BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS XI SMA TUT WURI HANDAYANI CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAKBOYO I MANTINGAN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

Kata kunci : Peningkatan ketrampilan, Menulis Puisi, Metode Sugesti Imajinasi

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK MENULIS AKROSTIK PADA SISWA KELAS VA MI SEMPLAK PILAR, KABUPATEN BOGOR 1

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB 3 METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna baik secara instrinsik maupun ekstrinsik ( Kurniawan Rahaniarto dalam buku Puisi itu Indah hal.9 tahun 2009 ). Keterampilan menulis puisi adalah proses usaha penyampaian pesan kepada orang lain melalui susunan kata yang padu baik memiliki arti kiasan atau arti sebenarnya (Kartika Andini,dalam buku Kumpulan Puisi Cinta hal.5,2004,jaya Pustaka : Surabaya) Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan menulis kata-kata dalam baitbait yang merupakan pemikiran penulis yang ingin disampaikan dalam bentuk tulisan ( Alvin Astika dalam bukupuisi itu Cantik hal 9 ) Jadi dapat disimpulkan keterampilan menulis puisi adalah usaha mengungkapkan perasaan,ide maupun gagasan melalui rangkaian kata-kata dalam bentuk tulisan yang terdiri dari bait-bait. 7

8 2.1.2 Unsur-unsur puisi Unsur-unsur puisi yang dimaksud di sini adalah struktur fisik dan batin puisi.struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias, pencitraan dan persajakan, sedangkan struktur batin dibangun oleh pokok pikiran), tema, nada,suasana,amanat. 1) Struktur fisik Puisi a) Diksi Diksi yang dihasilkan oleh penyair memerlukan proses yang panjang. Penyair tidak menentukan sekali jadi diksi yang akan digunakan dalam diksi. Oleh karena itu, seorang penyair menulis puisi menggunakan pemilihan kata yang cermat dan sistematis untuk menghasilkan diksi yang cocok dengan suasana. Kata-kata yang dipilih penyair sesuai dengan perasaan dan nada puisi. Jika yang diungkapkan perasaan duka, maka akan dipilih kata-kata yang digunakan dalam penyair adalah kata kasar dan sinis yang mendukung protesnya itu. Dalam hal yang bersifat religius, diksi yang dipakai penyair tentulah berhubungan dengan hal-hal yang bersifat religious, baik diksi yang konkret, maupun yang konkret. Kata adzan, makrifat, dan shalawat berkonotasi dengan ketakwaan bagi umat Islam dan sebagainya. Menurut Bouton (Djojosuroto, 2006: 16), diksi merupakan esensi seni penulisan puisi. Ada pula yang menyebut diksi sebagai dasar bangunan puisi. Katakata yang dipilih penyair sesuai perasaan dan nada puisi. Nada dan perasaan penyair menentukan pemilihan kata. Jika dihubungkan dengan lambing, maka sebuah kata mungkin melambangkan sesuatu, efek yang dihasilkan oleh kata tertentu akan mempunyai makna tertentu pula. b) Gaya Bahasa Tujuan menciptakan gaya bahasa dalam puisi, antara lain (1) agar menghasilkan kesenangan yang bersifat imajinatif, (2) agar menghasilkan makna tambahan, (3) agar dapat menambah intensitas dan menambah konkret sikap dan perasaan penyair dan (4) agar makna yang diungkapkan lebih padat.

9 c) Kata Konkret Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair, mungkin dirasa lebih jelas lebih konkret, tapi bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya. c) Pengimajian Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa. 2) Struktur Batin Puisi Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut. a) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. c) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada

10 pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. d) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. 2.1.3 Teknik Permainan Bahasa Teknik Permainan Bahas merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan ( Soeparno :1998:60 ). Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh ketrampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih ketrampilan bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa. Dapat disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas tersebut mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih ketrampilan berbahasa (menyimak,berbicara, membaca dan menulis(http://techonly13.wordpress.com/2009/08/26/membaca-permulaa permainan-bahasa) Nilsen (1978) berpendapat bahwa definisi permainan bahasa sangat luas,meliputi penggunaan bahasa yang kreatif dan tidak biasa yang mempunyai tujuan lain atau diluar informasi dasar dari sebuah komunikasi. Jadi dapat disimpulkan bahw teknik permainan bahasa adalah aktivitas untuk memperoleh kesenangan dan melatih ketrampilan bahasa

11 2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Permainan Bahasa Adapun kelebihan dari permainan bahasa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Permainan bahasa merupakan salah satu media pembelajaran yang berkadar 2. CBSA tinggi. 3. Dapat mengurangi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. 4. Dengan adanya kompetisi antarsiswa, dapat menumbuhkan semangat siswa untuk lebih maju. 5. Permainan bahasa dapat membina hubungan kelompok dan mengembangkan kompetensi sosial siswa. 6. Materi yang dikomunikasikan akan mngesankan di hati siswa sehingga pengalaman keterampilan yang dilatihkan sukar dilupakan. Ada juga kekurangan dalam pelaksanaan permainan bahasa, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Jumlah siswa yang terlalu besar menyebabkan kesukaran untuk melibatkan semua 2. siswa dalam permainan. 3. Pelaksanaan permainan bahasa biasanya diikuti gelak tawa dan sorak sorai siswa, 4. sehingga dapat menganggu pelaksanaan pembelajaran di kelas yang lain. 5. Tidak semua materi dapat dikomunikasikan melalui permainan bahasa. 6. Permainan bahasa pada umumnya belum dianggap sebagai program pembelajaran 7. bahasa, melainkan hanya sebagai selingan saja. 2.1.5 Langkah-langkah Teknik Permainan Bahasa Menurut Elfia Sukma ( 2007) langkah-langkah menulis puisi dengan menggunkan Teknik Permainan Bahasa adalah sebagai berikut sebagai berikut :

12 a. Penyusunan gagasan ( menugasi siswa menentukan judul puisi ) b. Menyusun kata yang di lakukan oleh siswa sendiri c. Mengembangkan kata menjadi kalimat yang dikaitkan dengan judul yang dibuat d. Menata kata menjadi larik-larik puisi (memendekan kalimat panjang menjadi puisi dan memperhatikan judul sehingga hubungan antar larik pusi bermakna e. Revisi Puisi (dilakukan secara berpasangan engan menukarkan tugasnya dengan menukarkan pekerjaan pada teman sebangku ) f. Dibacakan di depan kelas dan hasil yang baik dipasang pada madding g. Pembacaan puisi dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membacakan hasil karyanya ke depan kelas Menurut Kartini (2010) adapun langkah-langkah menulis puisi dengan Teknik Permainan Bahasa, antara lain sebagai berikut. a. Menentukan tema. b. Menuliskan baris demi baris dan bait demi bait dengan pilihan kata yang tepat sehingga tercipta sebuah puisi. c. Mengoreksi kembali antara ketepatan pemilihan kata dengan makna. d. Memadatkan kata-kata dalam puisi tanpa mengurangi makna

13 Menurut Joelina (2007) adapun langkah-langkah menulis puisi dengan Teknik Permainan Bahasa, antara lain sebagai berikut. a. Menentukan tema b. Mengembangkan tema c. Menyusun kata-kata agar menimbulkan kesan indah d. Memberikan komentar terhadap puisi yang dibuat Jadi dapat disimpulkan langkah-langkah Teknik Permainan Bahasa yaitu a. Menentukan gagasan ( ide ) atau tema yang akan dibuat b. Menyusun kata-kata sesuai insipirasi dari kita sesuai dengan tema c. Mengembangkan kata-kata tersebut ke dalam sebuah kalimat sederhana sesuai tema d. Meringkas kata-kata tersebut ke dalam puisi sesuai dengan tema e. Merevisi puisi dengan cara menukarkan puisi tersebut kepada teman sebangku sesuai dengan tema atau tidak f. Hasil puisi tersebut dibacakan di depan kelas g. Hasil terbaik di pasang di papan madding sekolah 2.1.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran

14 Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Standar kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu Standar kompetensi adalah dasar bagi siswa untuk dapat memahami dan mengakses perkembangan lokal, regional, dan global. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Hal tersebut terjabarkan dalam standar kompetensi menulis khususnya kemampuan bersastra, yakni siswa diharapkan dapat mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa, dan drama) dalam bentuk sastra tulis yang kreatif serta dapat menulis kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang telah dibaca (Depdiknas, 2006: 22). Tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah untuk membekali siswa mampu berbahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, secara baik. Selalu ada upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan reformasi pembelajaran (Majid, 2008: 3). Keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik internal maupun eksternal. Faktor internalnya adalah pada diri siswa. Kemauan dan motivasi belajar sangat mendukung keberhasilan belajarnya. Sementara faktor eksternal lebih pada peran guru, lingkungan, fasilitas belajar, dan orang tua. Salah satu faktor yang sangat berperan adalah model atau gaya mengajar guru. Permainan bahasa dapat dijadikan salah satu model mengajarkan bahasa. Sambil bermain anak juga belajar bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk berkomunikasi yang mencakup ketrampilan berbicara mendengarkan, membaca, menulis.

15 2.2 Penilaian Teknik Permainan Bahasa Tabel 2.1 Format Penilaian Teknik Permainan Bahasa NO ASPEK DESKRIPTOR SKOR 1 Kesesuaian isi Isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih 2 Pilihan Kata Ketepatan dalam memilih kata 3 Pengimajian Kata-kata yang digunakan menimbulkan imajinasi yang melibatkan panca indra 4 Gaya Bahasa Gaya bahasa pada penulisan puisi 30 30 15 15 Total Skor 90 Dalam.http://sdi-tellobaru.blogspot.com/2011/07/rencana-pelaksanaan pembelajaran-satuan.html di unduh 7 Januari 2012

16 2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hermawan Tri Santiyo Wibowo, Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Media lagu pada siswa Kelas V SD Negeri Tambakboyo I Mantingan Ngawi Tahunpelajaran 2008/ 2009 Untuk penelitian ini dilakukan di SDN Tambakboyo I Mantingan Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tambakboyo I Mantingan Ngawi Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa dan sampel yang digunakan adalah sampel total. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai rata-rata 75,3 dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 58 dengan media lagu dengan materi menulis puisi bagi siswa kelas V nilai rata-ratanya menjadi 78,6 dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 65. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moch Riza Ansori Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Strategi Windows pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Malang penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Malang pada kelas VIIIE. Subjek yang diteliti sebanyak 37 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa catatan lapangan, pedoman observasi, dan pedoman wawancara terhadap guru mata pelajaran. Pengumpulan data hasil dilakukan dengananalisiskaryasiswa. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna Hidayah Penerapan Model Sinektik Untuk Meningkatkan ketrampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X.4 SMA Negeri I Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara pada kelas X.4. Subjek yang diteliti sebanyak 40 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa observasi,wawancara,jurnal,dokumen foto terhadap guru mata pelajaran. Hasil

17 penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai rata-rata 60,2 dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 50 dengan metode sinektik dengan materi menulis puisi bagi siswa kelas X.4 nilai rata-ratanya menjadi 74 dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 6. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi Prasetyo Peningkatan Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Strategi Pikir Plus penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pasir Balengkong pada kelas VIII. Subjek yang diteliti sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa observasi terhadap siswa guru mata pelajaran. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai dengan kriteria tinggi 80-100,baik 60-79,cukup 40-59,rendah 10-39. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartini Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan Menggunakan Teknik Menulis Arkostik pada Siswa Kelas Va Semester II Mi Semplak Pilar, Kabupaten Bogor penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MI Semplak Pilar Kabupaten Bogor pada kelas Va Subjek yang diteliti sebanyak 23 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa observasi siswa dan guru. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai dengan rata-rata pada siklus I 54,89 dan pada siklus II 81,04.

18 Gambar 2.1 Skema kerangka bepikir hubungan keterampilan menulis puisi melalui teknik permainan bahasa KD.Menulis puisi bebas dengan plihan kata yang Pembelajaran Konvensional Guru ceramah dan siswa tidak di arahkan cara menulis puisi Siswa kurang bersemangat dalam belajar Guru menggunakan teknik permainan bahasa Keterampilan menulis puisi < 70 Menentukan gagasan atau tema yang akan dibuat Menyusun kata-kata sesuai dengan tema Mengembangkan kata-kata menjadi kalimat sesuai tema Meringkas kata-kata tersebut ke dalam puisi Revisi Puisi Hasil Puisi dibacakan di depan kelas Penilaian proses Ketrampilan menulis puisi > KKM Membuat Puisi Penilaian lisan

19 2.5 Hipotesis Dari refleksi hasil kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut di atas Medapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut Melalui teknik permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD N 2 Bomerto Wonosobo.

20