1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

1. PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak. menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. selanjutnya. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

I. PENDAHULUAN. hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan formal dilakukan oleh

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Visi pendidikan nasional Indonesia adalah mewujudkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. (UAS). Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam. emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN. baik itu pelaksana pendidikan, mutu pendidikan, sarana prasarana pendidikan

I. PENDAHULUAN. keterlibatan siswa atau partipasi siswa yang tinggi dalam pembelajaran.

Transkripsi:

1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan penting dalam membangun sebuah negara, hal ini dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia seutuhnya yang didorong oleh pengembangan afektif seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percaya diri, menyukai prestasi tinggi, memiliki etos kerja, kreatif dan produktif. Perkembangan pendidikan pada era globalisasi saat ini harus berintikan pada inovasiinovasi yang baru sebab perubahan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan yang baru. Dalam kurikulum SMP terdapat mata pelajaran IPS Terpadu yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial di masyarakat dan mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dilingkungan masyarakat. Pembelajaran IPS Terpadu diharapkan memberikan pemahaman tentang sejumlah konsep dan mengembangkan nilai sikap, nilai, moral, dan keterampilan. Etin Solihatin dan Raharjo (2011: 15) Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya,

2 serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, siswa yang belajar IPS Terpadu dapat memiliki bekal untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya dan siswa mampu mengembangkan diri baik dari segi sikap, nilai, moral, serta keterampilan. Proses pendidikan yang masih menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran dan siswa sebagai objek pasif atau metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional sudah dianggap tidak efektif. Peranan peserta didik yang terbatas mengakibatkan pemahaman siswa tentang sesuatu yang dipelajari menjadi kurang. Proses pembelajaran seperti ini, merupakan salah satu faktor belum tercapainya tujuan belajar secara optimal. SMP Satya Dharma Sudjana adalah salah satu sekolah swasta bertempat di PT Gunung Madu Plantations, memiliki peran strategis untuk mencetak lulusan siswa yang terbaik, sehingga para siswa memiliki bekal untuk melanjutkan pelajarannya ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, secara umum proses pembelajaran di SMP Satya Dharma Sudjana menggunakan metode konvensional atau disebut juga metode ceramah, sebuah metode mengajar dimana peserta didik tidak diberi kesempatan untuk berpikir dan berperilaku kreatif dan pengajaran tidak berpusat pada peserta didik tetapi pada guru. Akibatnya peserta didik menjadi pasif, tidak terampil dan cepat menjadi bosan. Hal ini juga terjadi pada proses pembelajaran IPS Terpadu yang mengakibatkan nilai peserta didik tidak optimal.

3 Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru di SMP Satya Dharma Sudjana diperoleh data hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Belajar Uji Mid Semester Ganjil IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Satya Dharma Sudjana TP 2012/2013 Standar Frekuensi Persentase (%) Ketuntasan 70 70 60 112 34,884 65,116 Jumlah 172 100 Sumber: Daftar nilai guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Satya Dharma Sudjana menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) terhadap mata pelajaran IPS Terpadu sebesar 70. Berdasarkan data tabel 1 di atas, terlihat bahwa hasil belajar IPS Terpadu yang diperoleh siswa kelas VIII pada uji mid semester kurang baik. Hal ini terlihat jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas atau memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum sebesar 34,884%, berarti siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah terhadap mata pelajaran IPS Terpadu sebesar 65,116%. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kurang baik. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan 60%- 75% nya dikuasai siswa maka presentasi keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong baik (Djamarah dan Zain, 2006: 106 dalam Sunni Wahyuni, 2010: 4) Melihat hasil belajar yang belum optimal dari data di atas maka diperlukan inovasi baru dalam proses pembelajaran guna menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu

4 upaya yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan proses pembelajaran tersebut adalah dengan mengubah metode pembelajaran dari konvensional menjadi model pembelajaran yang kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembaharuan dalam perubahan pendidikan. Dengan adanya pembelajaran kooperatif proses belajar mengajar menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Guru bisa menyampaikan materi dengan model pembelajaran yang berbeda, sehingga guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran dan guru dapat melibatkan peran siswa secara aktif. Adanya unsur-unsur permainan dalam proses pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa merasa senang dan tidak jenuh. Dengan demikian, perubahanperubahan ini menimbulkan tantangan baru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis. Guru dapat memilih tipe yang paling sesuai dengan pokok bahasan, tujuan pembelajaran, suasana kelas, sarana yang dimiliki dan kondisi internal peserta didik seperti sikap siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu. Model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu mind mapping dan group investigation. Dunia pendidikan dalam proses pembelajaran, sebagian besar hanya mengembangkan kognitif peserta didik dan psikomotor pada anak, sedangkan nilai afektif pada peserta didik hampir terabaikan. Salah satu nilai afektif yaitu sikap siswa. Sikap merupakan cara baik buruk siswa untuk bertindak sesuai dengan cara tertentu. Dalam hal ini, akan memunculkan kecenderungan perilaku belajar siswa yang berubah terhadap suatu objek. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu, seacara umum sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu dalam proses

5 pembelajaran dapat dibagi menjadi dua yaitu ada sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu dan ada sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. Sikap positif siswa dan sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu dikarenakan adanya ketertarikan atau tidak ada ketertarikan terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. Proses belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran yang kreatif, aktif dan menyenangkan dapat menimbulkan sikap positif terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. Sikap positif siswa dapat menimbulkan ketertarikan terhadap suatu mata pelajaran yang diajar sehingga siswa akan selalu memperhatikan dan memahami materi yang diberikan. Dengan adanya sikap positif siswa ini diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat secara optimal. Sedangkan proses belajar yang membosankan dapat menimbulkan sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran yang diajar. Sikap negatif siswa ini yang menyebabkan suasana kelas tidak menyenangkan dan pasif. Sikap negatif siswa ini dalam proses belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran group investigation akan mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu dengan nilai yang tidak baik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini mengambil judul Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Antara Pembelajaran Model Mind Mapping Dan Model Group Investigation Dengan Memperhatikan Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS Terpadu.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar IPS Terpadu masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari tidak tercapainya kriteria ketuntasan belajar minimum. 2. Guru-guru masih banyak yang menggunakan metode konvensional, yaitu guru menjelaskan siswa memperhatikan, dan mencatat materi yang disampaikan guru. 3. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered). 4. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih rendah. 5. Guru kurang memiliki pengetahuan tentang model-model pembelajaran kooperatif yang menarik dan dapat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. 6. Adanya sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu sehingga berpengaruh negatif hasil belajar IPS Terpadu. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka pembatasan masalah penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada siswa kelas VIII di SMP Satya Dharma Sudjana tahun pelajaran 2012/2013. Dengan memperhatikan pengaruh variable moderator yaitu sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.

7 D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran mind mapping dibandingkan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran group investigation? 2. Apakah rata-rata hasil belajar IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran group investigation pada siswa yang memiliki sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu? 3. Apakah rata-rata hasil belajar IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran group investigation pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran IPS Terpadu? 4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran mind mapping dan group investigation dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu pada hasil belajar IPS Terpadu? E. Tujuan penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping dibandingkan

8 siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran group investigation. 2. Mengetahui keefektifan antara model pembelajaran mind mapping dibandingkan dengan model pembelajaran group investigation pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. 3. Mengetahui keefektifan antara model pembelajaran mind mapping dibandingkan dengan model pembelajaran group investigation pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. 4. Mengetahui ada interaksi antara model pembelajaran mind mapping dan group investigation dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu pada hasil belajar IPS Terpadu. F. Kegunaan Penelitian Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Sumbangan pemikiran bagi guru mata pelajaran IPS Terpadu tentang alternatif strategi pembelajaran yang lebih menarik dan dapat menciptakan suasana kerja sama yang kondusif bagi siswa yaitu model pembelajaran mind mapping dan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan hasil belajar. b. Memberikan wawasan pengetahuan kepada siswa tentang strategi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mengatasi belajar yang monoton sehingga membuat jenuh.

9 Secara praktis. a. Para guru mata pelajaran IPS Terpadu memperoleh inovasi dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam proses mengajar. b. Para siswa jadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. c. Sebagai referensi bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ruang lingkup objek penelitian Objek penelitian ini adalah model pembelajaran mind mapping dan model pembelajaran group investigation serta sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. 2. Ruang lingkup subjek penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Satya Dharma Sudjana. 3. Ruang lingkup tempat penelitian Tempat penelitian adalah di SMP Satya Dharma Sudjana PT Gunung Madu Plantations.

10 4. Ruang lingkup waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap. 5. Ruang lingkup ilmu Ruang lingkup ilmu yang digunakan yaitu ilmu pengetahuan sosial (IPS) Terpadu.