BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos

2016 THE DEMOCRACY EDUCATION IN STUDENT S ORGANIZATION

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Organisasi kemahasiswaan memiliki posisi yang sangat strategis dalam

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

Pasal 3 Kedudukan SU MPM REMA UPI merupakan forum tertinggi dalam REMA UPI.

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ORMAWA UNY. By. Sisca Rahmadonna

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SURAT KEPUTUSAN KETUA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PERIODE 2012 No : 23/A-SK/DPM.REMA.

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sosial dan kemampuan religiusnya. ini diungkapkan oleh Sitepu (2012, hlm. 10) yang menyatakan bahwa politik

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA No : 13/A-SK/DPM.REMA.UPI/IX/2013

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

ANGGARAN RUMAH TANGA KEMA TEL-U

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

UNDANG-UNDANG MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR 001/UU/MPM POLBAN/IX/2016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEWAN MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. dibagi-baginya penyelenggaraan kekuasaan tersebut, agar kekuasaan tidak

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 06/TAP/BPM FMIPA UI/III/13.

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

DAFTAR ISI. 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,

SURAT KEPUTUSAN KETUA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NO: 08/A-SK/DPM.REMA.

prodinya masing-masing. ANGGARAN RUMAH TANGGA REPUBLIK MAHASISWA TELKOM APPLIED SCIENCE SCHOOL 3. Dipilih sebagai : Applied Science School, dan

BAB I PENDAHULUAN. -Tinggi -Cepat bertindak -Canggih -Limbah memenuhi baku mutu -Canggih -Tanggung jawab tinggi. Diterapkan secara ketat dan konsisten

Amandemen UUD IKM UI: Gaya Baru IKM UI. Oleh : Ivan Devara (Staff Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEB UI 2015)

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PASAL 1 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA

Daftar Isi. Ketetapan SK Rektor. 2. Konstitusi Penjalas... 13

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 003 TAHUN 2015

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Keluarga Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR

PERATURAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I NAMA DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

MPM. Produk Sidang Umum REMA UPI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL (HIMAHI) UNIVERSITAS PARAMADINA

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI PEMBUKAAN

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA MUQADDIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

INSITUT ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK JAKARTA ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Mauludin Syahdani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA

KONGRES MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TATA TERTIB SIDANG KONGRES MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016

KEPUTUSAN MUSYAWARAH BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: GedungFakultasFarmasi UI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun

MAJELIS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2014 PENDAHULUAN

KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01/TAP/DPM UI/I/2015

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

DRAFT PERATURAN KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan golongan masyarakat yang mendapatkan pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek kehidupan serta merupakan generasi yang bersinggungan langsung dengan kehidupan akademis dan politik. Mahasiswa merupakan cendekiawan masa depan yang nantinya akan terjun kedalam dunia nyata (masyarakat). Oleh karenanya, mahasiswa berorganisasi dengan membentuk student government dalam rangka pengembangan dirinya. Seperti yang disampaikan oleh M. Rusli Karim (1985: 318) bahwa berorganisasi mahasiswa adalah proses dalam menyiapkan diri untuk memasuki organisasi yang lebih besar setelah keluar dari perguruan tinggi. Jika saat berorganisasi mahasiswa telah tertanam kebiasaaan disiplin dan patuh terhadap segala tata karma didalam organisasi diharapkan tumbuh pula kesadaran semacam itu kelak setelah terjun ke masyarakat. Eksistensi organisasi kemahasiswaan (Ormawa) adalah salah satu nilai strategis untuk memupuk jiwa kepemimpinan, keberanian mengungkapkan pendapat serta keberanian dalam mengambil keputusan. Salah satu contoh misalnya dilakukan melalui kegiatan musyawarah mahasiswa atau lazim dikenal dengan istilah MUMAS. 1

Keikutsertaan mahasiswa dalam sebuah perkumpulan/organisasi kemahasisaan (Ormawa) merupakan hak yang melekat dalam diri mahasiswa yang diatur dalam dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Perguruan Tinggi pasal 109 ayat 1 point (h) dan (i). (h) Memanfaatkan sumberdaya perguruan tinggi melalui perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat dan tata kehidupan bermasyarakat. (i) Ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan Keberadaan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) di perguruan tinggi merupakan hal penting dalam rangka pengembangan diri mahasiswa terutama dalam hal kepemimpinan. Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi tepatnya pasal 111 yang menyatakan bahwa: (1) Untuk melaksanakan peningkatan kepemimpinan, penalaran, minat, kegemaran dan kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan pada perguruan tinggi dibentuk organisasi kemahasiswaan. (2) Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan dari, oleh dan untuk mahasiswa. Mengacu kepada peraturan tersebut, penyelenggaraan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) sebesar-besar dilaksanakan oleh mahasiswa, maka landasan hukum penyelenggaraannya pun merupakan hasil dari kesepakatan anggota yang berhimpun dalam organisasi tersebut dengan tidak bersinggungan dengan aturan dari lembaga (universitas). Salah satu fungsi dari organisasi kemahasiswaan (Ormawa) adalah sebagai sarana pembelajaran demokrasi dikalangan mahasiswa. Seperti yang diungkapkan 2

oleh Dodi Rudianto (2010: 12), sejak 1978 kehidupan intra kampus sangat umum ditandai oleh arena kebebasan mimbar akademik yang demokratis. Salah satunya adalah wahana pembelajaran mahasiswa untuk belajar berpolitik didalam kampus dengan instrumen sistem organisasi kemahasiswaan yang egaliter disebutnya sebagai pemerintahan mahasiswa (student government). Ide dasar demokrasi adalah kekuasaan mutlak berada di tangan rakyat, rakyatlah yang berhak membuat dan melaksanakan peraturan yang ditetapkan sendiri berdasarkan suara mayoritas. Rakyat berhak memilih anggota badan legislatif berdasarkan suara mayoritas. Rakyat berhak memilih penguasa (badan eksekutif) berdasarkan suara mayoritas bahkan rakyat berhak menentukan hakim (badan yudikatif) berdasarkan suara mayoritas pula. Jadi, inti demokrasi adalah segala keputusan ditentukan oleh suara mayoritas rakyat. Organisasi kemahasiswaan dijadikan sebagai miniature state atau student government yang berjalan layaknya sebuah negara. Dalam struktur organisasi kemahasiswaan terdapat pula pembagian kekuasaan sesuai dengan trias politica Montesque. Pembagian kekuasaan tersebut terdiri atas badan eksekutif sebagai pelaksana pemerintahan (Badan Eksekutif Mahasiswa), badan legislatif (Dewan Perwakilan Mahasiswa) sebagai pembuat peraturan bersama eksekutif dan badan yudikatif dipegang oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) dengan melaksanakan Musyawarah Mahasiswa atau Sidang Umum yang berfungsi untuk meminta laporan pertanggung jawaban pengurus selama satu periode, membahas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi, serta 3

menyelenggarakan sidang istimewa ketika ditenggarai ada penyimpangan yang dilakukan oleh badan eksekutif (BEM) maupun badan legislatif (DPM). Selain sebagai miniature state yang menerapkan trias politica, organisasi kemahasiswaan memiliki nilai yang amat strategis terutama dalam hal kebebasan mengeluarkan pendapat dan menerima pendapat orang lain. Hal tersebut dapat dilihat dalam pelaksanaan forum tertinggi organisasi kemahasiswaan yaitu musyawarah mahasiswa atau sidang umum. Forum tertinggi tersebut dilaksanakan bak sidang parlemen dalam sebuah negara. Dalam forum tersebut dibahas mengenai agenda acara sidang, tata tertib sidang/rapat, laporan pertanggugjawaban pengurus (eksekutif), pembahasan AD/ART, mekanisme pemilihan ketua organisasi, sampai pada penetapan. Mengejawantahkan nilai-nilai demokrasi di organisasi kemahasiswaan tujuan utamanya adalah untuk mengajarkan tindakan yang mandiri, melatih rasa toleransi terhadap pendapat, kepentingan dan bentuk kehidupan yang berbeda dan untuk mengenali budaya berselisih secara demokratis di mana aturan main standarnya adalah mampu menjadi pendengar, membiarkan orang lain berbicara dan fairplay. Fokus dari sebuah masyarakat demokratis adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan ikut serta bertanggungjawab yang dapat dilakukan dalam banyak bentuk, salah satunya melalui aktivitas dalam perkumpulan atau organisasi. Akan tetapi pelaksanaan nilai-nilai demokrasi di organisasi kemahasiswaan sebagai miniature state tidak berjalan sebagai mana mestinya. 4

Kondisi demikian dapat dilihat dari kinerja Dewan Perwakilan Mahasiswa dibeberapa ormawa yang hanya bergerak tatkala menjelang musyawarah mahasiswa saja, padahal nyata-nyata DPM dalam hal ini memiliki tugas untuk membuat peraturan bersama dengan eksekutif (BEM). Jika kondisi tersebut terus dipertahankan dan tak ada pihak yang peduli akan hal tersebut, maka organisasi kemahasiswaan sebagai media pembelajaran demokrasi mahasiswa tidak akan berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Permasalahan lain yang ada dalam bidang keormawaan adalah sikap apatis mahasiswa terhadap organisasi. Hal tersebut terlihat dari pelaksanaan pemilihan pimpinan/ketua organisasi baik itu melalui mekanisme fraksi dalam musyawarah mahasiswa maupun melalui mekanisme pemilihan umum raya (Pemira) yang mana partisipasi dari mahasiswa sebagai anggota dari organisasi dinilai kurang. Jika mengacu pada konsep penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, maka pemilihan umum menjadi salah satu cirinya. Sebagaimana diungkapkan oleh Teuku May Rudy (2007: 87) bahwa melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam parlemen dan dalam struktur pemerintahan. Artinya dengan pemilu masyarakat memberi mandat bagi parlemen dan pemerintah untuk mengurus negara. Hal ini sesuai dengan prinsip demokrasi pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, yang mana dalam konteks penelitian ini yang menjadi rakyat adalah mahasiswa sebagai anggota organisasi. Selain dalam pelaksanaan pemilihan pimpinan organisasi, apatisme mahasiswa juga ditunjukan oleh keterlibatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan 5

yang dilakukan oleh organisasi (BEM REMA UPI) yang masih kurang. Dalam aksi sebagai wujud kekritisan mahasiswa terhadap berbagai kebijakan (baik lembaga maupun pemerintah) misalnya, seyogyanya untuk ukuran organisasi tingkat universitas seharusnya melibatkan banyak mahasiswa akan tetapi berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam aksi tidak lebih dari 50 orang. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya ketidakpedulian mahasiswa terhadap organisasi serta tidak menjalankan fungsi dirinya sebagai kaum intelektual yang harus peka terhadap segala permasalahan yang terjadi. Forum diskusi yang diadakan oleh BEM REMA UPI sebagai wahana pembelajaran termasuk didalamnya pembelajaran demokrasi bagi mahasiswa, ternyata tidak dapat menarik minat mahasiswa terhadap organisasi yang mana jumlah peserta yang terlibat masih sedikit hal itu terlihat ketika pelaksanaan diskusi politik pada tahun 2010 yang hanya dihadiri oleh 25 mahasiswa. Kondisi demikian menjadikan ormawa sebagai laboratorium demokrasi tidak berjalan maksimal. Melihat data-data dan fakta-fakta yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana organisasi kemahasiswaan berperan sebagai media pembelajaran demokrasi bagi mahasiswa. Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul : MODEL PEMBELAJARAN DEMOKRASI MELALUI PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung) 6

B. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis ialah: bagaimana model pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan?. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain: 1. Bagaimana penerapan sistem demokrasi dalam organisasi kemahasiswaan? 2. Bagaimana partisipasi politik mahasiswa terhadap penyelenggaraan pemilihan pimpinan/ketua organisasi? 3. Bagaimana pandangan mahasiswa aktivis dan non aktivis terhadap organisasi kemahasiswaan sebagai media pembelajaran demokrasi? 4. Bagaimana pandangan pembina kemahasiswaan terhadap pengembangan organisasi kemahasiswaan sebagai model pembelajaran demokrasi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh data model pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan. 2. Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus antara lain: a) Untuk mengetahui penerapan sistem demokrasi dalam organisasi kemahasiswaan. 7

b) Untuk mengetahui partisipasi politik mahasiswa terhadap penyelenggaraan pemilihan pimpinan/ketua organisasi. c) Untuk mengetahui pandangan mahasiwa aktivis dan non aktivis terhadap organisasi kemahasiswaan sebagai media pembelajaran demokrasi. d) Untuk mengetahui pandangan pembina kemahasiswaan terhadap pengembangan organisasi kemahasiswaan sebagai model pembelajaran demokrasi. D. Asumsi Berdasarkan pengalaman dan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap organisasi kemahasiswaan, maka penulis dapat mengajukan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. Apabila penerapan sistem demokrasi dalam organisasi kemahasiswaan berjalan dengan baik, maka pembentukan karakter mahasiswa yang demokratis akan terbentuk. 2. Partisipasi mahasiswa dalam pemilihan pimpinan/ketua organisasi merupakan salah satu indikator bahwa pendidikan politik dalam sistem demokrasi yang dilakukan oleh ormawa dapat dikatakan berhasil. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Althof bahwa partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan didalam sistem politik (Michael Rush dan Phillip Althoff, 1971: 22). 3. Sikap apatis mahasiswa terhadap organisasi berkaitan dengan sistem kaderisasi yang dilakukan oleh Ormawa, oleh karenanya jika kaderisasi 8

yang dilakukan oleh Ormawa itu baik maka apatisme dalam diri mahasiswa dapat diminimalisir. E. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoretis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan keilmuan dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, khususnya segi ilmu politik. 2. Secara praktis a) Diketahuinya penerapan sistem demokrasi dalam organisasi kemahasiswaan. b) Diketahuinya tingkat partisipasi politik mahasiswa terhadap penyelenggaraan pemilihan pimpinan/ketua organisasi. c) Diketahuinya pandangan mahasiwa aktivis dan non aktivis terhadap organisasi kemahasiswaan sebagai media pembelajaran demokrasi. d) Diketahuinya pandangan pembina kemahasiswaan terhadap pengembangan organisasi kemahasiswaan sebagai model pembelajaran demokrasi. F. Penjelasan Istilah 1. Mahasiswa: yang dimaksud mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 9

2. Organisasi kemahasiswaan: yang dimaksud organisasi kemahasiswaan dalam penelitian ini adalah Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 3. Model pembelajaran demokrasi : yang dimaksud model pembelajaran demokrasi dalam skripsi ini adalah penyelenggaraan pemilihan umum raya (PEMIRA) tatkala memilih pimpinan/ketua organisasi kemahasiswaan (BEM) di Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Sistem demokrasi : yang dimaksud sistem demokrasi dalam penelitian ini adalah sistem pembagian kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan Republik Mahasiswa Universitas Pendikan Indonesia yang sesuai dengan teori trias politica yang dicetuskan oleh Montesquieu. Trias politika adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan; kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat undang-undang, kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang-undang, dan kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-undang (Miriam Budiarjo, 2008: 281). 5. Partisipasi politik : yang dimaksud partisipasi politik dalam skripsi ini adalah partisipasi mahasiswa dalam pemilihan ketua/pimpinan organisasi. G. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktivis, mahasiswa non aktivis, dan pembina kemahasiswaan. Mahasiswa aktivis dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sering terlibat dalam berbagai kegiatan 10

kemahasiswaan, khususnya para pimpinan organisasi. Mahasiswa non aktivis adalah mahasiswa yang tidak aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. Pembina kemahasiswaan adalah dosen yang diberikan tugas untuk membimbing dan membina mahasiswa dalam setiap kegiatan kemahasiswaan yang meliputi Pembina kemahasiswaan tingkat jurusan, fakultas dan universitas. 2. Lokasi penelitian Lokasi penelitian terletak di kampus pusat Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung Jawa Barat. Pemilihan kampus pusat Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa penyelenggaraan pemilihan ketua/pimpinan organisasinya pun menggunakan sistem demokrasi yakni melalui pemilihan umum raya (PEMIRA) dan sistem pemerintahannyapun mengimplementasikan teori trias politica. 11