BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Meringkas Teks Biografi untuk Kelas VIII

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Melalui Strategi Critical Incident

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis. Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah, terletak pada cara guru dalam mengajarkan pembelajaran menulis yang cenderung lebih mengajarkan teori menulis daripada mengajarkan keterampilan menulis. Jadi pengajaran yang diajarkan guru dalam keterampilan menulis bukan bertujuan untuk mengajarkan keterampilan menulis, melainkan mengajarkan banyak teori menulis. Permasalahan tersebut menyebabkan siswa merasa bosan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Tarigan (1982:22) yang mengemukakan bahwa, keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dengan jalan praktik dan banyak latihan. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai. Hal ini disebabkan kemampuan menulis memerlukan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang terbentuk menjadi sebuah kesatuan yang saling melengkapi, sehingga menghasilkan sebuah karangan yang selaras dan padu. Untuk menciptakan sebuah tulisan, kita butuh pengasahan kemampuan 1

2 untuk bisa menghasilkan sesuatu. Daya kreativitaslah yang harus diasah dan ditajamkan sehingga menghasilkan tulisan kreatif. Pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 adalah pembelajaran berbasis teks. Dengan pembelajaran berbasis teks, diharapkan mampu mengubah pola pikir siswa. Karena struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga dalam setiap penguasaan jenis teks tertentu, siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya. Dengan berbagai macam teks yang sudah dikuasainya, siswa akan mampu menguasai berbagai struktur berpikir. Bahkan, satu topik tertentu dapat disajikan dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya dengan struktur berpikir yang berbeda pula. Pengertian pembelajaran teks, dikemukakan oleh Kemendikbud (2013) bahwa teks dipandang sebagai satuan bahasa yang bermakna secara kontekstual. Jadi, pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, kemudian bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya. Meringkas adalah menyingkat suatu teks dengan hanya menulis pokokpokok gagasan dengan mempertahankan urutan isi karangan menurut sudut pandang penulisnya, agar pembaca mudah memahami isi bacaan. Meringkas teks

3 adalah salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa dalam Kurikulum 2013, yang tercantum pada Kompetensi Dasar (KD) 4.4. Melalui pembelajaran berbasis teks, diharapkan siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa yang berbasiskan teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial budaya. Dengan demikian, pembelajaran bahasa yang berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di masyarakat. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis pada kompetensi, KTSP yang dikembangkan tidak juga menyebabkan prestasi belajar bahasa Indonesia peserta didik menggembirakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan rendahnya hasil ujian nasional (UN) peserta didik untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, suatu hal yang menyedihkan bahwa berdasarkan berbagai studi yang dilakukan organisasi internasional, seperti studi yang dilakukan TIMMS sebagian besar (95%) siswa Indonesia hanya mampu menjawab persoalan sampai level menengah. Artinya, 5% peserta didik Indonesia hanya mampu memecahkan soal yang memerlukan pemikiran (Kemendikbud, 2013). Persoalannya, mengapa pelajaran bahasa Indonesiabelum juga mampu membangun cara berpikir peserta didik, padahal fungsi utama bahasa selain se-

4 bagai sarana komunikasi juga merupakan salah satu sarana pembentuk pikiran yang baik. Ada apa dengan pelajaran bahasa Indonesia kita di sekolah-sekolah. Apabila dilihat dari segi makna materi, satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, gagasan yang menjadi materi pembelajaran bahasa Indonesia hanya sampai satuan paragraf. Itu sebabnya, tidak mengherankan jika dalam proses pembelajaran, siswa diminta fokus memahami paragraf seperti pengembangan paragraf dari sebuah kalimat (ide) utama, lalu disuruh menyusun kalimat penjelasnya atau disuruh mencari ide utama pada paragraf tertentu, serta dapat juga siswa diminta membuat paragraf dengan kalimat utama yang sudah ditentukan oleh guru. Tidak jelas paragraf jenis apa yang hendak dikembangkan. Padahal jika dilihat dari kelengkapan makna, pikiran, gagasan yang dikandung maka satuan bahasa yang berupa tekslah yang sepantasnya menjadi basis pembelajaran. Dalam konteks itulah Kurikulum 2013, khusus untuk materi pembelajaran bahasa Indonesia, lebih ditekankan pada pembelajaran yang berbasis teks. Salah satu teks yang dipelajari di kelas VIII, adalah teks biografi sebagai bagian dari teks faktual. Teks biografi adalah teks yang memuat perjalanan hidup seorang tokoh, baik tokoh politik, olahragawan, seniman, teknokrat, tokoh militer, dan lain-lain yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pembaca. Teks biografi memiliki struktur dan ciri kebahasaan tersendiri yang berbeda dengan teks yang lain.

5 Pada silabus bahasa Indonesia Kurikulum 2013, aspek kemampuan yang ingin dicapai, meliputi aspek sikap (tertuang dalam Kompetensi Inti/KI), aspek pengetahuan (tertuang dalam Kompetensi 3), dan aspek keterampilan (tertuang dalam KD 3). Pada KD 4 terdapat kemampuan meringkas yang harus dicapai oleh siswa. Ternyata, tidak semua siswa memiliki kemampuan yang baik dalam meringkas suatu teks. Sebagaimana fakta yang ada pada siswa kelas VIII, SMP Negeri 3 Pagaden. Dari hasil observasi sederhana dan konsultasi dengan guru pengajara kelas VIII, diperoleh informasi bahwa masih terdapat siswa yang kesulitan dalam meringkas suatu teks. Berdasarkan masalah di atas membuat penulis penasaran dan mendorong untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan menulis teks. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Pagaden, dengan judul Pembelajaran Meringkas Teks Biografi Menggunakan Model Pembelajaran Gordon pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pagaden Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah terhadap suatu objek tertentu dalam situasi tertentu yang dapat dikenali sebagai suatu masalah. Menurut Usman (2008:14) bahwa, tujuan identifikasi

6 masalah yaitu agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut. 1. Minat membaca siswa SMPN 3 Pagaden Subang rendah. 2. Kurang dan terbatasnya buku pembelajaran teks cerita biografi. 3. Siswa kesulitan dalam meringkas teks biografi. 4. Kurangnya pengetahuan peserta didik dalam meringkas teks cerita biografi. 5. Guru kurang menarik dan kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya media untuk pembelajaran serta kurangnya pemahaman yang mengaitkan kekeliruan dalam penentuan atau penggolongan struktur. Jadi, penelitian ini dimaksudkan untuk menambah kemampuan peserta didik dalam mengolah atau menggolongkan struktur dengan metode pembelajaran yang telah disiapkan sebagai metode pembelajaran yang baik dan menarik. C. Rumusan dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan

7 pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Usman (2008:14) memaparkan bahwa, suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir agar menghasilkan suatu kinerja yang baik dan tepat. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikembangkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran meringkas teks cerita biografi dengan menggunakan model pembelajaran Gordon pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang? b. Mampukah siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang meringkas teks cerita biografi dengan tepat? c. Efektifkah model pembelajaran Gordon diterapkan dalam pembelajaran meringkas teks cerita biografi pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang? Berdasarkan simpulan pada keterangan di atas menjelaskan bahwa diujinya penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran dengan metode pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu model pembelajaran Gordon terhadap pembelajaran siswa. Pada tahap inilah penulis harus mampu mengembangkan sebuah masalah pada materi pembalajaran atau bahan ajar yang

8 sesuai dan yang terjadi di sekolah atau di lingkungan sekolah baik secara formal maupun nonformal menjadi suatu penemuan yang membuat siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih terarah dan lebih baik sehingga pada saat proses kegiatan pembelajaran siswa akan menjadi lebih baik pada proses belajar. 2. Batasan Masalah Batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak terlalu luas dan hasil yang diperoleh menjadi lebih terarah dan terstruktur.berdasarkan penjelasan tersebut, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis diuji dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaranmeringkas teks cerita biografidengan menggunakan model pembejaran Gordon pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang. b. Kemampuan siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang diuji melalui tes dalam melaksanakan pembelajaran meringkas teks biografi. c. Keefektifan model pembelajaran Gordon yang diuji dengan tes dalam pembelajaran meringkas teks cerita biografi.

9 Pembatasan masalah yang dijelaskan penulis bertujuan untuk membatasi permasalahan yang ada dipenelitian ini. Pembatasan masalah yang akan diteliti harus didasarkan pada alasan yang tepat, baik itu alasan teoretis maupun alasan praktis. Kesimpulan pada keterangan di atas menjelaskan bahwa penulis pada tahap inilah harus mampu mengembangkan sebuah masalah yang terjadi menjadi suatu penemuan yang membuat siswa atau kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil dari sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian berkaitan dengan pernyataan rumusan masalah. Tujuan penelitian harus harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan. Setiap upaya pasti memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan penelitian untuk memeroleh jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Sesuai dengan latar belakang serta rumusan masalah setiap kegiatan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penelitian merupakan rumusan dari tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini akan diuraikan dalam penjelasansebagai berikut:

10 1. untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran meringkas teks cerita biografi dengan menggunakan model pembelajaran Gordon pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang; 2. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang dalam meringkas teks cerita biografi dengan tepat; dan 3. untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran Gordon dalam pembelajaran meringkas teks cerita biografi pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, penulis dapat memperlihatkan hasil yang ingin dicapai penulis setelah melakukan penelitian. Kesimpulan bahwa sebuah tujuan penelitian sebagai alur sebuah penulisan karya ilmiah yang menuntun proses penulisan atau penelitian yang sebelumnya telah terencana serta penjelasan terhadap maksud dibuatnya penulisan penelitian ini. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan akurat, maka manfaatnya secara praktis maupun secara teoretis. Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan (secara teoretis) dan membantu mengatasi, memecahkan, dan mencegah masalah yang ada pada objek yang diteliti.

11 Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian merupakan pengembangan pengguna informasi yang didapat dari kesimpulan dan diperoleh saat telah melaksanakan sebuah penelitian pada suatu penulisan sebuah karya ilmiah berdasarkan fakta. Dalam kegiatan ini manfaat penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada berbagai pihak terkait. Adapun manfaat yang diharapkan bisa diperoleh sebagai berikut. 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis dalam pembelajaran meringkas teks cerita biografi. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan cara alternatif pembelajaran apabila siswa menemukan kesulitan atau masalah dalam meringkas teks cerita biografi yang telah dipelajari. 3. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran keterampilan menulis, terutama dalam pembelajaran meringkas teks cerita biografi berdasarkan struktur menggunakan model pembelajaran Gordon pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pagaden Subang.

12 4. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan rujukan teori penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berikutnya yang berpedoman pada penelitian ini. 5. Bagi Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini dapat membantu menjadi sarana untuk menambah ilmu bagi mahasiswanya dan bahan informasi bagi Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung. Berdasarkan manfaat, penelitian ini melihat seberapa jauh peranan suatu penelitian. Penelitian akan memegang peran penting jika dilakukan dengan baik dan benar. Hasil akhir penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi siswa, bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, bagi peneliti lanjutan, serta bagi lembaga. Oleh sebab itu, manfaat yang dapat dijelaskan sebagai salah satu pedoman penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan adanya peningkatan dan perubahan kearah lebih baik dan terstruktur serta secara sistematis. F. Definisi Operasional Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki presepsi yang sama tentang penelitian yang dilakukan. Definisi operasional merupakan penjabaran tafsiran sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam judul dan masalah penelitian mengklasifikasi teks biografi berdasarkan struktur. Definisi

13 operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Penjelasan ini akan dijabarkan dengan menggunakan bahasa yang mudah singkat dan dipahami. Memahami pengertian dari judul penelitian ini, penulis akan menjelaskan pengertian istilah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. 2. Meringkas adalah menulis inti sari suatu teks. Penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. 3. Teks biografi adalah suatu teks tulisan mengenai perjalan hidup seorang tokoh. Lewat biografi tersebut dapat ditemukan hubungan, keterangan arti dari sebuah tindakan tertentu atau sebuah misteri yang melingkupi hidup seseorang dan juga merupakan sebuah penjelasan mengenai tindakan atau perilaku dalam hidupnya. 4. Model adalah pola pembelajarn Gordon, adalah model pembelajaran sinektik yang memberi ruang sangat terbuka bagi siswa untuk berkreativitas dalam menulis menggunakan analogi dan kiasan yang dikembangkan oleh Gordon. Berdasarkan definisi operasional di atas, dapat tergambarkan bahwa penelitian ini mendeskeripsikan suatu proses pemerolehan pengetahuan dan kete-

rampilan siswa dalam menulis intisari suatu teks biografi, menggunakan model pembelajaran sinektik yang dikenmbangkan oleh Gordon. 14 G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi mengenai keseluruhan isi skripsi dan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi dapat dijabarkan dan dijelaskan dengan sistematika penulisan yang runtun. Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab. Struktur organisasi skripsi dimulai dari bab I sampai bab V. Bab I pendahuluan. Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis, definisi operasional, serta struktur organisasi skripsi. Bab II kajian teori yang diteliti. Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari pembelajaran bahasa Indonesia di SMP (mencakup tentang kedudukan materi terhadap kurikulum 2013, serta Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Alokasi waktu, dan pata pelajaran bahasa Indonesia di SMP), pembelajaran mengklasifikasi (mencakup langkah-langkah meringkas), meringkas teks, teks cerita biografi, media pembelajaran meringkas, serta penelitian yang relevan.

15 Bab III metode penelitian. Bab ini berisi tentang metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, operasionalisasi variabel, rancangan pengumpulan data, instrumen, prosedur penelitian dan rancangan analisis. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai meliputi proses pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya yang dijabarkan dengan baik. Bab V simpulan dan saran. Bab ini menyajikan semua simpulan tentang hasil analisis temuan dari awal proses penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan dan penyelesaian terhadap hasil analisis temuan penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan deskripsi di atas dapat disimpulkan isi skripsi berisi mengenai langkah-langkah penelitian dengan menggunakan metode untuk menghasilkan data yang relevan dan dapat diuji hasil data berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan. Berdasarkan uraian struktur organisasi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa skripsi memiliki lima bab yang sudah tersusun mulai dari pendahuluan sampai simpulan dan saran.