BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berperan aktif dalam pembangunan suatu negara. Sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani. Melalui pendidikan, manusia akan mendapat kepandaiaan berolah pekerti, manusia juga memperoleh wawasan baru yang akan banyak membantu hakekat hidup manusia untuk lebih maju baik pribadi maupun sebagai anak dari satu bangsa, sebagaimana telah dinyatakan dalam Undang-undang RI NO.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan ialah salah satu usaha sadar dan terencana terwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta secara aktif mengembangkan potendi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia serta keterampilan yang di perlkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Di dalam sistem pendidikan nasional, dikenal dengan tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Ketiga jalur pendidikan di atas dapat saling melengkapi dan memperkaya dalam upaya meningkatkan mutu sistem pendidikan nasional. Pendidikan nonformal sendiri merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Dalam jalur pendidikan informal dikenal dengan jalur pendidikan yang ada didalam suatu keluarga dan lingkungannya. Melalui pelaksanaannya, pendidikan anak dalam keluarga mempunyai peran menentukan bagi pencapaian mutu sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan melalui pendidikan keluarga individu pertama kali mempelajari dan mengenal sistem nilai budaya yang

2 berwujud aturan-aturan khusus, norma, kebiasaan dan teladan dari masyarakat lain. UU No.20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 3 menyetakan bahwa pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan serta pendidikan lain yang diajukan untuk mengembangkan kemampuan peserta lain. Pasal tersebut menyatakan bahwa dengan jelas pendidikan nonformal memiliki program pendidikan yang salah satunya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berfungsi membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah atau di lingkungan keluarga yang biasa disebut dengan lingkungan nonformal mempunyai peranan penting dalam lingkungan keluarga yaitu pendidikan nonformal memberikan pembelajaran orang tua dalam mendidik anak di masa emasnya. Pendidikan anak usia dini merupakan sasaran program yang dapat diselenggarakan oleh tiga peranan pendidikan, yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal berdasarkan undang-undang 1945 pasal 9 ayat 1 UUD RI No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. mengenai pendidikan anak usia dini (PAUD) yang merupakan pendidikan dasar dan strategis dalam pembengunan sumberdaya manusia (SDM). Pendidikan dengan keluarga adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan, sebab dimana ada keluarga disitu terdapat pendidikan. Orang tua dan anak tidak dapat dipisahkan, itu semua merupakan satu keharusan yang ada di dalam keluarga. Pendidikan yang berlangsung didalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga ini dapat tercapai dan diharapkan adanya kesadaran setiap masyarakat tentang pentingnya pendidikan anak usia dini dalam keluarga. Kecerdasan orang tua mempunyai kesadaran bahwa mereka memiliki peran penting dalam mendidik anak didalam keluarga.

3 Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua-anak. Dalam pola asuh orang tua akan menunjukan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya, oleh karena itu keluarga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan potensi anak. Robandi (2007:175) menyatakan bahwa: Keluarga disebut sebagai lembaga pertama karena pada umunya setiap anak dilahirkan dan kemudian dibesarkan pada awal pertama dalam lingkungan keluarga. Kemudian disebut sebagai lembaga utama bagi anak, karena keberhasilan pendidikan dalam keluarga ketika anak berada dalam usia dini atau sering disebut masa golden age. Karena itulah keluarga dipandang sebagai lembaga pertama dan utama bagi anak. Hubungan anak dengan orang tua dan anggota lain sering dianggap sebagai sistem atau jaringan yang saling berinterkasi. Sistem tersebut berpengaruh pada anak baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui sikap dan cara pengasuhan anak oleh orang tua. Merawat dan mengasuh anak bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik atau jasmaniyahnya saja, melainkan juga pada pemenuhan optimalisasi perkembangan yang lain seperti emosi, sosial, bahasa, motorik dan kognitif. Peran keluarga dalam pendidikan anak usia dini sangatlah besar, terutama dalam jalur pendidikan informal. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dari pada di luar rumah sehingga dibutuhkan pengawasan serta perhatian lebih dari orang tua, terutama untuk anak di bawah usia lima tahun. Keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam hal menentukan karakter dan memaksimalkan kecerdasan anak. Oleh karena itu diperlukan pola asuh yang dapat memaksimalkan kecerdasan yang harus dimiliki oleh seorang anak. dalam Pola asuh secara umum diarahkan pada cara orang tua memperlakukan anak berbagai hal, baik dalam berkomunikasi, mendisiplinkan, memonitor, mendorong dan mendidik. Menurut Gunarsa (Pratiwi,2007:4), bahwa :

4 Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemahaman kebutuhan fisik (makanan,minum, pakaian, dan lain sebagainya) dan kebutuhan psikologis (afeksi atau perasaan) tapi juga norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak berlaku hidup selaras dengan lingkungannya. Menurut Hurlock (1980:178) orang tua harus dapat memberikan pola asuh yang tepat sesuai dengan perkembangan anaknya, agar anak dapat mempersepsikan pola asuh yang diberikan kepadanya dengan baik. Pola asuh adalah sikap orang tua dalam membimbing anak-anaknya. Perlakuan orang tua terhadap seorang anak akan mempengaruhi bagaimana anak itu memandang, menilai, dan juga mempengaruhi sikap anak tersebut terhadap orang tua serta memengaruhi kualitas hubungan yang berkembang di antara mereka. Orang tua yang satu dengan yang lain memberikan pola asuh yang berbeda dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya. Kenyataannya yang terjadi di masyarakat yang memiliki pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tangung jawab pihak lembaga pendidikan saja, maka tak jarang orang tua menumpukan harapan yang begiu besar pada lembaga pendidikan, sehingga banyak orang tua yang berani mengeluarkan biaya yang begitu mahal untuk biaya pendidikan anaknya. Disisi lain, tidak sedikit pula orang tua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang dikendaki dan kecewa diharapkan. jika hasil pendidikan lembaga tersebut tidak sesuai seperti yang Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar tanggung jawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga keluarga juga dapat berperan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kualitas. Pola asuh dalam keluarga ini cenderung permisif karena orang tua selalu mengikuti kehendak anak. Banyak orang tua yang menjadi dilema karena orang tua yang seharusnya memberikan hukuman pada anak, disisi lain orang tua khawatir apabila harus memberikan hukuman pada anak dikarenakan orang tua memiliki rasa iba untuk memberikan hukuan pada anak-anaknya. Banyak orang tua yang tidak menjadi konsisten menerapkan aturan pada anak-anaknya sehingga berdampak pada anak yang akan selalu berusaha untuk

5 melanggar peraturan yang diterapkan. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua untuk pengasuhan anak akan sangat berpengaruh yang menerapkan pola asuh perkembangan anak, itu dikarenakan anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan keluarga. Orang tua yang menerapkan pala asuh yang demokratis dan akan menghasilkan anak yang mandiri, kreatif, punya kontrol diri yang baik dan dapat berpendapat (Asfandiyar, 2012:109). Dalam teori ekologi Bronfenbrenner (Wyani dan Barnawi, 2012:82) perkembangan anak dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan di sekitarnya yang mencakupi interaksi yang saling berhubungan antara keadaan di dalam dan di luar rumah, sekolah dan tetangga dari kehidupan anak setiap hari dalam kurun waktu yang cukup lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak perkembangan anak yang merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai sitem interaksi yang terdiri dari sitem mikro, meso, exo, makro, dan krono. Sistem mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yaitu lingkungan keluarga dan hubungan antara anggota keluarga, yang meliputi pola interaksi yang langung seperti interaksi dengan orang tua, kakak dan adik kandungnya. Hubungan dua arah yang langsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak. Sistem meso adalah ketika anak mulai tumbuh besar dan mulai memasuki lingkungan atau tahap sekolah. Di sini terjadi lingkungan yang menimbulkan interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam sistem mikro anak, yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara rumah dan sekolah. Adapun sistem exo adalah lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar akan tetapi anak tidak berpartisipasi aktif, akan tetapi karena pengaruhnya, seperti ketika anak sedang melihat tayangan televisi. Dalam hal ini si anak tidak ada interaksi tetapi anak akan mendapatkan pengaruh dari apa yang telah di tayangkan dalam televisi tersebut. Sistem makro adalah merupakan lingkungan terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai, budaya dan hukum, peraturan, perundang-undangan,

6 adat istiadat kebijakan sosial dan lain sebagainya. Sistem krono mencakup polapola kejadian lingkungan dan transisi sepanjang perjalan hidup dan sejarah sosial individu. Seluruh komponen dari sistem ini juga sangat berpengaruh pada perkembangan sosial anak. Keluarga termasuk ke dalam sistem makro yaitu orang yang paling dekat dengan anak, pada hakikatnya merupakan wadah dari pembentukan sifat yang akan membentuk pribadi anak terutama pada anak yang masih berada dalam bimbingan dan tanggung jawab orang tua. Untuk menjawab fenomena ini banyak cara yang dilakukan salah satunya yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan antara anak di sekolah yang mempunyai pola asuh yang diciptakan oleh pihak lembaga dan dirumah yang di asuh oleh orang tua. Kegiatan ini menunjukan kepada orang tua, para pengasuh dan anggota keluarga lainnya yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan (pertemuan orang tua home visit) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan sedini mungkin juga melihat sampai mana keterlibatan orang tua dalam program yang diselenggarakan oleh pihak lembaga untuk turut serta memberikan yang trbaik sesuai dengan perkembangan anak. Pengetahuan tentang pendidikan anak yang dapat ditempuh dengan berbagai kegiatan, misalnya kegiatan parenting baik yang dikelola sekolah maupun satuan pendidikan atau pengelolaan mandiri. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan ini sudah sangat jelas, dengan adanya: (1) undang-undang no 20 tahun 2003, tentang sistem pendidkan nasional yang juga membahas tentang pendidikan informal. (2) undang-undang tahun 2002, perlindungan anak (3) konvensasi anak sedunia. Dengan demikian kerja sama semua pihak, baik lembaga pendidikan, orang tua (keluarga), masyarakat dan pemerintah yang sangat di perlukan untuk pencapaian tujuan pendiidkan terutama pada anak usia dini (PAUD), dapat dioptimalkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Pembelajaran anak usia dinni (PAUD) dapat dilakukan dilembaga PAUD serta dapat juga dilakukan dirumah dan apabila anak masuk dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan orang tua adalah sebagai mitra kerja utama

7 sebagai tutor bahkan sebagai orang tua mereka dapat memiliki peran yang penting antara lain orang tua sebagai para pelajar, orang tua sebagai relawan, orang tua sebagai tim kerjasama bersama tuto-tutor lainnya. Dalam peranan tersebut, memungkinkan orang tua dapat membantu perkembangan anaknya dan pertumbuhannya maka dari itu pembelajaran tidak dapat lepas dari tanggung jawab orang tua sebab orang tua adalah guru yang pertama dan utama bagi anak, sehingga orang tua harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan yang terbaik bagi anak oleh karena itu apa yang menjadi aspek bagi perkembangan anak harus dipahami oleh orang tua agar apa yang disampaikan orang tua terhadap anak tepat dan hal itu akan cukup berpengaruh di masa yang akan datang. Dengan demikian memberikan pendidikan yang sesuai dengan masa dan perkembangan yang sedang dihadapi anak sangatlah penting sehingga dapat mengawasi dan mengontrol tahap aspek perkembangan anak. Sekeras apapun tahap yang dilakukan oleh lembaga tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh pembelajaran melalui pola asuh yang dilakukan di dalam rumah oleh orang tua terhadap anak maka dari itu harus ada jalinan kerja sama antara pihak lembaga pendidikan, lembaga, tutor dengan orang tua melalui program yang diseenggarakan yang akan melibatkan oranng tua dan pihak lembaga yang sejalur sehingga dapat menimbulkan pola asuh yang berkesinambungan. Di Kelurahan Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, terdapat 17 RW. Setelah peneliti melakukan observasi, dari 17 RW tersebut terdapat keluarga yang mempunyai anak sekitar umur 3-6 tahun sejumlah 200 anak. Terdapat tujuh PAUD pula yang terdaftar di database direktorat jenderal pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal. Berikut data ketujuh PAUD tersebut: PAUD sehati, Al-Karim, Bina Terampil Mandiri I, Bina Terampil Mandiri II, Riyadlun Najjah I, Mardhaatillah, Riyadlun Najjah II. Kegiatan pembelajaran PAUD di kawasan kelurahan Kertawangi ini melibatkan orang tua murid yang akan berpengaruh terhadap perubahan yang dilakukan melalui poa asuh anak sesuai dengan pola asuh yang diterapkan oleh pihak lembaga tersebut, bagi para orang tua yang mengikuti kegiatan dapat menyadarkan bahwa keterlibatan orang tua dari hal yang terkecil bisa membantu

8 perubahan untuk anak sehingga perubahan itu dapat diciptakan tidak hanya dilingkungan layanan pendidikan akan tetapi di lingkungan informal yang diberikan oleh orang tua terhadap anak. Oleh karena itu,dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti mengenai : Dampak keterlibatan orang tua terhadap kesinambungan pola asuh yang terjadi di dalam keluarga. B. Identifikasi dan perumusan masalah Adapun identifikasi masalah yang ditemukan penulis di lapangan antara lain sebagai berikut: 1. Jumlah orang tua yang mempunyai anak sekitar umur 3-6 tahun adalah sebanyak 200 orang yang tersebar di 17 RW dan mempunyai latar belakang yang berbeda. 2. Waktu pelaksanaan yang setiap saat bisa berubah dikarenakan pihak tutor yang memiliki kesibukan lain sehingga tidak setiap kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 3. Program parenting yang diselenggarakan oleh PAUD yang ada di wilayah kelurahan Kertawangi tidak diikuti oleh sebagian orang tua murid karena kesibukannya sehingga interaksi orang tua dengan anak sangat kurang dan membuat orang tua sulit menerapkan pola asuh yang benar dalam hal keseharian, orang tua masih jarang mencari informasi tentang pola asuh untuk anak mereka. Dilihat dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diangkat dalam penelitian agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan. Adapun rumusan masalah yang diangkat oleh penlis adalah sebagai berikut Bagaimana kesinambungan pola asuh orang tua setelah mendapatkan informasi melalui kegiatan keterlibatannya didalam kegiatan program PAUD yang ada di wilayah Kelurahan Kertawangi. Pertanyaan penelitian yang disusun oleh penulis antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keterlibatan orang tua dalam program PAUD yang ada di wilayah kelurahan kertawangi?

9 2. Bagaimana dampak kesinambungan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua didalam keluarga setelah terlibat dalam program PAUD yang ada di wilayah kelurahan Kertawangi? C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian dan merumuskan masalah yang peneliti telah ajukan yaitu : 1. Untuk mengetahui keterlibatan orang tua dalam program PAUD yang ada di wilayah kelurahan kertawangi 2. Untuk mengetahui dampak kesinambungan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua didalam keluarga setelah terlibat dalam program PAUD yang ada di wilayah kelurahan Kertawangi D. Manfaat penelitian berikut: Kegunaan yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan pendidikan luar sekolah juga dapat menambah teori-teori pendidikan untuk dijadikan salah satu referensi. Khususnya tentang konsep dasar pendidikan anak usia dini. 2. Secara Praktis a. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam melakukan pengkajian lebih lanjut yang berhubungan dengan keterlibatan orang tua pada program PAUD yang ada di wilayah kelurahan kertawangi b. Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama metodologi penelitian. E. Sistematika penulisan Sebagai kerangka dalam penelitian ini, maka sistematika penulisan disusun sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, didalamnya membahas Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Definisi Operasional, Asumsi Dasar dan Sistematika Penulisan.

10 BAB II BAB III BAB IV BAB V : Kajian pustaka yang didalamnya membahas beberapa Teori dan Konsep Mengenai Pendidikan Keluarga Sebagai Bagian dari Pendidikan Luar Sekolah, Keluarga, Pola Asuh Anak dan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. : Prosedur Penelitian, berisi tentang uraian Metode Penelitian, subjek penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Prosedur Pengolahan dan Analisis Data. : Deskripsi analisis data hasil penelitian tentang dampak keterlibatan orang tua terhadap kesinambungan pala asuh yang terjadi didalam kelauarga. : Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan. Serta membahas implikasi/rekomendasi terhadap orang tua.