MAKALAH KEBEBASAN BEREKSPRESI, BERKUMPUL DAN BERSERIKAT. Oleh: Ifdhal Kasim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat

Kewajiban Negara Pihak terhadap Pelaksanaan Instrumen-instrumen HAM Internasional. Ifdhal Kasim

Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM

MAKALAH. Hak Sipil & Politik: Sebuah Sketsa. Oleh: Ifdhal Kasim (Ketua KOMNAS HAM RI)

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

Penapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)

RINGKASAN PUTUSAN. Darmawan, M.M Perkara Nomor 13/PUU-VIII/2010: Muhammad Chozin Amirullah, S.Pi., MAIA Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), dkk

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet

KEAMANAN NASIONAL KEBEBASAN INFORMASI

MAKALAH. HAM dan Kebebasan Beragama. Oleh: M. syafi ie, S.H., M.H.

Ifdhal Kasim. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hakhak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat

Pembatasan HAM. Oleh: Johan Avie, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

UNOFFICIAL TRANSLATION

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab IV Penutup. A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

WALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

No. Aturan Bunyi Pasal Catatan 1. Pasal 156 KUHPidana

KEBIJAKAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN ISU KEBEBASAN BERAGAMA

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Ringkasan Putusan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ringkasan Putusan.

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 MUKADIMAH

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

MAKALAH. Kelompok Rentan, HAM & Tanggungjawab Polisi. Oleh: M. Syafi ie, S.H. PUSHAM UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. negatif maupun positif. Pers dan media massa juga sangat beperan sebagai

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pelanggaram HAM dan Pengingkaran Kewajiban

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA ( WNI )

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya 1 PEMBUKAAN

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

BUKU SAKU KEBEBASAN BEREKSPRESI DI INTERNET

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

MAKALAH. Hukum Hak Asasi Manusia & Hukum Humaniter. Oleh: Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. FRR Law Office FH Unpad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

Deklarasi Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama...

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

2 Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui dan menghormati sat

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

Panduan diskusi kelompok

HAK KEBEBASAN BERAGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat. Dengan hormat

Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh

Daftar Pustaka. Glosarium

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan

PUTUSAN MK DAN PELUANG PENGUJIAN KEMBALI TERHADAP PASAL PENCEMARAN NAMA BAIK. Oleh: Muchamad Ali Safa at

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN HAK SEMUA BURUH MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN HAK SEMUA BURUH MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA PEMBUKAAN. Negara negara peserta pada Konvensi ini,

Dikdik Baehaqi Arif

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Wacana Pasal Penghinaan Presiden atau Wakil Presiden Dalam RUU KUHP Oleh: Zaqiu Rahman * Naskah diterima: 28 Agustus 2015; disetujui: 31 Agustus 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

Transkripsi:

TRAINING HAM LANJUTAN UNTUK DOSEN HUKUM DAN HAM Jogjakarta Plaza Hotel, 8-10 Juni 2011 MAKALAH KEBEBASAN BEREKSPRESI, BERKUMPUL DAN BERSERIKAT Oleh: Ifdhal Kasim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Kebebasan Berekspresi, Berkumpul dan Berserikat Ifdhal Kasim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Kebebasan Berekspresi Merupakan salah satu hak yang penting dalam sistem demokrasi; Merupakan hak individual yang penting bagi pengembangan diri setiap orang; Merupakan hak yang masuk dalam kategori kebebasan negatif

Kerangka Normatif Pasal 19 (1): Setiap orang berhak untuk berpendapat tanpa campur tangan. Pasal 19 (2): Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat; hak ini termasuk kebebasan mencari, menerima dan memberikan informasi dan pemikiran apapun, terlepas dari pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk cetakan, karya seni, atau melalui media lain sesuai dgn pilihannya.

Kerangka Normatif Pasal 19 (3): Pelaksanaan hak-hak yang dicantumkan dalam ayat 2 Pasal ini menimbulkan kewajiban dan tanggungjawab khusus. Oleh karenanya dapat dikenai pembatasan tertentu, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan dengan hukum (be( prescribed by law) dan sepenjang diperlukan untuk: (a) menghormati hak atau nama baik orang lain; (b) melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral umum.

Kerangka Normatif Pasal 20 Setiap propaganda untuk perang harus dilarang oleh hukum. Segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan, harus dilarang oleh hukum.

Substansi Hak Menjamin kebebasan menyampaikan pendapat atau ekspresi; Menjamin kebebasan mencari, menerima dan memberikan informasi dan pemikiran apapun; Melarang pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk cetakan, karya seni, atau melalui media lain sesuai dgn pilihan; Adanya kewajiban dan tanggungjawab khusus.

Pembatasan Hak Hanya dapat dilakukan dengan hukum (be( prescribed by law); dan Diperlukan untuk: (a) menghormati hak atau nama baik orang lain; (b) melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral umum.

Pembatasan Hak Bukan bagian dari kebebasan ekspresi: Melakukan propaganda untuk perang Menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan.

Praktik di Indonesia Masih berlakukanya UU No. 4/PNPS/1963, yang memberi Kejaksaan Agung kewenangan untuk melarang beredarnya barang-barang cetakan yang dianggap dapat mengganggu ketertiban umum. Selanjutnya, melarang menyimpan, memiliki, mengumumkan, menyampaikan, menyebarkan, menempelkan, memperdagangkan, mencetak kembali barang cetakan yang terlarang. Kejaksaan Agung berwenang mengontrol masuknya barang-barang cetakan dari luar negeri ke Indonesia.

Barang Cetakan Barang cetakan yang dimaksud adalah buku- buku, brosur-brosur, brosur, bulletin-buletin, buletin, surat- surat kabar harian, majalah-majalah, majalah, penerbitan-penerbitan berkala, pamflet- pamflet, poster-poster, poster, surat-surat yang dimaksudkan untukdisebarkan atau dipertunjukkan kepada khalayak ramai dan barang=barang lainnya yang dapat dipersamakan dengan jenis barang cetakan yang ditentukan dalam pasal ini

Kriminalisasi Delik pencemaran nama baik sering disalahgunakan, karena tidak ketatnya aturan mengenai defarmasi di sini; Tuntutan perdata yang sangat besar

Kebebasan Berkumpul Merupakan salah satu hak yang penting dalam sistem demokrasi; Merupakan hak yang masuk dalam kategori kebebasan negatif

Kerangka Normatif (Pasal 21) Hak untuk berkumpul secara damai harus diakui. Tidak ada pembatasan yang dapat dikenakan terhadap pelaksanaan hak ini kecuali yang ditentukan sesuai dengan hukum, dan yang diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis untuk kepentingan keamanan nasional dan keselamatan publik, atau ketertiban umum, perlindungan terhadap kesehatan atau moral umum, atau perlindungan atas hak-hak dan kebebasan- kebebasan orang lain.

Substansi HAK Menjamin kebebasan berkumpul secara damai; tidak memberikan jaminan pada kebebasan berkumpul yang anarkis Larangan campur-tangan atau pembatasan

Pembatasan Hak Ditentukan sesuai dengan hukum; Diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis untuk kepentingan keamanan nasional dan keselamatan publik, atau ketertiban umum, perlindungan terhadap kesehatan atau moral umum, atau perlindungan atas hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain.

Praktik di Indonesia Mendapat jaminan yang memadai melalui UU Kebebasan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum; Retriksi yang melampaui ketentuan terjadi saat dinyatakan keadaan darurat di suatu wilayah di Indonesia.

Kebebasan Berserikat Merupakan hak yang paling penting dalam suatu sistem demokrasi; merupakan jantung dari sistem demokrasi; Merupakan hasil perjuangan kaum pekerja; Merupakan hak yang berada dalam ranah kebebasan negatif

Kerangka Normatif Pasal 22 Setiap orang berhak atas kebebebasan untuk berserikat dengan orang lain, termasuk hak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja untuk melindungi kepentingannya. Tidak diperkenankan untuk membatasi pelaksanaan hak ini, kecuali yang telah diatur oleh hukum, dan yang diperlukan dalam masyarakat demokratis untuk kepentingan keamanan nasional dan keselamatan publik, ketertiban umum, perlindungan kesehatan dan moral umum, atau perlindungan atas hak dan kebebasan dari orang lain. Pasal ini tidak boleh mencegah diberikannya pembatasan yang sah bagi anggota angkatan bersenjata dan kepolisian dalam melaksanakan hak ini.

Kerangka Normatif Tidak ada satu hal pun dalam Pasal ini yang memberikan kewenangan kepada Negara Pihak, Organisasi Buruh Internasional tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan atas Hak Berserikat untuk mengambil tindakan legislatif atau menerapkan hukum sedemikian rupa, sehingga dapat mengurangi jaminan- jaminan yang diberikan dalam Konvensi tersebut.

Substansi HAK Menjamin kebebasan berorganisasi; Menjamin kebebasan mendirikan atau bergabung dalam serikat pekerja; Larangan campur-tangan atau pembatasan; Tidak boleh ada pengecualian terhadap anggota angkatan bersenjata dan kepolisian mendapatkan hak ini

Pembatasan Hak Telah diatur oleh hukum; Diperlukan dalam masyarakat demokratis untuk kepentingan keamanan nasional dan keselamatan publik, ketertiban umum, perlindungan kesehatan dan moral umum, atau perlindungan atas hak dan kebebasan dari orang lain.

Praktik di Indonesia Secara normatif hak-hak ini telah mendapat pengakuan yang luas dalam perundang-undangan undangan nasional; Dalam praktik-realitas, realitas, masih terjadi pembatasan terhadap pemenuhan hak- hak ini, terutama hak berserikat untuk pekerja.

Pembatasan HAK Prinsip-prinsip prinsip Siracusa; Prinsip-prinsip prinsip Johanesburg

Penutup Terima Kasih