BAB VII ANALISIS SARINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS) ASTM D-1140

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98)

STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

Titik pengukuran kecepatan aliran

BATAS SUSUT. Kadar air, w= 100% 89.63

BAB V PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH. 5.1 REFERENSI a. M Das, Braja Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan batuan, Hal

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

LAMPIRAN A PROSEDUR PENGUJIAN AWAL

MEKANIKA TANAH KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH MODUL 3. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

PENENTUAN BATAS PLASTIS TANAH DENGAN MODIFIKASI FALL CONE TEST PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BANDUNG SELATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

BAGAN ALIR BAHASAN BAGAN ALIR BAHASAN. Mata kuliah. Mata kuliah MEKANIKA TANAH (PS-1335) Prof. Ir.Noor Endah Msc. Ph.D.

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D ERLENMEYER

Proses Pembentukan Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

Modul (MEKANIKA TANAH I)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

A. Tujuan Percobaan Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat dan modulus. kehalusan. Data distribusi butiran pada agregat serta modulus kehalusan

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

LAPORAN PRAKTIKUM ASPAL MODUL J-08 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

BAB III LANDASAN TEORI

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

L 01 UJI KLASIFIKASI

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

PENGARUH KADAR ABU BATU TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI SUATU TANAH PASIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAB PERCOBAAN # 3B: ANALISIS HYDROMETER

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

BAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK BENDUNG TIPE GERGAJI DENGAN UJI MODEL FISIK DUA DIMENSI ABSTRAK

PENGUJIAN MATERIAL TANAH GUNUNG DESA LASOSO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN TIMBUNAN PILIHAN PADA PERKERASAN JALAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL BANDUNG 2004 ABSTRAK

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

I Dewa Gede Jaya Negara*, Anid Supriyadi*, Salehudin*

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH GRADASI TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN CERUCUK TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH TIMBUNAN PADA LAPIS TANAH DASAR (STUDI KASUS JALAN SOEKARNO-HATTA PALEMBANG)

EVALUASI GRADASI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE WELL GRADED SAAT PRA KOMPAKSI DAN PASCA KOMPAKSI ABSTRAK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB VII ANALISIS SARINGAN 7.1 ANALISIS SARINGAN 7.1.1 Referensi M Das, Braja.1993. Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan Batuan 17-24. 7.1.2 Tujuan Percobaan Menentukan gradasi atau pembagian ukuran butir tanah (grain size distribution) dari suatu sample tanah dengan menggunakan suatu saringan. 7.1.3 Dasar Teori Sifat-sifat tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirnya. Maka dari itu pengukuran besarnya butir tanah sering dilakukan di laboratorium mekanika tanah. Dengan mengetahui pembagian besarnya butir dari suatu tanah, maka kita dapat menentukan klasifikasi terhadap suatu macam tanah tertentu atau dengan kata lain dapat mengadakan deskripsi tanah.besarnya butiran tanah biasanya digambarkan dalam grafik yang disebut grafik lengkung gradasi atau grafik lengkung pembagian butir. Dari grafik ini dapat kita lihat pembagian besarnya butiran tanah tertentu dan juga dapat kita lihat batas antara kerikil dan pasir, pasir dan lanau, dsb. Koefisien Uniformitas D C u D 60 10 C u = koefisien keseragaman D 60 = diameter yang bersesuaian dengan 60% lolos ayakan. D 10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan.

Koefisien Gradasi C c 60 2 30 D D D 10 C c D 30 = koefisien gradasi = diameter yang bersesuaian dengan 30% lolos ayakan. Tanah yang bergradasi baik akan mempunyai C u >4 dan Cc antara 1 dan 3 untuk tanah berkerikil, Untuk tanah pasir memiliki C u >6 dan Cc antara 1 dan 3. Tanah dikatakan bergradasi buruk (poorly graded) jika sebagian dari butirannya mempunyai ukuran yang sama, tidak beragam ukurannya. Bergradasi baik (well graded) jika ukuran butiran tanah terbagi merata artinya ukuran dari yang besar sampai ke yang kecil ada disana. 7.1.4 Alat Percobaan a. Enam buah saringan type ASTM, masing-masing No.10, 18, 35, 60, 140, 200. b. Sikat untuk membersihkan dan mengeluarkan tanah dari saringan c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr. d. Talam-talam Gambar 7-1-1 Gambar saringan standar ASTM

Keterangan gambar: 1. Penjepit saringan 9. Palang penggantung 2. Puli 10. Tutup saringan 3. Sabuk pemutar 11. Pan 4. Saklar 12. Landasan 5. Motor panggerak 13. Tiang penggantung 6. Condensor 14. Baut penjepit tiang 7. Saringan 15. Sentrik 8. Penggantung saringan 7.1.5 Dokumentasi percobaan (a) (b) Gambar 7-1-3 Alat Praktikum: (a) Neraca, (b) Saringan 7.1.6 Prosedur Percobaan

Sisa-sisa tanah tiap-tiap saringan ditimbang Gambar 7-1-2 Diagram alir percobaan analisis saringan 7.1.7 Data dan Pengolahan US. STANDARD Sample Cumulative Cumulative

Diameter (mm) No. Retained (gram) % Retained Retained (gram) % Retained Passing (gram) % Passing 4.75 4 0.00 0.00 0.00 0.00 200.00 100.00 2.00 10 0.05 0.03 0.05 0.03 199.95 99.97 1.00 18 0.12 0.06 0.17 0.09 199.83 99.91 0.50 35 0.63 0.32 0.80 0.41 199.20 99.59 0.25 60 1.46 0.73 2.26 1.14 197.74 98.86 0.15 100 1.39 0.70 3.65 1.84 196.35 98.16 0.075 200 1.07 0.54 4.72 2.38 195.28 97.62 < 0.075 > 200 195.28 97.62 200.00 100.00 0.00 0.00 Berat Sampel Total (gram) 200.00 Tabel 7-1-1 Perhitungan analisis saringan Contoh perhitungan : a. Menghitung % tertahan Contoh untuk diameter 0.25 mm dengan berat tertahan 1.46 gr dan berat 1.46 total 200 gr maka % tertahan = 100% 0.73% 200 b. Menghitung % kumulatif tertahan Contoh untuk diameter 0.25 mm dengan berat kumulatif tertahan 2.26 gr, merupakan kumulatif dari data % tertahan = 0.00+0.03+0.06+0.32+0.73 = 1.14 % c. Menghitung % kumulatif lolos Contoh untuk diameter 0.25 mm dengan berat kumulatif lolos 2.26 gr maka % kumulatif lolos = 100 1.14 = 98.86%

% Kumulatif Lolos 100.50 100.00 99.50 99.00 98.50 98.00 97.50 10.00 1.00 0.10 0.01 Diameter (mm) Grafik 7-1-1 Kurva distribusi ukuran butiran sieve analysis 7.1.8 Analisis percobaan Berdasarkan data dari analisis saringan yang dilakukan, maka dapat di analisis melalui kurva distribusi bahwa klasifikasi tanah berdasarkan USCS, dapat dikelompokkan sebagai berikut : o kerikil 76.2 s/d 4.75 (mm) 0 % o pasir 4.75 s/d 0.075 (mm) 2.38 % o halus (lanau dan lempung)< 0.075 (mm) 97.62 % Berdasarkan American Association of State Highway and Transportaton Officials (AASHTO), tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: o kerikil 76.2 (mm) s/d 2 (mm) 0.03 % o pasir 2 (mm) s/d 0.075 (mm) 2.38 % o lanau dan lempung < 0.075 (mm) 97.62 % 7.1.9 Kesimpulan

Dari hasil analisis gradasi diperoleh bahwa butiran tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus (fine-grained soils). Pada bagian tanah yang kasarnya, persentasenya tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit, yaitu hanya 2.38 %. Dan pada bagian tanah kasarnya ini, hampir seluruhnya adalah sand (pasir), bahkan hampir tidak dijumpai gravel (kerikil) yang jumlahnya hanya 0.03 %. 7.2 ANALISIS HIDROMETER 7.2.1 Referensi

M Das, Braja.1993. Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan Batuan 17-24. 7.2.2 Tujuan Percobaan Menentukan gradasi atau pembagian ukuran butir tanah ( grain size distribution ) dari suatu sample tanah dengan ukuran partikel yang lebih kecil dari 0,075 mm. 7.2.3 Dasar Teori Pada percobaan Hydrometer analysis, diselidiki sifat sifat butiran tanah halus dengan cara mengukur specific gravity yang berubah-ubah dari sebuah suspensi tanah pada saat butiran tanah sedang mengalami proses pengendapan. Dengan dasar hukum Stokes dapat ditentukan ukuran butiran dengan mendasarkan kepada kecepatan jatuh dari partikel. Agar persamaan Stokes dapat diterapkan pada percobaan Hidrometer diasumsikan : a. Masing-masing butir tanah dianggap berbentuk bola. b. Tidak ada interferensi antar partikel dan antara partikel dengan dinding. Untuk tujuan ini digunakan jumlah tanah yang relatif sedikit yaitu 50 gr/liter dan juga dipakai tabung gelas dengan 1000 cc campuran. c. Specific gravity dari partikel diketahui. Selanjutnya untuk perhitungan diameter efektif (D) butir tanah, dipergunakan rumus-rumus berikut : k = 18. ( s - w ).g...(1) D = k. Z r t...(2) dimana : = Viskositas air pada suhu percobaan(g.detik.cm - 2).

w = Berat volume air pada suhu percobaan(gr/cm 3 ). s = Berat volume butir(gr/cm 3 ). g = Percepatan gravitasi (gr/cm 3 ). D = Diameter butir (cm). Zr = Jarak permukaan campuran (suspensi) ke pusat volume hidrometer (ada tabel untuk ini). t = Waktu (menit). Harga k didapat dari tabel berikut : T Specific gravity of soils 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7 2.75 2.8 2.85 16 0.0151 0.01505 0.01481 0.01457 0.01435 0.01414 0.01349 0.01374 0.01356 17 0.01511 0.01488 0.01462 0.01439 0.01417 0.01396 0.01376 0.01356 0.01338 18 0.01492 0.01467 0.01443 0.01421 0.01399 0.01378 0.01359 0.01339 0.01321 19 0.01474 0.01449 0.01425 0.01403 0.01382 0.01361 0.01342 0.01323 0.01305 20 0.01456 0.01431 0.01408 0.01386 0.01365 0.01344 0.01325 0.01307 0.01289 21 0.01438 0.01414 0.01391 0.01369 0.01348 0.01328 0.01309 0.01291 0.01273 22 0.01421 0.01397 0.01374 0.01353 0.01332 0.01312 0.01294 0.01276 0.01258 23 0.01404 0.01381 0.01358 0.01337 0.01317 0.01297 0.01279 0.01261 0.01243 24 0.01388 0.01365 0.01342 0.01321 0.01301 0.01282 0.01264 0.01246 0.01229 25 0.01372 0.01349 0.01327 0.01306 0.01286 0.01267 0.01249 0.01232 0.01215 26 0.01357 0.01334 0.01312 0.01292 0.01272 0.01253 0.01235 0.01218 0.01201 27 0.01342 0.01319 0.01297 0.01277 0.01258 0.01239 0.01221 0.01204 0.01188 28 0.01327 0.01304 0.01283 0.01264 0.01244 0.01255 0.01208 0.01191 0.01175 29 0.01312 0.0129 0.01269 0.01249 0.0123 0.01212 0.01195 0.01178 0.01162 30 0.01298 0.01276 0.01256 0.01236 0.01217 0.01199 0.01182 0.01165 0.01149 Tabel 7-2-1 Tabel penentuan harga k untuk Gs Yang Berbeda Specific Gravity Corrrection Factor ( ) 2.85 0.96

2.8 0.97 2.75 0.98 2.7 0.99 2.65 1.00 2.6 1.01 2.55 1.02 2.5 1.03 2.45 1.05 Tabel 7-2-2 Faktor Koreksi untuk Gs yang berbeda Hydrometer 152 H Actual Effective Actual Effective Actual Effective Hydrometer Depth Hydrometer Depth Hydrometer Depth Reading L (cm) Reading L (cm) Reading L (cm) 0 16.3 21 12.9 42 9.4 1 16.1 22 12.7 43 9.2 2 16 23 12.5 44 9.1 3 15.8 24 12.4 45 8.9 4 15.6 25 12.2 46 8.8 5 15.5 26 12 47 8.6 6 15.3 27 11.9 48 8.4 7 15.2 28 11.7 49 8.3 8 15 29 11.5 50 8.1 9 14.8 30 11.4 51 7.9 10 14.7 31 11.2 52 7.8 11 14.5 32 11.1 53 7.6 12 14.3 33 10.9 54 7.4 13 14.2 34 10.7 55 7.3 14 14 35 10.6 56 7.1 15 13.8 36 10.4 57 7 16 13.7 37 10.2 58 6.8 17 13.5 38 10.1 59 6.6 18 13.3 39 9.9 60 6.5 19 13.2 40 9.7 20 13 41 9.6 Tabel 7-2-3 Tabel penentuan harga Zr untuk R yang berbeda

Prosentase yang lewat (N) dapat dihitung dari : R Ra N 100%... (3) W dimana: R = Pembacaan skala Hidrometer dalam suspensi. Ra = Pembacaan skala Hidrometer dalam air. W = Berat butir/tanah kering yang lolos saringan No. 200. α = Faktor Koreksi. Prosentase yang sebenarnya (N') dicari dengan : N' = N x (Wc/Ws) = N x (% lolos saringan No.200)/100 = N x (N sisa dari sieve analysis)...(4) dimana : Wc = Berat tanah kering yang lewat saringan No. 200. Ws = Berat total dari tanah kering yang digerakkan pada perhitungan pada analisis saringan. 7.2.4 Alat Percobaan a. Hydrometer Bentuk bulb yang khusus, skala menunjukan berat butir dalam larutan yang bervolume 1 liter. Pada Hidrometer terbaca 1.00 pada larutan air murni (aquadest) pada suhu 19,45 C. b. Gelas ukur,diameter 2,5" dan tinggi 18" c. Timbangan ( dengan ketelitian 0,01 gram ) d. Alat mixer e. Thermometer f. Tabung porselin g. Saringan No.200 h. Larutan sodium silikat ( Ca SiO 4 )

Keterangan gambar: 1. Bak kaca 2. Pemanas air 3. Mechanical stirer 4. Mangkok pengaduk 5. Soil hydrometer Gambar 7-2-1 Gambar Hidrometer & Mechanical Stirer 7.2.5 Dokumentasi percobaan (a) (b) Gambar 7-2-2 (a) Mechanical stirer, (b) Gelas ukur

7.2.6 Prosedur Percobaan Gambar 7-2-2 Diagram alir percobaan analisis hidrometer 7.2.7 Data dan Pengolahan

waktu R=1000 Ra=1000 Temp. R-Ra N Zr Zr/t D N' (menit) (r-1) (Ra-1) ( 0 C) % (cm) (mm) % 0.25 47-1 27 48 95.616 8.6 5.865 0.0734 93.359 0.5 41-1 27 42 83.664 9.6 4.382 0.0549 81.690 1 40-1 27 41 81.672 9.7 3.114 0.0390 79.745 2 36-1 27 37 73.704 10.4 2.280 0.0285 71.965 5 30-1 27 31 61.752 11.4 1.510 0.0189 60.295 15 23-1 27 24 47.808 12.7 0.920 0.0115 46.680 30 20-1 27 21 41.832 13 0.658 0.0082 40.845 60 17-1 27 18 35.856 13.5 0.474 0.0059 35.010 250 10-1 27 11 21.912 14.7 0.242 0.0030 21.395 1440 4-1 27 5 9.96 15.6 0.104 0.0013 9.725 Tabel 7-2-4 Perhitungan analisis Hidrometer Gs = 2.667 Sieve = 97.64 % Contoh perhitungan: (untuk contoh digunakan yang baris pertama). a. t = 0,25 menit (sudah ditentukan) b. R = 47 (actual hydrometer reading) c. Ra = -1 (faktor kalibrasi dari alat) d. Temperatur = 27 C e. R-Ra = 47-(-1) = 48 f. ( R Ra) 48 N % 100% 0.9966 100% 95.674% W 50 g. Dimana 0. 9966 (didapat dari interpolasi data Gs dari tabel 7-2-2 h. Zr = 8.6 (didapatkan dari tabel 7-2-3) Zr 8.6 i. 5. 86 t 0,25 Zr j. D k 0.01252 4,783 0, 0734 mm, (k didapatkan dari tabel 7-2-1) t k. N '% N% persentase lolos saringan 200 95.674% 0.9762 93.397%

% Kumulatif Lolos % Kumulatif Lolos 120 100 80 60 40 20 0 0.1000 0.0100 Diameter (mm) 0.0010 Grafik 7-2-1 Kurva distribusi ukuran butiran analisa hidrometer 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 10.00 1.00 0.10 0.01 0.00 Diameter (mm) Sieve Analysis Hidrometer Analysis Grafik 7-2-2 Kurva gabungan analisis saringan dengan analisa hidrometer

7.2.8 Analisis percobaan Dari kurva gabungan analisis saringan dan hidrometer dapat di analisis sebagai berikut : - Koefisien uniformitas (Cu) sampel tanah tersebut adalah 14,509 yang masuk dalam kategori well graded yakni lebih besar dari 6. - Koefisien gradasi sampel tanah tersebut adalah 1,024 Menurut kriteria untuk tanah akan tergradasi dengan baik apabila memiliki C u lebih besar dari 4 dan memiliki C c antara 1 dan 3. Karena sampel tanah yang diamati memiliki C u lebih besar daripada 4, dan Cu diantara 1 dan 3. Maka dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut tergradasi dengan baik. Dari kurva yang didapat juga dapat ditentukan nilai prosentase pembagian butiran yang didasarkan pada American Association of State Highway and Transportaton Officials (AASHTO) sebagai berikut: o kerikil 76.2 s/d 2 (mm) 0.03 % o pasir 2 s/d 0.075 (mm) 2.38 % o lanau 0.075 s/d 0.002 (mm) 86.92 % o lempung < 0.002 (mm) 7.155 % 7.2.9 Kesimpulan Dari kurva gabungan tampak kurva mempunyai rentang yang tersebar sebagian besar pada tanah halus, atau dengan kata lain tanah sampel mempunyai gradasi yang buruk. Sedang dari grafik gabungan tidak dapat dapat ditentukan harga koefisien keseragaman dan koefisien gradasi, karena tanah yang diuji merupakan tanah halus. Klasifikasi Tanah (AASHTO) Dalam hal ini, klasifikasi tanah yang dilakukan berdasarkan American Association of State Highway and Transportaton Officials (AASHTO). Dari praktikum yang telah dilakukan telah didapat data-data dan parameter-parameter sebagai berikut: Kira-kira 0.03 % dari total tanah tergolong tanah tergolong kerikil (hampir tidak dijumpai kerikil. Kira-kira 2.38 % dari total tanah tergolong pasir. Kira-kira 86.92 % dari total tanah tergolong lanau Kira-kira 7.155 % dari total tanah tergolong lempung

Maka, berdasarkan parameter-parameter dan data-data di atas dapat ditentukan klasifikasi tanahnya sebagai berikut: Tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus (fine-grained soils) yaitu 86,92 % merupakan lanau. Pada bagian tanah yang kasarnya, persentasenya tidak terlalu banyak, yaitu hanya 2.38 %. Dan pada bagian tanah kasarnya ini, hampir seluruhnya adalah sand (pasir), bahkan hampir tidak dijumpai gravel.