telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

dokumen-dokumen yang mirip
kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

PENGARUH PENAMBAHAN MORFOLIN DAN PIPERAZIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

inflamasi non steroid turunan asam enolat derivat oksikam yaitu piroksikam (Mutschler, 1991; Gringauz, 1997). Piroksikam digunakan untuk pengobatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

PENGARUH PENAMBAHAN PIPERAZIN DAN PIPERIDIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. semi sintetik yang diperoleh dari suatu bahan alam atau secara biologis yang dapat

YENY KURNIAWATI

N O F N O. R = Cl Gambar 1.2. Rumus struktur N((3-(4-(4-piperasin-1-il)-3- florofenil)-2-oksooksazolidin-5-il)metil)asetamid.

Gambar 1.1. Struktur turunan oksazolidin. N-[3-{N-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH JUMLAH DAN POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA ANILIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-FENIL-N -2-KLOROBENZOILTIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

),parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN O C OH. R : H atau CH3 Ar : fenil/3-piridil/4-piridil

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Struktur eugenol. O CH 3 CH 2

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Ahli kimia organik sering melakukan sintesis senyawa dalam laboratorium. Sintesis

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keterangan : R = H atau CH 3, Ar = fenil/3-piridil/4-piridil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN PERSENTASE HASIL SINTESIS. b. 2-klorobenzoil klorida (BM : 175,01 g/mol, berat jenis : 1,378 g/cm 3 ) Volume : 1,3 ml

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH NATRIUM ASETAT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DAN ASAM KLOROASETAT SANTOSO GUNAWAN

PEMBENTUKAN CINCIN KUINAZOLIN PADA REAKSI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DENGAN ASAM ANTRANILAT

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DENGAN ASAM MALONAT HANDOYO MULIAWAN SUNYOTO FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Hal ini disebabkan karena penambahan gugus-gugus pada struktur parasetamol tersebut menyebabkan perubahan sifat kimia fisika senyawa, yaitu sifat

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

PENDAHULUAN. Uji nyata yang digunakan dalam menggunakan dan mengendalikan suatu reaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBENTUKAN SENYAWA SIKLIS PADA REAKSI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DENGAN ASAM AMINOETANOAT

penghambat prostaglandin, turunan antranilat dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Struktur khalkon

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN p-kloro DAN 3,4-DIKLORO TERHADAP SINTESIS SENYAWA TURUNAN N-FENIL-N -BENZOILTIOUREA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.2. Struktur senyawa N -(4-metilbenziliden)-2- metoksibenzohidrazida

Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat dan (b) Struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Gambar 1.1. Struktur turunan N-arilhidrazon (senyawa A) CH 3

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN PERSENTASE HASIL SINTESIS

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sintesis 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il) propenon

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGARUH PELARUT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DAN ASAM ANTRANILAT

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

OCH 3 CH 2 H 2 C C H. Gambar 1.1. Struktur eugenol.

PENELITIAN OLEH: FRANSISCO TANDIK FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN O H O-CH 2 -CH=CH 2 CH 2 CH=CH 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah serangan

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.

PENDAHULUAN KIMIA MEDISINAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

FELICIA ANGELLINA

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

PENGARUH GUGUS KLORO PADA SENYAWA 3-KLOROBENZOIL KLORIDA DALAM SINTESIS ASAM 2-(3-KLOROBENZOILOKSI)BENZOAT DENGAN METODE IRADIASI GELOMBANG MIKRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A RANGKAIAN ALAT UNTUK SINTESIS

PENGARUH PENAMBAHAN 2-KLOROBENZALDEHIDA DAN 2,4- DIKLOROBENZALDEHIDA PADA SINTESIS TURUNAN SALISILHIDRAZIDA DENGAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

Transkripsi:

BAB 1 PEDAHULUA Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan kimia organik saat ini banyak senyawa senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai penyakit, salah satunya untuk mengobati stres dan gangguan jiwa. Sintesis yang dilakukan mulai dari metode yang paling sederhana sampai dengan metode yang paling rumit (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Salah satu cara mengembangkan obat baru di bidang kimia organik adalah dengan memodifikasi struktur. Dengan memodifikasi struktur obat dari senyawa induk dapat menyebabkan terjadinya perubahan terhadap sifat fisika kimia senyawa dan aktivitas biologisnya berdasarkan pemilihan gugus yang ditambahkan dalam struktur obat. Sifat fisika kimia obat yang diperhatikan adalah sifat lipofilik, elektronik dan sterik. Peran sifat lipofilik mempengaruhi kelarutan obat dalam lemak atau air yang dapat menentukan kemampuan senyawa obat dalam menembus membran sel. Sifat elektronik mempengaruhi proses penembusan membran biologis dan berperan proses interaksi obat- reseptor. Sifat sterik untuk menentukan keserasian interaksi senyawa dengan reseptor dalam sel. Peningkatan lipofilik dapat dilakukan dengan memasukkan gugus non polar seperti gugus alkil pada cincin aromatik (Susilowati dan Siswandono,1998). Siswandono (1999) berhasil memodifikasi struktur urea melalui reaksi asilasi antara urea dengan turunan benzoil klorida menghasilkan senyawa baru turunan benzoilurea yang berefek pada sistem saraf pusat. Penelitian lebih lanjut telah dilakukan oleh Suzana dkk (2004) yang memodifikasi struktur benzoilurea dengan mengganti atom O pada urea dengan atom S menjadi benzoiltiourea supaya lipofilitasnya meningkat dan 1

2 telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti antivirus, antituberkulosa, fungisida, herbisida, dan insektisida (Kachhadia et al., 2004; Xu et al., 2003). Senyawa turunan tiourea dapat disintesis dengan metode pemanasan dan tanpa pemanasan. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional dan metode gelombang mikro yang menggunakan alat microwave. Kerja alat microwave dapat membuat air berputar, putaran molekul air akan mendorong terjadinya tabrakan antar molekul dan akhirnya memanas melalui perpindahan energi panas yang disebabkan oleh pergerakan molekul- molekul. Perpindahan energi panas dapat terjadi dengan tiga cara berbeda yaitu konduksi, konveksi dan radiasi (Febrian, 2008). Metode gelombang mikro ini digunakan dalam penelitian ini karena telah terbukti dapat meningkatkan kemurnian produk hasil, mempertinggi persentase hasil, memperpendek waktu reaksi, mengurangi penggunaan pelarut, mempunyai efisiensi dan selektivitas yang tinggi, preparasi dan pemurnian yang mudah serta ramah lingkungan (Firdausi, 2007). amun penggunaan metode gelombang mikro ini membutuhkan waktu reaksi dan daya yang sesuai agar didapat hasil reaksi yang diinginkan dengan persentase hasil yang besar dan kemurnian yang tinggi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Firdausi, diketahui bahwa kondisi sintesis senyawa - fenil- -benzoiltiourea dengan bahan awal benzoil klorida dengan iradiasi gelombang mikro adalah pada daya 110 watt selama 30 detik. Penelitian ini dilakukan untuk mensintesis senyawa -2- klorobenzoiltiourea (senyawa 1), 2-kloro--(piperazin-1- karbonotiol)benzamida (senyawa 2), dan 2-kloro--(piperidin-1-

3 karbonotiol)benzamida (senyawa 3) dengan bahan awal 2- klorobenzoilklorida, ammonium tiosianat, amonium hidroksida, piperidin, dan piperazin dengan metode gelombang mikro. H H H 2 H Cl O S Cl O Senyawa 1 Senyawa 2 S H Cl O S Senyawa 3 Sintesis tersebut terdiri dari dua tahap yaitu tahap substitusi nukleofilik dan adisi nukleofilik. Tahap pertama adalah reaksi substitusi nukleofilik ammonium tiosianat dengan 2-klorobenzoilklorida yang menghasilkan 2-klorobenzoilisotiosianat. Tahap kedua adalah reaksi adisi nukleofilik antara 2-klorobenzoilisotiosianat dengan amonium hidroksida yang menghasilkan -2-klorobenzoiltiourea (senyawa 1). Dan dengan tahapan yang sama dengan penambahan piperazin sebagai pengganti amonium hidroksida sehingga menghasilkan senyawa 2-kloro--(piperazin- 1-karbonotiol)benzamida (senyawa 2) dan dengan penambahan piperidin sebagai pengganti amonium hidroksida yang menghasilkan senyawa 2- kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida (senyawa 3). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh penambahan piperazin dan piperidin dilihat pada kondisi optimum yang diketahui melalui persentase hasil sintesis dan membandingkan randemen hasil senyawa 2-kloro--(piperazin-1-karbonotiol)benzamida dan senyawa 2-kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida terhadap senyawa -2- klorobenzoiltiourea pada kondisi yang sama dan metode yang sama.

4 Hasil sintesis kemudian diuji kemurniannya dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan penentuan titik lebur, sedangkan untuk identifikasi strukturnya ditentukan dengan Spektrofotometer UV, Spektrofotometer inframerah (IR), dan Spektrofotometer hidrogen resonansi magnet inti (H-RMI). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Apakah senyawa -2-klorobenzoiltiourea dapat disintesis dengan menggunakan bahan awal 2- klorobenzoilklorida, ammonium tiosianat, amonium hidroksida dengan menggunakan metode gelombang mikro? 2. Apakah 2-kloro--(piperazin-1-karbonotiol)benzamida dapat disintesis dengan menggunakan bahan awal 2- klorobenzoilklorida, ammonium tiosianat, piperazin dengan menggunakan metode gelombang mikro? 3. Bagaimana pengaruh penambahan piperazin terhadap persentase hasil sintesis 2-kloro--(piperazin-1-karbonotiol)benzamida yang dibandingkan dengan persentase hasil sintesis -2- klorobenzoiltiourea? 4. Apakah 2-kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida dapat disintesis dengan menggunakan bahan awal 2- klorobenzoilklorida, ammonium tiosianat, piperidin dengan menggunakan metode gelombang mikro? 5. Bagaimana pengaruh penambahan piperidin terhadap persentase hasil sintesis 2-kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida yang dibandingkan dengan persentase hasil sintesis -2- klorobenzoiltiourea?

5 Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka di bawah ini diuraikan yang menjadi tujuan penelitian yaitu: 1. Senyawa -2-kloro-benzoiltiourea dapat disintesis dari bahan awal 2- klorobenzoilklorida, ammonium tiosianat, amonium hidroksida dengan metode gelombang mikro. 2. Senyawa 2-kloro--(piperazin-1-karbonotiol)benzamida dapat disintesis dari bahan awal 2-klorobenzoilklorida, ammonium tiosianat, piperazin dengan metode gelombang mikro. 3. Menentukan pengaruh penambahan piperazin terhadap persentase hasil sintesis 2-kloro--(piperidin-1-karbonotioil)benzamida. 4. Senyawa 2-kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida dapat disintesis dari bahan awal 2-klorobenzoilklorida, ammonium tiosianat, piperidin dengan metode gelombang mikro. 5. Menentukan pengaruh penambahan piperidin terhadap persentase hasil sintesis 2-kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida. Berikut ini merupakan hipotesis yang akan dilakukan: 1. Senyawa -2-klorobenzoiltiourea dapat disintesis dari penambahan senyawa amonium hidroksida dengan hasil reaksi antara 2- klorobenzoilklorida dan ammonium tiosianat dengan metode gelombang mikro. 2. Senyawa 2-kloro--(piperazin-1-karbonotiol)benzamida dapat dihasilkan dari penambahan senyawa piperazin dengan hasil reaksi antara 2-klorobenzoilklorida dan ammonium tiosianat metode gelombang mikro. 3. Penambahan piperazin meningkatkan persentase hasil sintesis 2- kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida. 4. Senyawa 2-kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida dapat dihasilkan dari penambahan senyawa piperidin dengan hasil reaksi

6 antara 2-klorobenzoilklorida dan ammonium tiosianat metode gelombang mikro. 5. Penambahan piperidin meningkatkan persentase hasil sintesis 2- kloro--(piperidin-1-karbonotiol)benzamida. Penelitian ini bermanfaat agar dapat memberikan informasi dan dasar bagi penelitian selanjutnya dalam bidang sintesis untuk mendapatkan senyawa 2-kloro--(piperazin-1-karbonotiol) benzamida dan 2-kloro-- (piperidin-1-karbonotioil)benzamida dalam jumlah besar sebagai bahan dasar untuk sintesis senyawa turunan -2-klorobenzoiltiourea melalui gelombang mikro yang dapat dikembangkan sebagai obat baru yang mempunyai aktivitas pada sistem saraf pusat.