BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan, sebab dengan proses pendidikan manusia akan dapat

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan dalam Undang-undang (UU) No.12 tahun 2012 Bab I pasal I ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN. oleh tuhan dikarenakan telah dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

LOGO. Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih. sangat rendah dari segi Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN STUDI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

2014 PENGARUH MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah suatu hal yang mudah dicapai, melainkan harus melalui kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Dengan demikian penerapan pendidikan haruslah dimulai sejak kecil sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan pendapat Hamalik (2003: 79) yang mengemukakan bahwa: Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pendapat tersebut sesuai dengan definisi pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu wadah proses pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui lembaga pendidikan, dalam hal ini adalah perguruan tinggi atau universitas. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk mempersiapkan

mahasiswa sesuai dengan sistem pendidikan nasional. Selain itu perguruan tinggi dituntut pula untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung yang memiliki norma dasar kehidupan edukatif, ilmiah, dan religius. Norma dasar tersebut terwujud dalam bentuk tindakan seluruh sivitas akademika di dalam dan di luar kampus, serta menjiwai gagasan dasar, rancangan dan implementasi kurikulum kampus. UPI mempunyai visi dan misi mampu menciptakan tenaga kerja pengajar dan pendidik yang baik serta menghasilkan tenaga ahli yang sesuai dengan bidang dan keahliannya. Salah satu Program Studi (Prodi) yang ada di UPI adalah Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB). Prodi Pendidikan Akuntansi ini diharapkan akan meluluskan tenaga ahli yang memiliki kompetensi sains dan teknologi dalam bidang ilmu akuntansi, menguasai landasan pendidikan dan pengajaran, serta mampu beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja secara mandiri dan bertanggung jawab berbasis syariah. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh mahasiswa sebagai peserta didik. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yakni perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan tingkah laku tersebut diwujudkan dalam pola-pola respons yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Prestasi belajar selalu dihubungkan dengan hasil belajar seorang mahasiswa. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa yang mengalami proses belajar pada jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Mahasiswa yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar merupakan perpaduan antara kemampuan, bakat, minat, perhatian, motivasi, kemampuan tenaga pendidik, fasilitas, kebiasaan belajar, serta lingkungan belajar yang saling berhubungan dan mempengaruhi pola perilaku setiap mahasiswa. Merujuk pada uraian di atas, keberhasilan suatu proses pendidikan dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa yang dapat dilihat dari nilai evalasi belajar, baik nilai evaluasi di setiap semester maupun rekapitulasi nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK merupakan evaluasi hasil yang dilakukan melalui kajian terhadap kinerja mahasiswa meliputi hasil kegiatan pembelajaran pada setiap mata kuliah dan pada keseluruhan mata kuliah (Kurikulum UPI, 2011). Hal ini mengindikasikan bahwa mutu pendidikan dapat dilihat dari nilai rata-rata pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Berdasarkan Rencana Strategi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Renstra FPEB) pada tahun 2011, dalam target 4 tahun ke depan, rata-rata IPK yang diharapkan sekurang-kurangnya adalah 3,36 (pada skala 4), baseline 3,34. Jadi IPK lebih besar sama dengan dari 3,34 ( 3,34) seperti yang diharapkan pada umumnya oleh Prodi Pendidikan Akuntansi, yaitu menghasilkan mahasiswa

dengan nilai IPK tinggi serta menjadikan tenaga ahli dalam bidang pendidikan akuntansi yang lebih baik dan lebih kompeten dalam bidang pendidikan ataupun dalam dunia kerja bidang lain nantinya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai IPK mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009, 2010, dan 2011: Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009, 2010, dan 2011: No. Angkatan Jumlah Rata-rata IPK 3,34 IPK < 3,34 Mahasiswa IPK 1 2009 113 3,19 46 67 2 2010 107 3,21 50 57 3 2011 90 3,21 48 42 Jumlah 310 3,19 144 Mahasiswa 166 Mahasiswa Prosentase (%) 100% 46,92% 53,08% Sumber: Bidang Akademik FPEB UPI, data yang telah diolah Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa perolehan data yakni rata-rata IPK dari 310 mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009, 2010, dan 2011 menunjukkan prosentase keseluruhan yakni 53,08% kurang dari IPK yang diharapkan sesuai dengan Renstra FPEB yaitu rata-rata IPK sekurang-kurangnya 3,36 (pada skala 4), baseline 3,34 ( 3,34), sedangkan 46,92% memenuhi IPK yang diharapkan sesuai dengan Renstra FPEB. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa rata-rata IPK keseluruhan adalah 3,19. Artinya masih terdapat mahasiswa yang mendapat nilai IPK berkisar antara 3,00 sampai dengan 3,19, ini berarti kurang dari 3,34. Meskipun demikian, rata-rata IPK selalu mengalami kenaikan di setiap angkatan. Hal tersebut harus terus dipertahankan agar setiap angkatan selalu mengalami kenaikan rata-rata IPK. Jika setiap angkatan selalu mengalami kenaikan rata-rata IPK, maka dapat menghasilkan lulusan yang

berkualitas, sehingga lulusan dapat menghadapi tantangan persaingan dengan lulusan perguruan tinggi pendidikan lainnya dalam dunia kerja. Keberhasilan seseorang dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapainya. Untuk mencapai prestasi yang baik tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Ahmadi (2004: 138) adalah: 1. Faktor jasmaniah (fisiologi), misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2. Faktor psikologis, terdiri atas: a. Faktor intelektif, meliputi faktor potensial dan kecakapan nyata. b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuainan diri. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis, yang tergolong faktor eksternal, ialah: a. Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, kesenian. c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. Berdasarkan pendapat tersebut di atas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor psikologis, dalam hal ini adalah motivasi belajar. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan keluarga. Sesuai dengan pendapat Turner dan Johnson (Kertamuda, 2008: 26) yang mengemukakan bahwa Motivasi yang dikembangkan merupakan kunci yang membedakan perilaku dari setiap orang dalam mempengaruhi kemajuan prestasi belajarnya. Dalam bukunya, Uno (2009: 27) mengatakan bahwa Prestasi belajar seseorang rendah karena motivasi belajarnya kurang, hal ini berarti bahwa anak tersebut kurang mampu mengaplikasikan kekuatan dalam dirinya secara potensial menjadi perbuatan belajar. Motivasi pada dasarnya dapat

membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku seseorang, termasuk perilaku seseorang yang sedang belajar. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Pratiwi (2011), menyatakan bahwa faktor motivasi belajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, seorang mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan melakukan kesungguhan dalam belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi akademik (IPK) mahasiswa. Selain motivasi belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangat erat kaitannya dengan prestasi belajar seseorang. Seseorang yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga harus terpenuhi hal lain misalnya perlindungan kesehatan, perlengkapan belajar, dan lain-lain. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Octaviana (2012), menyatakan bahwa lingkungan keluarga mempunyai pengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga dapat mempengaruhi prestasi akademik (IPK) mahasiswa. Prestasi akademik merupakan gambaran konkrit keberhasilan proses belajar mengajar yang berlangsung pada lembaga pendidikan, prestasi akademik juga dapat menjadi tolok ukur dari tingkat pemahaman mahasiswa yang mengalami proses belajar mengajar. Biasanya dengan adanya evaluasi pembelajaran maka akan terlihat bagaimana perkembangan prestasi seorang mahasiswa mencapai tujuan yang diharapkan oleh dirinya maupun oleh lembaga tempatnya menjalankan proses belajar. Analogi tersebut semakin menguatkan penulis untuk

memilih faktor motivasi belajar dan lingkungan keluarga sebgai faktor yang mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Penjelasan Uno, Pratiwi dan Octaviana bisa kita analogikan dengan mahasiswa yang tidak memiliki motivasi belajar akan berdampak kurang baik bagi peningkatan prestasi akademiknya. Dengan demikian, seorang mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan melakukan kesungguhan dalam belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi akademik (IPK) mahasiswa. Sama halnya apabila lingkungan keluarga dengan keadaan ekonomi lemah, maka seseorang akan mengalami kesulitan dalam belajar, hal ini akan mempengaruhi seseorang dalam belajar. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang dalam keluarga kaya raya yang dapat memenuhi kebutuhan belajar dan memberikan pendidikan yang baik, yakni mendukung untuk berprestasi, maka seorang mahasiswa akan terbantu dalam melakukan usaha untuk mendapatkan IPK yang maksimal, sehingga faktor lingkungan keluarga dapat mempengaruhi IPK mahasiswa. Sehubungan dengan hal di atas, untuk mengetahui pengaruh faktor motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI, maka penulis mengajukan penelitian dengan judul: Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI (Studi pada Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009-2011).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran motivasi belajar, lingkungan keluarga, dan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 3. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 4. Bagaimana pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran motivasi belajar, lingkungan keluarga, dan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi.

3. Untuk mengkaji pengaruh lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 4. Untuk mengkaji pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi hasil kajian teori belajar mengenai motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta konsep-konsep mengenai motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa. 4. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Kampus

Sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi peningkatan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi. 2. Bagi Dosen Diharapkan dapat membantu dosen untuk meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa yang dapat diperhatikan dalam motivasi belajar dan lingkungan keluarga mahasiswa sebagai tolok ukur keberhasilan dalam belajarnya. 3. Bagi Mahasiswa a. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif. b. Menumbuhkan dan menciptakan lingkungan keluarga yang baik. 4. Bagi Peneliti Sebagai penambah wawasan mengenai motivasi belajar dan lingkungan keluarga yang mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi.