menimbulkan kegairahan berwirausaha; 5) Stabilitas ekonomi; 6) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional; 7) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional. Secara umum jenis-jenis pembiayaan yang disalurkan dan dilihat dari berbagai segi adalah: 1. Dilihat dari Segi Kegunaan Dilihat dari segunaan, maksudnya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut, apakah dipergunakan untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Jika dilihat dari segi kegunaannya terdapat dua jenis pembiayaan yaitu 13 : 12 Muhammad, Manajemen, h. 196-197. 13 Ibid.,h.197.

9 a. Pembiayaan Investasi Yaitu pembiayaan yang biasanya digunakan untuk keperluanperluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang masih relatif lebih lama dan biasanya kegunaan pembiayaan ini adalah untuk kegiatan suatu perusahaan. b. Pembiayaan modal Kerja Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasional usahanya. Pembiayaan modal kerja merupakan pembiayaan untuk mendukung pembiayaan investasi yang sudah ada. 2. Dilihat dari Segi Tujuan Pembiayaan Pembiayaan jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu pembiayaan, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis pembiayaan dilihat dari segi tujuannya adalah: a. Pembiayaan Produktif Pembiayaan ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya, pembiayaan ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa barang atau jasa. b. Pembiayaan Konsumtif Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk konsumsi dipakai secara pribadi. Dalam pembiayaan ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha 14. 14 Ibid.,

10 c. Pembiayaan Perdagangan Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu Dilihat dari Segi jangka waktu artinya lama masa pemberian kredit mulai ari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya. Jenis pembiayaan ini adalah: a. Kredit Jangka Pendek Merupakan pembiayaan yang memiliki kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit Jangka Menengah Berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun. Pembiayaan jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. c. Kredit Jangka Panjang Merupakan pembiayaan yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya jenis investasi ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur. 4. Dilihat dari Segi Jaminan 15 Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas pembiayaan harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai pembiayaan yang diberikan.jenis pembiayaan dilihat dari segi jaminan adalah: 15 Kasmir, Manajemen, h. 76.

11 a. Kredit dengan Jaminan Merupakan suatu pembiayaan yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap pembiayaan yang dikeluarkan akan dilindungi sebesar jaminan yang diberikan calon debitur. b. Kredit Tanpa Jaminan Yaitu pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Pembiayaan jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan. E. Langkah-Langkah Penelitian Untuk memperoleh data yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiyah, maka dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yakni menggambarkan fakta yang terjadi mengenai pelaksanaan akad pembiayaan Murābahah di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung. Adapun alasan penggunaan metode ini didasarkan atas pertimbangan bahwa metode ini dinilai mampu mengungkap, menggali dan menganalisis berbagai fenomena empirik yang terjadi. Karena rangkaian hipotcsis yang diteliti merupakan fenomena yang terjadi, sehingga dengan metode ini penulis dituntut untuk dapat mendeskripsikan atau

12 memaparkan, menganalisis dan menginterpretasikan data-data dari pengamatan langsung mengenai pelaksanaan akad pembiayaan Murābahah di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung. 2. Sumber Data Sumber data yang menjadi rujukan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan khusus 16. Sumber-sumber informasi tersebut didapat dari informan yaitu: 1) Fani Arianggi, SE selaku Koordinator Pembiayaan sekaligus Account Officer BPRS Mitra Harmoni Bandung. 2) Abda Hamid Al Aziz, SHi selaku staf Administrasi Pembiayaan BPRS Mitra Harmoni Bandung. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh narasumber 17. Sumber data penunjang yang diperoleh dari berbagai referensi sebagai penguat, antara lain didapat dari arsip-arsip, dokumen resmi PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung serta berbagai sumber literatur lainnya yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti serta buku-buku yang 16 Winarno Surakhmad, Pengantar, Penelitian Penelitian, Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1994), h.163. 17 Ibid., h. 163.

13 berkaitan dengan permasalahan yang dianalisis dan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. 3. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data yang bersifat kualitatif, yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, serta studi kepustakaan.data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu yang berhubungan dengan prosedur pembiayaan teknis operasional akad produk pembiayaan Murābahah di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung, dengan teori fiqh muamalah dan Fatwa DSN tentang Murābahah. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan beberapa cara untuk mendapatkan data, diantaranya: a. Observasi Yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang yang akan di observasi 18. Tahap pengumpulan data, dimana dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan pengamatan secara langsung terhadap kondisi dan fenomena obyek yang diteliti yaitu tentang pelaksanaan akad pembiayaan Murābahah di PT. BPRS Mitra Harmoni Bandung, yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2012. b. Wawancara Wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan 18 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Jogjakarta: Gajah Mada University, 1998),h.104.

14 sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk di jawab secara lisan pula 19.Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi verbal yang dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti atau merupakan carapengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis berdasarkan tujuan penelitian dimana dalam penelitian ini adalah tanya jawab tentang pelaksanaan akad pembiayaan Murābahah di PT. BPRS Mitra HarmoniBandung. Wawancara dilakukan oleh penulis sebagai data tambahan yang betul-betul objektif sehingga akan memperjelas masalah yang sedang diteliti. Adapun wawancara penulis lakukan dengan koordinator dan bagian administrasi pembiayaan serta Account Officer dan beberapa karyawan bagian administrasi pembiayaan untuk mengetahui lebih jauh tentang hal-hal yang akan penulis bahas dalam rumusan masalah. c. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari dan meneliti data-data dan teori-teori dari sumber-sumber atau buku-buku yang ada relevansinya dengan judul penelitian, dengan cara: 1) Mengumpulkan sumber-sumber atau buku-buku yang membahas tentang Murābahah, 2) Menelaah sumber-sumber atau buku-buku yang membahas tentangmurābahahkaitannya dengan masalah yang diteliti.` 3) Mengkategorikan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 19 Ibid., h.111.

15 5. Pengolahan dan Analisis Data Setelah data-data yang didapat diinventarisir kemudian dipilah-pilah sesuai dengan jenis datanya (sumber data primer dan data sekunder), kemudian data itu dianalisis.data yang dianalisis adalah data-data yang berkaitan dengan masalah.data yang sudah terkumpul oleh penulis akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pelaksanaannya, penganalisaan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Inventarisir data, yaitu mengumpulkan dan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, baik sumber primer maupun sekunder. b. Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan seluruh data ke dalam satuan-. satuan permasalahan sesuai dengan masalah yang diteliti. c. Menghubungkan data dengan teori yang sudah dikemukakan dalam kerangka pemikiran. d. Menganalisa dan mengkomparasikan unsur-unsur dalil yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. e. Menarik kesimpulan dari data-data yang dianalisa dan teori-teori dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah ditentukan. f. Lokasi penelitian, yaitu terdapat permasalahan yang penulis temukan dalam lembaga keuangan, selain itu lokasi penelitian dekat dengan kediaman penulis.