PENANAMAN KARAKTER SAFT SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN CALON PENDIDIK BERKARAKTER DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karakter untuk mengolah diri dari hal-hal negatif dengan karakter. mengerjakan sesuatu sesuai dengan suara hatinya.

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

PENGUATAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN IPA. Anatri Desstya PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

Transkripsi:

ISBN: 978-602-70471-1-2 81 PENANAMAN KARAKTER SAFT SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN CALON PENDIDIK BERKARAKTER DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING Dini Restiyanti Pratiwi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Univeritas Muhammadiyah Surakarta dini_resti87@yahoo.com Abstrak Pendidikan karakter dirasakan semakin mendesak untuk diimplementasikan di Indonesia seiring dengan munculnya berbagai perilaku yang jauh dari nilai-nilai kehidupan di Indonesia, seperti korupsi, pembunuhan, penipuan yang dilakukan sesama dalam satu bangsa. Upaya dalam mencapai tujuan menjadi bangsa yang kuat dan berkarakter, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai karakter baik (good character) kepada peserta didik. Selanjutnya, untuk dapat secara efektif menanamkan nilai karakter kepada peserta didik, sebaiknya dilakukan penguazzcxxztan karakter pendidiknya sehingga menjadi pendidik yang berkarakter. Pendidik yang berkarakter dapat menentukan kualitas moral, akhlak, dan budi pekerti untuk mencapai tujuan bersama membentuk bangsa yang berkarakter. Karakter SAFT merupakan salah satu nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik karena karakter tersebut diilhami dari empat sifat yang melekat pada Nabi dan Rasul. Karakter SAFT singkatan dari shidiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Karakter SAFT baik diterapkan kepada mahasiswa dalam mata kuliah microteaching. Mata kuliah microteaching bertujuan menyiapkan calon pendidik yang berkualitas. Karakter SAFT ditanamkan kepada mahasiswa dengan mengintegrasikan nilai tersebut ke dalam kegiatan belajar yang harus dilalui mahasiswa, seperti mampu berkerja secara tim, melakukan praktik dengan persiapan yang matang, ketekunan dan kedisiplinan dalam menyusun perangkat pembelajaran dan refleksi diri yang disusun secara rapid an jujur. Kata Kunci: Penanaman Karakter, Karakter SAFT PENDAHULUAN Pendidikan karakter tentu bukan merupakan hal yang baru untuk dibahas. Banyak pendidik dan pengamat menulis dan meneliti tentang pendidikan karakter. Namun demikian, pendidikan karakter selalu menjadi bahan kajian yang menarik untuk dibahas dan ditulis. Hal ini dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kehidupan berbangsa dewasa ini yang diwarnai dengan munculnya berbagai perilaku yang jauh dari nilai-nilai kehidupan. Pendidikan merupakan sarana utama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Merujuk pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

82 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Demi mewujudkan cita-cita yang diamanatkan dalam UU sisdiknas tersebut, lembaga pendidikan dan pendidik haruslah merubah orientasinya dengan tidak hanya mentransfer ilmu kepada peserta didik, tetapi lebih dari pada itu lembaga pendidikan dan pendidik harus menyiapkan peserta didik yang terampil, memiliki daya adaptasi yang baik, memiliki komitmen moral dan karakter yang baik, serta mau hidup berdampingan dalam masyarakat yang multikultural, multirelegi, dan multietnis. Menurut Samani dan Hariyanto (2012:9) berdasarkan nilai-nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik meliputi religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Selanjutnya, implementasi karakter tersebut dimulai dari nilai esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing satuan pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan peserta didik dengan karakter yang kuat dapat dimulai dengan menanamkan karakter yang baik terhadap calon pendidik terlebih dahulu. Calon pendidik dalam hal ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang menempuh mata kuliah microteaching (praktik mengajar) pada umumnya dan mahasiswa PBSI FKIP UMS semester VI yang menempuh mata kuliah microteaching pada khususnya. Sebagai calon pendidik, mahasiswa semester VI sudah mulai dituntut untuk melakukan perubahan dimulai dari perubahan pada dirinya sendiri, seperti belajar untuk lebih rapi dalam penampilan dengan memerhatikan potongan rambut bagi laki-laki supaya tetap pendek dan rapi berarti berubah dari yang terbiasa dengan rambut grondong menjadi rambut pendek dan rapi, kuku yang senantiasa pendek dan bersih berarti berubah dari yang terbiasa memanjangkan dan mewarnai kuku dengan cat kuku menjadi kuku yang pendek dan tanpa warna, dan keseluruhan penampilan yang menunjukkan karakter seorang guru.

ISBN: 978-602-70471-1-2 83 Mata kuliah microteaching merupakan mata kuliah yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa semester VI sebelum mereka terjun langsung untuk mengajar di sekolah dalam mata kuliah PPL. Mahasiswa, untuk dapat lulus dalam mata kuliah microteaching tidak hanya dituntut bisa mengajarkan kompetensi dasar (KD) yang telah dipilih untuk diajarkan, tetapi lebih dari pada itu, mahasiswa harus secara tekun mempersiapkan segala hal yang akan digunakannya selama menempuh mata kuliah ini, menempuh mata kuliah dengan penuh kedisiplinan dan tanggung jawab, serta memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. Mahasiswa menjadi sangat dominan dalam proses pembelajaran dalam mata kuliah microteaching karena dalam satu semester pelaksanaan perkuliahan dilakukan dengan mahasiswa melakukan simulasi mengajar secara langsung dan mahasiswa lain melakukan observasi dari pelaksanaan simulasi mengajar tersebut. Observasi dilakukan untuk dapat memberikan kritikan serta saran perbaikan bagi praktikan yang melakukan simulasi. PEMBAHASAN MAKNA PENDIDIKAN KARAKTER Helen G. Douglas (dalam Samani dan Hariyanto, 2012:41) menyatakan bahwa character isn t inherited. One builds its daily by the way one thinks and acts, thought by thought, action by action. Artinya, karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, dan tindakan demi tindakan. Penyataan tersebut menunjukkan bahwa untuk menumbuhkan karakter pada seseorang dibutuhkan sebuah proses pembiasaan melalui kegiatan dan tindakan yang merupakan hasil dari pemikiran. Kata karakter seringkali disejajarkan dengan akhlak, karakter menurut Kertajaya (2010:3) adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Cirri khass tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut. Selain itu, karakter merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertinda, besikap, berujar, dan merespon sesuatu. Adapun Kamisa (1997:281) karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Berkarakter berarti mempunyai watak atau mempunyai kepribadian. Berdasarkan definisi karakter yang dikemukakan oleh Kertajaya dan Kamisa, Hidayatullah (2010:16) melengkapi definisi karakter adalah kualitas atau kekuatan

84 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak serta yang membedakan dengan individu lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa akhlak adalah salah satu unsur pembentuk karakter. Selanjutnya, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga berperilaku sebagai insan kamil (Samani dan Hariyanto, 2012:46). Oleh karena itu, pendidik sebagai fasilitator dan motivator dalam menanamkan karakter pada siswa haruslah terlebih dulu memiliki karakter sebagai pendidik. KARAKTER SAFT DAN PENANAMANNYA PADA MAHASISWA DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING Karakter SAFT Karakter SAFT menurut Hidayatullah (2010:67-69) merupakan singkatan dari empat karakter, yaitu shidiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Keempat karakter ini diilhami dari karakter yang melekat pada diri para Nabi dan Rasul. 1) Shidiq adalah sebuah kenyataan yang benar yang tercermin dalam perkataan, perbuatan atau tindakan, dan keadaan batinnya. Karakter ini ditunjukkan dengan memiliki sistem keyakinan untuk merealisasikan visi, misi, dan tujuan serta memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, jujur, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 2) Amanah adalah sebuah kepercayaan yang harus diemban dalam mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh komitmen, kompeten, kerja keras, dan konsisten. Karakter ini ditunjukkan dengan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, kemampuan mengembang potensi secara optimal, dan kemampuan untuk membangun kemitraan dan jaringan. 3) Fathonah adalah sebuah kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan bidang tertentu yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Karakter ini ditunjukkan dengan memiliki kemampuan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman, kompetensi yang unggul, bermutu,

ISBN: 978-602-70471-1-2 85 dan berdaya saing, dan memiliki kecerdasan intelektual, emosional, serta spiritual 4) Tabligh adalah sebuah upaya merealisasikan pesan atau misi tertentu yang dilakukan dengan pendekatan atau metode tertentu.karakter ini ditunjukkan dengan memiliki kemampuan merealisasikan pesan, mampu berinteraksi secara efektif, serta memiliki kemampuan untuk menerapkan pendekatan dan metodik dengan tepat. Penanaman Karakter SAFT pada Mahasiswa Penempuh Mata Kuliah Microteaching Pelaksanaan perkuliahan microteaching yang akan dibahas adalah perkuliahan microteaching yang berlangsung pada mahasiswa Prodi PBSI FKIP UMS. Salah satu tujuan perkuliahan microteaching adalah menanamkan rasa percaya diri dan bersifat terbuka terhadap kritik orang lain. Tujuan tersebut menunjukkan pentingnya penanaman karakter SAFT dalam mata kuliah ini. Berikut gambaran kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa dalam mata kuliah microteaching di Prodi PBSI dan jenis karakter yang muncul pada indikator yang telah dirumuskan. No. Kegiatan Indikator Karakter yang 1. Pembekalan (workshop microteaching) memahami makna pembelajaran microteaching mempersiapkan diri secara mental dan material untuk mampu menempuh microteaching dengan baik dan lancer memahami prosedur pelaksanaan microteaching ditanamkan Shidiq 2. Mengadakan kontrak memahami dan Shidiq dan

86 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers belajar 3. Membentuk kelompok dan berbagi KD yang akan diajarkan 4. Menyusun perangkat pembelajaran 5. Melakukan praktik mengajar minimal 2 kali dan maksimal 4 kali untuk setiap mahasiswa melaksanakan peraturan yang telah ditentukan dengan baik, seperti disiplin waktu, merubah diri menjadi lebih baik, bertanggung jawab, dan mau bekerja keras. mampu bekerja secara tim dan bekerjasama mampu berinteraksi secara efektif memilih dan menguasai KD yang akan diajarkan mampu mengembangkan KD dalam RPP mampu menentukan materi ajar yang sesuai dengan KD mampu menentukan media dan strategi yang inovatif, menarik, dan sesuai dengan KD mampu menyusun deskripsi materi lengkap dengan kutipan dan daftar pustka sesuai dengan sumbernya mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP amanah Amanah, fathonah, dan tabligh Shidiq, amanah,dan fathonah Fathonah dan tabligh

ISBN: 978-602-70471-1-2 87 terampil dalam menerapkan strategi dan menggunakan media yang telah ditentukan 6. Berperan sebagai observer memahami penerapan yang bertugas mengamati dan memberi kritik serta saran kepada teman yang melakukan praktik 7. Berperan sebagai siswa yang menerima dan melakukan aktivitas belajar 8. Menyusun refleksi diri dimulai dari persiapan, pelaksanaan, hasil, dan harapan terhadap perbaikan selanjutnya keterampilanketerampilan mengajar yang harus dimiliki seorang pendidik mampu berpikir kritis mampu memberikan kritikan serta saran sebagai solusi yang ditawarkan mampu bekerjasama memiliki sikap toleransi sesama manusia mampu mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan saat akan praktik, saaat praktik berlangsung, dan perasaan atas hasil yang didapat dari praktik secara jujur memahami kekurangan mengenai keterampilan yang dikuasai saat melakukan praktik mengajar mampu berpikir terbuka Fathonah dan tabligh Shidiq Shidiq, amanah, fathonah, dan tabligh

88 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers dan menerima kritikan dari orang lain mampu merencanakan perbaikan terhadap dirinya dan kemampuannya menguasai keterampilan dalam mengajar Berdasarkan deskripsi kegiatan dan karakter yang muncul, karakter SAFT muncul secar terpisah dalam setiap kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa penempuh mata kuliah microteaching. Mahasiswa dituntut disiplin, rapi, dan tekun dalam menempuh mata kuliah microteaching. Selama menempuh mata kuliah microteaching mahasiswa harus menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap dan rapi yang merupakan hasil pemikirannya untuk mengembangkan komponen pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kreativitas masing-masing mahasiswa. Perangkat pembelajaran yang harus disusun meliputi RPP dan deskripsi materi yang dilengkapi dengan kutipan, daftar pustaka, dan fotocopy buku-buku yang dijadikan referensi. Selanjutnya, setiap mempersiapkan, melaksanakan, dan mendapatkan hasil dari praktik yang telah dilaksanakan, mahasiswa harus menyusun refleksi secara jujur sebagai ungkapan ekspresi yang dirasakan. Mahasiswa juga dituntut untuk mampu bekerjasama dan saling melengkapi antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya dengan berperan sebagai observer dan siswa saat praktik berlangsung. Selain itu, mahasiswa senantiasa harus menjaga penampilannya terlihat rapi dan bisa diteladani calon siswanya nanti. Oleh karena itu, setiap 2 pekan sekali saat mata kuliah microteaching berlangsung diadakan pengecekan terhadap kerapian praktikan baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari potongan rambut, seragam yang rapi, khusus untuk perempuan atasannya menutupi pantat, sepatu yang digunakan adalah sepatu pantofel berwarna hitam, dan memerhatikan kuku untuk selalu pendek dan rapi.

ISBN: 978-602-70471-1-2 89 KESIMPULAN Strategi pendidikan karakter yang efektif di antaranya adalah pembiasaan dan penanaman nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam aktivitas yang sering dilakukan. Hal ini dapat dilakukan oleh pendidik dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam aktivitas belajar yang akan dilalaui oleh peserta didik. Karakter SAFT merupakan salah satu karakter yang dapat diterapkan kepada peserta didik karena diilhami dari sifat yang melekat pada Nabi dan Rasul. Penanaman karakter SAFT terhadap mahasiswa penempuh mata kuliah microteaching merupakan salah satu upaya membentuk calon pendidik berkarakter, karena pendidik yang berkarakter akan menentukan kualitas mental, moral, akhlak, dan budi pekerti peserta didik di masa depan guna mencapai tujuan bersama membangun bangsa yang kuat dan menjunjung tinggi nilai-nilai karakter. DAFTAR PUSTAKA Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Memebangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika. Kartajaya, Hermawan. 2010. Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.