LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN BIJI-BIJIAN DI KELOMPOK B PAUD AMANAH DESA BOHULO KECAMATAN BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA OLEH : HESTI IBRAHIM NIM. 34936 PEMBIMBING I PEMBIMBING II Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd NIP. 9679922 NIP. 98729222 MENGETAHUI KETUA JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd NIP. 9679922
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN BIJI-BIJIAN DI KELOMPOK B PAUD AMANAH DESA BOHULO KECAMATAN BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA Hesti Ibrahim, Rapi Us. Djuko, Meylan Saleh ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah kemampuan mengenal konsep bilangan dapat ditingkatkan di PAUD Amanah desa Bohulo kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara.Tujuan penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan melalui bermain biji bijian di Kelompok B PAUD Amanah desa Bohulo kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan dan observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran.analisis data dilakukan dengan analisis persentase. Adapun hipotesis dalam penelitian inia dalah Jika bermain biji-bijian maka kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak di kelompok B PAUD Amanah desa Bohulo kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara dapat berkembang. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa tingkat rata-rata konsep bilangan anak hanya sebesar 2% atau 4 dari 2 orang anak yang ada di kelompok Bermain Amanah desa Buhulo kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara. Pada siklus I menunjukkan peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan yaknimenjadi % atau dari 2 anak di kelompok Bermain Amanah desa Bohulo kecamatan Biau kabupaten Gorontalo Utara. Dalam konteks ini persentase kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui bermain biji-bijian mengalami peningkatan menjadi 8% atau 7 dari 2 orang anak. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui bermain biji-bijian pada 2 anak didik di kelompok bermain Amanah desa Buholo kecamatan Biau kabupaten Gorontalo utara mengalami peningkatan. Kata kunci: Konsep Bilangan, bermain biji-bijian. Hesti Ibrahim, Mahasiswa Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd dan Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd, Selaku Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan tersebut. Selain itu pula pada usia ini merupakan masa peka bagi anak, di mana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa di mana terjadinya kematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungannya. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang meni tikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), Kecerdasan (daya pikir,daya cipta,kecerdasan emosi,kecedasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Karena pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak yang memuat -2 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Kesenjangan antara harapan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran ini disesuaikan dengan kondisi yang ada di sekolah. Kegiatan belajar yang diharapkan dapat membentuk pola pikir anak yang aktif dan kreatif
terhambat karena proses pembelajaran yang monoton, sehingga anak merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini bertolak belakang dengan perkembangan karakteristik anak yang menyatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Banyak permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran nanti dapat menghambat proses perkembangan optimal anak. Ini adalah suatu masalah yang harus segera ditanggulangi supaya kesulitan yang tengah dihadapi anak dapat segera diatasi. Apabila permasalahan tersebut tidak dapat ditanggulangi, maka anak akan merasa kesulitan dalam menerima pelajaran pada jenjang berikutnya. Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu berhitung. Apabila anak usia dini tidak dibelajarkan dengan hitungan sejak dini maka kemampuan kognitif anak tidak akan berjalan sesuai harapan. Pembelajaran mengenal konsep bilangan secara sederhana merupakan bagian yang perlu diperkenalkan pada anak usia dini, karena dalam proses pembelajaran, anak dimungkinkan memperoleh pengalaman dalam berhitung. Pembelajaran matematika khususnya mengenal konsep bilangan sederhana memberikan pengalaman serta pengetahuan yang akan diterapkan dalam lingkungan di mana anak itu berada, serta membawa anak mulai memahami pembelajaran dari hal-hal yang konkret ke hal-hal yang abstrak. Menurut Prasaran Rooth Betty (28:86), seorang pakar pendidikan anak matematika, mengatakan bahwa : Hampir setiap anak kecil mudah memahami bilangan dan sering dengan tidak sengaja menghafalkan angka, akan tetapi hal ini tidak sama dengan kemampuan menghitung. Sesuai dengan proses berjalannya waktu, maka anak akan berangsur-angsur belajar menghitung. Mereka benar-benar akan belajar lebih baik jika santai dan sambil lalu. Menurut Marhijanto (Tajudin, 28:3) menjelaskan bahwa konsep bilangan adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan
yang ingin disampaikan, ada pula paham yang menyatakan bahwa konsep bilangan merupakan bahasa artifial yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah dan matematika hanya akan mempunyai arti jika terdapat hubungan pola, bentuk dan struktur. Sedangkan menurut Depdiknas (27:8) menjelaskan bahwa bilangan yang mulai dipelajari oleh anak-anak adalah bilangan untuk menghitung kuantitas. Artinya bilangan itu menunjuk besarnya kumpulan benda. Dalam mengenalkan bilangan pada anak, diharapkan mampu memahami konsep bilangan dengan transisi dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda yang berbentuk simbol-simbol sehingga akhirnya dapat mencocokannya sesuai dengan bilangannya. Bilangan adalah representasi fisik dari data yang diamati. Bilangan dapat dipresentasikan dalam berbagai bentuk, yang kemudian digolongkan pada sebuah sistem bilangan, tetapi mempunyai arti yang sama. Maka kita dapat melakukan suatu konversi dari sistem bilangan satu ke sistem bilangan yang lain (shvoong: 2). Sedangkan menurut Andri Saleh (29:3) bahwa bi langan adalah sebuah konsep pemikiran manusia terhadap perhitungan banyaknya suatu benda misalnya setelah satu ada dua, setelah dua ada tiga, setelah tiga ada empat dan seterusnya. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsep bilangan adalah banyaknya satuan jumlah matematis atau banyaknya benda dan besarnya kumpulan benda yang dapat ditambah maupun dikurangi dan dikalikan sehingga dapat disesuai dengan jumlah benda-benda untuk pengenalan simbol-
simbol sehingga akhirnya dapat mencocokannya sesuai dengan simbol-simbol bilangannya. Menurut Sudono ( 26:43), Tujuan guru membelajarkan tentang mengenal konsep bilangan di PAUD adalah : agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/ matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek. Selain itu anak mulai dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angaka yang terdapat di sekitar anak, Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung, Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi, Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya, Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelompok bermain B PAUD Amanah desa Bohulo kecamatan Biau kabupaten Gorontalo Utara dimulai dari tanggal 6 Oktober 23 sampai dengan tanggal 22 November 23. Sebagai alasan penentuan lokasi ini adalah karena mudah dijangkau oleh peneliti dalam pengumpulan data serta dapat menghemat biaya selama proses penelitian berlangsung. Lokasi dari penelitian ini dilaksanakan di PAUD Amanah desa Bohulo kecamatan Biau kabupaten Gorontalo Utara. PAUD ini berdiri dari tahun 2
dengan jumlah anak didik 2 orang terdiri 2 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan yang memiliki karakteristik berbeda-beda kemudian sudah memiliki gedung sendiri. Untuk menjawab permasalahan ini, maka di tentukan variabel-variabel berikut : Variabel Input Dilaksanakannya tindakan guru menyangkut bahan pembelajaran yang akan diajarkan dengan mengunakan biji-bijian serta evaluasi lingkungan pembelajaran di kelompok B PAUD Amanah dalam rangka meningkatkan kemampuan anak mengenal bilangan melalui teknik bermain biji jagung. Variabel Proses Menyangkut variabel proses pelaksanaan tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal bilangan dengan menggunakan biji-bijian teknik bermain biji jagung. Kemudian guru berupaya membuat suasana lebih bebas penuh kreatif dan menyenangkan. Variabel Output Pada variabel outputnya, proses pelaksanaan tindakan kelas ini adalah berupa peningkatan kemampuan anak mengenal bilangan dengan menggunakan media biji jagung dan sebagai indikator yang diharapkan sebagai berikut :. Mengucapkan urutan bilangan -2 2. Menghubungkan lambang bilangan dengan menggunakan biji-bijian 3. Membuat urutan bilangan -2 dengan menggunakan biji-bijian.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ini dilakukan pengamatan secara menyeluruh pada proses pembelajarannya berupa instrument yang digunakan sebagai berikut : a. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya yakni:. Lembar pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran 2. Lembaran pengamatan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan b. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti seperti foto atau gambar-gambar yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Pada tahap ini semua data yang akan diperoleh nanti dari berbagai hasil penelitian serta evaluasi, dianalisis secara rinci tentang pengamatannya sehingga pada proses selanjutnya dapat dijadikan bahan acuan untuk merencanakan kembali pada tindakan-tindakan siklus berikutnya. PEMBAHASAN Kegiatan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui bermain biji-bijian ini telah memperlihatkan suatu peningkatan sebagai hasil yang sangat menggembirakan setelah tindakan siklus II. Dimana indikator kinerjanya ditetapkan sebagai berikut : Jika presentase anak yang
sudah mampu dalam hal kemampuan mengenal konsep bilangan adalah 7% dari 2 orang anak atau orang anak yang menjadi objek penelitian sudah mampu menguasainya dengan kriteria penilaian mampu, kurang mampu, dan tidak mampu maka penelitian dinyatakan berhasil dan selesai sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan anak dapat dikembangkan melalui bermain biji-bijian. Hasil yang diperoleh telah mencapai indikator kinerja dengan gambaran peningkatan sebagai berikut : Tabel 4.4 : Gambaran Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Dengan Melalui Bermain Biji-Bijian N o Aspek yang Diamati. Observa si Awal Hasil Tindakan M KM TM M KM TM M KM TM F % F % F % F % F % F % F % F % F % 4 2 9 4 7 3 6 3 4 2 8 3 7 Ke t 2. Siklus I 3 7 3 6 3 3 7 2 3. Siklus II 3 9 4 8 4 9 4 7 3 4 2 8 4 2 6 Rata-rata 3 9 4 7 3 6 3 4 2 8 3 7 Keterangan : M : Mampu KM : Kurang Mampu TM : Tidak Mampu Pada observasi awal presentase terendah dalam kategori mampu adalah aspek mengucapkan urutan bilangan -2 yakni anak sudah mampu mengucapkan urutan
bilangan -2 terdiri dari 2% dari jumlah subyek, aspek presentase tertinggi adalah aspek membuat urutan bilangan dengan bermain biji-bijian -2 adalah 4%. Pada siklus I terjadi peningkatan, gambaran peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak yang dapat dilihat dari : a. Observasi awal 2% atau 4 orang anak yang menjadi subyek penelitian termasuk dalam kategori mampu dan 4% atau 9 orang anak yang temasuk kategori kurang mampu dan 3% atau 7 orang anak yang termasuk kategori tidak mampu b. Siklus I terjadi peningkatan disiplin yang dimiliki anak dengan ditandainya berkurangnya jumlah anak yang temasuk kategori kurang mampu yakni % atau orang anak dari jumlah subyek penelitian dan berkurangnya jumlah anak yang termasuk kategori tidak mampu yaitu 4 orang atau 3% c. Pada siklus II pemberian tindakan yang dilakukan menyebabkan terjadinya indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni mencapai 8% atau 7 orang anak, sedangkan sisa presentase kurang mampu % atau 3 orang anak. Dengan demikian penelitian melalui biji-bijian untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B PAUD Amanah desa Bohulo kecamatan Biau kabupaten Gorontalo Utara telah berhasil. Peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak anak diperlihatkan pada setiap siklus memberikan arti sendiri bagi guru PAUD tempat dilaksanakannya penelitian, karena apa yang selama ini menjadi kekhawatiran guru terkait rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak pada setiap proses pembelajaran dan dampaknya
terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak dimasa mendatang telah ditemukan solusinya. Dengan demikian maka dapat disimpulkan hipotesis yang telah diajukan yakni Jika bermain biji-bijian maka kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak di kelompok B PAUD Amanah desa Bohulo kecamatan Biau kabupaten Gorontalo Utara dapat berkembang, dapat diterima. KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : Anak dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan melalui bermain biji-bijian. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai pada observasi awal yaitu sebesar 2% atau 4 anak dari 2 orang jumlah anak yang menjadi objek penelitian, Pada siklus II penunjukkan peningkatan menjadi % atau orang anak dari 2 orang jumlah anak yang menjadi objek penelitian, pada siklus II menunjukkan peningkatan menjadi 8% atau 7 orang anak dari 2 orang anak yang menjadi objek penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengenal konsep bilangan dapat ditingkatkan melalui bermain biji-bijian di PAUD amanah Desa Bohulo Kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara akan meningkat dapat di terima. SARAN Dari hasil penelitian tersebut, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
. Diharapkan penelitian tindakan kelas di lingkungan PAUD terus dilaksanakan dalam semua bidang sehingga kualitas pembelajaran di PAUD akan semakin meningkat. 2. Diharapkan untuk seluruh pendidik PAUD untuk terus melaksanakan berbagai kegiatan yang dapat memicu kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. DAFTAR RUJUKAN DAFTAR PUSTAKA Anwar, 2. Manfaat Anak Mengenal Bilangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Aisyah, Siti. 28. Perkembangan dan Kemampuan Dasar Pengembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka Isjoni. 29. Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Alfabeta Depdiknas, 27. Pengertian Konsep Bilangan, Jakarta: Depdiknas Depdiknas, 24. Referensi Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas Dewantimayasari. 22. arti-bermain-bagi-anak-usia-dini. Tersedia di http://dewantimayasari.wordpress.com/22/2/7/arti-bermain-bagi-anakusia-dini/ di akses 8 juni 24 Jerome S. Bruner, 27. Teori Tentang Guru, Jakarta: Toko Buku Mzayyan Kartini Kartono, 99. Karakteristik Anak, Jakarta: Diposkan oleh Arjuna Belajar - Wordpress Nurani, 2. Teori Bilangan, Jakarta: Toko Buku Mzayyan Nugraha, 2. Teori Indikator Kemampuan Konsep Bilangan, Surabaya: Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
Nurmasari Sartono dkk, 28. Karakteristik Pembelajaran Bilangan, Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Nana Sudjana dkk, 2. Membuat Media Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo Rohimah, 22. Peningkatan Kemampuan anak Dalam mengenal bilangan Melalui Metode Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Tk Yapita, Surabaya: Perpustakaan Unesa Roland H. Anderson, 24. Kelebihan Dan Keterbatasan Media Konkret, Jakarta: Diposkan oleh Wordpress Rohan Abdullah, 2. Gagasan Yang Timbul Bagi Sumber-sumber Bersama, Indonesia: APD Forum Prasaran Rooth Betty, 28. Teori Tentang Bilangan Atau Angka Jakarta: Toko Buku Mzayyan Suriasumantri, 982. Teori Konsep Bilangan, Jakarta: Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Siti CH, 22. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Bermain Dengan Kartu Bergambar Pada Anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah Karang Semut Trimulyo, Jetis Bantul: Perpustakaan Unp Sofia Hartati Dkkl, 2. Karakteristik Anak Jakarta: Diposkan oleh Wordpress Syamsuar Mochthar, 987. Karakteristik Anak Usia Dini Jakarta: Kencana Shvoong, 2. Teori Sistem Sederhana, Jakarta: The Global Source For Summaries & Reviews