BAB I PENDAHULUAN. Implementasi kurikulum pada dasarnya adalah pelaksanaan kurikulum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based. menuntut siswa untuk menerapkan langsung konsep yang di dapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

IMPLEMENTASI KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu yang berharga yang dapat diwariskan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes. Oleh : Tomoliyus

STRATEGI EVALUASI PADA PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF SMK. Ratna Setyohandani SMK Ibu Kartini Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia KURIKULUM SMK. Sekolah Menengah Kejuruan. Dadang Hidayat M LOGO

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap menyelenggaraan pendidikan. Menurut Gaspersz (2011:

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

MASALAH & TANTANGAN. 6. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK.

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

I. PENDAHULUAN. kurikulum 2013 pada semua jenjang pendidikan dasar hingga. menengah. Dalam pengimplementasiannya kurikulum ini telah diuji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang sudah ditempuh. Pada SMK Negeri 1 Cerme proses. Dengan adanya Kurikulum 2013 tiap guru harus mempelajari proses

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

Prinsip Pemelajaran KBK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Sebagai bukti bahwa matematika

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terlepas dari

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

TUJUAN PERKULIAHAN Mahasis Ma wa hasis mema wa ham mema i ham konsep k dasa onsep r per dasa enc r per anaan pembelajara ana n an pembelajara

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

PORTOFOLIO: SEBUAH MODEL PENILAIAN DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Didi Sudrajat FKIP Universitas Kutai Kartanegara

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I MENGENAL PENILAIAN KURIKULUM 2013

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT WORK

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

Instructional Design

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

yang disajikan dalam Bab IV, maka dirumuskan kesimpulan-kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat serta persaingan global menuntut lulusan pendidikan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses bimbingan siswa yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dimilikinya. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hi

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. besar dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah

P., 2015 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN SE-RAYON 03 KABUPATEN GARUT

ANALISIS KERJA DAN AKTIVITAS MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATERI LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Pengertian Bahan Ajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika. Kondisi semacam ini sungguh ironis, Banyak guru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DESAIN KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PENGEMBANGAN DIKLAT SISTEMIK MODEL ADDIE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Mulai berlakunya Asia Free Trade Area (AFTA) dan Asia Free. akan melibatkan para pelaku bisnis di Indonesia dan secara luas akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. mendukung masa depan. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sekolah merupakan sarana untuk melaksanakan pendidikan. Kegiatan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi kurikulum pada dasarnya adalah pelaksanaan kurikulum untuk mewujudkan program pendidikan agar berfungsi mempengaruhi siswa sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru adalah implementator kurikulum, oleh karena itu tanpa guru, kurikulum tidak ada artinya. Kurikulum adalah pedoman bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), merupakan salah satu model kurikulum yang berlaku di Indonesia. KBK adalah sebuah perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan, berdasarkan pertimbangan bahwa lulusan SMK harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, dapat mengembangkan dirinya baik secara vertikal maupun horizontal, dan memiliki kecakapan untuk menjalani kehidupannya secara baik (Depdiknas 2004), maka substansi atau isi Kurikulum SMK edisi 2004 dipilih dan dikemas dengan pendekatan berbasis kompetensi (competency-based curriculum), pendekatan berbasis luas dan mendasar (broadbased curriculum), dan pendekatan pengembangan kecakapan hidup (life skills). Pendekatan berbasis kompetensi dimaksudkan, agar kurikulum, berisi materi pembelajaran yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dunia kerja. Demikian juga dari sisi

2 rancangan pelaksanaan pembelajarannya, dengan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (competency-based training) yang dikemas secara moduler, diharapkan peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensinya masing-masing menguasai secara tuntas (mastery) tahap demi tahap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajarinya, tanpa harus dibebani oleh hal-hal yang tidak terkait dengan penguasaan kompetensi tersebut. Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis isi (content based curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based curriculum) mengakibatkan perubahan paradigma pada proses pembelajaran yaitu dari apa yang harus diajarkan (isi) menjadi tentang apa yang harus dikuasai peserta didik (kompetensi). Perubahan kurikulum tersebut tidak hanya sekadar mengakibatkan terjadinya penyesuaian substansi materi dari format kurikulum yang menekankan pada isi kepada kurikulum yang menekankan pada tuntutan kompetensi, tetapi juga terjadi pergeseran paradigma dari pendekatan pendidikan yang berorientasi masukan (input oriented education) kepada pendekatan pendidikan yang berorientasi hasil atau standar (outcome-based education). Dengan demikian dalam implementasi kurikulum, guru dituntut untuk dapat mengunakan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi. Penetapan kriteria keberhasilan kurikulum, sebelumnya mengacu pada sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, sedangkan sekarang dalam KBK keberhasilan ditentukan lebih dari itu, yaitu bagaimana materi pelajaran yang telah dikuasai itu berdampak pada perubahan perilaku atau performance siswa sehari-hari. Perubahan paradigma kurikulum tersebut,

3 membawa implikasi terhadap paradigma penilaian yang mengunakan acuan standar. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun secara praktik, dalam melakukan evaluasi pembelajaran untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai tujuan pembelajaran telah berhasil dikuasai oleh siswa atau belum. Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum sangat berpengaruh terhadap sistem penilaian yang dilaksanakan. Kurikulum SMK edisi 2004 dikembangkan dan dilaksanakan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, maka sistem penilaian hasil belajar mengunakan model penilaian berbasis kompetensi (Competency-based Assessment). Pelaksanaan penilaian kemajuan dan hasil belajar berbasis kompetensi diarahkan untuk mengukur dan menilai performansi peserta didik (aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap), baik secara langsung pada saat melakukan aktivitas belajar maupun secara tidak langsung, yaitu melalui bukti hasil belajar (learning evidence) sesuai dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) yang diorganisasikan dalam bentuk penilaian portofolio. Pengetahuan akan bermakna manakala diperoleh dari pengalaman, melalui proses asimilasi dan akomodasi. Pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh sebab itu dalam konteks KBK, membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahu, akan tetapi

4 mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang akan mendukung terhadap pencapaian kompetensi. Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus menerus. Melalui proses monitoring yang terus-menerus itulah pengalaman belajar siswa akan terus menerus itulah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih sempurna. Inilah hakikat pembelajaran melalui pengalaman. Bagaimana teknik melakukan monitoring terhadap hasil kerja dan pengalaman siswa itu, inilah yang dimaksud dengan penilaian portofolio. Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu. Melalui hasil karya tersebut guru dapat melihat perkembangan kemampuan siswa baik dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai bahan penilaian. Hasil karya yang dihasilkan dapat berupa hasil karya yang dikerjakan di dalam kelas (artifacts), atau bisa juga hasil kerja siswa yang di lakukan di luar kelas (reproduction). Hasil karya siswa itu kemudian dinamakan evidence. Melalui evidence inilah, siswa dapat mendemonstrasikan unjuk kerja kepada orang lain baik tentang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan di lapangan, penerapan KBK masih jauh dari harapan. Guru-guru masih terjebak pada filosofi dan pendekatan lamanya. Salah

5 satunya nampak jelas pada evaluasi yang dilakukan. Evaluasi yang digunakan oleh guru di lapangan, masih berpedoman pada paradigma lama yang mengukur kemampuan siswa, dari hasil evaluasi akhir sebuah proses pembelajaran, dengan bentuk-bentuk evaluasi yang hampir tidak berubah sama sekali dengan kurikulum sebelumnya. Sementara dalam KBK, bentuk evaluasi kinerja yang diorganisasikan dalam bentuk penilaian portofolio. Evaluasi ditekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi, juga bagaimana cara mereka menguasai pelajarannya (karakteristik KBK, Depdiknas 2002). Dengan demikian, pengetahuan yang dipahaminya itu dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupannya Berdasrkan pengamatan tersebut, ada sebuah sinyalemen bahwa guru dilapangan belum melaksanakan penilaian dengan mengunakan penilaian portofolio sesuai yang diamanatkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Terdapat faktor yang cukup berperan menyebabkan guru kesulitan dalam melaksanakan penilaian portofolio, yaitu faktor eksternal dan factor internal guru. Berdasarkan paparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran guru sebagai evaluator, dalam Implementasi KBK yang dilakukan oleh guru SMK, dan mewujudkannya dalam karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

6 B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai usaha untuk menemukan sumber-sumber pokok permasalahan dengan gejala-gejala yang menjadi indikatornya. Dengan demikian masalah-masalah tersebut benar-benar perlu diteliti dan dicari alternatif pemecahannya. Beranjak dari latar belakang masalah di atas maka penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Adanya perubahan paradigma dalam KBK, dimana proses pembelajaran bukan hanya, dari apa yang harus diajarkan (isi) tetapi, menjadi tentang apa yang harus dikuasai oleh peserta didik (kompetensi). 2. Penetapan kriteria keberhasilan kurikulum, sebelumnya mengacu pada sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, sedangkan sekarang dalam KBK keberhasilan ditentukan lebih dari itu, yaitu bagaimana materi pelajaran yang telah dikuasai itu berdampak pada perubahan perilaku atau performance siswa sehari-hari. 3. Guru masih berpedoman pada paradigma lama yang mengukur kemampuan siswa, dari hasil evaluasi akhir sebuah proses pembelajaran, sementara dalam KBK, dalam bentuk evaluasi kinerja yang diorganisasikan dalam bentuk penilaian portofolio, 4. Adanya faktor internal dan eksternal yang menyebabkan guru belum melaksanakan penilaian portofolio.

7 C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar permasalahan tidak melebar dan lebih fokus terhadap masalah yang dikaji. Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup permasalahan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada faktor internal dan eksternal yang menghambat guru melaksanakan penilaian portofolio, dalam perannya sebagai evaluator untuk mengimpelementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. D. Perumusan Masalah Langkah awal suatu penelitian adalah merumuskan masalah yang akan diteliti secara jelas, dengan maksud agar penelitian, menjadi terarah dan mudah dalam menentukan metode apa yang akan digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1996: 17) yang menyatakan bahwa Agar penelitian dilaksanakan sebaik baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya, sehingga jelas darimana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa. Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Dari faktor-faktor yang diteliti, faktor mana yang dipandang paling dominan menyebabkan terhambatnya pelaksanaan penilaian portofolio dalam implementasi KBK? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dikemukakan dapat memberikan arah dan jalan yang tepat dalam melaksanakan penelitian yang penulis lakukan. Secara umum

8 penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data aktual tentang bagaimana hambatan atau kesulitan guru dalam melaksanakan penilaian portofolio. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang: 1. Untuk mendapatkan data tentang pemahaman penilaian portofolio dan minat untuk melaksanakannya yang merupakan faktor-faktor internal yang menyebabkan guru belum melaksanakan penilaian portofolio. 2. Untuk mendapatkan data tentang kebijakan pemerintah dan dukungan sekolah yang merupakan faktor-faktor exsternal yang menyebabkan guru belum melaksanakan penilaian portofolio. F. Kegunaan Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Informasi alternatif bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. 2. Bahan kajian bagi sekolah dan pemerintah dalam meningkatkan keberhasilan program pendidikan. 3. Secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi pendidikan dalam proses penyelengaraan pendidikan. G. Penjelasan Istilah dalam Judul Dalam penelitian ini, terdapat beberapa ungkapan yang penting, berkaitan dengan judul penelitian guna menyamakan persepsi dan memudahkan

9 pemahaman terhadap ungkapan-ungkapan yang dimaksud. Berikut ini akan dikemukakan definisi operasional dari masing-masing ungkapan tersebut. 1. Faktor-faktor yang menghambat adalah suatu hal (keadaan peristiwa dan sebagainya) yang dapat menyebabkan atau menghambat kelancaran pelaksanaan suatu program. 2. Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap karya-karya siswa selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dikumpulkan selama periode tertentu dan digunakan untuk memantau perkembangan siswa baik mengenai pengetahuan, keterampilan, maupun sikap siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan. 3. Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam penelitian ini adalah kurikulum yang mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan siswa sebagai suatu kriteria keberhasilan. H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut ini penulis membagi pokok-pokok bahasan yang terdiri dari : BAB I berisi: pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, penjelasan istilah dalam judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II berisi: landasan teoritis yaitu konsep yang berhubungan dengan permasalahan.

10 BAB III berisi: prosedur penelitian yaitu membahas mengenai metoda penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data dan prosedur pengolahan data. BAB IV berisi: pembahasan hasil penelitian yaitu mendeskripsikan dan menganalisa faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan penilaian portofolio. BAB V berisi: kesimpulan dan saran-saran terhadap penelitian sehubungan permasalahan penelitian.