BAB I PENDAHULUAN. dirinya sebagai bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lain. Keinginan. yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2, yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

FIL PENGANTAR ILMU KOMPUTER. Etika Mahasiswa dan Cara Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan sikap yang dimiliki oleh manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PIDATO SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN TRAINING ESQ DI JAKARTA SABTU, 13 FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

Pendidikan Karakter Melalui Proses Pembiasaan Oleh: Deetje

PENDIDIKAN KARAKTER DAN KARAKTER PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimilikinya. Hanya bangsa yang berkarakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lain. Keinginan untuk menjadi bangsa yang berkarakter sesungguhnya sudah ada semenjak dulu. Bahkan sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia, sesuai dengan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2, yaitu mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Namun seiring berjalannya waktu, nilai-nilai yang diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi karakter bangsa Indonesia akhirnya menguap. Dewasa ini, bangsa Indonesia selalu dihadapkan dengan persoalan yang selalu silih berganti tanpa ada penyelesaian yang jelas. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan kekerasan dan kerusuhan muncul dimanamana, diiringi dengan mengentalnya semangat kedaerahan dan primordialisme yang bisa mengancam integrasi bangsa; praktik korupsi, kolusi dan nepotisme yang semakin menjamur; demokrasi yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme; kesantunan politik dan sosial yang semakin memudar dari kehidupan masyarakat; dan masih banyak lagi. Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral juga tidak kalah memprihatinkan. Kebiasaan mencontek atau mencari bocoran jawaban pada

2 saat ulangan atau ujian masih sering dilakukan. Keinginan untuk lulus dengan mudah dan tanpa kerja keras ini menyebabkan merasa berusaha mencari jawaban dengan cara yang tidak beretika. Dan ketika mereka tidak lulus, ada beberapa di antaranya yang nekat melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa, yang sering digemborgemborkan sebagai agents of change. Demo yang berakhir rusuh ataupun tawuran antarmahasiswa masih sering terjadi. Hal lain yang menggejala di kalangan pelajar dan mahasiswa berbentuk kenakalan, seperti meminum minuman keras, penyalahgunaan narkoba, dan pergaulan bebas. Selain itu masih ada juga gang motor dan gang pelajar. Semua perilaku negatif di atas jelas menunjukkan kerapuhan karakter di kalangan pelajar dan mahasiswa, yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan, disamping kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Upaya yang tepat untuk membangun dan mengembangkan karakter manusia dan bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan potensi manusia, termasuk mentalnya. Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Selain itu, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 1) disebutkan bahwa pendidikan dapat dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif, sehingga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa

3 dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Jadi sekarang tampaklah bahwa pendidikan adalah wahana yang paling utama untuk membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Dan di sinilah letak penting pendidikan karakter. Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY telah mengambil langkah yang tepat dengan menetapkan visinya menjadikan lulusan yang memiliki kecerdasan intelektual dan kearifan sosial yang berdimensi moralitas, religius dalam menghadapi tuntutan dunia global (http://uny.ac.id/akademik/fakultas-ilmusosial/visi-misi). Artinya mahasiswa lulusan FIS UNY diharapkan tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki akhlak mulia dan karakter yang baik. Untuk itu perlu terus dikembangkan program pendidikan dan pelatihan yang terencana, sinergis, sistematis, dan berkesinambungan yang tidak hanya melatih kecerdasan intelektual dan hard skills saja tetapi juga dapat melatih softskills mahasiswa. Terkait dengan hal tersebut, maka pada tahun 2009, FIS UNY (ketika itu masih FISE UNY) mewujudkan program pembelajaran pendidikan karakter sebagai mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa semester tiga. Selain untuk tujuan di atas, program pembelajaran Pendidikan Karakter di FIS ini juga dimaksudkan untuk mendukung dan memperkaya program pembelajaran pada mata kuliah-mata kuliah yang sudah ada di FIS seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Moral Agama, Pendidikan Nilai dan Etika. Selain itu juga untuk mendorong proses pengkondisian

4 lingkungan, agar pendidikan budaya dan karakter bangsa segera terealisasi di FIS sehingga nilai-nilai keutamaan yang ada dalam pendidikan karakter dapat menjadi kebiasaan bagi warga komunitas FIS UNY. Dari sekian banyak nilainilai keutamaan yang ada pada pendidikan karakter, terdapat empat nilai-nilai keutamaan yang dikembangkan dalam perkuliahan pendidikan karakter di FIS UNY, yaitu rasa hormat (respect) & peduli (care), jujur (honesty), disiplin & tanggung jawab (responsibility), dan patriotik (patriotic). Akan halnya visi FIS, maka visi Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran adalah mewujudkan jurusan program studi yang unggul dalam menciptakan tenaga kependidikan di bidang Administrasi Perkantoran dengan berbagai fleksibilitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian nasional, komitmen terhadap efisiensi responsif terhadap problem-problem keadministrasian serta memiliki jiwa wirausaha yang tangguh. Sedangkan misi Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran adalah (1) Menyelenggarakan proses pendidikan baik akademik maupun profesional di bidang Pendidikan Administrasi Perkantoran untuk membentuk tenaga kependidikan yang berkualitas dengan berbagai kemampuan fleksibilitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bersifat arif, memiliki semangat kebangsaan, berkepribadian nasional, demokratis serta responsif terhadap setiap perkembangan; (2) Menumbuhkan sikap dan kemampuan tenaga kependidikan untuk mengembangkan Pendidikan Administrasi Perkantoran dan cabang-cabangnya serta ilmu lainnya yang relevan melalui kegiatan penelitian demi kepentingan pendidikan dan

5 pengajaran atau untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri; dan (3) Memberitahukan pengetahuan dan keterampilan agar tenaga kependidikan dan subyek didik memiliki kemampuan menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dengan mengamalkan ilmu (pengetahuan) dan keterampilannya kepada masyarakat (http://www.uny.ac.id/akademik/fakultas-ilmusosial/pendidikan-administrasi-perkantoran/visi-misi). Untuk itu diharapkan Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran mampu menghasilkan calon tenaga pendidik di bidang administrasi perkantoran yang berkualitas. Apalagi setelah diadakannya mata kuliah pendidikan karakter, tidak hanya calon tenaga pendidik berkualitas yang diharapkan tetapi juga calon-calon tenaga pendidik yang mempunyai karakter baik. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum mempunyai karakter sebagai seorang calon pendidik yang baik. Hal ini dapat dilihat dari cara berpakaian mereka. Berpakaian yang rapi, memakai rok bagi mahasiswa putri dan celana kain bagi mahasiswa putra, hanya berlangsung ketika kuliah itu saja. Selesai kuliah, khususnya mahasiswa putri, akan langsung mengganti roknya dengan celana jeans. Mahasiswa yang merokok di area kampus juga dapat dengan mudah ditemui. Padahal salah satu bentuk penerapan pendidikan karakter adalah dengan tidak merokok di area kampus. Bahkan ada mahasiswa yang mencibir dengan kalimat Memang jika kita memakai rok maka akan dijamin karakternya menjadi bagus? dan ironisnya hal tersebut juga diamini oleh temantemannya. Etika pergaulan juga tidak begitu diperhatikan. Rasa hormat

6 kepada karyawan maupun dosen dirasa juga masih kurang. Senyum, salam, sapa masih jarang ditemukan antara mahasiswa kepada dosen. Mahasiswa datang terlambat ataupun membuang sampah sembarangan juga akan dengan mudah ditemui. Dari hal-hal di atas menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap pendidikan karakter masih sangat kurang. Pelaksanaan perkuliahan pendidikan karakter pada Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran diharapkan mampu mengarahkan mahasiswa dalam memiliki sikap menjadi seorang calon pendidik serta menguasai kompetensi keguruan yang diberikan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai pendidikan karakter. Kesadaran mahasiswa mengenai pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting. Apabila mahasiswa sudah mempunyai kesadaran mengenai pentingnya pendidikan karakter bagi seorang calon pendidik maka kelak ketika mahasiswa tersebut sudah menjadi pendidik maka ia akan menjadi pendidik yang tidak hanya profesional tetapi mempunyai karakter baik. Selain pendidikan karakter, karakter dan kepribadian yang baik diduga ditentukan oleh kepekaan emosi (EQ), intelegensi (IQ) yang baik dan sisi spiritualitas (SQ) seseorang. Dari berbagai hasil penelitian, telah terbukti bahwa EQ memiliki peran yang lebih tinggi dibanding IQ. IQ berperan hanya sebatas syarat atau cara untuk mencapai keberhasilan. Sedangkan EQ berperan untuk mengantarkan seseorang menuju puncak keberhasilan. Tetapi IQ dan EQ saja belum cukup untuk menjadikan manusia itu mempunyai karakter dan kepribadian yang baik, karena sisi batiniah manusia itu sendiri

7 belum terisi. Untuk itulah diperlukan SQ, yang mampu memberikan kebahagiaan rohani pada seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Dr. Ali Sharianti bahwa manusia adalah makhluk dua-dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan jasmani dan rohani (Ari Ginanjar, 2001: xvi). Di sinilah ESQ mampu menjawab permasalahan tersebut. ESQ bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan tiga potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Selama ini, ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak didayagunakan secara optimum untuk membangun sumber daya manusia. Akibatnya, terjadi krisis moral dan split personality yang berdampak pada turunnya kinerja. Lebih buruk lagi, mereka menjadi manusia yang kehilangan makna hidup serta jati dirinya sehingga dibutuhkan ESQ yang mampu memelihara keseimbangan antara sisi keduniawian dan sisi spiritualitas seseorang. Pelatihan ESQ diharapkan mampu menjadi solusi untuk menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan metode spiritual engineering yang komprehensif serta berkelanjutan. Melalui pelatihan ESQ, ketiga potensi manusia digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang tangguh, peningkatan produktivitas sekaligus melahirkan kehidupan yang bahagia dan penuh makna. Universitas Negeri Yogyakarta, yang sedang menuju World Class University telah melaksanakan pelatihan ESQ sejak tahun 2008 hingga sekarang. Pelatihan ESQ ini menjadi agenda yang wajib bagi mahasiswa baru

8 setiap tahunnya. Namun sayangnya, setelah pelatihan banyak di antara mahasiswa-mahasiswa tadi yang tidak menerapkan langkah-langkah ESQ dalam kehidupannya. Begitu pula dengan mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran adalah salah satu program studi yang menghasilkan lulusan calon tenaga pendidik di bidang administrasi. Akan tetapi, diduga masih banyak mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang belum menerapkan langkah-langkah ESQ, sehingga belum mempunyai kepribadian yang baik sebagai calon seorang guru. Dalam sebuah percakapan yang terjadi antara peneliti dengan sekelompok mahasiswa dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka merasa tidak mendapatkan apa-apa setelah pelatihan ESQ kecuali makanan yang enak. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa pelatihan itu hanya berpengaruh padanya selama dua hari, selebihnya tidak berpengaruh lagi. Dari mahasiswamahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang penulis tanyai mengenai ESQ, kebanyakan mereka hanya mengingat ESQ sebagai acara tangis menangis. Padahal jika kita kembalikan pada tujuan ESQ maka akan terasa sangat ironis dan memprihatinkan sekali. Penerapan langkah-langkah ESQ dalam kehidupan sehari-sehari sebenarnya sangat penting. Terlebih bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang merupakan seorang calon guru. Selain akan membentuk karakter yang lebih baik, dengan penerapan langkah-langkah ESQ akan menjadikan hidup lebih seimbang antara sisi duniawi dan

9 spiritualitas sehingga ketika kelak telah menjadi seorang pendidik, maka akan menjadi pendidik yang berkualitas, baik dari segi hardskills maupun softskills. Berdasarkan berbagai uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang Pengaruh Perkuliahan Pendidikan Karakter dan Pelatihan ESQ Terhadap Pembentukan Kepribadian Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi karakter bangsa Indonesia sudah tererosi. 2. Bangsa Indonesia selalu dihadapkan dengan persoalan yang selalu silih berganti tanpa ada penyelesaian yang jelas, seperti kekerasan dan kerusuhan yang muncul dimana-mana, mengentalnya semangat kedaerahan dan primordialisme; praktik korupsi, kolusi dan nepotisme yang semakin menjamur; demokrasi yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme; serta kesantunan politik dan sosial yang semakin memudar dari kehidupan masyarakat. 3. Terjadi dekadensi moral yang sangat memprihatinkan di kalangan pelajar dan mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran.

10 4. Potensi IQ, EQ, & SQ mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran, masih terpisah dan tidak didayagunakan secara optimum untuk membangun sumber daya manusia yang seutuhnya. 5. Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran banyak yang tidak menerapkan langkah-langkah ESQ dalam kehidupannya. 6. Kesadaran mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran terhadap pendidikan karakter dirasa masih sangat kurang. 7. Perilaku mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran masih banyak yang negatif, seperti mahasiswa yang merokok di area kampus; senyum, salam, sapa masih jarang ditemukan antara mahasiswa kepada dosen; banyak mahasiswa yang datang terlambat; dan membuang sampah sembarangan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah serta keterbatasan kemampuan peneliti, baik waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian ini dibatasi pada pembentukan kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian adalah: 1. Bagaimana pengaruh perkuliahan pendidikan karakter terhadap pembentukan kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi

11 Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010? 2. Bagaimana pengaruh pelatihan ESQ terhadap pembentukan kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010? 3. Bagaimana pengaruh perkuliahan pendidikan karakter dan pelatihan ESQ terhadap pembentukan kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Seberapa besar pengaruh perkuliahan pendidikan karakter terhadap pembentukan kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010. 2. Seberapa besar pengaruh pelatihan ESQ terhadap pembentukan kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010. 3. Seberapa besar pengaruh perkuliahan pendidikan karakter dan pelatihan ESQ secara bersama-sama terhadap pembentukan kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010.

12 F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan, terutama dalam hal pendidikan karakter dan pelatihan ESQ, serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian yang sejenis pada masa depan dan bahan informasi bagi penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti serta menambah pengetahuan sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat. Selain itu, juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. b. Bagi Fakultas Ilmu Sosial Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengelola pendidikan sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sebagai bahan pertimbangan dosen untuk mengarahkan perilaku mahasiswa. c. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka sehingga dapat dijadikan referensi bagi penelitian sejenis.