PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN RANSUM UNTUK ITIK PETELUR

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

ENERGI METABOLIS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG LIMBAH RESTORAN SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

MATERI DAN METODE. Materi

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan komoditi yang sangat penting bagi ternak. Zat- zat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN AYAM BURAS DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENERAPAN TEKNOLOGI PEMISAHAN ANAK AYAM LOKAL SISTEM KOTAK INDUKAN DI LAHAN PASANG SURUT SUGIHAN KIRI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pakan ternak sehingga diperlukan penggunaan pakan alternatif. Sumber

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

I. PENDAHULUAN. Beternak merupakan usaha yang dikembangkan untuk mendapat keuntungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

POTENSI PENGEMBANGAN AYAM BURAS DI KALIMANTAN SELATAN

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PERTUMBUHAN AYAM BURAS PERIODE GROWER MELALUI PEMBERIAN TEPUNG BIJI BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAMK) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 2000

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS Penulis: Muflihani Yanis Desmayati Zainuddin R. Wahyu Suryawati Mei Rochjat D. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 2000

KATA PENGANTAR Puji syukur kits panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya hingga selesainya pembuatan brosur ini. Brosur ini disusun berdasarkan basil pengkajian yang telah dilaksanakan oleh Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Jakarta, tentang Pemanfaatan Limbah Restoran untuk Ransum Ayam Buras. Mengingat harga pakan yang relatif mahal, maka diharapkan limbah restoran dapat dijadikan salah satu alternatif pengganti pakan sehingga dapat menekan biaya pakan dan pads akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Semoga brosur ini bermanfaat bagi yang memerlukan.

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN II. MACAM DAN FUNGSI ZAT PENYUSUN RANSUM III. POTENSI KEBUTUHAN LIMBAH RESTORAN DI DKI JAKARTA IV. PENGOLAHAN LIMBAH RESTORAN V. CARA PEMBERIAN PAKAN VI. BEBERAPA KEUNGGULAN PAKAN LIMBAH RESTORAN UNTUK AYAM BURAS VII. PENUTUP DAFTAR BACAAN

I. PENDAHULUAN Ayam burgs merupakan komoditas andalan dan mempunyai mass depan yang menjanjikan baik secara ekonomi maupun sosial karma ayam burgs mampu mensuplai kebutuhan bahan pangan bergizi tinggi berupa daging dan telur (Dirdjopranoto, 1991). Hasil ayam burgs berupa daging dan telur dapat memenuhi kebutuhan konsumsi semua lapisan masyarakat, sementara harganya relatif lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan ayam ras (Basuno dan Sinurat, 1995). Disamping itu ayam burgs mempunyai daya serap pasar yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan lokal khususnya konsumsi DKI Jakarta (Trubus, 1992). Pengembangan ayam burgs untuk mendukung peningkatan pendapatan petani sangat tepat karena ayam burgs adalah ternak lokal yang sudah tidak asing lagi bagi petani, sudah beradaptasi dengan lingkungan pedesaan dan tidak membutuhkan modal besar. Daging ayam burgs berdasarkan hasil penelitian Handawi (1994), dinilai bermutu baik, mengandung protein tinggi, rasa lebih gurih serta kandungan lemak dan kolesterolnya rendah. Ayam burgs sekalipun dipelihara secara intensif berproduksi 40% lebih rendah dibandingkan ayam ras. Perbedaan ini disebabkan oleh: 1. Variasi kemampuan genetik yang cukup besar antara individu ayam burgs yang dipelihara. 2. Perbedaan kualitas manajemen pemeliharaan yang mungkin sedikit banyak akan berbeda antara sate peternak dengan peternak lain, termasuk kualitas pakan yang diberikan. Meskipun demikian pemeliharaan ayam burgs masih memberikan keuntungan karma harga jualnya relatif lebih tinggi (138% untuk telur dan sekitar 200 o untuk daging) dari pada ayam ras. Populasi ayam burgs di wilayah DKI Jakarta pada tahun 1997 mencapai 127.000 ekor atau menurun sebanyak 42,67% dari populasi tahun (993 (Dirjen Peternakan, 1997). Kondisi ini terjadi antara lain akibat kenaikan harga pakan, pada scat krisis moneter yang lalu. Mengingat Maya pakan mencapai 60-80 /o dari biaya produksi ayam burgs. maka pemanfaatan limbah yang murah dan mudah diperoleh untuk ransum merupakan alternatif yang dapat menekan Maya produksi tersebut.

II. MACAM DAN FUNGSI ZAT PENYUSUN RANSUM Pada pemeliharaan ayam burgs secara tradisional (diumbar), kebutuhan nutrisi (gizi) didapat dari lingkungan sekitarnya. Tetapi dalam pemeliharaan secara intensif (di kandang) diperlukan pemberian ransum dengan gizi yang lengkap (karbohidrat, lemak. protein, vitamin dan mineral) dengan jumlah dan mutu yang cukup agar dapat memberikan basil sesuai dengan harapan. a. Protein Protein digunakan untuk menjaga pertumbuhan dan penggantian sel rusak, sebagai sumber pemanasan tubuh dan bahan pembentuk telur. Untuk ayam dara dan induk masing-masing diperlukan sebanyak 15-19%. b. Serat Kasar Berguna untuk merangsang fungsi alat pencernaan. Pemberian serat kasar yang berlebihan akan menurunkan penyerapan sari makanan dan produksi telur. Kebutuhan serat kasar untuk ayam dara dan induk masing-masing 9-10%. c. Lemak Lemak merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai cadangan energi. Jumlah yang diperlukan dalam ransum hanya sekitar 4-5 %. d. Mineral Peranan mineral adalah sebagai bahan pembentuk slat tubuh seperti tulang, darah, kerabang telur dan memperlancar proses kehidupan dalam tubuh. Oleh karma itu mineral harus ada dalam tubuh ayam, meskipun dalam jumlah sedikit. Calcium (Ca) dan Phosphor (P) diperlukan untuk pembentukan tulang dan kulit telur. Kebutuhan gizi ayam burgs lebih rendah bila dibandingkan dengan ayam ras. Ayam burgs dewasa yang berumur lebih dari 22 minggu memerlukan protein 14%, Kalsium 3.4%, Phosphor 0.34% dan Energi Metabolis (energi dalam pencernaan) 2400-2600 K ka/kg (Sinurat, 1991).

Ill. POTENSI KEBUTUHAN LIMBAH RESTORAN DI DKI JAKARTA Di wilayah DKI Jakarta banyak terdapat restoran, baik rumah makan padang, warung tegal (WARTEG) dan kantin pabrik perkantoran. Restoran tersebut merupakan sumber limbah makanan yang potensial. Selama in] limbah restoran belum banyak dimanfaatkan, sementara dari pengkajian IP2TP Jakarta, limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak yang murah. Kebutuhan limbah restoran untuk ayam burgs di DKI Jakarta cukup besar. Bila setiap ekor ayam burgs menggunakan limbah restoran sebanyak 40 gram/hari (50% dari ransum), maka untuk 127.000 ekor ayam burgs yang ada di DKI Jakarta diperlukan limbah restoran sebanyak 5.080 kg/hari. Dalam waktu setahun kebutuhan limbah restoran tersebut mencapai 1.828 ton.

IV. PENGOLAHAN LIMBAH RESTORAN Cara pengolahan limbah restoran adalah sebagai berikut : 1. Kumpulkan limbah restoran setiap hari dan letakkan dalam satu wadah. 2. Pisahkan sampah seperti tusuk gigi, plastik-plastik pembungkus makanan dari limbah tersebut. 3. Limbah yang sudah terkumpul, kemudian di keringkan melalui salah sate cara: - Dijemur di bawah terik sinar matahari selama kurang lebih 2 hari atau - Dengan menggunakan oven sampai kadar airnya mencapai kira-kira 10%. 4. Giling limbah keying tersebut sampai halus sesuai ukuran yang dibutuhkan, sehingga limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai campuran ransum ayam buras. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kandungan gizi limbah restoran adalah : Protein : 10,89% Kalsium : 0,08% Phosfor : 0,39% Serat Kasar : 9,13% Lemak : 9,70% Energi Metabolis : 1.780 kkal/kg

V. CARA PEMBERIAN PAKAN Cara pemberian pakan dari limbah restoran adalah sebagai berikut: 1. Limbah restoran keying yang sudah digiling dicampur dengan pakan campuran. 2. Pakan campuran terdiri dari 33% jagung, 33% dedak, 33% pakan komersil (broiler finisher) ditambah dengan 0.20% Starbio, I % vitamin dan mineral. 3. Pemberian pakan pada ayam adalah dengan mengaduk rata limbah restoran dan pakan campuran dengan perbandingan 50%:50% atau 25%:75%.

VI. BEBERAPA KEUNGGULAN PAKAN LIMBAH RESTORAN UNTUK AYAM BURRS Penilaian keunggulan suatu ransum sering dilihat dari beberapa hal, seperti pertumbuhan berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, harga pakan dan keuntungan yang diperoleh. Ransum yang unggul dicirikan oleh besarnya jumlah pertambahan bobot badan, rendahnya jumlah konsumsi pakan, rendahnya nilai konversi pakan, rendahnya harga pakan, dan tingginya jumlah keuntungan. Dari hasil pengkajian IP2TP Jakarta (Tabel 1) ditemukan bahwa ransum yang menggunakan limbah restoran lebih unggul daripada ransum tanpa menggunakan limbah restoran (LIMBAH-0). Secara ekonomis ransum dengan campuran 50% limbah restoran (LIMBAH-50) lebih unggul dari ransum dengan campuran 75% limbah restoran (LIMBAH-75). Uraian Tabel 1. Keragaan Berbagai Ransum Limbah Restoran Ransum (LIMBAH-0) + P. Camp. 100% LIMBAH-50) + P. Camp. 50% LIMBAH-75) + P. Camp. 25% 1. Pertambahan Bobot Badan (g/ekor) 505,20 778 688,50 2. Konsumsi (ekor/10 4.001,90 3.833 3.244,20 Mg) 3. Konversi 7,92 4,93 4,71 4. Harga (Rp) 1.317 1.016 865 5. Keuntungan (Rp) 3.577 8.551 7.402 Sumber: Laporan hasil pengkajian IP2TP Jakarta, 1999. Pada tabel dapat dilihat, pertambahan bobot badan yang dihasilkan dari penggunaan pakan LIMBAH-50 adalah 778 gr/ekor (202,6%), dengan konsumsi pakan sebesar 3.833 gr/ekor/10 minggu. Konversi pakan sebesar 4,93 menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 (satu) gram daging dibutuhkan 4,93 gram pakan LIMBAH-50. Dari perhitungan analisis finansial (Tabel 2), ransum LIMBAH-50 mampu memberikan keuntungan Rp. 8.550,- /ekor. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan keuntungan yang diperoleh dari LIMBAH-75, yaitu sebesar Rp. 7.410,-/ekor. Selain itu penambahan limbah restoran dapat menekan biaya produksi antara 23,42% sampai dengan 35,13%.

VII. PENUTUP Limbah restoran dapat digunakan sebagai campuran ransum ayam burgs sampai tingkat 75% tanpa memberikan efek negatif. Penggunaan limbah restoran dalam pakan ayam burgs antara 50% sampai dengan 75% dapat menekan biaya produksi 23,42 % sampai dengan 35,13%, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. DAFTAR BACAAN Basuno, E dan AP Sinurat, 1995. "Kelompok Imitator sebagai Indikasi Sukses suatu program Pengembangan Ayam Burgs". Prosiding Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hasil penelitian I. Hal 92, Sub Balai Ternak Klepu, Semarang. Dirdjopranoto, W. 1991. "Meningkatkan Produktivitas Ayam Burgs melalui Perbaikan Teknologi Pemeliharaannya" Balai Penelitian Ternak. Ciawi. Bogor. Unpublished. Dirjen Peternakan, 1997. Buku Statistik Peternakan, Direktorat Jendral Peternakan Jakarta. Handawi, P. S. 1994. "Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan budidaya Ayam Burgs sebagai sumber Pangan dan Pendapatan untuk Wilayah Miskin". Prosiding Pertemuan Nasional Pengolahan dan Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian. Hal. 211. Sub Balitnak, Klepu, Semarang. Nazar A, Desmayati, D. Setiabudi, S. Bachrein, R. Wahyu, M. Yanis. 1999. "Uji Adaptasi Teknologi Pemanfaatan Limbah Warteg dan Restoran untuk Ransum Ayam Burgs". Laporan Akhir. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. Sinurat, A.P. 1991. "Penyusunan Ransum Ayam Burgs". Wartazoa Vol, 2. Hal 1. Balai Penelitian Ternak, Ciawi. Trubus. 1992. "Pasar Ayam Buras Tetap Berpeluang. No. 275. Th XXIII. Hal 4-5 Jakarta. Sumber Dana : Bagian Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif DKI Jakarta T.A 1999/2000 ISBN : 979 96015 0 9