BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. baru agar pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan untuk menyiapkan seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya sendiri. Sesuai dengan apa yang terdapat dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 ketentuan umum pasal (1), Yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini berarti bahwa pendidikan di Indonesia mengemban visi menyiapkan peserta didik yang secara aktif memiliki kemampuan untuk melakukan kompetensi/bersaing dan sanggup menjawab tantangan zaman serta mampu mengemban tugasnya sebagai generasi muda harapan bangsa, yaitu dalam melakukan pembangunan bangsanya. Selain itu, dia juga diharapkan agar dapat menjalankan fungsinya sebagai individu yang hidup di lingkungan masyarakat dengan baik dan tanggung jawab. Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II dasar, fungsi, dan tujuan. Pasal (3), pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

2 Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 ketentuan umum pasal (1) dan Bab II dasar, fungsi, dan tujuan. Pasal (3) dapat dipahami bahwa begitu luar biasanya fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional sehingga sudah menjadi suatu hal yang mutlak bagi seluruh elemen yang berkepentingan dan bertanggung jawab dalam pendidikan ini, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat untuk mengusahakan pendidikan dengan sebaik-baiknya (efektif dan efisien) agar apa yang menjadi fungsi dan tujuan dari pendidikan itu dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya harus didukung oleh system pendidikan yang berkualitas. Salah satu komponen yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan adalah proses belajar mengajar seperti metode pembelajaran yang diterapkan, karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang berkaitan secara langsung di lapangan. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi yang dinamis antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebagaimana dikemukakan Dageng dalam Sugiyanto (2010:1) bahwa daya tarik suatu pelajaran (pembelajaran) ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua, metode atau cara mengajar guru. Semua hal tersebut saling mendukung yaitu adanya aktivitas antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Keberhasilan proses pengajaran selain ditentukan oleh cara mengajar guru dan cara belajar siswa juga ditentukan faktor

3 lain seperti kurikulum, sarana prasarana, teknik, media serta situasi dan kondisi lingkungan belajar. Perkembangan dalam kegiatan proses belajar mengajar siswa mengalami suatu perubahan dan hal tersebut merupakan hal yang lazim terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa melalui proses kegiatan mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru. Dari hasil pengamatan penulis, metode mengajar konvensional (ceramah) lebih banyak digunakan oleh guru-guru atau pendidik dari pada metode yang lainya. Metodemetode tersebut dikemukakan Djamarah (2006:82) diantaranya: tanya jawab, penugasan, kerja kelompok, praktikum, tugas proyek, word square, talking stick, quantum learning, cooperative learning, collaborative learning dan lain sebagainya. Metode ceramah memberikan kesan bahwa guru adalah sumber belajar satu-satunya, sehingga proses belajar mengajar bersifat satu arah, hal ini terkadang membuat siswa sering merasa jenuh dan bosan. Hal tersebut digambarkan dengan keadaan yang terjadi di sekolah SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, diperoleh bahwa hasil belajar pada siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur dalam Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor masih rendah. Hal tersebut boleh peneliti buktikan melalui table berikut:

4 Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Kelas X Administrasi Perkantoran pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tahun 2008/2009-2011/2012 Tahun Rata- Rata Nilai KKM 2008/2009 65 7,5 2009/2010 67 7,5 2010/2011 70 7,5 2011/2012 67 7,5 Sumber: KTSP SMK Negeri 1 Cipanas Tahun 2008/2009-2011/2012 Berdasarkan tabel 1.1 memberikan informasi bahwa nilai rata-rata siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor dari tahun pelajaran 2008-2009 s/d 2011-2012 belum Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal/ KKM. Berikut ini dijelaskan secara rinci nilai rata-rata ulangan harian pada tahun pelajaran 2011-2012. Tabel 1.2 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 RATA-RATA NO KELAS KKM NILAI 1 X AP 1 75 68 2 X AP 2 75 68 3 X AP 3 75 65 4 X AP 4 75 60 Sumber: SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tabel 1.2 memberikan informasi nilai rata-rata ulangan siswa tidak memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan sehingga

5 mengharuskan siswa mengikuti perbaikan atau remedial. Adapun jumlah siswa yang melakukan remedial pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Data Jumlah Siswa yang Mengikuti Remedial Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran dalam Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tahun Ajaran 20011-2012 KELAS JUMLAH SISWA KKM JUMLAH SISWA YANG REMEDIAL X AP 1 36 75 20 X AP 2 36 75 21 X AP 3 34 75 22 X AP 4 34 75 13 TOTAL 140-75 Sumber: SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tabel 1.3 memberikan informasi bahwa hampir setengah dari jumlah siswa mengikuti remedial. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor belum optimal. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman atau penguasaan tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna pelajaran yang diterima berbeda. Hal tersebut berkaitan dengan metode atau cara yang digunakan oleh guru bidang studi tesebut dalam mengajar atau menyampaikan materi pembelajaran. Menurut hasil wawancara dengan Faisal Sandi, S.Pd dan Rina Oktaria, S.Pd (kurikulum dan guru bidang studi mengelola peralatan kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) menyatakan bahwa, umumnya di sekolah proses

6 pengajaran masih mengarah pada paradigma lama yakni cenderung berpusat pada guru (teacher centered), konsep yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan tulis dan disampaikan secara lisan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana guru berperan mentransfer materi namun terkadang kurang melibatkan keaktifan siswa dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa materi yang disampaikan gurunya. Anita Lie (2004:2) menyatakan : Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan pada siswa yang pasif. Dia tidak perlu mengetahui mengenai proses belajar mengajar yang tepat. Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya. Mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat, dan hafal. Proses belajar mengajar dengan paradigma lama cenderung menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik. Menghindari hal tersebut agar tidak terjadi, tuntutan dalam dunia pendidikan harus mengalami perubahan. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut. Perkembangan dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan siswa mengalami perubahan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu metode yang digunakan guru dalam menyampaikan informasi atau pelajaran. Ketika metode yang digunakan tidak mengena terhadap siswa, mungkin saja tujuan yang diharapkan tidak tercapai.

7 Kenyataan dan pandangan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya pendidik atau guru untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Dengan diterapkannya suatu metode pembelajaran yang inovatif, diharapkan mampu membangkitkan motivasi para siswa untuk belajar. Pada proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran salah satunya ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Salah satu proses pembelajaran yang baik dilakukan oleh guru pada saat ini adalah pembelajaran kelas secara berkelompok. Menurut Benyamin Bloom dengan teori belajar di sekolah (Nana S, 2008:40) bahwa: Ada dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristrik intern siswa yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya dan motivasi) serta karakteristik ekstern kualitas pengajaran yang meliputi (guru, metode pembelajaran dan fasilitas belajar). Metode pembelajaran merupakan faktor ekstern yang dapat mempengaruhi hasil/prestasi belajar siswa. Oemar Malik (2005:120) mengemukakan bahwa cara guru memberikan pembelajaran sebagai faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang bersumber dari luar sekolah. Akan tetapi metodologi mengajar banyak ragamnya, Departemen Pendidikan Nasional (2007:201) buku

8 materi sosialisasi Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan disebutkan bahwa terdapat berbagai macam dan jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses belajar, sehingga dibutuhkan kejelian guru dalam menggunakannya. Adapun metode-metode pembelajaran yang dimaksud sebagaimana disebutkan Djamarah (2006:82) antara lain: Metode ceramah, tanya jawab, penugasan, kerja kelompok, praktikum, tugas proyek, word square, talking stick, quantum learning, cooperative learning, collaborative learning dan lain sebagainya, dimana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran. Sebagai pendidik tentu harus menguasai metode mengajar yang beraneka ragam, tidak menggunakan hanya satu metode saja yang akan membuat siswa merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), tetapi harus divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai dengan baik Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat seperti dengan menggunakan metode kerja kelompok. agar siswa dapat memperoleh kesempatan

9 untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Terjadinya interaksi antara anggota kelompok akan mempengaruhi gaya belajar siswa, sehingga dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang tadinya kurang aktif di kelas menjadi lebih aktif karena individu anak terdorong untuk lebih aktif bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing karena individu anak mengetahui kekurangannya. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mendapatkan pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok dengan yang tidak pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara empirik tentang efektivitas penerapan metode pembelajaran kerja kelompok terhadap hasil belajar siswa.

10 Secara khusus tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mendapatkan pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok dengan yang tidak pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan kantor di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya, baik berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Sebagai wadah pengembangan berbagai teori kependidikan terkait dengan penyelenggaraan dan pelaksanaan proses belajar di kelas bagi guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal sesuai dengan tujuan dan arah kurikulum. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lembaga/ instansi, sebagai bahan masukan dan informasi bagi penelitian-penelitian sejenis. b. Bagi siswa, meningkatnya wawasan, pengetahuan dan prestasi serta terbangunnya rasa kebersamaan dalam belajar melalui penerapan metode kerja kelompok.

11 c. Bagi peneliti, bertambahnya wawasan keilmuan tentang penggunaan dan penerapan berbagai metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga mampu diimplementasikan dalam pelaksanaannya.