PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK MATERI STRUKTUR ATOM, BENTUK MOLEKUL, DAN GAYA ANTAR MOLEKUL

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI KIMIA SEMESTER GENAP KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

BAB III METODE PENELITIAN

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BAB III METODE PENELITIAN

Key Word: media, material of acid base solution.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL TRY OUT BENTUK OBJEKTIF PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI SMK KARTINI JEMBER TAHUN AJARAN

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN BUKU TEKS KELAS V SEKOLAH DASAR BERBASIS TEMATIK DENGAN MODEL MULTIPLE GAMES. Rosyidah Umami Octavia STKIP PGRI SIDOARJO.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

Pengembangan Bahan Ajar Modul pada Materi Hidrokarbon di SMA Negeri 11 Banda Aceh

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA/MAKELAS X ARTIKEL ILMIAH FIRMANA JUTIN NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

*Korespondensi, tel : ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

ABSTRAK. Keyword: Learning outcomes; physics; learning model; contextual; quantum teaching

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berbasis film. Media yang dikembangkan berupa media

e-journal. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Agustus 2016, Hal 23-32

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

E-journal Prodi Edisi 1

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII SMAN DI KOTA BENGKULU

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN SOAL TES PENALARAN TINGGI BERBASIS KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI DI SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN MELUKIS SUDUT UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan ragam kesulitan belajar Biologi yang dialami oleh siswa

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

Transkripsi:

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI DEVELOPMENT TEST TO ANALYZE THE COMPLETENESS OF STUDENTS LEARNING OUTCOMES OF ELEVENTH GRADE STUDENTS Supanji Santoso dan Rinaningsih Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya email: p.tsoe@yahoo.com, Rinaningsih 2012@yahoo.co.id Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tes diagnostik untuk materi sistem koloid yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas kontruksi dan validitas isi, untuk mengetahui tes diagnostik yang dikembangkan dapat mendiagnostik kesulitan belajar siswa pada materi sistem koloid. Penelitian dilakukan di kelas XI-A SMA YPI Darussalam pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan subyek penelitian yaitu seluruh siswa kelas XI-A pada uji coba I dan 10 orang siswa kelas XI-A dan XI-B pada uji coba II.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tes diagnostik ini layak digunakan sebagai pembelajaran untuk SMA kelas XI dengan validitas kontruksi sebesar 93,89% danvaliditas isi sebesar 85,71% serta dengan hasil ratarata respon siswa sebesar 78%. Kata kunci: Tes diagnostik, Validitas kontruksi, Validitas isi dan Respon siswa. Abstrack research from this study to determine whether diagnostic tests for colloidal systems developed material has been qualified construction validity and content validity, to determine whether the diagnostic tests can be developed students learning difficulties in the matter of colloidal systems. The study was conducted in class XI-A high school in the school year YPI Darussalam 2010/2011 with the research subjects all students of class XI-A on the first test and 10 students of class XI-A and XI-B on the test results II. This diagnostic shows fit for use as a medium of learning for high school construction class XI with the validity of the content and validitas 93.89% of 85.71% and the average yield response of students by 78%. Keyword: Dagnostic tests, Construct validity, Content validity and Students responses. PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan [1]. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan cara baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi secara luas kepada setiap satuan pendidikan, dan melibatkan masyarakat rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah [1]. Salah satu strategi pembelajaran yang terbukti dapat meningkatkan keefektifan proses belajar mengajar di kelas adalah strategi belajar tuntas. Konsep belajar tuntas, strategi pembelajaran dapat dilaksanakan di kelas, dengan asumsi bahwa kondisi yang tepat, semua peserta akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari [1]. Pelaksanaan tes diagnostik merupakan salah satu bagian dari strategi belajar tuntas.evaluasi pendidikan, terdapat 4 komponen yang saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.kegiatan evaluasi harus melibatkan ketiga kegiatan lainnya, yaitu pengukuran, tes (non tes), dan penilaian. Penelitian tentang Tes Diagnostik sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya Pengembangan tes diagnostik bentuk buku oleh Khusnul Mila, materi Stoikiometri 204

[2]; Pengembangan tes diagnostik bentuk buku oleh Elis Purwaningrum [3], materi Redoks; Pengembangan tes diagnostik bentuk buku oleh Bertha Dian Aristina [4], materi Kesetimbangan Kimia; Pengembangan tes diagnostik bentuk CD oleh Achmad Husaini [5], materi Sifat Koligatif Larutan; Pengembangan tes diagnostik bentuk CD oleh Hifdina Alifi [6], materi Asam Basa; Pengembangan tes diagnostik bentuk CD oleh Ajeng Fitri Kusumawardani [7], materi Termokimia. Salah satu pokok bahasan bidang kimia yang belum dikembangkan tes diagnostiknya adalah materi koloid. Berdasarkan pada uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengetahui letak ketidak tuntasan siswa pada materi sistem koloid, dengan judul penelitian Pengembangan Tes Untuk Menganalisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI Masalah yang dirumuskan dari penelitian ini adalah Apakah tes diagnostik untuk materi sistem koloid yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas konstruksi dan validitas isi dan Apakah tes diagnostik yang dikembangkan dapat mendiagnostik kesulitan belajar siswa pada materi sistem koloid. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tes diagnostik untuk materi sistem koloid yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas kontruksi serta validitas isi dan untuk mengetahui apakah tes diagnostik yang dikembangkan bisa mendiagnostik kesulitan belajar siswa pada materi sistem koloid. Media yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki cara mengajar guru sehingga materi yang diajarkan bisa difahami oleh peserta didik, Dapat digunakan untuk penekanan pokok bahasan yang kurang dikuasai siswa, Mendiagnosis kesulitan belajar siswa pada materi sistem koloid. METODE Penelitian tentang tes diagnostik ini merupakan suatu penelitian pengembangan dimana langkahlangkah pengembangannya diadaptasi dari model pengembangan instruksional menurut Thiagarajan [8] yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan langahlangkah yang dikembangkan oleh Depdiknas.Demikian langkah-langkah pengembangan tes diagnostik ini memiliki tahapan-tahapan yang jelas dan sistematis sehingga dapat memudahkan peneliti. Berikut ini adalah diagram langkah-langkah pengembangan tes diagnostik yang telah dimodifikasi ANALISIS AWAL ANALISIS KONSEP PERUMUSAN INDIKATOR HASIL BELAJAR PENYUSUNAN SOAL TES VALIDASI SOAL OLEH DOSEN AHLI REVISI I UJI COBA I (SELURUH KELAS XI A) INDEKS KESUKARAN, DAN VALIDITAS BUTIR SOAL REVISI II PEMBUATAN MEDIA TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER VALIDASI DAN TELAAH MEDIA OLEH DOSEN KIMIA DAN GURU REVISI III UJI COBA II (10 SISWA KELAS XI A & B) LAPORAN TARAF KELAYAKAN MEDIA MEDIA TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode angket. Angket diberikan kepada responden yaitu dosen kimia, guru kimia, dan siswa. Pemberian angket kepada dosen dan guru kimia bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pendapat dosen dan guru kimia terhadap kelayakan Media Tes Diagnostik yang telah dikembangkan. Tujuan pemberian angket kepada siswa penelitian ini adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap Media Tes Diagnostikyang dikembangkan. Data hasil angket yang telah diisi oleh para responden kemudian dianalisis sehingga dapat diambil suatu kesimpulan tentanglembar Analisis dilakukan terhadap setiap kriteria yang tertuang lembar validasi. Persentase dari data angket ini diperoleh berdasarkan perhitungan skala Likert [9], seperti pada Tabel 1. 205

Penilaian Buruk sekali Buruk Sedang Baik Baik Tabel 1. Skala Likert Nilai Skala 1 2 3 4 5 Data dari hasil penilaian skor pada dianalisis dengan menggunakan persamaan: kriteria = tertinggi x Jumlah aspek x Jumlah responden Hasil analisis lembar validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan Media Tes Diagnostik yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi skor sebagai berikut: [9] Tabel 2. Interpretasi Persentase (%) 0 20 Kurang 21-40 41-60 61-80 81 100 Kurang Cukup Baik/ Baik/ Berdasarkan kriteria interpretasi skor tersebut, Media Tes Diagnostik dikatakan layak apabila hasil persentase mencapai 61%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data Validitas Isi Berikut ini adalah rekapitulasi hasil penilaian validitas isi oleh 3 orang validator. Tabel 3. Rekapitulasi penilaian validitas isi butir soal tes diagnostik. No 1 2 3 Sub Pokok Bahasan Pembuatan Sifat-sifat dari validator 1 2 3 skor maks Persentase (%) 30 24 26 90 88,89% 30 22 27 90 87,78% 30 26 25 90 90% Jumlah 240 270 85,71% 206 Berdasarkan data penelitian validitas isi pada tabel diatas diperoleh hasil untuk tes diagnostik sub pokok bahasan Pembuatan menunjukkan validitas sangat kuat sebesar 88,87%, sub pokok bahasan menunjukkan validitas sangat kuat sebesar 87,78%, sub pokok bahasan Sifat-sifat menunjukkan validitas sangat kuat sebesar 90 %. Validitas isi tes diagnostik secara keseluruhan diperoleh persentase sebesar 85,71% dengan kriteria sangat kuat. Hasil Analisis Data Validitas Konstruksi Berikut ini adalah rekapitulasi hasil penilaian validitas isi oleh 3 orang validator. Tabel 4. Rekapitulasi penilaian validitas konstruksi butir soal tes diagnostik. No. 1 2 3 Sub Pokok Bahasan Pembuatan Sifat-sifat dari validator 1 2 3 skor maks Persentase (%) 20 16 19 60 91,67% 20 14 20 60 90% 20 20 20 60 100% Jumlah 169 180 93,89% Berdasarkan data penelitian validitas konstruksi pada tabel diperoleh hasil untuk tes diagnostik sub pokok bahasan Pembuatan menunjukkan validitas sangat kuat sebesar 91,67%, sub pokok bahasan menunjukkan validitas sangat kuat sebesar 90%, sub pokok bahasan Sifat-sifat menunjukkan validitas sangat kuat sebesar 100%. Validitas isi tes diagnostik secara keseluruhan diperoleh persentase sebesar 93,89% dengan kriteria sangat kuat. Telaah Media Tes Diagnostik Kimia Aspek yang ditelaah pada tes diagnostik ini meliputi aspek tampilan dan kemudahan penggunaan. Tingkat penampilan terdiri dari : atika Penyajian Soal Tes Diagnostik Penyajian tes diagnostik pada link siswa terutama bulatan pada soal pilihan ganda perlu diatur kembali agar lebih rapi. Pemilihan Background Background pada sudah baik sehingga tidak diperlukan revisi pada. Kejelasan Tulisan Tes Diagnostik Tulisan pada tes diagnostik sudah baik sehingga tidak diperlukan revisi pada. Pemilihan Warna Tulisan

Warna tulisan perlu disesuaikan kembali agar tidak kabur. Kemudahan penggunaan Kemudahan membaca teks Tulisan sudah jelas dan mudah dibaca sehingga tidak diperlukan revisi. Kemudahan guru mengisi sub pokok bahasan, indikator, soal dan jawaban sendiri Pengisian sub pokok bahasan, indikator, soal dan jawaban oleh guru mudah dilakukan sehingga tidak diperlukan revisi. Kecepatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa ditinjau dari segi banyaknya jumlah salah/benar dan ketuntasan indikator Proses mendiagnosis kesulitan belajar siswa dapat diketahui dengan cepat sehingga tidak diperlukan revisi pada. Kecepatan membantu guru memutuskan materi yang diajarkan Cukup baik karena pada menu hasil tes di dapat memunculkan kesimpulan indikator yang perlu ditekankan sehingga membantu guru untuk memutuskan materi yang akan di ajarkan. Hasil Analisis Data Penilaian Media Tes Diagnostik Penilaian Media Oleh Guru Kimia Tabel 4. Hasil Penilaian Media Pada Aspek 1 oleh Guru Kimia. No. Indikator Media (%) 1.1 Kesesuaian soal yang terdapat dengan kompetensi dasar dan indikator 1.2 Kesesuaian tes diagnostik dengan waktu yang disediakan 10 9 90,00 Jumlah 20 17 85,00 Tabel 5. Hasil Penilaian Media Pada Aspek 2 oleh Guru Kimia. No. Indikator Media (%) 2.1 Kejelasan menyajikan soal tes No. Indikator 2.2 Kejelasan tulisan soal tes 2.3 Pemilihan warna background dan tulisan 2.4 Kejelasan Petunjuk penggunaan Media (%) Jumlah 40 32 80,00 Tabel 6. Hasil Penilaian Media Pada Aspek 3 oleh Guru Kimia. No. Indikator 3.1 Kemudahan membaca teks 3.2 Kemudahan mengisi sub pokok bahasan, indikator, soal dan jawaban sendiri 3.3 Kecepatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa secara individu 3.4 Kecepatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa secara klasikal 3.5 Kecepatan membantu guru memutuskan materi yang akan diajarkan Media (%) Jumlah 50 40 80,00 207

Penilaian Media oleh Siswa Tabel 7. Hasil Penilaian Media Pada Aspek 1 oleh Siswa. No. Indikator Media (%) 1.1 Kejelasan menyajikan 100 80 80 soal tes diagnostik 1.2 Kejelasan 100 76 76 tulisan soal tes 1.3 Pemilihan warna background dan tulisan 100 70 70 1.4 Kejelasan Petunjuk penggunaan 100 74 74 Jumlah 400 300 75 Tabel 8. Hasil Penilaian Media Pada Aspek 2 Oleh Siswa. No. Indikator 2.1 Kemudahan membaca teks 2.2 Kemudahan pengoperasian tes 2.3 Kecepatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa secara individu Media (%) 100 81 81 100 82 82 100 80 80 Jumlah 300 243 81 PEMBAHASAN Validasi Isi dan Validasi Konstruksi Berdasarkan data penilaian validasi konstruksi dan isi dari ketiga sub pokok bahasan soal tes diagnostik dinyatakan sangat kuat untuk validasi isi yaitu 85,71% dan validasi konstruksi yaitu 93,89%. Hasil penilaian dinyatakan sangat kuat.dalam hal ini berarti soal tes diagnostik telah sesuai dengan isi kurikulum atau materi yang diberikan dan dapat mengukur setiap aspek berpikir siswa. Hasil persentase penilaian tidak mencapai 100% dikarenakan beberapa soal yang kurang sesuai dengan aspek penilaian yaitu kesesuaian dengan kompetensi dasar dan indikator yang terdapat pada kurikulum; kesesuaian dengan ranah kognitifnya; penggunaan kata tanya, kata perintah yang menuntut jawaban seperti, adalah pada soal; soal mempunyai satu pilihan jawaban benar; kejelasan pilihan jawaban; kejelasan petunjuk pengerjaan serta penggunaan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami. Penilaian Media Oleh Guru dan Siswa Penilaian Media Oleh Guru Berdasarkan analisis data tabel 4 pada aspek kesesuaian materi dengan tes diagnostik pada diperoleh persentase sebesar 85%. Hal ini dikarenakan penilaian oleh guru pada indikator kesesuaian soal yang terdapat pada dengan kompetensi dasar dan indikator diperoleh sebesar 90% dan indikator kesesuaian dengan waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal tes diperoleh sebesar 80%. Dengan kata lain, aspek kesesuaian materi dengan tes diagnostik pada dinyatakan sangat layak. Berdasarkan analisis data tabel 5 pada aspek kejelasan menyajikan soal tes diagnostik diperoleh persentase sebesar 80%. Hal ini dikarenakan penilaian oleh guru pada indikator kejelasan menyajikan soal tes diagnostik diperoleh sebesar 80%, indikator kejelasan tulisan soal tes diperoleh sebesar 80%, indikator pemilihan warna background dan tulisan diperoleh sebesar 80% dan indikator kejelasan petunjuk penggunaan diperoleh sebesar 80%. Dengan kata lain, aspek kejelasan menyajikan soal tes diagnostik dinyatakan layak. Berdasarkan analisis data tabel 6 pada aspek kemudahan penggunaan diperoleh persentase sebesar 80%. Hal ini dikarenakan penilaian oleh guru pada indikator kemudahan membeca teks diperoleh sebesar 80%, indikator kemudahan guru mengisi sub pokok bahasan, indikator, soal dan jawaban sendiri diperoleh sebesar 80%, indikator kecepatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa secara individu diperoleh sebesar 80%, indikator kecepatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa secara klasikal diperoleh sebesar 80% dan indikator kecepatan membantu guru memutuskan materi yang akan diajarkan diperoleh sebesar 80%. Dengan kata lain, aspek kemudahan penggunaan dinyatakan sangat layak. Secara keseluruhan penilaian oleh guru kimia terhadap ketiga aspek tersebut diatas diperoleh persentase sebesar 81,7% dan dinyatakan sangat layak. Dalam hal ini, sangat layak berarti dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. 208

Penilaian Media Oleh Siswa Berdasarkan data tabel 7 pada aspek kejelasan menyajikan soal tes diagnostik diperoleh persentase sebesar 75%. Hal ini dikarenakan penilaian oleh siswa terhadap indikator kejelasan menyajikan soal tes diagnostik diperoleh sebesar 80%, indikator kejelasan tulisan soal tes diperoleh sebesar 76%, indikator pemilihan warna background dan tulisan diperoleh sebesar 70% dan indikator kejelasan petunjuk penggunaan diperoleh sebesar 74%. Dengan kata lain, aspek kejelasan menyajikan soal tes diagnostik dinyatakan layak. Berdasarkan data tabel 8 pada aspek kemudahan penggunaan diperoleh persentase sebesar 81%. Hal ini dikarenakan penilaian oleh siswa terhadap indikator kemudahan membaca teks diperoleh sebesar 81%, indikator kemudahan pengoperasian tes diperoleh sebesar 82% dan indikator kecepatan menampilkan ketuntasan individu diperoleh sebesar 80%. Dengan kata lain, aspek kemudahan penggunaan dinyatakan layak. Secara keseluruhan penilaian oleh siswa terhadap kedua aspek tersebut diatas diperoleh persentase sebesar 78% dan dinyatakan layak. Dalam hal ini, layak berarti dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba II Pada uji coba II, tes diagnostik sistem koloid berbasis komputer diuji cobakan pada 20 orang siswa kelas XII SMA YPI Darussalam Cerme Gresik. Pada tes diagnostik materi sistem koloid ini sebanyak 14 orang siswa dinyatakan tuntas secara individu, sedangkan 6 orang siswa dinyatakan tidak tuntas. Siswa yang dinyatakan tidak tuntas adalah siswa bernomer absen 3, 6, 7, 10, 12 dan 20. Siswa bernomer absen 3 dinyatakan tidak tuntas karena persentase ketuntasan inividu sebesar 63,33% berada dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 65%. Siswa bernomer absen 3 ini juga dinyatakan tidak tuntas pada indikator 3, 4 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bernomer absen 2 mengalami kesulitan belajar pada indikator 3, 4 dan 6. Siswa bernomer absen 6 dinyatakan tidak tuntas karena persentase ketuntasan inividu sebesar 63,33% Siswa bernomer absen 6 ini juga dinyatakan tidak tuntas pada indikator 2, 4 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bernomer absen 6 mengalami kesulitan belajar pada indikator 2, 4 dan 6. Siswa bernomer absen 7 dinyatakan tidak tuntas karena persentase ketuntasan inividu sebesar 60% Siswa bernomer absen 7 ini juga dinyatakan tidak tuntas pada indikator 2, 5 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bernomer absen 7 mengalami kesulitan belajar pada semua indikator 2, 5 dan 6. Siswa bernomer absen 10 dinyatakan tidak tuntas karena persentase ketuntasan inividu sebesar 60% Siswa bernomer absen 10 ini juga dinyatakan tidak tuntas pada indikator 2, 4 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bernomer absen 10 mengalami kesulitan belajar pada semua indikator 2, 4 dan 6. Siswa bernomer absen 12 dinyatakan tidak tuntas karena persentase ketuntasan inividu sebesar 53,33% Siswa bernomer absen 12 ini juga dinyatakan tidak tuntas pada indikator 2, 3 dan 4. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bernomer absen 12 mengalami kesulitan belajar pada semua indikator 2, 3 dan 4. Siswa bernomer absen 20 dinyatakan tidak tuntas karena persentase ketuntasan inividu sebesar 60% Siswa bernomer absen 20 ini juga dinyatakan tidak tuntas pada indikator 2, 4 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bernomer absen 20 mengalami kesulitan belajar pada semua indikator 2, 4 dan 6. Jika ketuntasan ditinjau secara klasikal maka diperoleh 3 indikator dinyatakan tuntas dan 3 indikator dinyatakan tidak tuntas. Pada sub pokok pembuatan sistem koloid terdiri dari indikator 1 dan indikator 2 dimana indikator 1 dinyatakan tuntas dan indikator 2 dinyatakan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada indikator 2 yaitu mendiskripsikan peranan koloid diindustri kosmetik, makanan dan farmasi. Pada sub pokok bahasan sistem koloid terdiri dari indikator 3 dan indikator 4 dimana indikator 3 dinyatakan tuntas dan indikator 4 dinyatakan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada indikator 4 yaitu Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi. Pada sub pokok bahasan sifat-sifat koloid terdiri dari indikator 5 dan indikator 6 dimana indikator 5 dinyatakan tuntas dan indikator 6 dinyatakan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada indikator 6 yaitu Menjelaskan koloid liofob dan liofil. Berdasarkan hasil ketuntasan tes diagnostik tersebut dapat membantu guru menentukan lokasi kesulitan belajar siswa sehingga guru dapat memikirkan jenis bantuan apa yang akan diberikan 209

kepada siswa untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap tes diagnostik yang dikembangkan, diperoleh simpulan sebagai berikut, Perangkat tes diagnostik yang digunakan telah memenuhi kreteria validitas isi dan konstruksi. Media tes diagnostik berbasis komputer materi pokok sistem koloid yang dikembangkan dapat mendiagnosis kesulitan belajar siswa berdasarkan ketuntasan setiap indikator. Saran Pada penelitian sebaiknya tes diagnostik yang dikembangkan meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor serta soal yang digunakan memiliki ranah kognitif yang lebih bervariasi serta penelitian tes diagnostik ini perlu dikembangkan lagi hingga diketahui penyebab kesulitan belajar siswa. 3. Purwaningrum, Elis. 2009. Pengembangan tes diagnostik bentuk buku materi Redoks. 4. Aristina, B.D. 2009. Pengembangan tes diagnostik bentuk buku materi Kesetimbangan Kimia. 5. Husaini, Achmad. 2010. Pengembangan tes diagnostik bentuk CD materi Sifat Koligatif Larutan. 6. Alifi, Hifdina. 2010. Pengembangan tes diagnostik bentuk CD materi Asam Basa. Surabaya: tidak dipublikasikan 7. Kusumawardani.A.J. 2010.Pengembangan tes diagnostik bentuk CD materi Termokimia. DAFTAR PUSTAKA 1. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2. Mila, Khusnul. 2008. Pengembangan tes diagnostik bentuk buku materi Stoikiometri. 8. Thiagarajan, S. et al. 1974.Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Minnesota: Center for Innovation Teaching the Handycapped Indiana University 9. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta 210