Perbandingan Tekanan Darah Sebelum dan Sewaktu Melakukan Handgrip Isometric Exercise

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI- LAKI DEWASA MUDA YANG DIINDUKSI COLD PRESSOR TEST

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satusecara global

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

ABSTRAK PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambaran Perubahan Tekanan Darah Pasca Olahraga Futsal pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular, sehingga angka kejadian penyakit tidak menular semakin

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

ABSTRAK PREVALENSI HIPERTENSI ESSENSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BERDASARKAN UJI SARING COLD PRESSURE TEST

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambaran Kadar Gula Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang Memiliki Berat Badan Berlebih dan Obesitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

ABSTRAK. PENGARUH BUAH BLEWAH (Cucumis melo L. var. cantalupensis) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL DAN PREHIPERTENSI LAKI-LAKI DEWASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAA EFEKTIFITAS TEK IK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DA RELAKSASI AFAS DALAM TERHADAP TEKA A DARAH PADA PASIE HIPERTE SI

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).


ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

Perbedaan Tekanan Darah setelah Pemaparan Cold Pressure Test antara Mahasiswa Tanpa dan dengan Riwayat Hipertensi di Keluarga

PERBEDAAN TEKANAN DARAH MAHASISWA PENDERITA PRE-HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA BASKET DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA ABSTRAK

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK KAPSUL SERBUK AKAR ALANG-ALANG (Imperta cylindrica Beauv.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI-LAKI DEWASA

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

ABSTRAK. EFEK ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) P. Beauv) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

Transkripsi:

443 Artikel Penelitian Perbandingan Tekanan Darah Sebelum dan Sewaktu Melakukan Handgrip Isometric Exercise pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas M.Yoga Sefia Nurindra 1, Rahmatina B.Herman 2, Yenita 3 Abstrak Hipertensi dapat menyebabkan gangguan jantung yang serius sampai kematian. Handgrip isometric exercise adalah latihan yang melibatkan kontraksi otot lengan bawah dan tangan dengan melakukan cengkraman menggunakan handgrip dynamometer. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan tekanan darah sewaktu melakukan handgrip isometric exercise. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan desain randomized crossover study yang melibatkan 24 orang subjek laki-laki dengan usia 20,7 ± 0,6 tahun dan BMI 21,8 ± 2,1 Kg/m 2. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik yang signifikan. Tekanan darah sistolik dari 115,2 ± 5,0 mmhg menjadi 135,0± 6,5 mmhg (p<0,05) dan diastolik 76,3± 5,0 mmhg menjadi 98,3 ± 8,7 mmhg (p<0,05). Pada kontrol terlihat penurunan tekanan darah sistolik yang signifikan dari 113,8 ± 6,1 mmhg menjadi 111,5 ± 7,1 mmhg (p<0,05) dan diastolik penurunan tidak signifikan dari 75,0 ± 5,9 mmhg menjadi 72,9 ± 6,2 mmhg (p>0,05). Pada penelitian ini disimpulkan bahwa tekanan darah meningkat sewaktu handgrip isometric exercise. Kata kunci: hipertensi, handgrip isometric exercise, tekanan darah Abstract Hypertension can cause a serious heart problem and mortality. Handgrip isometric exercise is an activity involving contraction of forearm and hand muscle of one arm by pressing handgrip dynamometer. The objective of this study was to investigated blood pressure during handgrip isometric exercise. This research was an experimental study with randomized crossover design that involved 24 male subjects, age of 20,7 ± 0,6 years old and BMI 21,8 ± 2,1 Kg/m 2. The results demonstrated significant increases in systolic and diastolic blood pressure during handgrip isometric exercise. Systolic blood pressure significantly increased from 115,2 ± 5,0 mmhg to 135,0 ± 6,5 mmhg (p<0,05) and diastolic from 76,3 ± 5,0 mmhg to 98,3 ± 8,7 mmhg (p<0,05). In control group, systolic blood pressure significantly decreases from 113,8 ± 6,1 mmhg to 111,5 ± 7,1 mmhg (p<0,05) and unsignificant decreased in diastolic blood pressure from 75,0 ± 5,9 mmhg to 72,9 ± 6,2 mmhg (p>0,05). It can be concluded that blood pressure increased during handgrip isometric exercise. Keywords: hypertension, handgrip isometric exercise, blood pressure Affiliasi penulis: 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Fisologi FK UNAND, 3. Bagian Patologi Anatomi FK UNAND Korespondensi: M.Yoga Sefia Nurindra, Email: muhammadyogas@yahoo.com, Telp:08576607777 PENDAHULUAN Hipertensi atau darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling berbahaya yang dihadapi oleh dunia saat ini, dimana jika tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan pada jantung yang lebih serius. Faktor gaya hidup seperti olahraga, diet dan stress dapat mempengaruhi risiko dan akibat dari hipertensi. 1 Hipertensi di Amerika Serikat mengenai sekitar 77,9 juta orang atau 1 dari 3 orang dewasa. Di Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga setelah stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur. 2

444 Khusus untuk Kota Padang, pada tahun 2009 diperoleh data bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian kelima terbanyak yakni mencapai 8,72% dari total kematian di Kota Padang. Kejadian hipertensi terus meningkat sehingga pada laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang 2010, hipertensi dinyatakan sebagai 5 penyakit tidak menular utama dan juga merupakan penyakit ketiga terbanyak pada usia lanjut dengan jumlah 11.600 kasus. Data Dinkes Kota Padang 2012 melaporkan hipertensi menjadi penyebab kematian kedua yakni mencapai 17% dari total kematian di Kota Padang. 3-5 Berdasarkan penyebab, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Kasus hipertensi primer lebih dari 90% disebabkan faktor genetik serta lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor. Yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, dan obesitas. Kasus hipertensi sekunder sebesar 5-10% disebabkan oleh penyakit ginjal, kelainan saraf pusat dan obat-obatan. Komplikasi akibat hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada organ seperti pada jantung, otak, ginjal dan mata. 6 Isometrik merupakan salah satu kontraksi otot yang tidak terjadi perubahan panjang otot, sedangkan tonusnya mengalami perubahan. 7 Isometrik melibatkan kelompok kecil dari otot rangka dibandingkan dengan latihan isotonik dimana kelompok otot yang lebih besar yang terlibat. Menggenggam raket tenis dan mengakat besi merupakan contoh dari kontraksi isometrik. Menggenggam raket tenis dan angkat besi merupakan contoh dari kontraksi isometrik. Handgrip isometric exercise merupakan sebuahkegiatan mencengkram dimana kontraksinya terjadi pada bagian lengan bawah dan tangan, sehingga akan menyebabkan perubahan dalam ketegangan otot tangan. Selama melakukan handgrip isometric exercise, kebutuhan oksigen di jaringan meningkat dan jantung bekerja lebih memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen di jaringan tersebut dibawah pengaruh aktivasi simpatis. Hal ini menyebabkan peningkatan suplai darah ke otot yang aktif untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. Isometrik tidak membutuhkan banyak oksigen dibanding dengan isotonik, sehingga tekanan darah tidak naik banyak dalam isometrik. 8 METODE Penelitian ini merupakan suatu eksperimental dengan menggunakan desain Randomized Crossover Study yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, berlangsung mulai dari bulan April 2014 sampai bulan Oktober 2014. Besar sampel berjumlah 22 orang lakilaki Angkatan 2011. Memperhitungkan drop out 10% jumlah sampel yang terpilih dalam penelitian ini berjumlah 24 orang. Kriteria inklusi adalah respoden yang memenuhi syarat, yaitu: semua mahasiswa lakilaki Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Andalasyang berusia 18-23 tahun, memiliki Indek Massa Tubuh (IMT) normal (18,5-24,99 Kg/m 2 ) dan bersedia menandatangani surat persetujuan. Kriteria eklusi adalah responden yang mengkonsumsi obatobatan. Teknik pengambilan sampel meggunakan simple random sampling secara undian. HASIL Tekanan darah subjek penelitian sebelum dan. Hasil tekanan darah subjek penelitian sebelum dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1. Tekanan darah subjek penelitian sebelum Sebelum Sewaktu Peningkatan Sistolik 115,2 ± 135,0 ± 19,8 ± 5,3 18,5 0,001 5,0 6,5 Diastolik 76,3 ± 98,3 ± 22,1 ± 6,6 16,4 0,000 4,9 8,7 Berdasarkan Tabel 1, didapatkan rerata nilai peningkatan tekanan darah sistolik sebelum dan sewaktu handgrip isometric exercise pada subjek penelitian sebesar 19,8 ± 5,3 mmhg dan diastolik sebesar 22,1 ± 6,6 mmhg. Hasil uji-t dependent pada sistolik didapatkan T = 18,5 dan p<0,01 dan uji-t dependent pada diastolik didapatkan T = 16,4 dan p<0,01. Hal ini menunjukan terjadi perubahan yang

445 sangat signifikan (p<0,05) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sewaktu melakukan handgrip isometric exercise. Tekanan darah kontrol penelitian sebelum dan Hasil tekanan darah kontrol penelitian sebelum dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2. Tekanan darah kontrol penelitian sebelum Sebelum Sewaktu Peningkatan Sistolik 113,8 ± 111,5 ± 2,3 ± 5,1 2,2 0,038 6,1 7,1 Diastolik 75,0 ± 72,9 ± 2,1 ± 5,1 2,0 0,057 5,9 6,2 Berdasarkan Tabel 2, didapatkan rerata penurunan tekanan darah sistolik sebelum dan sewaktu handgrip isometric exercise pada kontrol penelitian sebesar 2,3 ± 5,1 mmhg dan diastolik sebesar 2,1 ± 5,1 mmhg. Hasil uji-t dependent pada sistolik didapatkan T = 2,2 dan p>0,01 dan uji-t dependent pada diastolik didapatkan T = 2,0 dan p>0,01. Hasil ini menunjukan perubahan tekanan darah sistolik yang signifikan (p<0,05), sedangkan untuk diastolik menunjukan perubahan tekanan darah yang tidak signifikan (p>0,05). Perbandingan perubahan tekanan darah subjek dan kontrol penelitian Hasil perbandingan perubahan tekanan darah subjek dan kontrol penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3. Perbandingan perubahan tekanan darah subjek dan kontrol penelitian. Subjek Kontrol Sistolik 19,8 ± 5,3 2,3 ± 5,1 14,8 0,000 Diastolik 22,1 ± 6,6 2,1 ± 5,1 14,2 0,000 Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil uji-t independent terhadap sistolik pada subjek dan kontrol penelitian didapatkan T = 14,8 dan p<0,01, sedangkan hasil uji-t independent terhadap diastolik pada subjek dan kontrol penelitian didapatkan T = 14,2 dan p<0,01. Hal ini menunjukan terdapat perubahan yang sangat signifikan (p<0,05) tekanan darah sistolik maupun diastolik antara subjek penelitian dengan kontrol penelitian. PEMBAHASAN Karakteristik subjek penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat nilai tekanan darah sebelum dan sewaktu melakukan handgrip isometric exercise pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu memiliki rerata umur 20,7 ± 0,6 dan IMT 21,8 ± 2,1 Kg/m 2. Pada hari pertama, data tekanan darah didapatkan dengan pengukuran langsung tekanan darah pada subjek dan kontrol penelitian sebanyak 3 kali sebelum dan 3 kali sewaktu. Tekanan darah subjek penelitian sebelum dan Hasil penelitian menunjukkan peningkatan tekanan darah sistolik sebelum dan sewaktu melakukan handgrip isometric exercise pada subjek penelitian sebesar 19,8 ± 5,3 mmhg dan diastolik sebesar 22,1 ± 6,6 mmhg. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Gupta dan Gupta pada tahun 2014, Sarwari et al pada tahun 2013 dan Srikanth dan Pragathi pada tahun 2013 dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Pada penelitian Gupta dan Gupta pada tahun 2014 tekanan sistolik mengalami peningkatan sebesar 10 mmhg dan diastolik sebesar 11 mmhg dan pada penelitian Sarwari et al (2013) mengalami peningkatan sistolik sebesar 21 mmhg diastolik sebesar 17 mmhg, sedangkan penelitian Srikanth dan Pragathi pada tahun 2013 tekanan sistolik mengalami peningkatan sebesar 3 mmhg dan diastolik sebesar 6 mmhg. 9-11 Peningkatan tekanan darah yang terjadi disebabkan oleh aktivasi saraf simpatis sewaktu melakukan handgrip isometric exercise. Saraf simpatis mengontrol kerja jantung pada situasi darurat atau sewaktu berolahraga yaitu peningkatan kebutuhan akan aliran darah dan mempercepat denyut jantung. Efek utama saraf simpatis pada nodus SA dengan

446 meningkatkan kecepatan depolarisasi. Ujung saraf simpatis akan menghasilkan norepinefrin untuk menurunkan permeabilitas K+ dengan mempercepat inaktivasi saluran K+. Dengan keluarnya ion K+, menyebabkan jumlah K+ dalam sel berkurang, sehingga bagian dalam sel menjadi kurang negatif dan timbul efek depolarisasi dengan cepat. Peningkatan kecepatan depolarisasi berpengaruh terhadap frekuensi pembentukan potensial aksi, dengan demikian kecepatan denyut jantung juga meningkat yang berefek pada peningkatan tekanan darah. 9-11 Tekanan darah kontrol penelitian sebelum dan Hasil penelitian menunjukan penurunan tekanan darah sistolik sebelum dan sewaktu melakukan handgrip isometric exercise pada kontrol penelitian sebesar 2,3 ± 5,1 mmhg dan diastolik sebesar 2,1 ± 5,1 mmhg. Penelitian ini menyerupai hasil studi yang dilakukan oleh Mortimer pada tahun 2011, dimana terjadi penurunan tekanan darah pada kontrol penelitian yang tidak melakukan handgrip isometric exercise sebesar 10 mmhg yang disebabkan oleh adanya fase relaksasi saat duduk, hal ini menyebabkan menurunnya aktivasi saraf simpatis yang dapat menyebabkan pengurangan pada tekanan darah. Hasil penurunan tekanan darah yang didapatkan berbeda dikarenakan waktu yang digunakan saat penelitian. Pada penelitian ini waktu digunakan 3 menit dan pada penelitian yang dilakukan oleh Mortimer dan McKane pada tahun 2011 duduk selama 15 menit, sehingga terdapat perbedaan nilai tekanan darah pada kontrol penelitian. 12 Perbandingan perubahan tekanan darah subjek dan kontrol penelitian Hasil penelitian menunjukkan perubahan tekanan darah yang terjadi antara subjek penelitian dan kontrol penelitian. Perubahan yang terjadi pada subjek penelitian berupa peningkatan pada tekanan darah dan pada kontrol penelitian berupa penurunan tekanan darah. Hasil uji-t menunjukan bahwa terdapat perubahan yang sangat signifikan pada tekanan darah sistolik dan diastolik pada subjek penelitian dibandingkan dengan kontrol penelitian. Perbedaan tekanan darah signifikan antara subjek penelitian dan kontrol disebabkan oleh pengaruh saraf simpatis, dimana saraf simpatis mengatur kerja jantung pada situasi darurat atau sewaktu berolahraga yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan aliran darah untuk menyuplai oksigen ke jaringan. 13-14 Hal ini menyebabkan tekanan darah pada subjek penelitian yang melakukan handgrip isometric exercise mengalami peningkatan tekanan darah dibanding dengan kontrol penelitian tanpa melakukan handgrip isometric exercise yang mengalami penurunan akibat tidak teraktivasinya saraf simpatis dan terjadi fase relaksasi saat duduk. KESIMPULAN Nilai tekanan darah sebelum melakukan handgrip isometric exercise pada subjek penelitian sebesar 115,2 ± 5,0 mmhg/76,3 ± 4,9 mmhg, sedangkan pada kontrol sebesar 113,8 ± 6,1 mmhg/75,0 ± 5,9 mmhg. Nilai tekanan darah sewaktu melakukan handgrip isometric exercise pada subjek penelitian sebesar 135,0 ± 6,5 mmhg/98,3 ± 8,7 mmhg, sedangkan pada kontrol sebesar 111,5 ± 7,1 mmhg/72,9 ± 6,2 mmhg. Perubahan nilai tekanan darah sebelum dan pada subjek mengalami peningkatan sebesar 19,8 ± 5,3 mmhg/22,1 ± 6,6 mmhg, sedangkan pada kontrol mengalami penurunan sebesar 2,3 ± 5,1 mmhg/2,1 ± 5,1 mmhg. DAFTAR PUSTAKA 1. Carroll W. Hypertension in America: estimates for the u.s. civillian noninstitutionalized population, age 18 and older. MEPS. 2011:1-6. 2. Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, Benjamin EJ, Berry JD, Borden WB, Bravata DM. Heart disease and stroke statistics 2013 update: a report from the American Heart Association. Circulation. 2013;127. 3. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan tahunan tahun 2009 edisi 2010. Padang. 2010. 4. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan tahunan tahun 2010 edisi 2011. Padang. 2011. 5. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan tahunan tahun 2012 edisi 2013. Padang. 2013.

447 6. Yogiantoro M. Hipertensi esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor (penunting). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2010. hlm.1069-79. 7. Afriwardi. Ilmu kedokteran olahraga. Jakarta: EGC; 2007. 8. Singh H, Kaur M. Gender variation in cardiovascular response to isometric exercises of upper limbs. Indian Journal of Applied Basic Medical Sciences 13B. 2011:1-10. 9. Gupta K, Gupta N. A comparative study of cardio- Vascular response to isometric hand grip exercise in offspring of hypertensive and normotensive parents. International Journal of Basic and Applied Medical Sciences. 2014;187-91. 10. Sarwari KN, Baig MS, Zeba A. Blood pressure response to isometric exercise in young obese males and females using hand grip dynamometer test. International Journal of Basic and Applied Medical Sciences. 2013;3(3):229-34. 11. Srikanth S, Pragathi ND. Gender differences in cardiovascular responses to isometric exercise. IJRRMS. 2013;3(4):24-7. 12. Mortimer J, McKune AJ. Effect of short-term isometric handgrip training on blood pressure in middle-aged females. CVJAFRICA. 2011;22;5. 13. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran (terjemahan). Edisi ke.11. Jakarta: EGC. 2007. 14. Herman RB. Buku ajar fisiologi jantung. Jakarta: EGC. 2011;26-47.