BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di dalam negeri, desainer fashion Indonesia juga sudah mulai merambah pasar

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Hermawan. saat yang sama peran brand akan semakin penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. memilih produk yang sesuai dengan harapannya. Konsekuensi dari perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. diakses tanggal 27 April 2016 pukul 08:43 WIB.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Hal ini tercermin dengan adanya beberapa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha di Indonesia dewasa ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejak dasawarsa 1970'an, fenomena kebangkitan Islam

BAB I PENDAHULUAN an. Kerudung atau hijab merupakan kata yang tidak asing didengar oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Penduduk Indonesia per Kapita per Bulan Menurut kelompok Barang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat bertahan dalam persaingan tersebut. pesat. Tidak hanya busana wanita, melainkan juga busana pria, mulai dari

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli merupakan sikap konsumen terhadap suatu produk jika kriteria produk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center di

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan, setiap perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. yang kian tajam. Maka strategi diferensiasi produk menjadi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan banyak manfaat apabila memahami pengetahuan ini. Terutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini usaha pakaian semakin menjanjikan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam menghadapi persaingan bisnis. Setiap pemasar harus dapat melihat

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan pasar di industri fashion yang semakin ketat secara

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. membuka peluang pasar yang cukup besar, bahkan pada bulan Ramadhan. untuk memilih salah satu dan meninggalkan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Konsumen Elzatta di Ruko Sentra Tropodo Sidoarjo. impulsif di Galeri Elzatta Ruko Sentra Tropodo Sidoarjo.

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Pemasaran mempengaruhi setiap orang dalam masyarakat. pemasaran

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN WARDAH COSMETIC

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang sebagian besar adalah kaum wanita. Kaum wanita muslim di wajibkan agar menggunakan hijab yang bertujuan untuk menutupi auratnya. Kaum wanita menggunakan hijab pada dasarnya mengikuti perintah Allah SWT. Hal ini seperti diterangkan dalam Al-Quran. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. al-ahzab ayat 59 bahwa: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Al-Ahzab:59). Banyak kaum wanita yang awalnya tidak memiliki informasi dan pengetahuan mengenai wajibnya menggunakan hijab, selain itu pada awalnya kaum wanita di Indonesia kurang tertarik untuk menggunakan jilbab karena pada zaman dulu hijab dipakai dengan gaya yang monoton atau biasa pada umumnya, berjilbab dianggap kurang modis dan kurang menarik, namun seiring berjalannya waktu, saat ini pemandangan wanita berjilbab di Indonesia banyak kita lihat. Ini bermula dengan munculnya istilah hijabers atau komunitas hijabers yang menginspirasi kaum wanita untuk menggunakan hijab dan berbusana muslim, dengan memanfaatkan kreativitas dan inovasi mereka menciptakan kreasi jilbab, berbusana muslim yang lebih menarik, unik, modis, dan fashionable. 1

2 Busana muslim yang fashionable menarik perhatian kaum wanita yang belum menggunakan hijab. Kini mereka memiliki pandangan yang berbeda. Jika dahulu mereka menganggap bahwa hijab merupakan penghalang untuk bisa membantu mereka tampil modis dan up to date, kini pandangan mereka tentang hijab berubah, walaupun mereka menggunakan hijab dan berbusana tertutup untuk menjalankan aturan agama tetapi mereka juga bisa berpenampilan menarik, modis, up to date, fashionable, terlihat cantik, anggun dan tidak kuno.) Salah satu faktor yang mempengaruhi dikarenakan jumlah penduduk Islam di Indonesia yang sangat banyak. Dapat dilihat pada Tabel 1.1 mengenai jumlah penduduk beragama islam yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Beragama Islam di Indonesia Keterangan Jumlah Persentase Penduduk Indonesia 237.641.326 100 % Penduduk Islam Indonesia 208.815.877 87,87 % Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2010 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam 87,87% atau sekitar 208.815.877 jiwa penduduk Indonesia beragama Islam, hal tersebut menjadi dasar sebagian pembisnis untuk terjun di industri fashion muslim. Banyaknya penduduk dan permintaan terhadap baju muslim memicu banyaknya perusahaan yang tertarik untuk berbisnis fashion muslim sehingga menimbulkan maraknya industri hijab. Hal ini menimbulkan kondisi persaingan yang semakin kompetitif, dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang fashion. Berikut adalah jumlah outlet busana muslim di kota Bandung: 2

3 Tabel 1.2 Jumlah Outlet Busana Muslim di Kota Bandung No Nama Perusahaan Jumlah Outlet 1. Zoya 11 2. Elzatta 6 3. Shafira 5 4. Mezora 5 5. Rabbani 3 6. Safia 1 7. Syahzanan 1 8. House of Ria Miranda & Jenahara 1 9. Dian Pelangi 1 10. Hihab Chic 1 11. House of Shasmira 1 12. Alisha Fancy Shop 1 13. De Moss 1 14. Alifa Shopping Centre 1 15. Aarti Jaya 1 (Sumber : Diolah peneliti) Tabel 1.2 menunjukkan bahwa banyaknya industri yang tertarik dalam berbisnis busana muslim. Mezora merupakan salah satu merek fashion hijab yang ada di Indonesia, dibawah naungan PT. Shafco, Mezora adalah salah satu brand baru di ranah fashion muslim di Indonesia dengan target kelas menengah ke bawah. Mezora adalah sebuah perusahaan ritel busana muslim dari perusahaan busana muslim terbesar yaitu Shafira Corporation. Mezora didirikan sejak tahun 2013 dengan menawarkan berbagai produk perlengkapan hijab seperti gamis, tunik, pashmina, hingga kerudung segiempat tersedia di Mezora. Persaingan pada bisnis busana muslim saat ini sangat ketat dilihat dari banyaknya perusahaan dan jumlah outlet yang bergerak pada bisnis fashion ini. Banyaknya produsen dan produk yang dibuat mendorong konsumen untuk 3

4 melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan produsen atau produk yang menurut konsumen dapat memenuhi kebutuhannya. Konsumen saat ini juga sangat kritis dalam memilih suatu produk, sampai pada keputusan untuk membeli produk tersebut. Keputusan pembelian sangat mempengaruhi pertumbuhan penjualan dalam suatu perusahaan, bila keputusan pembelian konsumen dalam suatu perusahaan baik maka akan berdampak positif bagi pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut. Adapun data pertumbuhan penjualan dan target Mezora Balubur Town Square Bandung pada bulan Januari sampai dengan April 2016. Dapat dilihat pada tabel 1.3: Tabel 1.3 Data Penjualan Mezora di Mall Balubur Town Squere Bandung Bulan Januari-April 2016 Bulan Target Realisasi Selisih Januari 476.420.562 312.174.620-164.245.942 Februari 504.478.484 229.238.810-275.239.674 Maret 111.036.722 55.697.730-55.338.992 (Sumber: Data Internal Perusahaan) Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa penjualan Mezora tidak mencapai target pada setiap bulannya. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa selisih realisasi dengan target menunjukan sebagian besar penjualan pada bulan Januari-Maret menunjukan hasil yang negatif. Bulan Januari realisasi yang dicapai Mezora sebesar 312.174.620, pada bulan Februari realisasi penjualan Mezora mencapai 229.238.810 dan pada bulan Maret penjualan Mezora hanya mencapai 55.697.730, terlihat bahwa setiap bulannya realisasi penjualan Mezora menurun. Turunnya penjualan hijab di Mezora disebabkan oleh dampak langsung dari persaingan industri hijab dimana saat ini terdapat banyak pakaian hijab 4

5 dengan berbagai model yang ditawarkan oleh produsen lain sehingga konsumen dihadapkan pada pilihan yang lebih beragam dan mudah dalam perpindahan merek. Data tersebut mengindikasikan keputusan pembelian konsumen terhadap Mezora masih kurang baik. Ini merupakan fenomena yang menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain dikarenakan banyaknya persaingan industri hijab, faktor lain yang dapat menyebabkan menurunnya keputusan pembelian pada produk Mezora yaitu dikarenakan rendah kepercayaan pada diri konsumen. Upaya untuk memenuhi kepercayaan pada diri konsumen dalam menggunakan produk yaitu dengan menguji produk tersebut secara resmi. Ini menjadi perhatian penting bagi perusahaan hijab untuk membuat konsumen percaya pada produk yang ditawarkan dan menjadikan produknya unggul dipasaran. Dampak dari kepercayaan yang timbul pada diri konsumen juga dapat membuat suatu merek menjadi besar dan terkenal. Berikut data di bawah ini merupakan top 10 besar merek perusahaan hijab terbaik dan paling terkenal di Indonesia pada tahun 2016: Tabel 1.4 10 Brand Hijab Terkenal di Indonesia Brand Hijab Terkenal di Indonesia 1. Dian Pelangi 2. Meccanism 3. Ria Miranda 4. Kami Idea 5. Jenahara 6. Rabbani 7. Flow Idea 8. Elzatta 9. Zoya 10. Shasmira (Sumber: Jilbabflowidea.com) 5

6 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa merek Mezora belum berada pada posisi 10 brand hijab terkenal di Indonesia. Ini membuktikan bahwa merek Mezora belum sepenuhnya diketahui orang banyak dan belum terkenal. Masingmasing perusahaan berusaha menjadi pemimpin dalam pasar fashion hijab yang berarti produknya diterima dengan baik dipasar. Perusahaan yang produknya diterima dengan baik diharapkan memberikan pengaruh baik bagi pertumbuhan penjualannya. Menurut Fandi Tjiptono dan Chandra (2012:239) Merek digunakan sebagai sarana identifikasi sumber produk. Sehingga perusahaan harus memiliki citra merek yang baik agar mempermudah konsumen untuk melakukan proses keputusan pembelian. Citra merek merupakan salah satu elemen penting dalam memasarkan produk, sebagai pembeda dengan produk sejenis. Merek berfungsi menarik minat konsumen, dengan citra merek yang baik, dapat dengan mudah diingat oleh konsumen dan dapat dipengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Menurut Oentoro (2012:107) Setiap merek memiliki perbedaan dan keunggulan tersendiri. Konsumen akan memutuskan membeli merek mana yang paling sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Semakin baik citra merek produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen. Mezora merupakan produk yang memiliki keunggulan yang berbeda dengan busana muslim lainnya. Kualitas produk yang baik juga adalah salah satu faktor seseorang dalam melakukan keputusan pembelian, dimana setiap perusahaan berlomba untuk memberikan kualitas yang terbaik. Direktur kreatif 6

7 PT.Shafco mengatakan bahwa perusahaan berniat untuk membuat masyarakat merasa aman dan nyaman dalam berbusana. Baik pada penggunaan bahan maupun cara produksi menjadi salah satu pertimbangan kalangan hijabers dalam memilih pakaian. Menurut Garvin dari A dale Timpe yang dikutif dalam Alma 2011, mengatakan bahwa kualitas adalah keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Pada jaman sekarang, adanya kain yang memakai kulit babi membuat resah masyarakat Indonesia, sehingga Mezora menggunakan sertifikat halal pada produknya untuk membuat konsumen merasa lebih aman dan nyaman. Berdasarkan wikepedia pengertian halal dalam bahasa Arab adalah diperbolehkan atau segala objek atau kegiatan yang diizinkan untuk digunakan atau dilaksanakan, dalam agama islam. Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering digunakan untuk menunjukan makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut islam. Menurut Utami (2013:20) produk dapat dikatakan haram jika mengandung bahan najis. Begitu pula dengan pakaian, MUI menyatakan bahwa semua produk sandang harus bersertifikasi halal, pasalnya ungkap dia ada bahan-bahan pakaian yang terbuat dari kulit babi. Keputusan MUI tersebut karena merunjuk kepada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (JPH), dan MUI berlandaskan kepada UU tersebut. Melihat citra merek dan kehalalan produk yang jelas maka akan timbul 7

8 rasa percaya pada produk hijab Mezora. Kepercayaan konsumen ini didasari dari citra merek dan kehalalan produk tersebut dan akan mendorong seorang konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Proses pembentukan kepercayaan pada diri seseorang dipengaruhi kepercayaan terhadap orang terdekat yang akan mempengaruhi keputusan pembelian (Reza Ashari, 2007). Faktor yang kurang baik terhadap mezora membuat konsumen tidak melakukan pembelian maka peneliti melakukan pra survey untuk mengetahui faktor yang kurang mempengaruhi responden untuk melakukan keputusan pembelian pada Mezora. Peneliti melakukan pra survey kepada 10 responden yang merupakan pengunjung Mezora di Balubur Town Square Bandung. Pra survey ini dilakukan pada tanggal 31 Mei 2016. Hasilnya dapat dilihat dalam Gambar 1.1: 9.04% 9.04% 18.75% 21.09% 18.75% 9.04% 9.04% 3.01% Kualitas Produk Citra Merek Promosi Lokasi Pelayanan Kehalalan Gambar 1.1 Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Melakukan Keputusan Pembelian Hasil pra survey penulis dapat mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada merek Mezora karena citra merek dengan presentase 21.09%, lalu diikuti oleh kehalalan produk sebesar 18.75%, kepercayaan orang terdekat 18.75%, promosi sebesar 9.04%, lokasi 8

9 sebesar 9.40%, pelayanan 3.01%, kualitas produk 9.04% dan terakhir harga sebesar 9.40%. Melihat hasil pra survey tersebut, perusahaan muslim mezora perlu memiliki citra merek yang baik, bukan hanya untuk menarik konsumen dalam memilih produk, melainkan juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan pelanggan terhadap suatu merek produk tersebut. Melihat bahwa banyak pesaing busana muslim lainnya yang memiliki citra merek yang baik, maka ini akan menjadi perhatian khusus bagi merek mezora untuk lebih memperhatikan kredibilitas suatu merek didepan persepsi masyarakat umum. Menurut Kotler dan Keller (2012:264) ketika hidup konsumen menjadi semakin rumit, terburu-buru dan kehabisan waktu, kemampuan merek untuk menyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi resiko adalah sesuatu yang berharga. Berbagai faktor yang telah diteliti, faktor dominan kedua yang kurang begitu mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian yaitu kehalalan produk, kehalalan produk pada merek mezora kurang dilihat oleh konsumen, ini karena konsumen beranggapan bahwa setiap kain pada busana muslim adalah halal. Melihat fenomena yang berkembang akhir-akhir ini mengenai banyak beredarnya kain yang menggunakan bahan baku kulit babi membuat nama baik merek busana muslim terkemuka menjadi tercemar. Namun pada penelitian di Mezora, banyak konsumen yang ternyata kurang peduli pada pemberitaan tersebut. Faktor dominan yang terakhir yaitu kepercayaan konsumen, merupakan hal yang perlu di perhatikan bagi perusahaan mezora. Kepercayaan konsumen 9

10 merupakan hal yang sangat fundamental. Perusahaan sebaiknya memberikan informasi kepada konsumen bahwa produk yang diproduksi terjamin keamanan dan kehalalannya. Seseorang tidak akan menggunakan suatu produk bila di dalam benaknya tidak merasa yakin pada produk tersebut. Menurut Gefen (2003), kepercayaan dimediasi oleh risiko dan secara langsung meningkatkan intense perilaku pembelian. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keputusan pembelian pada busana muslim mezora yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu citra merek, kehalalan produk dan kepercayaan kosumen. Hasil penelitian tersebut akan dituangkan kedalam bentuk skripsi dengan judul Pengaruh Citra Merek dan Kehalalan Produk Terhadap Kepercayaan Konsumen dan Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Mezora. (Survey pada pengunjung Outlet Busana Muslim Mezora di Balubur Town Square Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian pada dasarnya dilakukan guna mendapat data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, untuk itu setiap penelitian yang dilakukan selalu berangkat dari masalah, begitupun dengan penelitian ini. 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang mengenai fenomena keputusan pembelian dan pemaparan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pada busana 10

11 muslim Mezora melalui hasil pra survey, maka peneliti melakukan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya pesaing. 2. Merek Mezora belum sepenuhnya diketahui orang banyak. 3. Penjualan Mezora tidak mencapai target. 4. Kepecayaan konsumen terhadap produk Mezora kurang. 5. Kurangnya kesadaran konsumen dalam memilih produk yang halal. 6. Mezora tidak termasuk ke dalam 10 busana muslim terkenal di Indonesia. 7. Menurunnya keputusan pembelian konsumen pada produk Mezora. 8. Mezora memiliki kualitas produk yang masih sepenuhnya kurang baik. 9. Promosi di Mezora masih rendah disbanding produk lain. 10. Jumlah outlet Mezora di Bandung masih sedikit. 11. Pelayanan yang masih belum optimal. 12. Harga busana muslim di Mezora masih terbilang cukup mahal. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai citra merek di Mezora Balubur Town Square Bandung 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kehalalan produk hijab Mezora Balubur Town Square Bandung 3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kepercayaan pada produk hijab 11

12 Mezora Balubur Town Square Bandung 4. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian merek di Mezora Balubur Town Square Bandung 5. Seberapa besar pengaruh citra merek dan kehalalan produk terhadap kepercayaan konsumen produk hijab Mezora baik secara parsial maupun simultan 6. Seberapa besar pengaruh citra merek dan kehalalan terhadap kepercayaan konsumen dan dampaknya pada keputusan pembelian produk di Mezora Balubur Town Square Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Tanggapan konsumen mengenai citra merek di Mezora Balubur Town Square Bandung 2. Tanggapan konsumen mengenai kehalalan produk hijab Mezora Balubur Town Square Bandung 3. Tanggapan konsumen mengenai kepercayaan pada produk hijab Mezora Balubur Town Square Bandung 4. Tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian merek di Mezora Balubur Town Square Bandung 5. Besarnya pengaruh citra merek dan kehalalan produk terhadap kepercayaan konsumen produk hijab Mezora baik secara parsial maupun simultan 12

13 6. Besarnya pengaruh citra merek dan kehalalan terhadap kepercayaan konsumen dan dampaknya pada keputusan pembelian produk di Mezora Balubur Town Square Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan akan menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pemasaran, dan akan memperoleh hasil yang memberian manfaat dan juga diharapkan akan memiliki kegunaan sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Sebagai informasi atau masukan bagi Mezora dan perusahaan sejenisnya mengenai citra merek dan kehalalan produk terhadap kepercayaan konsumen dan dampaknya pada keputusan pembelian. 2. Dapat menambah wawasan serta pengetahuan dan membandingkan teori yang sudah diterima dari perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di perusahaan, khususnya mengenai citra merek, kehalalan produk, kepercayaan konsumen dan keputusan pembelian. 3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan pengetahuan untuk penelitian-penelitian dibidang pemasaran terutama yang berkenaan dengan keputusan pembelian konsumen. 4. Penelitian ini dapat menarik minat mahasiswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 13

14 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Penulis a. Peneliti dapat mengetahui permasalahan yang terjadi seperti permasalahan citra merek pada Mezora. b. Peneliti dapat mengetahui hal-hal yang memengaruhi kepercayaan konsumen pada Mezora. c. Peneliti dapat mengetahui hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Mezora. d. Memahami mata kuliah yang telah dipelajari selama perkuliahan khususnya mengenai citra merek, kehalalan produk, kepercayaan konsumen dan keputusan pembelian. e. Melalui penelitian ini diharapkan dapat melatih kemampuan analisis berfikir sistematis. 2. Bagi Perusahaan a. Perusahaan dapat menentukan strategi-strategi yang akan dgunakan untuk meningkatkan pangsa pasar. b. Perusahaan diharapkan dapat memberikan citra merek yang baik agar menciptakan citra positif di benak konsumen. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan. b. Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penelitian berikutnya. 14