BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna baik secara instrinsik maupun ekstrinsik ( Kurniawan Rahaniarto dalam buku Puisi itu Indah hal.9 tahun 2009 ). Keterampilan menulis puisi adalah proses usaha penyampaian pesan kepada orang lain melalui susunan kata yang padu baik memiliki arti kiasan atau arti sebenarnya (Kartika Andini,dalam buku Kumpulan Puisi Cinta hal.5,2004,jaya Pustaka : Surabaya) Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan menulis kata-kata dalam baitbait yang merupakan pemikiran penulis yang ingin disampaikan dalam bentuk tulisan ( Alvin Astika dalam bukupuisi itu Cantik hal 9 ) Jadi dapat disimpulkan keterampilan menulis puisi adalah usaha mengungkapkan perasaan,ide maupun gagasan melalui rangkaian kata-kata dalam bentuk tulisan yang terdiri dari bait-bait. 7
8 2.1.2 Unsur-unsur puisi Unsur-unsur puisi yang dimaksud di sini adalah struktur fisik dan batin puisi.struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias, pencitraan dan persajakan, sedangkan struktur batin dibangun oleh pokok pikiran), tema, nada,suasana,amanat. 1) Struktur fisik Puisi a) Diksi Diksi yang dihasilkan oleh penyair memerlukan proses yang panjang. Penyair tidak menentukan sekali jadi diksi yang akan digunakan dalam diksi. Oleh karena itu, seorang penyair menulis puisi menggunakan pemilihan kata yang cermat dan sistematis untuk menghasilkan diksi yang cocok dengan suasana. Kata-kata yang dipilih penyair sesuai dengan perasaan dan nada puisi. Jika yang diungkapkan perasaan duka, maka akan dipilih kata-kata yang digunakan dalam penyair adalah kata kasar dan sinis yang mendukung protesnya itu. Dalam hal yang bersifat religius, diksi yang dipakai penyair tentulah berhubungan dengan hal-hal yang bersifat religious, baik diksi yang konkret, maupun yang konkret. Kata adzan, makrifat, dan shalawat berkonotasi dengan ketakwaan bagi umat Islam dan sebagainya. Menurut Bouton (Djojosuroto, 2006: 16), diksi merupakan esensi seni penulisan puisi. Ada pula yang menyebut diksi sebagai dasar bangunan puisi. Katakata yang dipilih penyair sesuai perasaan dan nada puisi. Nada dan perasaan penyair menentukan pemilihan kata. Jika dihubungkan dengan lambing, maka sebuah kata mungkin melambangkan sesuatu, efek yang dihasilkan oleh kata tertentu akan mempunyai makna tertentu pula. b) Gaya Bahasa Tujuan menciptakan gaya bahasa dalam puisi, antara lain (1) agar menghasilkan kesenangan yang bersifat imajinatif, (2) agar menghasilkan makna tambahan, (3) agar dapat menambah intensitas dan menambah konkret sikap dan perasaan penyair dan (4) agar makna yang diungkapkan lebih padat.
9 c) Kata Konkret Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair, mungkin dirasa lebih jelas lebih konkret, tapi bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya. c) Pengimajian Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa. 2) Struktur Batin Puisi Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut. a) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. c) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada
10 pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. d) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. 2.1.3 Teknik Permainan Bahasa Teknik Permainan Bahas merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan ( Soeparno :1998:60 ). Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh ketrampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih ketrampilan bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa. Dapat disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas tersebut mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih ketrampilan berbahasa (menyimak,berbicara, membaca dan menulis(http://techonly13.wordpress.com/2009/08/26/membaca-permulaa permainan-bahasa) Nilsen (1978) berpendapat bahwa definisi permainan bahasa sangat luas,meliputi penggunaan bahasa yang kreatif dan tidak biasa yang mempunyai tujuan lain atau diluar informasi dasar dari sebuah komunikasi. Jadi dapat disimpulkan bahw teknik permainan bahasa adalah aktivitas untuk memperoleh kesenangan dan melatih ketrampilan bahasa
11 2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Permainan Bahasa Adapun kelebihan dari permainan bahasa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Permainan bahasa merupakan salah satu media pembelajaran yang berkadar 2. CBSA tinggi. 3. Dapat mengurangi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. 4. Dengan adanya kompetisi antarsiswa, dapat menumbuhkan semangat siswa untuk lebih maju. 5. Permainan bahasa dapat membina hubungan kelompok dan mengembangkan kompetensi sosial siswa. 6. Materi yang dikomunikasikan akan mngesankan di hati siswa sehingga pengalaman keterampilan yang dilatihkan sukar dilupakan. Ada juga kekurangan dalam pelaksanaan permainan bahasa, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Jumlah siswa yang terlalu besar menyebabkan kesukaran untuk melibatkan semua 2. siswa dalam permainan. 3. Pelaksanaan permainan bahasa biasanya diikuti gelak tawa dan sorak sorai siswa, 4. sehingga dapat menganggu pelaksanaan pembelajaran di kelas yang lain. 5. Tidak semua materi dapat dikomunikasikan melalui permainan bahasa. 6. Permainan bahasa pada umumnya belum dianggap sebagai program pembelajaran 7. bahasa, melainkan hanya sebagai selingan saja. 2.1.5 Langkah-langkah Teknik Permainan Bahasa Menurut Elfia Sukma ( 2007) langkah-langkah menulis puisi dengan menggunkan Teknik Permainan Bahasa adalah sebagai berikut sebagai berikut :
12 a. Penyusunan gagasan ( menugasi siswa menentukan judul puisi ) b. Menyusun kata yang di lakukan oleh siswa sendiri c. Mengembangkan kata menjadi kalimat yang dikaitkan dengan judul yang dibuat d. Menata kata menjadi larik-larik puisi (memendekan kalimat panjang menjadi puisi dan memperhatikan judul sehingga hubungan antar larik pusi bermakna e. Revisi Puisi (dilakukan secara berpasangan engan menukarkan tugasnya dengan menukarkan pekerjaan pada teman sebangku ) f. Dibacakan di depan kelas dan hasil yang baik dipasang pada madding g. Pembacaan puisi dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membacakan hasil karyanya ke depan kelas Menurut Kartini (2010) adapun langkah-langkah menulis puisi dengan Teknik Permainan Bahasa, antara lain sebagai berikut. a. Menentukan tema. b. Menuliskan baris demi baris dan bait demi bait dengan pilihan kata yang tepat sehingga tercipta sebuah puisi. c. Mengoreksi kembali antara ketepatan pemilihan kata dengan makna. d. Memadatkan kata-kata dalam puisi tanpa mengurangi makna
13 Menurut Joelina (2007) adapun langkah-langkah menulis puisi dengan Teknik Permainan Bahasa, antara lain sebagai berikut. a. Menentukan tema b. Mengembangkan tema c. Menyusun kata-kata agar menimbulkan kesan indah d. Memberikan komentar terhadap puisi yang dibuat Jadi dapat disimpulkan langkah-langkah Teknik Permainan Bahasa yaitu a. Menentukan gagasan ( ide ) atau tema yang akan dibuat b. Menyusun kata-kata sesuai insipirasi dari kita sesuai dengan tema c. Mengembangkan kata-kata tersebut ke dalam sebuah kalimat sederhana sesuai tema d. Meringkas kata-kata tersebut ke dalam puisi sesuai dengan tema e. Merevisi puisi dengan cara menukarkan puisi tersebut kepada teman sebangku sesuai dengan tema atau tidak f. Hasil puisi tersebut dibacakan di depan kelas g. Hasil terbaik di pasang di papan madding sekolah 2.1.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran
14 Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Standar kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu Standar kompetensi adalah dasar bagi siswa untuk dapat memahami dan mengakses perkembangan lokal, regional, dan global. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Hal tersebut terjabarkan dalam standar kompetensi menulis khususnya kemampuan bersastra, yakni siswa diharapkan dapat mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa, dan drama) dalam bentuk sastra tulis yang kreatif serta dapat menulis kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang telah dibaca (Depdiknas, 2006: 22). Tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah untuk membekali siswa mampu berbahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, secara baik. Selalu ada upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan reformasi pembelajaran (Majid, 2008: 3). Keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik internal maupun eksternal. Faktor internalnya adalah pada diri siswa. Kemauan dan motivasi belajar sangat mendukung keberhasilan belajarnya. Sementara faktor eksternal lebih pada peran guru, lingkungan, fasilitas belajar, dan orang tua. Salah satu faktor yang sangat berperan adalah model atau gaya mengajar guru. Permainan bahasa dapat dijadikan salah satu model mengajarkan bahasa. Sambil bermain anak juga belajar bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk berkomunikasi yang mencakup ketrampilan berbicara mendengarkan, membaca, menulis.
15 2.2 Penilaian Teknik Permainan Bahasa Tabel 2.1 Format Penilaian Teknik Permainan Bahasa NO ASPEK DESKRIPTOR SKOR 1 Kesesuaian isi Isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih 2 Pilihan Kata Ketepatan dalam memilih kata 3 Pengimajian Kata-kata yang digunakan menimbulkan imajinasi yang melibatkan panca indra 4 Gaya Bahasa Gaya bahasa pada penulisan puisi 30 30 15 15 Total Skor 90 Dalam.http://sdi-tellobaru.blogspot.com/2011/07/rencana-pelaksanaan pembelajaran-satuan.html di unduh 7 Januari 2012
16 2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hermawan Tri Santiyo Wibowo, Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Media lagu pada siswa Kelas V SD Negeri Tambakboyo I Mantingan Ngawi Tahunpelajaran 2008/ 2009 Untuk penelitian ini dilakukan di SDN Tambakboyo I Mantingan Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tambakboyo I Mantingan Ngawi Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa dan sampel yang digunakan adalah sampel total. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai rata-rata 75,3 dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 58 dengan media lagu dengan materi menulis puisi bagi siswa kelas V nilai rata-ratanya menjadi 78,6 dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 65. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moch Riza Ansori Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Strategi Windows pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Malang penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Malang pada kelas VIIIE. Subjek yang diteliti sebanyak 37 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa catatan lapangan, pedoman observasi, dan pedoman wawancara terhadap guru mata pelajaran. Pengumpulan data hasil dilakukan dengananalisiskaryasiswa. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna Hidayah Penerapan Model Sinektik Untuk Meningkatkan ketrampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X.4 SMA Negeri I Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara pada kelas X.4. Subjek yang diteliti sebanyak 40 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa observasi,wawancara,jurnal,dokumen foto terhadap guru mata pelajaran. Hasil
17 penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai rata-rata 60,2 dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 50 dengan metode sinektik dengan materi menulis puisi bagi siswa kelas X.4 nilai rata-ratanya menjadi 74 dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 6. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi Prasetyo Peningkatan Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Strategi Pikir Plus penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pasir Balengkong pada kelas VIII. Subjek yang diteliti sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa observasi terhadap siswa guru mata pelajaran. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai dengan kriteria tinggi 80-100,baik 60-79,cukup 40-59,rendah 10-39. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartini Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan Menggunakan Teknik Menulis Arkostik pada Siswa Kelas Va Semester II Mi Semplak Pilar, Kabupaten Bogor penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MI Semplak Pilar Kabupaten Bogor pada kelas Va Subjek yang diteliti sebanyak 23 siswa. Pengumpulan data proses dilakukan dengan menggunakan instrumen pendukung berupa observasi siswa dan guru. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan dari nilai dengan rata-rata pada siklus I 54,89 dan pada siklus II 81,04.
18 Gambar 2.1 Skema kerangka bepikir hubungan keterampilan menulis puisi melalui teknik permainan bahasa KD.Menulis puisi bebas dengan plihan kata yang Pembelajaran Konvensional Guru ceramah dan siswa tidak di arahkan cara menulis puisi Siswa kurang bersemangat dalam belajar Guru menggunakan teknik permainan bahasa Keterampilan menulis puisi < 70 Menentukan gagasan atau tema yang akan dibuat Menyusun kata-kata sesuai dengan tema Mengembangkan kata-kata menjadi kalimat sesuai tema Meringkas kata-kata tersebut ke dalam puisi Revisi Puisi Hasil Puisi dibacakan di depan kelas Penilaian proses Ketrampilan menulis puisi > KKM Membuat Puisi Penilaian lisan
19 2.5 Hipotesis Dari refleksi hasil kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut di atas Medapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut Melalui teknik permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD N 2 Bomerto Wonosobo.
20