BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG. 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2011 TENTANG

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

SALINAN KEPUTUSAN REKTOR UMRI PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN DAN DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sosialisasi PP No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS mulai berlaku 6 Juni 2010

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2009 TENTANG

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan oleh : Endang Susilowati, SH. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PERTANIAN. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

Mengingat : 1 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

B U P A T I S R A G E N

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI. Pengurus Yayasan Slamet Rijadi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-01/M.

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang K

BERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, PNS yang melakukan pelangggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

WALIKOTA TANJUNGPINANG,

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

2014, No diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA NOMOR : HK / 1.02 / / 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.66/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang Politeknik Negeri Semarang, dulu Politeknik Universitas Diponegoro (1989) sebagai salah satu perguran tinggi negeri di Semarang, secara resmi pada tanggal 6 Agustus 1997 dinyatakan mandiri dan lepas dari manajemen Universitas Diponegoro dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 175/O/1997 dengan nama Politeknik Negeri Semarang (Polines). Polines terus berupaya membangun dan mengembangkan kualitas dan kapasitasnya di dunia pendidikan agar terus mampu bersaing dengan kampus-kampus lain yang ada di Jawa Tengah. Kehandalan Polines sebagai universitas negeri di Semarang juga terlihat pada banyaknya program studi yang tersedia sesuai dengan bakat dan minat mahasiswa, yang dapat mencetak sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang handal pula (Lampiran 1) Dari lima jurusan yang ada di Polines dapat digambarkan rasio antara dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan administrasi jurusan dan administrasi jurusan dengan dosen (Lampiran 2). 78

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Politeknik Negeri Semarang Sebagai institusi pendidikan, Polines memiliki visi dan misi dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Adapun visi, misi dan tujuan dari berdirinya Polines adalah sebagai berikut: VISI Politeknik Negeri Semarang adalah menjadi perguruan tinggi terkemuka, diakui dan mampu bersaing dalam bidang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bahan, teknologi mikro, dan teknologi informasi atas dasar iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. MISI Politeknik Negeri Semarang adalah menyelenggarakan pendidikan vokasi, penelitian terapan dan pemanfaatannya bagi kemajuan industri dan masyarakat, dengan cara: 1. Mendorong pengelolaan sumber daya Politeknik Negeri Semarang untuk mewujudkan kinerja Politeknik Negeri Semarang secara efektif, efisien dan berkelanjutan; 2. Mendorong meningkatnya kualitas pendidikan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keteknikan dan tata niaga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan industri yang relevan; 79

3. Mendorong terwujudnya pemanfaatan penerapan teknologi yang terakreditasi di bidang teknologi bahan, teknologi mikro dan teknologi informasi bagi pihak pihak yang berkepentingan (stakeholders). TUJUAN Politeknik Negeri Semarang adalah sebagai berikut. 1. Meningkatnya kualitas semua unsur pimpinan Politeknik Negeri Semarang dalam pengetahuan dan pengelolaan pola pendidikan berbasis produksi (production based education) dengan sasaran mempertahankan dan meningkatkan mutu lulusan sesuai dengan perkembangan aplikasi teknologi dalam industri yang relevan serta meningkatkan bobot pengetahuan dan ketrampilan aplikasi teknologi secara adaptif. 2. Meningkatnya kualitas pimpinan Politeknik Negeri Semarang dan pimpinan jurusan yang berkaitan dengan adaptasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjalin hubungan industri dan kelompok industri. 3. Meningkatnya kemampuan unit kerja dalam menjalin hubungan koordinasi dengan unit kerja lainnya dan menunjang kegiatan Politeknik Negeri Semarang 4. Terwujudnya suasana kehidupan kampus yang sejuk dan harmonis, yang mendorong semangat belajar dan semangat berkarya yang berkelanjutan bagi sivitas akademika dan pegawai dengan mendasarkan pada penegakan etika dan norma hukum yang bermartabat 80

5. Terwujudnya kinerja pimpinan dan unit kerja dalam menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi 6. Terwujudnya kinerja unit kerja dalam ketepatan implementasi anggaran 7. Terwujudnya keberlanjutan kemajuan Politeknik Negeri Semarang melalui tindak lanjut temuan hasil monitoring dan evaluasi serta konsistensi kebijakan 8. Terwujudnya keberlanjutan hasil penelitian terapan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) 9. Terwujudnya daya guna aktifitas koordinatif senat dan unit kerja 10. Terwujudnya keandalan layanan data dan informasi unit kerja. Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut, Polines membutuhkan para pegawai yang handal di bidangnya. Adapun jumlah pegawai (tenaga kependidikan) yang dimiliki oleh Polines ditunjukkan dalam tabel berikut ini: No Tabel 2.2 Rasio Tenaga Kependidikan dengan Dosen dan Mahasiswa Jabatan Jumlah tenaga administrasi Rasio dengan Dosen Rasio dengan Mahasiswa 1 Pustakawan 12 1 : 28 1 : 355 2 Laboran/Teknisi/Analis/Arsiparis/Pranata 70 1 : 5 1 : 61 Kehumasan/Pranata Laboratorium 3 Tenaga Administrasi 131 1 : 3 1 : 32 Sumber : Kepegawaian Polines tahun 2015 81

2.3 Peraturan Disiplin Pegawai sebagai Upaya Peningkatan Kinerja di Polines Seiring dengan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan, pesatnya perkembangan Polines sebagai perguruan tinggi negeri memerlukan adanya kinerja yang handal dari seluruh pegawai/elemen yang ada di Polines agar tujuan sebagai lembaga pendidikan dapat tercapai secara maksimal. Nampaknya upaya menciptakan kinerja pegawai Polines menemui banyak kendala. Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi negeri, karyawan Polines juga merupakan pegawai negeri sipil. Secara umum data empirik menunjukan bahwa SDM (karyawan PNS), kinerjanya masih belum optimal dan bahkan cenderung menurun. Hal tersebut terlihat pada belum efektifnya penggunaan waktu, keterlambatan pada jam kerja, iklim kerja yang cenderung santai, serta kurang memaksimalkan waktu kerja yang ada. Selanjutya, penelitian terkait kinerja yaitu penelitian Ancok (dalam Sudarma, 2011) yang menemukan hasil bahwa motivasi berprestasi dan kinerja karyawan PNS di Jawa Barat dan Jawa Tengah cenderung rendah. Salah satu bentuk konkrit upaya peningkatan kinerja yang diberlakukan pemerintah adalah melalui peraturan disiplin pegawai. Sejak tanggal 6 Juni 2010 telah diundangkan oleh Menkumham Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. PP ini merupakan penyempurnaan dari aturan sebelumnya yang tidak tercover dalam PP 30 Tahun 1980, terutama ketentuan mengenai aturan PNS dalam pemilihan umum. 82

Terbitnya PP ini juga sudah diamanatkan dalam UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Sosialisasi Peraturan Pemerintah RI No. 53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disampaikan langsung oleh Biro Kepegawaian Kementrian Pendidikan Nasional dibahas tentang kewajiban dan larangan PNS, jenis pelanggaran disiplin, jenis hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum, serta proses dan prosedur hukuman disiplin. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Di dalam PP No.53 tahun 2010 terdapat aturan tentang adanya penjatuhan hukuman disiplin kepada pejabat yang tidak menjatuhkan hukuman disiplin terhadap bawahannya yang melanggar aturan. Di samping itu, penjatuhan hukuman disiplin dan pemeriksaan terhadap PNS harus dilakukan oleh atasan langsung PNS bersangkutan, misalnya kepala sub bagian atau kepala unit, sesuai dengan kewenangan dan jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan. Masalah jam kerja juga menjadi pembahasan yang sangat menarik pada acara sosialisasi tersebut. PNS diharapkan mentaati ketentuan jam kerja, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS di bawah Kementerian Pendidikan Nasional sering disebabkan oleh pelanggaran akan kewajiban/meninggalkan tugas. Untuk menjawab kebutuhan dan perkembangan permasalahan dibidang kepegawaian, Pemerintah telah mengganti Peraturan 83

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan penerapan hukuman disiplin bagi pegawai yang melanggar kewajiban masuk kerja dan ketentuan jam kerja. Tabel 2.3 Hukuman Disiplin Bagi PNS Yang Melanggar Ketentuan Jam No Tidak Masuk Tingkat Jenis Hukuman Hukuman 1 5 Hari Ringan Teguran lisan 2 6 10 Hari Ringan Teguran tertulis 3 11 15 Hari 4 16 20 Hari 5 21 25 Hari 6 26 30 Hari 7 31 35 Hari 8 36 40 Hari 9 41 45 Hari Ringan Sedang Sedang Sedang Berat Berat Berat Pernyataan tidak puas secara tertulis Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah Pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu 84

10 > 46 Hari Berat Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS Sumber: www.polines.ac.id/kepegawaian Disamping itu, berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 21 tahun 2010 pada poin C. Pelanggaran dan Jenis Hukuman Disiplin, diatur pula tentang pelanggaran terhadap pencapaian sasaran kerja yang telah ditetapkan. Apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% - 50% maka akan dikenai hukuman disiplin tingkat sedang. Apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun kurang dari 25% maka akan dikenai hukuman disiplin berat. Adapun jenis hukuman disiplin sedang dan berat sama seperti yang tercantum pada tabel di atas. Dengan adanya peraturan-peraturan yang telah ditetapkan ini, diharapkan kinerja PNS pada umumnya, dan pegawai Polines pada khususnya dapat terus meningkat dan terjaga kualitas hasil pekerjaannya. Namun kembali lagi, aturan telah dibuat baik akan tetapi penegakannya tergantung dari pelaksanaannya, apabila penegakan aturan ini berbenturan dengan kepentingan-kepentingan yang tidak sejalan maka seketat apapun aturan tidak akan berguna, tetap saja dicari celah untuk dilanggar. 85

2.4 Prosedur Sistem Komunikasi dan Informasi di Polines Selanjutnya, pencapaian kinerja yang optimal dalam lingkungan Polines bukan hanya ditentukan oleh penegakan disiplin yang terpadu, namun ada hal penting yang perlu mendapatkan perhatian yaitu peran komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal yang terbangun dalam lingkungan kerja (antara atasan dan bawahan, rekan kerja) memiliki peran penting bagi tercapainya kinerja karyawan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 15 orang pegawai Polines diketahui bahwa rendahnya kinerja dipengaruhi oleh faktor komunikasi interpersonal. Kondisi yang terjadi pada Polines menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal belum tersentuh. Fenomena tersebut terlihat dengan adanya pesan antara atasan dan bawahan yang tidak tersampaikan secara lancar, sehingga sering terjadi miskomunikasi. Salah satu indikator kurang baiknya Komunikasi Interpersonal antar Pimpinan dan Pegawai Polines juga terlihat pada penilaian kinerja oleh atasan, sehingga memungkinkan terjadinya hallo effect yang membangun asumsi-asumsi tertentu secara subyektivitas. Di sisi lain, kurang keterbukaaan/transparan antara pimpinan terhadap bawahan membuat kinerja karyawan dan pimpinan menjadi kurang optimal dalam bersinergi, sehingga pencapaian tujuannya-pun belum mencapai target. Keterbukaan/transparansi pimpinan kepada bawahannya semestinya diberlakukan kepada semua pegawai tanpa ada perbedaan. Jika pada kenyataanya keterbukan itu hanya bagi pegawai-pegawai 86

tertentu saja, maka akan mengakibatkan timbulnya kecurigaan dan kecemburuan diantara pegawai yang pada akhirnya menggangu kinerja pegawai dan organisasi. Untuk mengetahui prosedur sistem komunikasi dan informasi yang ada di Polines, dapat dilihat pada struktur organisasi dan tata kerja Polines sesuai SK Permendikbud No. 71 tahun 2014 (Lampiran 3). Struktur organisasi merupakan pola tetap hubungan hubungan di antara fungsi fungsi, bagian bagian, ataupun posisi maupun orang orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi Politeknik Negeri Semarang berbentuk lini. Struktur organisasi lini adalah suatu Struktur Organisasi dimana atasan dan bawahan dihubungkan dengan sebuah garis atau jalur ke atas dan ke bawah, bukan ke samping. Ke atas sebagai jalur pelaporan tanggung jawab, sedangkan ke bawah sebagai jalur pendelegasian tugas dan wewenang. Dalam suatu organisasi baik organisasi publik/pemerintah maupun organisasi non pemerintah kita tak asing lagi dengan struktur organisasi atau bagan struktur organisasi. Secara visual bagan struktur organisasi hanya berupa gambar kotak yang dihubungkan dengan garis-garis. Bagan struktur organisasi menggambarkan alur komando/perintah, jalur koordinasi dan kerjasama, alur tanggung jawab, dan pembagian tugas dan wewenang dari tiap unit kerja atau sub unit yang ada dalam suatu organisasi. Dalam bagan struktur organisasi terdapat jalur yang menghubungkan antar unit kerja atau sub unit kerja yang ada di dalam organisasi. Yang pertama adalah 87

garis komando/perintah yang menunjukkan alur komando/perintah yang mengalir dari pimpinan organisasi kepada unit di bawahnya sampai ke unit terendah dalam organisasi. Dalam hal ini komando/perintah mengalir ke bawah, artinya bahwa setiap pimpinan organisasi hanya dapat memerintah unit organisasi di bawahnya, tidak kesamping. Inilah yang selanjutnya lebih dikenal dengan istilah kesatuan komando (Unity of Command). Garis yang kedua adalah garis koordinasi, yang menunjukkan hubungan kerja atau koordinasi antar unit atau sub unit organisasi yang ada. Koordinasi dimaksudkan agar terjadi harmonisasi kegiatan antar unit kerja. Hal ini menjadi penting karena tiap unit kerja melaksanakan spesialisasi tugas masing-masing. sama harus dilakukan karena tiap unit kerja tidak dapat bekerja sendiri. sama tidak harus dipahami sebagai bentuk bantuan untuk bekerja bersama-sama misalnya hari ini bersama-sama bekerja di unit A, besok bersamasama di unit B dan seterusnya. sama dapat dilakukan dengan memberi kesempatan unit kerja yang lain untuk memanfaatkan apa yang telah dihasilkan oleh suatu unit kerja. Suatu unit kerja melakukan tugasnya dengan baik dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh unit kerja yang lain juga merupakan bentuk kerjasama dalam organisasi. Melalui kerjasama ini maka terjalin komunikasi yang intensif antar unit kerja, terutama komunikasi di dalam unit kerja itu sendiri baik antar staf maupun antara staf dengan atasannya. 88

Untuk mensinergikan kerjasama antar anggota dalam semua unit kerja, Polines senantiasa berusaha untuk menjalin komunikasi yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjembatani komunikasi antara atasan dan bawahan yang dilaksanakan setiap tahun, yaitu: 1. Peningkatan Komunikasi Pimpinan dengan Pegawai melalui Sarasehan Civitas Akademika 2. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Polines 2.5 Prosedur Penanganan Konflik di Polines Selain faktor komunikasi, rendahnya kinerja pegawai juga dapat dipengaruhi oleh faktor konflik dimana masing-masing individu yang berada dalam satu naungan lembaga pendidikan tinggi (Polines) dengan latar belakang pendidikan, kemampuan sosial, pola pikir, cara pandang, cara kerja, daya tahan menghadapi tekanan dan kemampuan berkomunikasi/berinteraksi yang berbeda. Adapun konflik yang terjadi pada pegawai Polines adalah kondisi komunikasi interpersonal yang tidak baik antara pimpinan dan bawahan yang berujung pada pemberian nilai rendah dalam Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP3) dan SKP yang dapat berakibat fatal bagi PNS bersangkutan. Prosedur penanganan konflik yang diterapkan di Polines mengacu pada PP No. 53 tahun 2010 dan Perka BKN No. 1 tahun 2011, dengan urutan proses sebagai berikut: 89

1. Ada Laporan 2. Surat Panggilan oleh Atasan Langsung 3. Pembuatan Berita Acara Klarifikasi 4. Surat Perintah melakukan Klarifikasi/Pemeriksaan 5. Pembuatan Resume Klarifikasi (apabila masih dalam tahap melakukan pelanggaran disiplin ringan, maka penanganan ada pada Atasan Langsung). 6. Apabila sudah masuk pada pelanggaran disiplin sedang dan berat, maka proses selanjutnya ditangani oleh Direktur beserta perangkatnya untuk kemudian diterbitkan Surat Keputusan berupa teguran lesan maupun teguran tertulis. Dengan adanya prosedur penanganan konflik ini diharapkan bahwa konflik yang terjadi dapat segera diatasi dan dicarikan penyelesaiannya, sehingga tidak memengaruhi kinerja semua pihak yang terlibat dalam konflik. 90