PT. Nusantara Plywood untuk diolah menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis

dokumen-dokumen yang mirip
Sektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang

BABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir

mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

industri hilir pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku kayu lndustri kayu lapis lndonesia di pasaran dunia mengalami

KAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Industri plywood awalnya menggunakan phenol formaldehid sebagai perekat.

I. PENDAHULUAN. Industri plywood awalnya menggunakan phenol formaldehid sebagai perekat.

PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. hal luasnya, hutan tropis Indonesia menempati urutan ke-3 setelah Brazil dan

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya &an. hektar terdiri dari hutan permanen, yang menghasilkan pepohonan seperti teak,

IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU

Pengaruh Pasar Terhadap Industri Kehutanan Nasional

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

PROFIL INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA IWAN RISNASARI, S. HUT PROGRAM ILMU KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Hasil kayu Indonesia tersebut sebagian besar diperoleh dari hutan tropis yang

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

Dewasa ini lndustri kehutanan di lndonesia telah berkembang pesat. sejaian dengan era industrialisasi yang sedang berkembang, disatu sisi

BAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor kehutanan di Indonesia secara komersial dan besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

V. PRODUKSI HASIL HUTAN

111. POLA OPTIMAL PEMABARAN XARET INDONESIA

I. PENDAHULUAN Perusahaan Umum (Penun) Perhutani merupakan Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF

BAB I PENDAHULUAN. keperluan seperti konstruksi rumah, meubeler, panel-panel, accecories. kelestarian alam dan ekosistem yang ada.

Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah kayu atau

Perum Perhutani yang merupakan Badan Usaha Milik. Negara (BUMN) berbentuk perusahaan umum bertugas menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

ini hanya dilanda krisis ekonomi saja. Krisis rnultidimensi tersebut antara lain ditandai dengan terjadinya perubahan dari pemerintahan yang

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris

I. PENDAHULUAN. (DJR/DR) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH/IHH). Penerimaan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Industri tekstil merupakan salah satu iudustri yang berkembang cukup pesat

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1995

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

Perkembangan Ekspor Impor September 2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

Adanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang

BAB I PENDAHUL'JAN. Perkembangan industri pengoiahan kayu saat ini berkembang dengm

POSTUR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PRODUK KEHUTANAN

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Di antara beberapa tujuan yang ingin dicapai perusahaan, pada dasarnya

IV. GAMBARAN UMUM. yang yang hanya memiliki luas Ha sampai Ha saja.

luas dan berasosiasi dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan biotik Negara Indonesia yang wilayahnya terletak di sekitar khatulistiwa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TINJAUAN INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU. Pada mulanya pengusahaan hasil hutan di Indonesia ialah masih sebatas

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program Pemerintah dalam pengembangan sektor agribisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

DAFTAR IS1

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

PENGENDALIAN SUMBERDAYA IKAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PENANGKAPAN DAN PENGUMPULAN GLASS ELL (SIDAT) DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris dengan penduduk sekitar 210 juta jiwa

Veneer. Sampai saat ini sebagian besar produk yang dihasilkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu

PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara lebih optimal setelah te rjadi krisis ekonomi karena memiliki

PRODUKSI DAN PEREDARAN KAYU: STUDY KASUS DI SUMATRA SELATAN

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

BERITA RESMI STATISTIK

oleokimia. Bahkan limbah sawit saat ini oleh industri-industri di negara maju sudah A. Latar Belakang

KAYU LAPIS BAMBU (BAMBOO PLYWOOD) DARI PEMANFAATAN LIMBAH KERAJINAN BILIK BAMBU

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

Transkripsi:

A. Latar Belakang. PT. Nusa Prima Pratama Industri adalah mempakan salah satu unit dari PT. Nusantara Plywood yang mempakan pe~sahaan yang bergerak di bidang pabrik pengolahan kayu terintegrasi. Pendirian pabrik pengolahan kayu PT. Nusa Prima Pratama Industri ini pada tahun 1983 diarah kan untuk memanfaatkan limbah kayu pabrik pengolahan Kayu Lapis, Kayu Gergajian dan Ubod Ubrking/Moulding PT. Nusantara Plywood untuk diolah menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis cukup tinggi yang lazim disebut sebagai Papan Partikel. Papan Partikel adalah meru- pakan suatu produk panel kayu yang dibuat dari partikel kayu yang kecil-kecil atau bahan berlignin sellulosa yang ditekan pada suhu tertentu dan direkatkan dengan suatu bahan perekat. Sejalan dengan perkembangan industri pengolahan kayu (Kayu Lapis, Kayu Gergajian dan Moulding/Ubod Ubrking) di Indonesia yang sangat pesat, terutama sejak ditetapkannya kebijaksanaan Pemerintah tentang penghentian ekspor kayu bu- lat yang diberlakukan secara bertahap sejak tahun 1984 dan dihentikan secara total pada tahun 1985, maka minat investor untuk memanfaatkan limbah kayu dari pabrik pengolahan kayu tersebut juga semakin tinggi setelah mengetahui aspek ekonomis yang potensial pada pabrik pengolahan papan partikel tersebut. Perkembangan pabrik pengolahan papan partikel di Indonesia ini sejak tahun 1984 cukup pesat. Dari 5 (lima) pabrik pengolahan papan partikel yang ada dan berproduksi pada tahun terse- but yaitu PT. Khatulistiwa Indah Wood Industry, PT. Nusa Prima Pratama Industy, PT. Meratus Kalimantan Timber, PT. Parindo Permai dan PT. Paparti Pratama Industry, pada tahun 1989 total kapasitas produksinya telah berkembang dan menca- pai + 500.000 M31tahun.

Tabel 1. Produsen Papan Partikel di Indonesia 'Mun 1989 Nama Perusahaan PT. Nusa Prima Pratama PT. Khatulistiwa Indah Wood Industry PT. Paparti Pertama PT. PPU Suriakencana PT. Kiani Sakti PT. Parindo Permai PT. Limbah Kayu Utama PT. Kartika Kapuas Sari PT. Meratus Kalimantan Timber Kapasitas Produksi 42.000 M3/Tahun. 51.000 M3/Tahun 45.000 M3/Tahun 10.000 M3/Tahun 45.000 M3/Tahun 72.000 M3/Tahun 475.000 M3/Tahun Sumber : PS dikutip dari Laporan Khusus PT. Capricorn Indonesia Consult Inc, Tahun 1990. Pada tahun 1992 menurut Profil Industri Pengolahan kayu Indonesia tahun 1993 dari Departemen Kehutanan, jumlah kapasitas total pabrik pengolahan papan partikel di Indonesia yang tercatat pada BKPM dan mempunyai keterkaitan dengan perusahaan HPH saja telah berkembang pesat menjadi + 4,s juta M3 per tahun. Selama ini pemasaran produk papan partikel Indonesia adalah untuk ekspor dengan tujuan Jepang, Korea Selatan, Taiwan, U S A, Hongkong, Singapore, UEA, Saudi Arabia dan Denmark, serta untuk konsumsi lokal. Perkembangan volume pemasaran ekspor produk papan partikel Indonesia tersebut selama ini berkembang cukup pesat dari sebesar ) 27.138 ton atau setara dengan 41.750 M3 pada tahun 1985 menjadi 75.266,33 ton atau setara 115.795,20' M3 pada tahun 1992.

'hbd 2. Perkembangan Ekspor Papan Partikel Indonesia 1985 1992 Vol (M3) us $ Vol (M3) us $ 41.750 1.187.000 115.795,ZO 15.774.050 Sumber : BPS dikutip dari Laporan Khusus PT. Capricorn Indonesia Consult Inc, 1993. PT. Nusa Prima Pratama Industry sebagai salah satu produsen papan partikel selama ini memproduksi papan par tikel dengan spesifikasi ukuran panjang 8 feet, lebar 4 feet dengan ketebalan yang bervariasi dari 8 mm, 10 mm, 12 mm, 15 mm, dan 20 mm. Produksi rata-rata per bulan adalah sebesar 2.000 M3 atau masih & 70 % dari kapasitas mesin yang diinginkan perusahaan. Hasil produksinya dipasarkan dengan tujuan ekspor ke Korea Selatan, Jepang, 'hiwan dan Hongkong serta untuk memenuhi kebutuhan lokal. Dalam menjalankan kegiatan usahanya pihak Manajemen perusahaan menetapkan sasaran pertumbuhan (growth) minimal sebesar 10 % per tahun atau yang dijabarkan dalam bentuk pertumbuhan perolehan profit margin minimal sebesar 10 % per tahun. Sejalan dengan perkembangan industri papan partikel yang semakin pesat, maka tingkat persaingan di dalam industri papan partikel tersebut semakin ketat. Untuk mencapai sasaran tersebut di atas diperlukan strategi yang tepat. Dalam bidang produksiloperasi diantaranya adalah dengan berupaya mengoptimalkan variasi hasil produksinya yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum berdasarkan permintaan pasar yang ada.

B. Perurnusan Masalah PT. Nusa Prima Pratama saat ini mempunyai kapasitas mesin sebesar 36.000 M3ltahun yang dirancang berdasarkan perhitungan untuk memproduksi papan partikel dengan ukuran ketebalan rata-rata 12 mm. Secara teknis kapasitas mesin tersebut dapat bervariasi sesuai dengan variasi ukuran keteba- Ian papan partikel yang diproduksi. Kegiatan produksi papan partikel PT. Nusa Prima Pratama Industry selama ini hanya dilakukan untuk memenuhi permintaan yang ada (sistem job order). Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi manajemen bahwa apakah kompsisi produksi papan partikel yang selama ini dihasilkan dan dipasarkan adalah komposisi yang optimal, yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal. Tabel 3. Realisasi Pemasaran Papan Partikel PT. Nusa Prima Pratama tahun 1988-1992 No. Tahun 9 mm 12 mm 3 Pemasaran Produk (H ) 15 mm 18 mm 1 2 3 4 5 1988 1989 1990 1991 1992 5.479.85 956,70 1.290,70 1.085,31 517,67 2.742.87 9.275,27 7.240,57 5.052.08 6.832,26 4.332.16 8.654,87 12.054,72 13.876.29 10.875.96 3.868,79 2.222.32 1.806,99 1.477,60 2.268,64 16.423,67 21.109.16 22.392,53 21.464.26 20.494,53 9.302.78 31.143.05 49.794 11.644,34 101.884.17 L Sumber : PT. Nusa Prima Pratama

C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Geladikarya ini dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat merencanakan komposisi produksi papan partikel PT. Nusa Prima Pratama Industry yang op timal yang dapat menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan dalam batas kendala kapasitas mesin dan penyediaan bahan baku yang ada dalam memenuhi permintaan pasar. Adapun kegunaan Geladikarya ini, antara lain dapat dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam perencanaan dan pengendalian produksi papan partikelnya guna mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.