KEMENTERI PERHUBUNG DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNG UDARA KEPUTUS DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNG UDARA NOMOR : KP 353 TAHUN 016 TENTG RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA PERINTIS UNTUK SERTA PENYELENGGARA D LOKASI SUBSIDI GKUT BAH BAKAR MINYAK (BBM) PESAWAT UDARA TAHUN GGAR 01 DENG RAHMAT TUH YG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNG UDARA, Menimbang : a. bahwa dalam Pasal 0 ayat (5) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 5 Tahun 008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 016, rute perintis ditetapkan oleh Direktur Jenderal; b. bahwa untuk kelancaran pelayanan angkutan udara perintis perlu ditetapkan penyelenggara angkutan udara perintis penumpang, sedangkan pada lokasi yang tidak tersedia bahan bakar minyak (BBM) pesawat udara perlu ditetapkan penyelenggara dan lokasi subsidi angkutan bahan bakar minyak (BBM) pesawat udara untuk kegiatan angkutan udara perintis penumpang; c. bahwa berdasarkan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Rute dan Penyelenggara Angkutan Udara Perintis Untuk Penumpang Serta Penyelenggara Dan Lokasi Subsidi Angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pesawat Udara Tahun Anggaran 01; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
. Peraturan Presiden Nomor Tahun 0 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 0 Nomor 5); 3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 0 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 0 Nomor 5); 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 0 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; 5. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 5 Tahun 008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 016; 6. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 9 Tahun 016 tentang Kriteria dan Penyelenggaraan Kegiatan Angkutan Udara Perintis; MEMUTUSK : Menetapkan PERTAMA KEDUA KEPUTUS DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNG UDARA TENTG RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA PERINTIS UNTUK SERTA PENYELENGGARA D LOKASI SUBSIDI GKUT BAH BAKAR MINYAK (BBM) PESAWAT UDARA TAHUN GGAR 01. Menetapkan rute dan penyelenggara angkutan udara perintis untuk penumpang serta penyelenggara dan lokasi subsidi angkutan bahan bakar minyak (BBM) pesawat udara penumpang tahun anggaran 01 sebagaimana terlampir dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Rute penerbangan angkutan udara perintis penumpang sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM PERTAMA, merupakan: a. rute yang ditetapkan memiliki target minimal frekuensi penerbangan per minggu; b. rute yang ditetapkan memiliki target minimal penumpang diangkut per minggu; dan c. rute yang mendapat subsidi dari Pemerintah berupa subsidi operasi angkutan udara untuk penumpang.
KETIGA Penyelenggara angkutan udara perintis penumpang adalah Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dan/atau Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja yang ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah adalah Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dan/atau Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja yang ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah. KEEMPAT Penyelenggara subsidi angkutan bahan bakar minyak (BBM) pesawat udara untuk kegiatan angkutan udara perintis penumpang tahun anggaran 01 sebagaimana dimaksud pada DIKTUM PERTAMA adalah Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dan/atau Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja yang ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah. KELIMA Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dan/atau Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KETIGA dapat melakukan penyesuaian penyelenggaraan angkutan udara perintis dalam hal: a. mengusulkan penggantian dan/atau penyesuaian rute angkutan udara perintis untuk penumpang pada tahun anggaran berjalan; b. mengusulkan penggantian lokasi subsidi angkutan bahan bakar minyak (BBM) pesawat udara pada tahun anggaran berjalan; dan c. merubah frekuensi pelayanan angkutan udara perintis yang diakibatkan dari: 1. libur keagamaan;. libur nasional; 3. libur sekolah; 4. kegiatan keagamaan dan/atau adat; dan 5. kondisi alam yang mengakibatkan keterbatasan pelayanan moda transportasi lain KEENAM Penyesuaian penyelenggaraan angkutan udara perintis sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KELIMA huruf a dan b harus dengan persetujuan Direktur Jenderal Perhubungan Udara. KETUJUH Penyesuaian penyelenggaraan angkutan udara perintis sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KELIMA harus memperhitungkan ketersediaan angggaran yang tersedia dalam tahun anggaran berjalan.
KEDELAP Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dan/atau Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KETIGA dan DIKTUM KEEMPAT dan Kantor Otoritas Bandar Udara harus melakukan evaluasi pelaksanaan angkutan udara perintis untuk penumpang dan subsidi angkutan bahan bakar minyak (BBM) pesawat udara setiap tiga bulan dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara. KESEMBIL : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada tanggal JAKARTA 8 NOVEMBER 016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNG UDARA ttd. SUPRASETYO SALIN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Menteri Perhubungan Republik Indonesia;. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan; 3. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan; 4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 5. Para Direktur di Lingkungan Ditjen Perhubungan Udara; 6. Para Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan;. Para Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara terkait; dan 8. Para Kepala Dinas Perhubungan terkait. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGI HUKUM, XJJB.H.. M.H. ibinatk.i (IV/b) NIP )0118 199403 1 001
LAMPIR KEPUTUS DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNG UDARA NOMOR : KP 353 TAHUN 016 TGGAL : 8 NOVEMBER 016 RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA PERINTIS TAHUN GGAR 01 TARGET MINIMAL RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA I. KPA NAG RAYA 1 SINABG - NAG RAYA 1 30 BDA ACEH - NAG RAYA 3 KUTACE - BDA ACEH 1 48 4 NAG RAYA - SINGKIL 1 0 II. KPA TAKENGON 1 BDA ACEH - BLGPIDIE 1 30 BLGPIDIE - SINABG 1 30 3 MED - BLGPIDIE 1 0 4 MED - TAPAK TU 1 0 5 MED - GAYO LUWES 1 0 6 BDA ACEH - GAYO LUWES 1 0 MED - KUTACE 1 30 8 TAKENGON - BDA ACEH 1 30 9 SIBISA - MED 1 0 ill. KPA GUNUNG SITOLI 1 GUNUNG SITOLI PULAU PULAU BATU PULAU PULAU - PADG BATU 3 PADG - ROKOT 1 30 4 PULAU PULAU - SIBOLGA BATU 5 SIBOLGA GUNUNG 1 30 SITOLI 6 GUNUNG SITOLI - SILGIT 1 0 PASAM - PEK BARU 1 1 4 BARAT 8 PASAM - SIBOLGA 1 1 4 BARAT IV. KPA BENGKULU 1 BENGKULU - ENGGO 3 90 BENGKULU - MUKOMUKO 3 MUKOMUKO - PADG 1 30
TARGET MINIMAL RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA V. KPA SINGKEP 1 KERINCI - JAMBI 3 90 DABO JAMBI SINGKEP 3 90 3 DABO SINGKEP - PEKBARU 3 90 4 5 DABOS.NGKEP - «TB. KARIMUN - PEK BARU 6 DABO SINGKEP - L 1 1 4 PEKBARU - TEMBILAH 1 0 TJUNG. LETUNG 8 PING 9 PASIR - BATAM PGARAI 1 1 4 1 1 4 DABO SINGKEP - BATAM 1 48 VI. KPA PALGKARAYA 1 KUALA PALGKARAYA _ PEMBUG PALGKARAYA - TEWEH 3 PALGKARAYA - PURUKCAHU 4 PALGKARAYA - GKAL 5 PEMBUG - BJARMASIN 1 30 6 KUALAKURUN - BJARMASIN 1 30. 1 30 VII. KPA KETAPG 1 KETAPG - SINTG 3 90 KETAPG - NGA PINOH 3 PONTIAK - NGAPINOH 4 SINTG - PUTUSSIBAU 1 0 VIII KPA TARAK 1 TARi\K - LONG BAW 3 90 LONGBAW - MALINAU 3 90 3 LONG APUNG - MALINAU 3 90 4 LONG APUNG - 3 90 5 LONG BAW - NUNUK 30 6 TJUNG. LQNGBAW SELOR 1 4 BINUG - LONGLAYU 14 8 BINUG - MALINAU 14 9 TARAK - MARA TUA 14 KALIMARAU - MARA TUA 14 IX KPA SAMARINDA 1 SAMARINDA - LONG APUNG 3 90 SAMARINDA - DATAH DAWAI 3 90 3 DATAH DAWAI - MELAK 4 SGATA - BALIKPAP 3 90 5 SAMARINDA - ^UARA 1 30 X SUMENEP 1 SUMENEP - SURABAYA 40 KARIMUN JAWA - SURABAYA 40 3 SURABAYA - BAWE 40 ^^
TARGET MINIMAL RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA XI KPA MELONGUE 1 MELONGUE - MIGAS 40 NAHA - MELONGUE 40 XII KPA SELAYAR 1 SELAYAR - KENDARI 1 30 SELAYAR - BIMA 1 0 3 KENDARI - BONE 1 0 XIII KPA MASAMBA 1 MASAMBA - SEKO 3 90 MASAMBA - RAMPI 3 90 3 SEKO - PALU 3 90 4 RAMPI - PALU 3 90 5 SEKO - TA TORAJA 1 8 16 XIV MAMUJU 1 MAMUJU - MAMASA 1 30 MAKASSAR - MAMASA 1 30 3 MAMUJU - KOTABARU 1 0 XV KPA WAINGAPU 1 KISAR - KUPG ATAMBUA - ALOR 1 30 3 WAINGAPU - RUTENG 1 1 4 XVI KPA TERNATE 1 TERNATE - GEBE TERNATE - SA 1 48 3 SA - AMBON 1 4 4 GEBE - SORONG 0 XVII KPA LGGUR 1 AMBON - NAMLEA 30 AMBON - WAHAI 30 3 AMBON - BDA 30 4 AMBON - KUFAR 30 5 KISAR - MOA 30 6 AMBON - KISAR 30 KISAR - SAUMLAKI 30 8 LGGUR - LARAT 30 9 SAUMLAKI - LGGUR 30 BDA - AMAHA1 30 XVIII KPA SORONG 1 SORONG - AYAWASI 30 SORONG - INWAT 30 3 SORONG - TEMINABU 30 4 SORONG - WAISAI 30 5 WAISAI - KABARE 6 KAMBUAYA - SORONG 1 4 SORONG - WERUR 14
TARGET MINIMAL RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA XIX KPA MOKWARI 1 MOKWARI - KEBAR 1 48 MOKWARI - MERDEY 3 90 3 MOKWARI - NUMFOR 3 1 4 BIAK - NUMFOR 3 90 5 MOKWARI - KAMBUAYA 6 MOKWARI - BABO 40 MOKWARI - GGI 0 8 BINTUNI - MERDEY 0 XX KPA NABIRE 1 NABIRE - SINAK 30 NABIRE - ILAGA 30 3 NABIRE - ILLU 4 NABIRE - FAWI 30 5 NABIRE - SUGAPA 6 NABIRE - WAGHETE 30 NABIRE - BOTAWA 1 4 8 NABIRE - MULIA 1 4 9 NABIRE - MOAMI 1 4 BOTAWA - SERUI 1 4 XXI KPA JAYAPURA 1 JAYAPURA - BATOM JAYAPURA - DABRA 3 JAYAPURA - BOROME 4 JAYAPURA - KARUBAGA 1 4 5 JAYAPURA - LUB 30 6 JAYAPURA - ILLU 0 JAYAPURA - ELELIM 0 8 JAYAPURA MEMBERAMO RAYA 0 XXII KPA WAMENA 1 WAMENA - TIOM WAMENA - ELELIM 3 WAMENA - KARUBAGA 4 WAMENA - MAMIT 5 WAMENA - KENYAM 1 48 6 WAMENA - KOBAGMA 1 0 WAMENA - MAPENDUMA 8 8 WAMENA - MUGI 8 9 WAMENA - KUYAWAGE 1 14 WAMENA - BOKONDINI 1 0 11 WAMENA - MULIA 1 0
TARGET MINIMAL RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA XXIII KPA TIMIKA 1 TIMIKA - BEOGA TIMIKA - AGIMUGA 3 TIMIKA - POTOWAI 1 30 4 TIMIKA - BILOGAI 5 TIMIKA - DEKAI 6 TIMIKA - ILAGA 3 90 TIMIKA - KEPI 8 TIMIKA - KENYAM 3 90 9 TIMIKA - SINAK 1 1 4 TIMIKA - EWER 11 TIMIKA - WAGHETE 1 14 1 TIMIKA - KOKONAO 1 14 13 TIMIKA - JILA 8 14 TIMIKA - JITA 1 14 TIMIKA - TSINGA 8 16 TIMIKA - ALAMA 8 1 TIMIKA - MAPENDUMA 8 18 TIMIKA - PARO 1 14 19 TIMIKA - WGBE 8 0 TIMIKA - KAPIRAYA 1 14 1 TIMIKA - KILMIT 1 14 TIMIKA - DUMA 1 14 3 14 TIMIKA - AGADUGUME 1 XXIV KPA MERAUKE 1 MERAUKE - OKABA 3 90 MERAUKE - KIMAM 3 MERAUKE - BOMAKIA 1 48 4 MERAUKE - MINDIPTA 5 TAH MERAH - BOMAKIA 6 MERAUKE - SENGGO 40 KEPI - BADE 3 8 TAH MERAH - OKSIBIL 1 1 4 9 KEPI - SENGGO 1 1 4 TAH MERAH - JAYAPURA 1 0 11 MERAUKE - WAM 1 48 1 MERAUKE - BADE 1 14 13 MERAUKE - EWER 14 TAH MERAH - YIRUMA 8 TAH MERAH - MGGELUM 1 14 16 MERAUKE TAH 1 14 MERAH 1 TAH MERAH WGGEMA- LO 1 14 18 MERAUKE - KEPI 1 14 19 KEPI - ABOGE 1 14 0 MERAUKE - KAMUR 1 14 1 TAH MERAH KOROWAIBA- 1 14 TU
TARGET MINIMAL RUTE D PENYELENGGARA GKUT UDARA XXV KPA OKSIBIL 1 OKSIBIL OKSIBIL KIWIROK TERAPLU 40 0 3 OKSIBIL ABOY 0 4 OKSIBIL BOROME 0 5 OKSIBIL LUB 0 6 OKSIBIL BATOM 0 XXVI KPA DEKAI 1 DEKAI DEKAI SILIMO HOLUWUN 1 1 4 4 3 DEKAI SOBAHAM 14 4 DEKAI PASEMA 8 5 DEKAI GGRUK 8 6 DEKAI SURU-SURU 8 DEKAI NINIA 8 TOTAL RUTE 193
PENYELENGGARA SUBSIDI GKUT BAH BAKAR MINYAK (BBM) PESAWAT UDARA UNTUK GKUT UDARA PERINTIS TAHUN GGAR 01 NO PROPINSI NO PENYELENGGARA SUBSIDI GKUT BBM JUMLAH DRUM KEP. RIAU KPA DABO 65 KALBAR KPA KETAPG 1,400 SULSEL 1 KPA MASAMBA 500 SULAWESI UTARA 1 KPA MELONGUE 0 MALUKU KPA LGGUR 85 PAPUA KPA MERAUKE KPA WAMENA KPA DEKAI 4 KPA OKSIBIL 1,800 1,19 1,9 350 TOTAL 9,05 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNG UDARA ttd. SUPRASETYO Salinan sesuai dengan aslinya KEPAtAxBAGI HUKUM, irf^vfl : >. toinatl^r/pv/b) m.h. )0118 199403 1 001 i