PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PUTARAN GAMBAR BINATANG DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS BANGSA LUBUK BASUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MELENGKAPI HURUF MENJADI KATA TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM KANITA TIARA BAKI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK PEMATA BUNDA AGAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI DONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK PEMBINA AGAM. Monalisa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI TULISAN PADA MEDIA BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK BAITUL HAMDI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DENGAN KANTONG PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK GADIH RANTI AGAM

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK SATU ATAP BATU KUALI TALAWI SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

Disusun Oleh LASINI A53B111022

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KOLASE DARI DAUN NANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK AZARAH MA ARIF PARIAMAN IRAWATI

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Oleh : SUNARSI A53A100048

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

*Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan 0 Universitas Negeri Padang

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

Transkripsi:

2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam, yang berjumlah 14 orang, tahun pelajaran 2011/2012. penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa anak melalui bermain peran di Taman Kanak-kanak Syukrillah agam dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak. Kata kunci: Bahasa; Anak; Bermain peran Pendahuluan Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting di masa kanakkanak, karena perkembangan kepribadian, sikap mental dan intelektual dibentuk masa usia ini. Kualitas masa awal anak merupakan cermin kualitas masa yang akan datang. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan ketentuan pribadinya. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan memupuk bakat atau kreativitas anak. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilaksanakan

4 melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Masa usia dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Usaha ini dilakukan supaya anak-anak usia 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Berdasarkan adanya program kegiatan belajar anak Taman Kanak-kanak maka dapat diharapkan untuk membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosio emosional, kemandirian, kognitif dan bahasa, dan fisik/motorik, untuk bekal memasuki pendidikan dasar. Disamping itu masa kanak-kanak juga disebut masa peka atau masa keemasan karena pada masa ini anak lebih mudah untuk menerima rangsangan dari lingkungan untuk menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikan di kemudian hari. Bahasa merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan anak, karena mempunyai tujuan agar anak terampil berbahasa yang meliputi keterampilan menerima bahasa, keterampilan mengungkapkan bahasa untuk berinteraksi dengan lingkungan, kemampuan berbahasa anak dapat dikembangkan melalui kegiatan yang menyenangkan bagi anak sehingga anak dapat mengungkapkan ide-ide dan perasaan yang ada dalam dirinya. Selain itu juga menggunakan sarana pendukung berupa alat peraga yang dapat digunakan oleh anak dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Alat tersebut dapat memberikan kesenangan dan mengembangkan imajinasi anak. Penggunaan metode yang bervariasi dapat menarik minat anak dalam pengembangan bahasa. Hal ini sesuai denga pendapat Susanto (2011: 73) bahwa Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berfikir. Sedangkan Menurut Achmad (2000: 5) Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya.

5 Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang pengertian bahasa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa itu merupakan segala bentuk komunikasi secara verbal dan non verbal dimana dapat mengekspresikan apa yang diinginkan oleh anak. Berdasarkan pengamatan peneliti di kelompok B Taman Kanak-kanak Syukrillah Lubuk Basung bahwa perkembangan bahasa anak masih rendah, terutama dalam : Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru belum bervariasi, sehingga perkembangan bahasa anak belum optimal. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Perkembangan Bahasa Anak Melalui Bermain Peran di Taman Kanak-kanak Syukrillah Lubuk Basung Dengan tujuan untuk meningkatkan perkembangna kemampuan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Sukrilah. Bermain peran adalah memerankan tokoh atau benda-benda disekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan yang artinya mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Class Room Action Research), yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Menurut Arikunto (2006: 3) menjelaskan bahwa : Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat. Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan guru dapat menemukan solusi yang tepat sehingga permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran dapat diselesaikan dengan baik. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B Taman Kanak-kanak Syukrillah Lubuk Basung dengan jumlah murid 14 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Prosedur penelitian dilakukan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan II. Penelitian untuk siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu pada tanggal 07 April 2012, pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 12 April 2012, dan pertemuan ketiga pada hari Selasa tanggal 17 April 2012, guru merancang

6 rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan. Penelitian untuk siklus II ini juga dilakukan tiga kali pertemuan yaitu pertemuan 1 pada hari Senin tanggal 23 April 2012, pertemuan 2 pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012 Siklus inilah yang mencirikan tentang penelitian tindakan kelas. Arikunto (2006: 97) bahwa : Penelitian ini terdiri dari 4 tahap yang lazim yaitu: Perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), Pengamatan (Observation) dan refleksi (Reflecting) Perencanaan tindakan, pada perencanaan ini peneliti melakukan beberapa hal, yaitu merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar, menentukan tema, menyiapkan sumber belajar atau media, menentukan tujuan pembelajaran, membuat RKH, Pelaksanaan Tindakan, dalam pelaksaan tindakan ada tiga tahap yaitu 1)Kegiatan Awal ± 30 Menit, mengatur tempat duduk anak, salam dan berdo a, apersepsi yaitu memberikan kaitan pembelajaran yang akan diberikan pada anak, menciptakan kegiatan awal yang menarik dan mengajukan hal-hal yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu anak, sehingga anak termotivasi untuk belajar. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab dan percakapan. 2) Kegiatan Inti ± 60 Menit. Pertemuan I, Guru bercakap-cakap tentang pekerjaan polisi, guru memperkenalkan alat yang dipakai dalam bermain peran polisi-polisian, guru membagi kelompok sesuai dengan perannya masing-masing, anak mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya dalam bermain peran, anak berani berdialog dalam bermain peran, anak mampu mengembangkan bahasa dalam bermain peran, guru mengamati kegiatan yang dilakukan anak. Pertemuan II. Guru bercakap-cakap tentang pekerjaan pedagang,guru memperkenalkan alat yang dipakai dalam bermain peran pasar-pasara, guru membagi kelompok sesuai dengan perannya masing-masing, anak mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya dalam bermain peran, anak berani berdialog dalam bermain peran, anak mampu mengembangkan bahasa dalam bermain peran, guru mengamati kegiatan yang dilakukan anak, Pertemuan III. Guru bercakap-cakap tentang pekerjaan dokter, guru memperkenalkan alat yang dipakai dalam bermain peran dokter-dokteran, guru membagi kelompok sesuai dengan perannya masing-masing, anak mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa,

7 dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya dalam bermain peran, anak berani berdialog dalam bermain peran, anak mampu mengembangkan bahasa dalam bermain peran, guru mengamati kegiatan yang dilakukan anak. Penutup ± 30 Menit. Guru mengadakan tanya jawab sebagai evaluasi terhadap permainan yang dilaksanakan, Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan memonitor serta mencatat perkembangan anak dalam hal keberaniannya dalam berbahasa dan menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi anak. Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data selama penelitian berlangsung. Renungan / Refleksi. Refleksi adalah usaha dalam mengkaji serta merenungkan apa yang telah dilakukan dan hasil apa yang telah dicapai dan tindakan yang telah diberikan. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah Format Observasi yaitu mencari informasi dengan cara mengamati secara langsung perilaku dan sikap anak untuk mendapat data yang lebih akurat yang berpedoman pada indikator yang telah ditetapkan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Dokumentasi, Peneliti mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan anak berupa rekaman dan foto. Data Data yang diperoleh dari hasil observasi belajar mengajar akan dianalisis, setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan sebagian bahan untuk menentukan tindakan berikutnya. Disamping itu juga seluruh data digunakan untuk mengambil kesimpulan dan tindakan yang dilakukan. Data yang dianalisis dalam persentase dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hariyadi (2009:24) sebagai berikut : P = N f x 100% Keterangan: P = Persentase yang dicari F = Frekuensi N = Jumlah banyaknya individu/sisa. Untuk memperoleh hasil yang maksimal terhadap penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, peneliti juga melakukan analisis secara kualitatif yaitu berupa narasi yang menjelaskan tentang hasil penelitian peningkatan perkembangan bahasa anak melalui

8 bermain peran yang kriterianya dikemukan oleh Arikunto (2006: 241) dilambangkan dengan Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), dan rendah (R). Dengan demikian dapat dikategorikan: anak yang bernilai sangat tinggi berarti anak dikategorikan mampu dengan penilaian bulat penuh, anak yang yang bernilai tinggi berarti masih berkembang dengan penilaian tanda ceklis, dan anak yang dikategorikan rendah berarti anak masih perlu bimbingan dengan penilaian bulat kosong. Penilaian sangat tinggi, tinggi, dan rendah ditentukan berdasarkan persentase. Hasil Kondisi awal peneliti melakukan penelitian di TK Syukrillah Lubuk Basung, ditemukan bahwa perkembangan bahasa anak masih rendah hal ini dapat kita lihat dalam kegiatan berdialog sesuai dengan tokoh yang diperankan, melakukan dialog sesuai dengan cerita dan bermain peran sesuai dengan peran yang dilakukannya. Ini disebabkan karena peneliti sebagai guru kurang mampu menyediakan media yang menarik bagi anak, kurang memiliki perencanaan dan strategi yang dapat merangsang anak dalam kegiatan bermain peran. Hal ini menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dan kurang memiliki perbendaharaan dan kosa kata dalam kegiatan bermain peran. Kondisi awal ini peneliti lakukan pada tanggal 02 April 2012. Dilihat dari tabel di atas, maka perkembangan bahasa anak pada kondisi awal dalam aspek Anak mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya, untuk nilai tinggi ada 1 orang anak dengan persentase 7 %, untuk yang rendah ada 13 orang anak dengan persentase 93 %. Untuk aspek Anak berani berdialog ada satu orang anak yang nilainya sangat tinggi dengan persentase 7 %, untuk nilai tinggi ada 1 orang anak dengan persentase 7%, sementara untuk nilai rendah ada 12 orang anak dengan persentase 86%. Dan untuk Anak mampu mengembangkan bahasa tidak ada anak yang nilainya sangat tinggi, sedangkan nilai tinggi ada 1 orang anak dengan persentase 7%, sedangkan yang nilainya rendah ada 13 orang anak dengan persentase 93%. Hasil observasi siklus I pada Aspek 1 yaitu Anak mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya dalam bermain peran pada pertemuan 1 dan 2, anak yang mendapat nilai sangat tinggi sebanyak 1 orang dengan persentase 7%, sedangkan pada pertemuan 3 meningkat menjadi 3 orang dengan persentase 21 %. Anak yang mendapat nilai tinggi pada pertemuan 1 sebanyak 1 orang dengan persentase 7 % dan

9 pada pertemuan 2 sebanyak 3 orang dengan persentase 21 %, dan pertemuan ke 3 sebanyak 5 orang dengan persentase 36 %. Sedangkan yang mendapat nilai rendah pada pertemuan 1 sebanyak 12 orang dengan persentase 86 % dan pada pertemuan 2 menurun menjadi 10 orang dengan persentase 71 %, sedangkan pada pertemuan 3 menurun menjadi 6 orang dengan persentase 43 %. Aspek ke-2, Anak berani berdialog dalam bermain peran pada pertemuan 1 yang mendapat nilai sangat tinggi 1 orang dengan persentase 7 % dan pertemuan ke 2 yang mendapat nilai sangat tinggi sebanyak 2 orang denga persentase 14 %, sedangkan pada pertemuan 3 meningkat menjadi 4 orang dengan persentase 28 %. Anak yang mendapat nilai tinggi pada pertemuan 1 sebanyak 2 orang dengan persentase 14 % dan pertemuan 2 meningkat menjadi 3 orang dengan persentase 21 %, sedangkan pada pertemuan 3 meningkat menjadi 5 orang dengan persentase 36 %. Sedangkan yang bernilai rendah pada pertemuan 1 sebanyak 11 orang dengan persentase 79 %, dan pertemuan 2 menurun menjadi 9 orang dengan persentase 64 % dan pada pertemuan 3 menurun lagi menjadi 5 orang dengan persentase 36 %. Aspek 3, Anak mampu mengembangkan bahasa di dalam bermain peran. Pada pertemuan 1 dan 2 yang mendapat nilai sangat tinggi sebanyak 2 orang dengan persentase 14 %. Sedangkan pertemuan ke 3 meningkat menjadi 5 orang dengan persentase 36 %,. Yang mendapat nilai tinggi pada pertemuan 1 yang mendapatkan nilai tinggi gsebanyak 2 dengan persentase 14 %, pertemuan ke 2 meningkat menjadi 4 orang dengan persentase 29 % sedangkan pada pertemuan 3 meningkat menjadi 5 orang dengan persentase 36 %. Yang mendapat nilai rendah pada pertemuan 1 sebanyak 10 orang dengan persentase 71 %, pada pertemuan 2 menurun menjadi 8 orang dengan persentase 57 %, sedangkan pada pertemuan 3 menurun lagi menjadi 4 orang dengan persentase 28 %. Pelaksanaan siklus II didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I yang mana hasil rata-rata bahasa anak belum mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75%. Hasil observasi siklus II pada Aspek 1 yaitu Anak mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya dalam bermain peran pada pertemuan 1 anak yang mendapat nilai sangat tinggi sebanyak 5 orang dengan persentase 36%, sedangkan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 9 orang dengan persentase 64%. Anak yang mendapat nilai tinggi pada pertemuan 1 sebanyak 6 orang dengan persentase 43% dan

10 pada pertemuan 2 sebanyak 4 dengan persentase 29%. Sedangkan yang mendapat nilai rendah pada pertemuan 1 sebanyak 3 orang dengan persentase 21% dan pada pertemuan 2 menurun menjadi 1 orang dengan persentase 7%. Aspek ke-2, Anak berani berdialog dalam bermain peran pada pertemuan 1 yang mendapat nilai tinggi sebanyak 6 orang dengan persentase 43% dan pertemuan ke 2 yang mendapat nilai sangat tinggi sebanyak 10 orang dengan persentase 71%. Anak yang mendapat nilai tinggi pada pertemuan 1 sebanyak 5 orang dengan persentase 36% pada pertemuan ke 2 sebanyak 3 orang dengan peresentase 21%. Sedangkan yang bernilai rendah pada pertemuan 1 sebanyak 3 orang dengan persentase 21%, dan pertemuan ke 2 menurun menjadi 1 orang dengan persentase 7%. Aspek 3, Anak mampu mengembangkan bahasa di dalam bermain peran. Pada pertemuan 1 yang mendapat nilai sangat tinggi sebanyak 6 orang dengan persentase 43%. Dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 10 orang dengan persentase 71%. Yang mendapat nilai tinggi pada pertemuan 1 sebanyak 4 orang dengan persentase 29% sedangkan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 3 orang dengan persentase 21%. ang mendapat nilai rendah pada pertemuan 1 sebanyak 4 orang dengan persentase 29%, pada pertemuan 2 menurun menjadi 1 orang dengan persentase 7%. Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas untuk hasil observasi pada siklus II dapat dikatakan berhasil yang mana dapat dilihat peningkatan perkembangan bahasa anak yang ditandai dengan lebih tingginya nilai persentase anak dari target Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 92% untuk sebuah keberhasilan indikator. Berdasarkan capaian hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dilihat dari sikap positif anak untuk mengikuti pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II. Ini terlihat pada memerankan tokoh sesuai dengan isi cerita, keberanian bermain peran sesuai dengan peran yang dilakukan, bercakap-cakap dalam bermain peran telah meningkat di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75%. Dilihat dari hasil siklus 2 proses dan hasil belajar anak meningkat dan sangat memuaskan, namun masih ada 1 orang anak yang belum bisa melakukan permainan ini. Hal ini disebabkan anak tersebut memiliki kelainan (bisu), ini dapat diartikan melalui bermain peran ini perkembangan bahasa anak dapat meningkat di Taman Kanak-kanak Syukrillah Lubuk Basung. Jadi analisis terhadap indikator di atas sudah memenuhi capaian optimal, ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sudah cukup berhasil dan selesai sampai siklus II.

11 Pembahasan Pembahasan mengenai hasil dan pengolahan data tentang hasil observasi mengenai peningkatan perkembangan bahasa anak melalui bermain peran. Dalam peningkatan perkembangan bahasa anak melalui bermain peran anak anak dapat berdialog dengan lancar, sehingga dapat meningkatkan perkembangan bahasa melalui bermain peran, karena terjadi komunikasi timbal balik antara satu teman dengan teman yang lain. Dalam kegiatan bermain peran mengajarkan anak saling berdialog dengan temannya, sehingga pada siklus II kegiatan bermain peran mengalami peningkatan maksimal sehingga tujuan peningakatan perkembangan bahasa tercapai. Menurut Dhieni (2007: 95) mengatakan karakteristik kemampuan bahasa anak usia Taman Kanak-kanak yaitu anak dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar, dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik. Bermain peran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak dalam melatih daya tangkap anak, melatih anak berbicara lancar, mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan tujuan bermain peran menurut Dhieni (2007:7:3) bermain peran dalam proses pembelajaran ditujukan sebagai usaha memecahkan masalah (diri, sosial) melalui serangkaian tindakan pemeranan. Pengingkatan perkembangan bahasa anak tidak akan berhasil tanpa didukung oleh kemampuan guru. Peningkatan perkembangan bahasa anak erat kaitannya dengan keberanian serta percaya diri anak dalam melakukan bermain peran. Oleh karena itu keberhasilan dalam peningkatan perkembangan bahasa anak dapat dipicu oleh media, sarana dan prasarana serta suasana belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi anak. Perkembangan bahasa anak melalui bermain peran meningkat dengan rincian sebagai berikut: Anak mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya dalam bermain peran pada kondisi awal adalah 0%, pada siklus I menjadi 57%, siklus II meningkat 93%. Anak berani berdialog dalam bermain peran pada kondisi awal 7%, pada siklus I 65%, dan pada siklus II meningkat menjadi 92%. Anak mampu mengembangkan bahasa di dalam bermain peran pada kondisi awal 0%, terjadi peningkatan pada siklus I 72% dan pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi 92%.

12 Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa melalui bermain peran dapat mengembangkan kemampuan bahasa yang meliputi berbagai ide dan informasi dalam berhubungan dengan orang lain. Simpulan dan Saran Simpulan Sesuai hasil analisis data diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan tentang Peningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Melalui Bermain Peran adalah sebagai berikut:1 Permasalahan yaitu perkembangan bahasa anak belum berkembang. Agar tujuan perkembangan bahasa dapat tercapai secara optimal diperlukan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran di Taman Kanak-kanak, yaitu melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan perkembangan bahasa serta melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat memberikan berbagai pengalaman bagi anak; Membelajarkan anak berbahasa dengan bermain peran dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak; Melalui bermain peran dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata untuk meningkatkan hasil belajar anak, dengan adanya peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II; Perkembangan bahasa anak dalam proses pembelajaran dapat meningkat dengan bermain peran di TK Syukrillah Lubuk Basung; Pelaksanaan bermain peran dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak terutama dalam hal berdialog dan berkomunikasi sehari-hari. Saran Berdasarkan hasil temuan peneliti, maka Peneliti memberikan saran sebagai berikut: Anak diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif; agar pembelajaran lebih kondusif dan menarik bagi anak sebaiknya guru lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan disajikan dalam bentuk permainan; untuk memotifasi dan meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran maka guru hendaknya menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan; Guru Taman Kanak-kanak diharapkan dapat melakukan permainan peran untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak; Diharapkan peneliti yang lain dapat melakukan dan mengungkapkan lebih jauh tentang perkembangan bahasa anak melalui metode dan

13 media yang lainnya; diharapkan pembaca dapat menggunakan skripsi ini sebagai sumber ilmu pengetahuan guna menambah wawasan. DAFTAR RUJUKAN Achmad. 2000. Permainan Membaca dan Menulis di TK. Jakarta; Depdiknas. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Burni Aksara. Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI. Jakarta : Depdiknas Dhieni, Nurbiana, dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka. Hariyadi, Mohammad. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka Raya Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kecana.