BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar MUHAMMADIYAH 036 Kecamatan Tambang Kabupaten

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan akan dapat dicapai dengan. mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Belajar. Al-qur an Al-Kahfi ayat 84. Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para pelajar. tidak menyetir kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB V PENUTUP. 1. Rata-rata hasil belajar menggunakan media pembelajaran geogebra. pada materi Transformasi berada pada kualifikasi baik.

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENILAIAN BERBASIS KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALIMANAN SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 1 Sebagai suatu sistem

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA TAMATAN TK DAN NON TK DI SEKOLAH DASAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 1 Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB II KAJIAN TEORI. kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Belajar adalah poses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organism atau pribadi. 1 Sedangkan menurut Hamalik bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. 2 Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh slameto bahwa belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 3 Belajar matematika menurut Risnawati adalah proses memperoleh pengetahuan yang dibangun oleh siswa dan harus dilakukan sedemikain rupa sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika. 4 Dalam belajar matematika harus secara berurut atau kontiniu yang 1 Saiful Bahri Djamarah dan Azwan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Banjarmasin: Rineka Cipta, 1995 hlm. 11. 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar ( Bandung : Bumi Aksara, 2011), Hlm. 28 3 Slameto, Op. cit, hlm. 2. 4 Risnawati, Op. cit, hlm. 5-6. 7

8 bertujuan agar siswa dapat memahami konsep matematika dan mendapatkan hasil yang maksimal. Nana Sudjana mendefenisikan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 5 Senada dengan Nana, Suprijono yang dikutip oleh Muhammad Thobroni menyatakan bahwa hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengretian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. 6 Berdasarkan hasil belajar menurut Nana Sudjana yang juga dikutip oleh Saiful Bahri Djamara dan Azwan Zein adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. 7 Ini berarti berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran sangat bergantung pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran secara optimal memberikan hasil belajar yang optimal pula, hal tersebut disebabkan antara proses pembelajaran dengan hasil pembelajaran berbanding lurus, yang berarti semakin optimal proses pembelajaran yang dilakukan maka semakin optimal pula hasil yang diperoleh. Eko Putro widoyoko mengatakan hasil belajar merupakan komponen penting. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui kualitas sistem penilaiannya. Selanjutnya popham 5 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000, hlm. 22. 6 M. Thaobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011, hlm. 22 7 Saiful Bahri Djamarah dan Azwan Zein, Op. cit, hlm. 80.

9 dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan hasil belajar dalam pendidikan sebagai usaha formal untukmenuntaskan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. 8 Menurut Bloom sebagaimana yang dikutip oleh Anas Sudijono mengatakan bahwa secara garis besar hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. a. Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tujuan ranah ini berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. b. Ranah afektif, berkaitan dengan sikap atau tingkah laku siswa. Seperti pelajaran terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, dan menghargai guru serta teman-temannya. Ranah ini menentukan keberhasilan belajar siswa, artinya ranah ini sangat menentukan keberhasilan seseorang untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan menghargai teman-temannya. c. Ranah psikomotor berkaitan dengan hasil keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan gerakan sadar, keterampilan perceptual termasuk di dalamnya membedakan visual. Keterampilan sederhana sampai keterampilan yang kompleks. 9 8 Eko Putro Wiyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2009, hlm. 29 9 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 48-49.

10 Berdasarkan beberapa pendapat diatas,, maka dapat kita pahami bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran baik dari aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. Dari ketiga aspek yang ada, peniliti hanya menggunakan satu aspek saja yaitu aspek kognitif. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar Muhibbin syah mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: a. Faktor Internal siswa adalah faktor yang ada di dalam diri individu siswa, faktor ini meliputi aspek psiologis dan psikologis. Aspek psiologis adalah aspek yang menyangkut tentang keberadaan fisik (jasmani), sedangkan aspek psikologis meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan sebagainya. b. Faktor eksternal siswa adalah faktor yang berada di luar individu siswa. Faktor ini meliputi lingkungan social dan non-sosial, faktor lingkungan sosial meliputi keberadaan guru, teman-teman dan lain sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan non social meliputi gedung, tempat tinggal siswa, alat-alat dan sebagainya.

11 c. Faktor kedekatan belajar merupakan jenis upaya siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. 10 Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Untuk mengkatkan hasil belajar guru hendaknya mampu menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran agar pada saat pembelajaran berlangsung tidak membosankan bagi siswa dan mampu menarik perhatian siswa sehingga diperoleh hasil yang maksimal. 3. Strategi Pembelajaran Penghubung Ajaib Strategi penghubung ajaib adalah strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas logika serta memperkuat kekurangan dan kelemahan fungsi-fungsi kognitif. 11 Adapun langkah-langkah dari strategi penghubung ajaib adalah sebagai berikut: a) Perkenalkan fungsi-fungsi kognitif pada seluruh siswa beserta contohnya. Adapun fungsi- fungsi kognitif tersebut diantaranya: pengontrolan emosi, menghubungkan ide-ide, ketepatan, kesesuaian, ketajaman pemahaman, sikap spontanitas, mengenali masalah, penggunaan sumbersumber informasi secara simultan, menguraikan poin-poin kunci, mempertahankan kestabilan, memiliki sikap totalitas. b) Tentukan fungsi-fungsi yang menjadi sasaran. Fungsi kognitif yang menjadi sasaran dalam penelitian ini yaitu ketepatan dan kesesuaian siswa dalam memahami materi 10 Muhibbin Syah, PsikologiPendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, Hlm. 90. 11 James Bellanca,Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif. Jakarta: Indeks, 2011, hlm. 113

12 c) Berikan contoh-contoh untuk mata pelajaran yang sedang diajarkan. d) Siswa agar mengidentifikasi contoh-contoh serupa e) Pada buku catatan, minta siswa membuat tujuan dari meningkatkan fungsi-fungsi kognitif sasaran. Pastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut spesifik, terukur dan berhubungan dengan materi yang diajarkan. f) Setiap hari pasangkan siswa agar mereka salling berbagi mengenai bagaimana cara masing-masing melaksanakan tujuan-tujuan yang sama. g) Berikan umpan balik positif untuk mencontohkan kinerja siswa sehubungan dengan fungsi-fungsi kognitif. Berupa penghargaan terhadap kenerja siswa. 12 Adapun fungsi-fungsi kognitif adalah sebagai berikut: a) Pengontrolan emosi b) Menghubungkan ide-ide c) Ketepatan d) Kesesuaian e) Ketajaman pemahaman f) Sikap spontanitas g) Mengenali masalah h) Penggunaan sumber-sumber informasi secara simultan i) Menguraikan poin-poin kunci j) Mempertahankan kestabilan k) Memiliki sikap totalitas 13. 4. Hubungan Strategi Penghubung Ajaib dengan Hasil Belajar Dalam proses pembelajaran guru dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa kemampuan siswa yang satu berbeda dengan siswa lainnya berbeda. Menurut Djamarah dan Zein keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh model pembelajaran yang dapat 12 Ibid. 13 Ibid, hlm.114

13 mengaktifkan siswa dalam aktifitas belajar. 14 Slameto juga mengatakan bahwa proses pembelajaran yang efektif dapat dicapai bila guru menggunakan strategi pembelajaran yang baik. Dengan demikian guru merupakan faktor yang sangat mendukung keberhasilan proses belajar. Sedangkan taraf keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh strategi belajar yang diterapkan guru. 15 Dari pendapat diatas, untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat digunakan strategi penghubung ajaib. Dengan strategi penghubung ajaib ini siswa dituntut lebih fokus terhadap tujuan berdasarkan fungsi-fungsi kognitif yang menjadi sasaran. Selain itu, siswa menjadi lebih aktif, setidaknya siswa harus membaca materi yang akan dipelajari pada saat sebelum proses pembelajaran dilakukan, dan menentukan tujuan dari pembelajaran yang berlangsung. Dengan digunakan strategi ini dapat menciptakan pembelajaran yang aktif karena siswa akan kreatif sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak monoton pada guru saja, sehingga hasil yang diperoleh setelah pembelajaran berlangsung memuaskan. 5. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Penhubung Ajaib 14 Djamarah dan Zein,Op. cit, hlm. 78. 15 Slameto,Op.cit, hlm. 45.

14 Setiap strategi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula strategi penghubung ajaib. Adapun kelebihan dari strategi ini: 16 a) Melatih daya pikir siswa dalam penyelesaian masalah yang ditemukan b) Siswa diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran Sedangkan untuk kekurangan dari strategi ini yaitu: a) Membutuhkan waktu yang relative banyak, terutama saat memperkenalkan fungsi-fungsi kognitif. b) Siswa yang tidak siap untuk peningkatan kemampuan berpikir akan membuat proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagaimana harusnya, sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak terpenuhi. B. Penelitian yang Relevan Judul ini diteliti karena lokasinya dapat dijangkau dan penulis merasa sanggup dan tertarik untuk meneliti judul yang ada. Penelitian yang relevan dapat dilihat dari skripsi-skripsi para peneliti terdahulu. Berdasarkan bacaan penulis selama ini, penulis belum menemukan penelitian dengan judul yang sama dengan penelitian penulis. Namun, penulis menemukan strategi yang hampir sama dengan strategi penghubung ajaib yang penulis gunakan yaitu strategi pembelajaran 16 Heng-ky.blogspot.com/2013/01/strategi-pembelajaran-peningkatan.html?m=1, di download tanggal 5 oktober 2014

15 peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB), yang digunakan oleh Rohaman dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII F Semester Genap di SMP Negeri 3 Gading Rejo TP 2011-2012 17. Kemiripan dari strategi ini yaitu sama-sama untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan memperkuat kelemahan. Namun terdapat kelebihan dari strategi penghubung ajaib yaitu menggunakan fungsi-fungsi kognitif yang akan menjadi sasaran dalam proses pembelajaran sehingga akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Untuk itu penulis ingin melakukan penelitian dengan menggunakan strategi penghubung ajaib. Penelitian penulis tersebut dengan judul peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan strategi menguji Pemahaman di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 036 Gobah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. C. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan teori dan latar belakang masalah di atas, kerangka penelitian ini untuk mengimplementasikan pelaksanaan pembelajaran dengan melalui strategi penghubung ajaib terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV Sekolah 17 Rohman, Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII F Semester Genap di SMP Negeri 3 Gading Rejo TP 2011-2012. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2012.

16 Dasar Muhammadiyah 036 Gobah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan melalui strategi penghubung ajaib agar dapat menyelesaikan masalah yaitu rendahnya hasil belajar siswa. Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan guru adalah dengan melalui strategi penghubung ajaib yang didasari oleh kualitas logika siswa dalam memahami pelajaran.. Dengan strategi penghubung ajaib ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 036 gobah. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas guru Untuk mengetahui kesempurnaan guru dalam mengajar dengan menggunakan Strategi Penghubung Ajaib adalah dengan cara menganalisa aktivitas guru yang terdiri dari beberapa indikator yaitu: a) Guru memperkenalkan fungsi-fungsi kognitif pada seluruh siswa beserta contohnya. Adapun fungsi- fungsi kognitif tersebut diantaranya: pengontrolan emosi, menghubungkan ide-ide, ketepatan, kesesuaian, ketajaman pemahaman, sikap spontanitas, mengenali masalah, penggunaan sumber-sumber informasi secara simultan, menguraikan poin-poin kunci, mempertahankan kestabilan, memiliki sikap totalitas.

17 b) Guru menentukan fungsi-fungsi yang menjadi sasaran. Fungsi kognitif yang menjadi sasaran dalam penelitian ini yaitu ketepatan dan kesesuaian siswa dalam memahami materi. c) Guru memberikan contoh-contoh untuk mata pelajaran yang sedang diajarkan. d) Guru meminta siswa agar mengidentifikasi contoh-contoh serupa e) Guru meminta siswa membuat tujuan dari meningkatkan fungsifungsi kognitif sasaran pada buku catatan. (Hari ini saya belajar matematika untuk mengetahui dengan tepat suatu benda simetri atau tidak simetri.) a) Guru setiap hari memasangkan siswa agar mereka salling berbagi mengenai bagaimana cara masing-masing melaksanakan tujuantujuan yang sama. b) Berikan umpan balik positif untuk mencontohkan kinerja siswa sehubungan dengan fungsi-fungsi kognitif. Berupa penghargaan terhadap kenerja siswa. b. Aktivitas siswa Adapun indikator aktivitas siswa memalui Strategi Penghubung Ajaib adalah: a) Siswa mengenal fungsi-fungsi pengamatan pada seluruh siswa beserta seluruh siswa beserta seluruh contoh-contohnya. Adapun fungsi-fungsi kognitif tersebut diantaranya: pengontrolan emosi, menghubungkan ide-ide, ketepatan, kesesuaian, ketajaman

18 pemahaman, sikap spontanitas, mengenali masalah, penggunaan sumber-sumber informasi secara simultan, menguraikan poin-poin kunci, mempertahankan kestabilan, memiliki sikap totalitas. b) Siswa menerima fungsi-fungsi yang menjadi sasaran yang telah ditentukan oleh guru. Fungsi kognitif yang menjadi sasaran dalam penelitian ini yaitu ketepatan dan kesesuaian siswa dalam memahami materi c) Siswa menerima contoh-contoh untuk mata pelajaran yang sedang diajarkan. d) Siswa mengidentifikasi contoh-contoh serupa e) Siswa membuat tujuan dari meningkatkan fungsi-fungsi kognitif sasaran, pada buku catatan. (Hari ini saya belajar matematika untuk untuk mengetahui dengan tepat suatu benda simetri atau tidak simetri) f) Siswa setiap hari dipasangkan, agar mereka salling berbagi mengenai bagaimana cara masing-masing melaksanakan tujuan-tujuan yang sama g) Siswa menerima umpan balik positif dari guru, untuk mencontohkan kinerja siswa sehubungan dengan fungsi-fungsi kognitif. Berupa penghargaan terhadap kenerja siswa. 2. Indikator hasil belajar Hasil belajar siswa ditentukan dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. Secara individu siswa dikatakan tuntas apabila

19 memperoleh nilai KKM yaitu 65. Sedangkan secara klasikal siswa dikatan berhasil apabila ketuntasan siswa mencapai 75%, artinya hampir secara keseluruhan siswa mendapatkan nilai 65. 18 E. Hipotesis tindakan Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan strategi penghubung ajaib, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 036 Gobah Kec.Tambang Kab. Kampar hlm. 257. 18 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008,